HermanAnis.com. Teman-teman semua, pada bahasan kali ini kita akan membahas tentangmodel model pembelajaran inovatif. Bagi teman-teman yang berprofesi sebagai tenaga pendidik, ini penting untuk di ketahui dalam mendukung pembelajaran.
Baca Juga: Penentuan Solusi LK 2.2
A. Contoh Model model Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif melibatkan pendekatan dan strategi yang lebih kreatif, interaktif, dan berfokus pada siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Berikut beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam konteks pendidikan:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning, PjBL)
Model Project-Based Learning ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek-proyek nyata yang menantang. Mereka bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning, PBL)
Dalam model Problem-Based Learning ini, siswa diberikan masalah nyata atau kompleks yang harus mereka pecahkan melalui riset, analisis, dan pemecahan masalah. Ini mendorong pemikiran kritis dan pengembangan keterampilan penelitian.
3. Flipped Classroom
Dalam model Flipped Classroom ini, materi pembelajaran disampaikan kepada siswa di luar kelas, misalnya melalui video atau bahan bacaan. Waktu kelas digunakan untuk diskusi, penerapan konsep, dan aktivitas kolaboratif yang mendalam.
4. Blended Learning
Model Blended Learning ini menggabungkan pembelajaran daring (online) dan tatap muka. Siswa memiliki akses ke sumber daya online dan juga berpartisipasi dalam sesi tatap muka dengan guru dan teman sekelas.
5. Pembelajaran Berbasis Game (Game-Based Learning)
Model Game-Based Learning ini menggunakan elemen-elemen permainan untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa. Permainan yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa memahami konsep-konsep pelajaran dengan cara yang menyenangkan.
6. Pembelajaran Berbasis Simulasi
Dalam model simulasi ini, siswa terlibat dalam simulasi situasi dunia nyata yang mensimulasikan pengalaman praktis. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep yang diajarkan.
7. Pembelajaran Berbasis Proyek Sosial (Social-Emotional Learning, SEL)
Social-Emotional Learning (SEL) adalah pendekatan yang menekankan pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa, seperti empati, keterampilan komunikasi, dan penyelesaian konflik. Model ini membantu siswa menjadi lebih sadar diri dan berempati.
8. Pembelajaran Berbasis Desain (Design-Based Learning)
Model Design-Based Learning memungkinkan siswa untuk mendesain solusi untuk masalah kompleks dengan berfokus pada proses desain. Mereka menciptakan produk atau solusi yang dapat diimplementasikan.
9. Pembelajaran Berbasis Visual (Visual-Based Learning)
Dalam model Visual-Based Learning, elemen-elemen visual seperti gambar, grafik, dan video digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan. Ini dapat membantu siswa dengan gaya pembelajaran visual.
10. Pembelajaran Berbasis Kolaborasi (Collaborative Learning)
Model Collaborative Learning mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ini mempromosikan keterampilan sosial dan kolaboratif.
Model-model ini dapat dikombinasikan atau disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari lingkungan dan siswa. Tujuan utama dari pembelajaran inovatif adalah meningkatkan pemahaman siswa, keterlibatan mereka, dan kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks dunia nyata.
Baca Juga: Soal Pedagogik PPG
Dalam platform Rumah Belajar Kemendikbud RI, setidaknya ada 6 model pembelajaran inovatif. Keenam model tersebut adalah:
- Discovery-Inquiry
- Flipped classroom
- Project based learning (PjBL)
- Blended learning dengan blog
- Berbasis gim
- Self organized learning environments (sole)
Pembelajaran yang menitikberatkan proses pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan internet dan perangkat pintar yang di milikinya. Sebenarnya masih banyak model lain, namun dalam bahasan kali ini kita akan fokus pada bagaimana merancang pembelajaran yang inovatif.
