HermanAnis.com – Teman-teman semua pembahasan kita kali ini masih tentang bagaimana merancang suatu pembelajaran inovatif berbasis pada masalah real, di mana kita akan fokus pada contoh lk 1.2 eksplorasi penyebab masalah kajian literatur. Kegiatan dalam contoh lk 1.2 eksplorasi penyebab masalah kajian literatur ini merupakan salah satu aktivitas dalam pelaksanaan PPG dalam jabatan.
Baca juga:
A. Format isian LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Tabel format isian LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah dapat di lihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kajian Literatur
Baca Juga: Masalah Motivasi Belajar Siswa
Misalkan dari hasil identifikasi masalah yang telah di hasilkan berdasarkan LK 1.1 identifikasi masalah telah di peroleh sejumlah masalah. Misalkan, dari sejumlah masalah tersebut, kita memilih untuk mengekplorasi salah satu masalah yakni “Minat Belajar Peserta Didik Rendah”.
Baca Juga: Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa
Nah berdasarkan masalah “Minat Belajar Peserta Didik Rendah” ini kita akan fokus untuk mengkaji literatur jurnal relevan apa saja yang menjadi penyebab dari rendahnya minat belajar ini. Mari kita mulai!
Baca Juga: Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
B. Contoh hasil eksplorasi masalah Minat Belajar Peserta Didik Rendah
Dari berbagai kajian literatur berikut kami berikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan minat belajar peserta didik rendah:
1. Kurangnya Relevansi dan Keterkaitan
Jika peserta didik tidak melihat hubungan yang jelas antara apa yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari atau tujuan mereka di masa depan, minat belajar mereka dapat menurun. Kurikulum yang kurang relevan dengan kebutuhan dan minat peserta didik dapat menghambat minat mereka dalam belajar.
2. Metode Pembelajaran yang Tidak Menarik
Jika metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik monoton dan kurang menarik, peserta didik dapat kehilangan minat mereka dalam belajar. Ketidakberagaman metode pembelajaran yang digunakan, kurangnya keterlibatan peserta didik, atau keterbatasan penggunaan teknologi pendukung dapat menyebabkan peserta didik merasa bosan dan kurang termotivasi.
3. Rendahnya Rasa Percaya Diri
Peserta didik yang merasa tidak percaya diri dalam kemampuan mereka dalam menguasai materi atau tugas tertentu cenderung memiliki minat belajar yang rendah. Perasaan ketidakmampuan atau pengalaman kegagalan sebelumnya dapat menghambat motivasi dan minat mereka dalam belajar.
4. Lingkungan Belajar yang Tidak Mendukung
Faktor lingkungan yang tidak kondusif, seperti adanya gangguan, kurangnya dukungan dari orang tua atau teman sebaya, atau adanya tekanan sosial negatif, dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Lingkungan yang tidak memberikan dorongan, dukungan, dan ketertarikan terhadap pembelajaran dapat menyebabkan peserta didik kehilangan minat mereka.
5. Kurangnya Rasa Makna dan Tujuan
Peserta didik yang tidak melihat makna atau tujuan yang jelas dalam belajar cenderung memiliki minat belajar yang rendah. Ketika mereka merasa bahwa apa yang mereka pelajari tidak relevan dengan kehidupan mereka atau tidak memberikan manfaat yang nyata, minat mereka dalam belajar dapat menurun.
6. Kurangnya Penghargaan dan Pengakuan
Peserta didik yang tidak mendapatkan penghargaan atau pengakuan yang memadai atas usaha dan prestasi mereka dalam belajar cenderung kehilangan minat mereka. Penghargaan dan pengakuan yang diberikan oleh pendidik, orang tua, atau teman sebaya dapat menjadi faktor penting dalam membangkitkan minat belajar peserta didik.
7. Masalah Personal dan Emosional
Faktor-faktor personal dan emosional seperti stres, kecemasan, depresi, atau masalah pribadi dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik. Ketika peserta didik sedang mengalami masalah personal yang signifikan, minat mereka dalam belajar bisa menurun.
Penting bagi pendidik dan orang tua untuk memahami faktor-faktor ini dan berupaya menciptakan lingkungan dan pendekatan pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar peserta didik. Memperhatikan minat belajar mereka, menciptakan.
Baca Juga: LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah
C. Contoh LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah terkait pemamfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran
Eksplorasi penyebab masalah terkait pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam pembelajaran dapat memberikan wawasan yang berharga untuk meningkatkan efektivitas pendidikan berbasis teknologi. Berikut adalah contoh hasil eksplorasi penyebab masalah ini beserta rujukan yang relevan:
1. Masalah: Rendahnya Tingkat Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Eksplorasi Penyebab:
- Keterbatasan Infrastruktur: Salah satu penyebab utama rendahnya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah kurangnya infrastruktur yang memadai, seperti akses internet yang stabil dan perangkat keras yang cukup untuk semua siswa.
