HermanAnis.com – Teman-teman semua, pada kesempatan ini kita masih membahas tentang Teori Belajar menurut para Ahli yakni Teori belajar William Kaye Estes. Teori Belajar William Kaye Estes memandang belajar bukan hanya pengkondisian atas banyak hubungan stimulus-respons.
A. Sejarah hidup William Kaye Estes
William Kaye Estes lahir pada tahun 1919, dan mengawali karier profesionalnya di University Of Indiana. Estes kemudian pindah ke Stanford University kemudian ke Rockfeller University dan mengakhiri kariernya di Havard. Di sanalah dia mendapat gelar profesor emeritus.
Pada tahun 1968 ia pindah ke The Rockefeller University dan pada tahun 1979 ke Harvard University. Pada tahun 1999, dia kembali ke Indiana University di mana dia kemudian mendabat jabatan Profesor.
Tahun 1997 Estes di anugerahi Medal of Science yang merupakan penghargaan tertinggi yang di berikan oleh National Sience Foundation. Penghargaan ini di berikan berkat jasanya bagi teori kognisi dan belajar fundamental yang mengubah bidang psikologi eksperimental dan memicu perkembangan ilmu kognitif kuantitatif.
Metode modeling kuantitatif dan penekanannya pada ketepatan dan ketelitian telah menjadi standar bagi ilmu psikologi modern.
William K. Estes belajar bersama Skinner ketika Skinner berada di Universitas Minnesota dan di sana pula ia menerima gelar Ph.D di bidang psikologi pada tahun 1943. Karya Estes dengan Skinner mengenai efek hukuman menghasilkan kontribusi penting bagi pemikir Skinner dalam topik tersebut.
Bagaimanapun juga, minatnya untuk membangun model-model pembelajaran matematis telah memisahkan arah yang di tempuhnya dari bisa antiteoretis Skinner. Selain itu, asumsi-asumsi dalam Teori Belajar William Kaye Estes nampak lebih memperlihatkan pengaruh Guthrie yang tidak pernah menjadi rekan studinya.
B. Teori Belajar William Kaye Estes
Teori Belajar William Kaye Estes berpendapat bahwa elemen stimulus yang di jadikan sampel pada satu percobaan tertentu di kondisikan dengan cara all-or-none.
Namun, karena hanya ada sedikit yang di jadikan sampel pada satu percobaan, belajar berlangsung secara inkremental atau gradual.
Probabilitas munculnya respons A1 berubah secara gradual dari satu percobaan ke percobaan selanjutnya dan jika jumlah total elemen stimulus yang ada dalam eksperimen cukup banyak, sifat all-or-none tidak dapat di deteksi. Teori Belajar William Kaye Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik Thorndike.
Yakni, teori itu di kembangkan untuk membuat prediksi yang tepat tentang transfer training dari satu situasi ke situasi yang lain, berdasarkan elemen-elemen stimulus yang sama untuk keduanya. Dalam SST, belajar terjadi dengan cara sekaligus atau tidak sama sekali (all-or-none) dan hanya di butuhkan kontiguitas antara stimulus dan respons tertentu.
Estes adalah salah satu pendiri bidang matematika psikologi. Di lebih dari 60 tahun riset, ia telah menunjukkan bagaimana eksperimental dari pengamatan perilaku dapat di bandingkan dengan prediksi dari matematika atau model simulasi komputer.
Menggunakan metode ini, ia memiliki dampak yang mendalam pada psikologi melalui banyak groundbreaking teoritis dan empiris studi tentang berbagai topik dalam belajar, memori, persepsi, pilihan, dan kategorisasi.
Teori Belajar William Kaye Estes memberikan kontribusi besar untuk percobaan dan metodologi pemahaman dan penggunaan metode statistik dalam psikologi.
Setidaknya ada 6 asumsi yang di tawarkan oleh Teori Belajar William Kaye Estes tentang belajar, selengkapnya yaitu:
1. Asumsi I – belajar terdiri dari banyak elemen stimulus
Asumsi I dalam Situasi belajar terdiri dari banyak elemen stimulus dalam jumlah tertentu. Elemen-elemen ini terdiri dari banyak hal yang dapat di alami pembelajar pada awal percobaan belajar.