Baca Artikel Terkait:
B. Pengertian Rancangan Pembelajaran Inovatif – Model model Pembelajaran Inovatif
Model model Pembelajaran Inovatif. Menurut Smith & Ragan (1999), rancangan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam pedoman untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Sedangkan menurut Reigeluth (1983) rancangan pembelajaran yaitu suatu sistem pengembangan setiap unsur atau komponen pembelajaran, meliputi; tujuan, isi, metode, dan pengembangan evaluasi.
Kemudian menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992) rancangan pembelajaran adalah penyiapan kondisi eksternal peserta didik secara sistematis yang menggunakan pendekatan sistem guna meningkatkan mutu kinerjanya. Sejalan dengan itu, Reiser (2002) mengatakan bahwa desain pembelajaran berbentuk rangkaian prosedur sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan secara konsisten dan teruji.
Dick & Carey (2005) menegaskan desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang di laksanakan dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem itu sendiri meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa rancangan pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu secara konsisten dan teruji.
Adapun rancangan pembelajaran inovatif dalam hal ini di maknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran. Dimana di dalamnya menerapkan unsur-unsur pembelajaran abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan di laksanakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Baca Selengkapnya: Model-model pembelajaran Blended Learning
Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang di maksud, antara lain;
- TPACK (technological, pedagogical, content knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran,
- Pembelajaran berbasis Neuroscience,
- Pendekatan pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics),
- HOTS (Higher Order Thinking Skills),
- Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity),
- Kemampuan literasi, dan
- Unsur-unsur lain yang terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya.
Baca Selengkapnya : Eksplorasi Alternatif Solusi PPG 2022
C. Karakteristik Rancangan Pembelajaran Inovatif Abad 21 – Model model Pembelajaran Inovatif
Model model Pembelajaran Inovatif. Seorang guru di era industri 4.0 abad 21 di harapkan mampu menjadi agen pembaruan. Pembaruan yang saudara lakukan bisa di mulai dari aktivitas perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi hingga tindak lanjutnya.
Untuk itu, Pendidik perlu memahami beberapa karakteristik rancangan pembelajaran inovatif abad 21 yang akan di terapkan dalam RPP. Penerapan unsur-unsur terbaru dalam komponen RPP terletak pada:
- Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK),
- Tujuan Pembelajaran,
- Kegiatan Pendahuluan, Inti, dan
- Penutup Pembelajaran, serta
- Penilaian Pembelajaran.
Hal itu sejalan dengan rencana penguatan karakter siswa pada kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2018). Pembedanya adalah pada unsur TPACK dan Neuroscience sebagai payung konsep pendekatan maupun model pembelajaran yang di pilih dalam rancangan pembelajaran dan juga adanya STEAM.
Baca Selengkapnya : Desain Pembelajaran Inovatif
Berikut ini karakteristik rancangan pembelajaran inovatif abad 21 beserta penerapannya dalam RPP, yaitu:
- Kolaborasi peserta didik dan guru
- Berorientasi HOTS
- Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)
- Berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan Keterampilan Abad 21 (4C)
- Mengembangkan kemampuan literasi
- Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
1. Kolaborasi peserta didik dan guru dalam Model model Pembelajaran Inovatif
Pada era industry 3.0, orientasi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Orientasi ini berangkat dari paradigma bahwa peserta didik merupakan subjek aktif baik secara individu maupun kolektif.
Pada era industri 4.0 ini, orientasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah berubah menjadi pembelajaran kolaborasi antara peserta didik dan guru.
Ciri rancangan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik maupun kolaboratif biasanya tampak pada komponen tujuan, pilihan strategi pembelajaran, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP.
Untuk itu, Pendidik harus mencermati kalimat rumusan tujuan dan kalimat-kalimat kegiatan pembelajarannya di RPP. Pendidik harus mampu membedakan berbagai pendekatan, model, maupun metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, kolaborasi, atau selainnya.
Tabel 1. Perbandingan 3 Orientasi Pembelajaran dalam Rumusan Tujuan Pembelajaran
Ciri berikutnya, RPP yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru akan tampak pada pemilihan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang tepat. Untuk pendekatan pembelajaran yang tepat, bisa di pilih :
- Saintifik atau STEAM.