- Kurangnya Pelatihan Guru: Banyak guru mungkin tidak memiliki pemahaman atau keterampilan yang cukup untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran.
- Kurikulum yang Tidak Terintegrasi: Kurikulum yang tidak terintegrasi dengan teknologi atau tidak memasukkan elemen-elemen teknologi dalam rencana pembelajaran dapat menghambat pemanfaatan teknologi.
- Tantangan Keamanan dan Privasi: Keamanan dan privasi data siswa menjadi perhatian utama, dan beberapa lembaga pendidikan mungkin khawatir tentang risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
- Kurangnya Sumber Daya Keuangan: Pengadaan perangkat dan perangkat lunak teknologi serta pemeliharaannya memerlukan sumber daya finansial yang cukup. Sekolah dengan anggaran terbatas mungkin kesulitan untuk mengadopsi teknologi baru.
Rujukan:
- Ertmer, P. A. (1999). Addressing first-and second-order barriers to change: Strategies for technology integration. Educational Technology Research and Development, 47(4), 47-61.
- Shuler, C. (2009). Pockets of potential: Using mobile technologies to promote children’s learning. The Joan Ganz Cooney Center at Sesame Workshop.
2. Masalah: Ketidaksetaraan Akses ke Teknologi dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Eksplorasi Penyebab:
- Digital Divide: Ketidaksetaraan akses ke teknologi, yang dikenal sebagai “digital divide,” adalah penyebab utama. Siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mungkin memiliki akses ke perangkat dan koneksi internet yang diperlukan.
- Kurangnya Dukungan Teknis: Siswa yang menghadapi masalah teknis atau kesulitan dalam mengoperasikan perangkat dan platform pembelajaran daring mungkin memerlukan dukungan teknis yang lebih baik.
- Tantangan untuk Siswa dengan Keperluan Khusus: Siswa dengan keperluan khusus mungkin membutuhkan aksesibilitas yang lebih baik pada teknologi, yang sering kali kurang tersedia.
- Kurangnya Penilaian dan Umpan Balik: Pemberian penilaian dan umpan balik yang adil dan efektif dalam pembelajaran jarak jauh dapat menjadi sulit, sehingga siswa mungkin kesulitan untuk mengukur kemajuan mereka.
Rujukan:
- Warschauer, M., & Matuchniak, T. (2010). New technology and digital worlds: Analyzing evidence of equity in access, use, and outcomes. Review of Research in Education, 34(1), 179-225.
- Rose, D. H., & Meyer, A. (2002). Teaching every student in the digital age: Universal design for learning. Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD).
3. Masalah: Minimnya Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Daring
Eksplorasi Penyebab:
- Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran daring cenderung minim dalam hal interaksi sosial siswa, yang dapat mengurangi keterlibatan mereka. Ketidakmampuan berinteraksi secara langsung dengan guru dan teman-teman bisa menjadi penyebab.
- Kurangnya Keterlibatan Aktif: Pembelajaran daring kadang-kadang lebih pasif daripada pembelajaran tatap muka. Ketika siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, motivasi mereka dapat menurun.
- Tantangan Teknis: Masalah teknis, seperti masalah koneksi internet atau perangkat yang tidak memadai, dapat menghambat keterlibatan siswa dalam pembelajaran daring.
- Kekhawatiran akan Keamanan dan Privasi: Orang tua dan siswa mungkin memiliki kekhawatiran terkait keamanan dan privasi ketika berpartisipasi dalam pembelajaran daring, yang dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan.
- Kurangnya Pembimbingan dan Dukungan: Siswa mungkin merasa terlalu sendirian dalam pembelajaran daring jika mereka tidak mendapatkan dukungan atau panduan yang cukup dari guru atau orang tua.
Rujukan:
- Anderson, C. A., & Dill, K. E. (2000). Video games and aggressive thoughts, feelings, and behavior in the laboratory and in life. Journal of personality and social psychology, 78(4), 772-790.
- Means, B., Toyama, Y., Murphy, R., Bakia, M., & Jones, K. (2010). Evaluation of evidence-based practices in online learning: A meta-analysis and review of online learning studies. US Department of Education.
4. Masalah: Overload Informasi dan Distractions dalam Pembelajaran Online (Siswa dan Guru)
Eksplorasi Penyebab:
- Informasi Berlebihan: Siswa dan guru sering kali dihadapkan pada jumlah informasi yang berlebihan dalam pembelajaran daring, yang dapat mengganggu pemahaman dan fokus.
- Gangguan dari Lingkungan Rumah: Lingkungan rumah mungkin memiliki gangguan yang tidak ada di lingkungan kelas, seperti televisi, perangkat lain, atau kebisingan, yang dapat mengganggu konsentrasi.