Stimuli-stimuli itu bisa mencakup kejadian eksperimental seperti cahaya, suara berisik, materi verbal yang di sajikan dalam drum memori, palang dalam kotak Skinner, jalur T.
Stimuli itu juga bisa stimuli yang dapat di ubah atau stimuli sementara seperti perilaku eksperimenter, suhu, suara tambahan di dalam dan di luar ruang dan kondisi di dalam diri subjek eksperimen seperti keletihan atau sakit kepala.
Semua elemen stimulus ini secara kolektif d isimbolkan sebagai S. Sekali lagi, S adalah jumlah total dari stimuli yang mengiringi satu percobaan dalam situasi belajar.
2. Asumsi II
Semua respons yang di berikan dalam situasi eksperimen dapat di golongkan menjadi dua kategori jika responsnya adalah yang di cari oleh eksperimenter. Seperti keluarnya air liur, mata berkedip, menekan palang, berbelok ke kanan di jalur T, atau melafalkan suku kata yang tak bermakna dengan benar. Ini di namakan respons A1.
Jika responsnya adalah bukan yang di cari oleh eksperimenter di beri label A2. Jadi, dalam Teori Belajar William Kaye Estes, semua respons yang mungkin muncul dalam eksperimen belajar di bagi menjadi dua kelompok: (A1) respons yang benar atau (A2) respons yang lainnya.
3. Asumsi III
Semua elemen di S di lekatkan dengan A1 atau A2. Ini adalah situasi all or nothing. Semua unsur stimulus dalam S adalah di kondisikan ke respons yang diinginkan atau benar (A1) atau ke respons yang tidak relevan atau salah (A2).
Pada awal eksperimen, hampir semua stimuli akan di kondisikan ke A2 akan menimbulkan respons A2. Respons yang benar terjadi hanya setelah respons di hubungkan dengan stimuli dalam konteks eksperimental.
4. Asumsi IV
Pembelajar terbatas kemampuannya dalam mengalami S. Pembelajar mengalami hanya sebagian dari stimuli yang tersedia pada setiap percobaan belajar dan besarnya sampel di asumsikan tetap konstan di sepanjang eksperimen.
‘Proporsi konstan dari S yang di alami pada awal setiap percobaan belajar di lambangkan dengan θ (theta). Sesudah setiap percobaan, elemen θ di kembalikan ke S.
Jadi teori Estes mengamsusikan sampling dengan penggantian (sampling with replacement). Elemen-elemen yang di jadikan sampel pada satu percobaan mungkin akan di jadikan sampel lagi pada percobaan selanjutnya.
5. Asumsi V
Percobaan belajar berakhir ketika respons terjadi, jika respons A1 menghentikan percobaan, elemen stimulus dalam θ di kondisikan ke respons A1.
Ketika respons A1 muncul, akan terbentuk asosiasi antara respons itu dengan stimuli yang mendahuluinya. Dengan kata lain, karena proporsi elemen stimulus dalam S di ambil sampelnya pada awal percobaan, elemen itu di kondisikan ke A1 melalui prinsip kontiguitas setiap kali respons A1 menghentikan satu percobaan.
Setelah jumlah elemen dalam S yang di kondisikan ke A1 bertambah, kemungkinan θ mengandung beberapa dari elemen itu juga akan bertambah.
Jadi, tendensi munculnya respons A1 di awal percobaan belajar akan meningkat dari waktu ke waktu, dan elemen stimulus yang pada mulanya di lekatkan pada A2 perlahan-lahan akan di letakkan ke A1. Inilah yang dalam Teori Belajar William Kaye Estes sebagai belajar.
Keadaan sistem pada momen tertentu adalah proporsi dari elemen yang di lekatkan ke respons A1 dan A2
6. Asumsi VI
Karena Elemen di θ di kembalikan ke S pada akhir percobaan, dan karena θ yang di jadikan sampel pada awal percobaan belajar pada dasarnya adalah acak, proporsi elemen yang di kondisikan ke A1 dalam S akan tercermin dalam elemen dalam θ pada awal setiap percobaan baru.
C. Empat konsep utama Teori Belajar William Kaye Estes
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, Teori Belajar William Kaye Estes kemudian di berikan dalam empat konsep teoretis utama yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi dari situasi belajar awal ke situasi belajar lainnya dapat dengan mudah di jelaskan dengan teori sampling stimulus. Transfer terjadi sepanjang dua situasi memiliki elemen stimulus yang sama.