- Problem based learning,
- Project based learning,
- Cooperative learning,
- Contextual learning,
- Digital learning, atau
- Blended learning
atau pilihan model pembelajaran lain yang sesuai.
Adapun metode pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru dapat di lakukan dengan tanya jawab, diskusi, demontrasi, bermain peran, simulasi, permainan, praktek, latihan, penemuan, atau eksperimen.
Ciri lainnya yang tampak dalam RPP ada pada langkah-langkah pembelajaran. Berikut contoh deskripsi kegiatan pembelajaran yang berorientasi kolaborasi peserta didik dan guru, kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan berpusat pada guru.
Tabel 2. Perbandingan 3 Orientasi Pembelajaran dalam Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
2. Berorientasi HOTS – Model model Pembelajaran Inovatif
HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
HOTS menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi (Resnick: 987)
Untuk memperjelas pemahaman Saudara tentang HOTS, berikut ini di sajikan tabel hubungan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan.
Tabel 3. Hubungan Level Kognitif dan Dimensi Pengetahuan
Adapun ciri rancangan pembelajaran yang berorientasi HOTS dalam komponen RPP, yaitu: Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sebagai jabaran Kompetensi Dasar (KD), Tujuan, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian Pembelajaran dalam RPP.
a. Ciri pertama,
RPP yang berorientasi HOTS terdapat pada komponen IPK. Hal ini di tandai dengan penggunaan kata kerja operasional sesuai perkembangan berpikir tingkat tinggi sebagaimana contoh berikut ini.
Tabel 4. Contoh Penerapan HOTS dalam Indikator Pencapaian Kompetensi
Dari contoh tersebut, dapat di cermati bahwa indikator 3.3.1 bukan termasuk HOTS karena kata kerja yang di pakai masih pada tingkat berfikir rendah C1. Adapun indikator lainnya sudah HOTS karena menggunakan kata kerja tingkat berfikir tinggi C6.
b. Ciri kedua,
Rancangan pembelajaran yang berorientasi HOTS ada pada rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP. Berikut ini contoh rumusan tujuan pembelajaran yang berorientasi HOTS atau tidak.
Tabel 5. Contoh Penerapan HOTS dalam Tujuan Pembelajaran
Coba perhatikan, mengapa tujuan pembelajaran 2 dan 3 pada kolom sisi kanan berorientasi HOTS? Benar sekali, tujuan pembelajaran 2 dan 3 tersebut beroritentasi HOTS sebab sudah menggunakan kata kerja operasional dengan kategori berpikir tingkat tinggi pada level C4 dan C5.
c. Ciri ketiga,
Komponen RPP yang berorientasi HOTS ada pada langkah-langkah pembelajarannya. Integrasi HOTS bisa di lakukan pada Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti, maupun Kegiatan Penutup. Berikut ini contoh integrasi HOTS tersebut.
Tabel 6. Contoh Penerapan HOTS dalam Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
d. Ciri keempat,
RPP yang berorientasi HOTS ada pada komponen penilaian. Integrasi HOTS pada penilaian biasanya tercermin pada instrumen penilaian yang di gunakan, baik berupa tes maupun non tes.
Untuk membuat instrumen tes yang berorientasi HOTS, perlu di perhatikan langkah-langkah berikut ini:
- Menganalisis KD yang dapat di buat soal-soal HOTS
- Tidak semua KD dapat di buatkan model-model soal HOTS.
- Menyusun kisi-kisi soal,
Secara umum, kisi-kisi tersebut di perlukan untuk memandu guru dalam: (1) memilih KD yang dapat di buat soal-soal HOTS, (2) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan di uji, (3) merumuskan indikator soal, dan (4) menentukan level kognitif. - Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.
- Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal.
- Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.
3. Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) – Model model Pembelajaran Inovatif
Pengintegrasian ICT di segala bidang adalah suatu keniscayaan yang harus di laksanakan di Era Industri 4.0 ini. Demikian pula dalam bidang pendidikan, rancangan pembelajaran inovatif tentunya semaksimal mungkin mengintegrasikan ICT.