- Penggunaan Media Sosial: Siswa dan guru dapat tergoda oleh media sosial atau platform online lainnya yang dapat menghabiskan waktu dan mengalihkan perhatian dari pembelajaran.
- Kurangnya Keterampilan Manajemen Waktu: Banyak siswa dan guru mungkin menghadapi kesulitan dalam mengelola waktu secara efektif dalam pembelajaran daring.
- Ketidakpastian dan Stres: Siswa dan guru mungkin merasa stres atau tidak pasti terkait situasi pembelajaran daring, yang dapat mengganggu konsentrasi dan kinerja.
Rujukan:
- Junco, R. (2012). Too much face and not enough books: The relationship between multiple indices of Facebook use and academic performance. Computers in Human Behavior, 28(1), 187-198.
- Ma, J., & Nickerson, J. V. (2006). Hands-free and eyes-free computer interaction with head tracking. Universal Access in the Information Society, 5(3), 239-248.
Eksplorasi penyebab masalah-masalah ini penting untuk mengembangkan strategi dan solusi yang tepat guna meningkatkan pengalaman pembelajaran daring dan meminimalkan hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dan siswa. Referensi di atas dapat membantu dalam memahami lebih lanjut akar penyebab masalah-masalah ini.
Baca Juga: Refleksi Pembelajaran Eksplorasi Penyebab Masalah
D. Cara Eksplorasi Penyebab Masalah melalui Kajian Literatur
Untuk memudahkan teman-teman dalam mengksplorasi penyebab masalah melalui kajian literatur, kita akan gunakan google cendekia.
- Silahkan kunjungi laman : https://scholar.google.co.id/. Tampilan dashboardnya akan seperti ini.
- Ketikkan kata kunci pada kotak seperti dalam gambar di atas, kemudian enter. Untuk kata kunci yang di ketikkan, teman-teman perlu cermat dalam memilih kata kunci yang di ketikkan.
Karena masalah yang akan kita cari faktor penyebabnya adalah “Minat Belajar Peserta Didik Rendah”, maka kata kunci yang bisa di ketikkan adalah “faktor penyebab minat belajar rendah“.
Tampilan setelah di enter akan seperti gambar berikut
- Karena jumlah pencarian yang di dapat sangat banyak, kita dapat membatasinya dengan membuat rentang tahun pencarian, contohnya 2017 – 2022.
- Setelah itu, silahkan mencermati artikel-artikel yang berhasil di peroleh. Lakukan kajian analisis dan sintesis mana yang relevan dan cocok.
- Semakin banyak litertur yang di kaji akan semakin baik.
Sebagai contoh berikut contoh Contoh LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah berdasarkan Kajian Literatur untuk masalah “Minat Belajar Peserta Didik rendah“.
Baca Juga:
D. Contoh LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Kajian Literatur
Berikut ini kami berikan contoh LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah berdasarkan Kajian Literatur.
No | Masalah yang diidentifikasi | Hasil eksplorasi penyebab masalah | Analisis eksplorasi penyebab masalah |
1 | “Minat Belajar Peserta Didik rendah“. | 1. XXX, dkk (2022), faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah Faktor internal (rasa ingin tahu, motivasi, jasmani), sedangkan faktor eksternal (keluarga, sekolah dan masyarakat) 2. XXX (2021), terdapat tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu faktor dorongan dalam diri (motivasi atau cita-cita), motivasi sosial (lingkungan pendidikan siswa, seperti sekolah, keluarga atau lingkungan) dan faktor emosional (emosi yang dirasakan oleh siswa seperti perasaan senang atau ketertarikan yang membuat siswa berminat). Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor- faktor dari diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi,minat belajar dan sebagainya. 3. XXX (2019), faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang dapat di golongkan menjadi dua yaitu: Faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar (faktor fisiologis dan psikologis) dan faktor yang berasal dari luar diri pembelajar (faktor sosial dan non sosial). 4. XXX ( 2018), salah satu masalah yang timbul adalah guru dalam menyampaikan bahan pelajaran hanya menggunakan bahasa lisanatau tulisan dan jarang sekali di sertai alat pendukung yang lebih konkrit yang dapat memperjelas materi yang di sampaikan sehingga kurang adanya minat belajar yang tinggi dari siswa. | Setelah melakukan analisis terhadap kajian literatur dapat di simpulkan bahwa penyebab munculnya masalah minat belajar siswa yang rendah adalah: 1. Faktor internal atau dalam diri siswa sendiri seperti rasa ingin tahu siswa terkait materi sangat kurang, faktor eksternal berkaitan dengan keluarga terkait kurangnya motivasi dan perhatian orang tua dan dan lingkungan belajar siswa seperti kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat. |
Hasil dalam Tabel 2 ini hanyalah contoh, mohon untuk bijak dalam menggunakan informasi dalam tulisan ini.
Demikain,
semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.