Jika banyak dari elemen yang sebelumnya di kondisikan ke respons A1 ada di dalam situasi belajar yang baru, probabilitas respons A1 akan muncul ke dalam situasi baru itu akan cukup tinggi.
Jika di dalam situasi baru tidak ada elemen yang pada sebelumnya di kondisikan ke A1, probabilitas munculnya respons A1 adalah 0.
Dalam satu situasi baru, seperti halnya dalam situasi belajar awal, probabilitas respons A1 sama dengan proporsi elemen stimulus dalam S yang di kondisikan ke respons itu.
2. Pelenyapan
Teori Belajar William Kaye Estes menjelaskan problem pelenyapan dengan cara yang pada dasarnya sama dengan yang di lakukan Guthrie, karena dalam pelenyapan satu percobaan biasanya di akhiri setelah subjek melakukan sesuatu selain A1, elemen stimulus yang sebelumnya di kondisikan ke A1 pelan-pelan akan kembali lagi ke A2.
Hukum untuk pelenyapan adalah sama. Apa yang di namakan pelenyapan muncul setiap kali kondisi di susun sedemikian rupa. Sehingga elemen stimulus di geser dari respons A1 ke respons A2.
3. Pemulihan Spontan
Pemulihan spontan merupakan munculnya kembali respons yang di kondisikan setelah respons itu mengalami pelenyapan.
Dengan kata lain pemulihan spontan di jelaskan dengan mengasumsikan bahwa proses pelenyapan (pergeseran elemen dari A1 ke A2) pada awalnya tidak pernah komplet.
4. Pencocokan Probabilitas
Eksperimen pencocokan probabilitas tradisional adalah menggunakan sinyal cahaya yang di ikuti satu atau dua cahaya lain. Ketika sinyal menyala, subjek percobaan menduga cahaya mana dari dua cahaya lain yang akan muncul.
Misal, cahaya kanan muncul 80% dari waktu, subjek akan memprediksi bahwa cahaya itu akan muncul 80% dari waktu percobaan. Dalam stimulus sampling theory (teori sampling stimulus [SST]) yang dibuat Estes, iamerumuskan beberapa asumsi yang terdiri atas.
D. Model Stimulus-Sampling dalam Teori Belajar William Kaye Estes
Sistem Estes bisa di katakan merupakan sebuah model pembelajaran karena setidaknya pada awalnya, sistem tersebut tidak di usahakan untuk menjadi teori yang komplet dan menyeluruh.
Dalam segi ini Teori Belajar William Kaye Estes lebih sederhana di bandingkan sistem Guthrie, Skinner dan Hull serta mencerminkan kesadaran yang sama akan kondisi-kondisi batas seperti yang diungkapkan oleh Spence.
Modelnya lebih merupakan sebuah statement yang sangat simpel mengenai asumsi-asumsi yang di gunakan untuk memprediksikan beberapa aspek pembelajaran dengan cara yang di harapkan cukup akurat.
Model ini mengandung pengertian yang sama seperti model tiga dimensi sebuah atom, berupa bola-bola kayu untuk melambangkan elektron, proton, dan neutron. Tentu saja tidak ada orang yang bisa mengklaim bahwa model di ruang kelas tersebut merupakan gambaran komplet dan akurat dari sebuah atom yang sebenarnya.
Dapat dengan baik bahwa elektron berbeda dari bola-bola kayu dan bahwa orbit mereka tidak benar-benar mirip dengan kawat besi. Sekalipun begitu, ada segi-segi tertentu di mana model tersebut dan atom yang sesungguhnya memiliki kemiripan tertentu.
Dengan adanya kemiripan ini, model tersebut memungkinkan kita untuk memprediksi hal-hal tertentu mengenai bagaimana perilaku atom itu. Sejauh bahwa sebuah model memungkinkan kita untuk memprediksi sebagian aspek realitas, model itu pun berguna.
Kita tidak perlu memperdebatkan apakah model itu tepat atau tidak, karena model itu tidak lebih dari sekedar representasi parsial. Hal ini amat mirip dengan logika konstruksi teori yang di gunakan Hull, namun Estes menjalankannya lebih jauh lagi.
Teori Belajar William Kaye Estes bertolak dari sebuah model sederhana dan kemudian mengembangkannya secara bertahap sambil menguji kegunaannya
Model dalam Teori Belajar William Kaye Estes merupakan sebuah upaya untuk menjadikan ide-ide tertentu Guthrie agar lebih akurat, mengubah sebagian teori Guthrie yang bersifat umum dan berorientasi praktis menjadi sebuah model yang sesuai untuk studi laboratorium.
Perlu di ingat bahwa Guthrie memandang belajar sebuah keahlian sebagai pengkondisian atas banyak hubungan stimulus-respons. Teori Belajar William Kaye Estes menyederhanakan pendapat ini dengan mengelompokkan semua respons yang ada ke dalam dua kategori, yaitu respons yang menghasilkan hasil tertentu dan respons yang tidak.
Sebagai contoh, Teori Belajar William Kaye Estes hanya akan mencatat apakah seorang pemain bola baket berhasil memasukkan bola ke keranjang atau tidak. Tanpa memandang jumlah kotraksi otot yang tidak terhitung banyaknya yang menghasilkan salah satu dari dua hal di atas.
Dengan cara ini, fokus Guthrie mengenai apa yang di lakukan oleh subjek di ubah menjadi fokus mengenai apa yang di selesaikan oleh subjek, mengenai hasil-hasil perilaku yang berhasil dan tidak berhasil.
Keberhasilan di sini di definisikan menurut pengamat, tidak harus menurut tujuan subjek karena kedua kelompok respons atau tepatnya hasil respons. Hal ini membentuk dua kemungkinan tindakan yang di sebut oleh Estes A1 dan A2.
Sejauh ini Teori Belajar William Kaye Estes membagi semua kemungkinan respons dalam situasi tertentu menjadi dua kelompok dan Estes membagi semua kemungkinan aspek situasi stimulus menjadi banyak elemen yang tidak tertentukan.
Sekarang lebih jauh lagi Teori Belajar William Kaye Estes berasumsi bahwa masing-masing elemen di kondisikan dengan salah satu dari dua kelompok respons itu. Dengan kata lain, masing-masing elemen stimulus cenderung untuk menghasilkan entah itu A1 atau A2.
Sebuah elemen tidak bisa di kondisikan dengan A1 dan A2 sekaligus, juga tidak mungkin d kondisikan dengan tidak satupun dari keduanya. Karena pada momen tertentu seluruh elemen bisa di kelompokkan sebagai terkondisikan dengan A1 atau terkondisikan dengan A2.
Di dalam hubungan seperti ini, istilah d ikondisikan (conditioned) tidak selalu berarti ada pembelajaran sebelumnya. Mungkin akan lebih tepat bila di katakan bahwa setiap elemen melekat pada salah satu kelompok respons. Sehingga elemen-elemen stimulus yang sebelumnya melekat pada A1 menjadi melekat pada A2 atau sebaliknya.
Dalam Teori Belajar William Kaye Estes perubahan semacam inilah yang di namakan sebagai pembelajaran. Perubahan-perubahan ini merupakan proses pengkondisian. Oleh karenanya Teori Belajar William Kaye Estes menyatakan bahwa suatu elemen dikondisikan dengan suatu respons ketika elemen itu cenderung menghasilkan respons tersebut.
Dari berbagai macam penjelasan di atas, maka dapat di ketahui bahwa belajar menurut Teori Belajar William Kaye Estes bukan hanya hubungan stimulus dan respons. Tetapi juga terdapat hubungan response dan outcome, yaitu belajar dan mengingat yang akan menimbulkan konsekuensi tertentu. Sehingga subjek melakukan tindakan.
E. Kesimpulan
Teori Belajar W. K. Estes memandang belajar bukan hanya pengkondisian atas banyak hubungan stimulus-respons.
Akan tetapi, terdapat hubungan antara response-outcome yang mana kemudian Estes membagi respons yang ada ke dalam dua kategori. Yaitu respons yang menghasilkan hasil tertentu dan respons yang tidak menghasilkan.
Sumber Rujukan Utama
- B.R Hergenhahn dan Matthew H. Olson. (2008). Theories of Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- http://joeniafrizal.blogspot.com/
Baca juga
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.