Penggunaan laptop, HP, atau gawai lainnya oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas merupakan wujud dari integrasi ICT. Ciri rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dalam RPP ada pada komponen Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, pilihan Media dan atau Sumber Belajarnya.
Berikut contoh rumusan Tujuan Pembelajaran yang mengintegrasikan ICT maupun yang tidak.
Tabel 7. Contoh Integrasi ICT dalam Tujuan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan ICT pada komponen langkah-langkah pembelajaran dalam RPP dapat di lihat pada contoh berikut ini.
Tabel 8. Contoh Integrasi ICT dalam Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Ciri-ciri rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dapat juga di telusuri dari penggunaan media atau sumber belajar guru dalam RPP. Penggunaan media dan sumber belajar ini tidak hanya untuk kegiatan pembelajaran tapi bisa juga berfungsi sebagai instrument penilaian.
Contoh Sumber Belajar:
- Lingkungan Sekitar
- Kartu fungsi bagian tumbuhan
- Kartu bagian tumbuhan
- Bahan ajar tentang kata tanya
- LCD dan laptop
- Google form untuk kuis/jawab soal
4. Berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan Keterampilan Abad 21 (4C)
Keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang di gunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan belajarnya.
Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa di arahkan untuk mampu menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya baik secara individu maupun kelompok (Conny Semiawan, 1992).
Selanjutnya di katakan bahwa, ada 4 unsur utama dalam keterampilan belajar, yaitu: transformasi persepsi belajar, keterampilan manajemen pribadi, interpersonal dan kerjasama tim, serta kesempatan bereksplorasi.
Unsur yang serupa meski tidak sama ada pada tuntutan keterampilan abad 21 terutama 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thingking, dan Communication). Untuk mewujudkan 2 hal di atas, guru dapat menerapkan model, pendekatan, dan metode pembelajaran yang tepat dalam RPP.
Integrasi keterampilan belajar dan keterampilan abad 21 dalam RPP juga dapat di wujudkan pada langkah-langkah kegiatan belajar sebagaimana contoh berikut:
Tabel 9. Contoh Integrasi ICT dalam Kegiatan Pembelajaran
5. Mengembangkan kemampuan literasi – Model model Pembelajaran Inovatif
audara mahasiswa, penguasaan enam literasi dasar yang di sepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 sangat penting bagi peserta didik, bagi orang tua, dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup;
- literasi baca tulis,
- literasi numerasi,
- literasi sains,
- literasi digital,
- literasi finansial, dan
- literasi budaya dan kewargaan (Kemdikbud, 2017).
Rancangan pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan 6 literasi ini dapat di wujudkan dengan menerapkan konsep Neuroscience dan TPACK dalam RPP pada aktivitas pembelajaran. Contohnya secara singkat sebagai berikut:
Tabel 10. Contoh Penerapan unsur TPACK dan Kemampuan Literasi dalam Kegiatan Pembelajaran
6. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Terdapat lima nilai karakter utama dalam PPK yang bersumber dari Pancasila, yaitu; religiusitas, nasionalisme, integritas (kejujuran), kemandirian, dan gotongroyong. PPK dapat di capai melalui aktivitas berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat.
PPK berbasis budaya sekolah berupa kegiatan 6 literasi, sedangkan PPK berbasis kelas berupa pembelajaran tematik yang menggunakan kompetensi abad 21 terutama 4C, serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) (Kemdikbud, 2018).
RPP yang mengintegrasikan PPK ada pada komponen Tujuan Pembelajaran dan Deskripsi Langkah-langkah Kegiatan Pembelajarannya. Berikut ini contoh rumusan Tujuan Pembelajaran yang menerapkan PPK:
Tabel 11. Contoh Penerapan unsur PPK dalam Tujuan Pembelajaran
Adapun contoh penerapan PPK pada bagian langkah-langkah aktivitas pembelajarannya, yaitu:
Tabel 12. Contoh Penerapan unsur PPK dalam Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Sumber Rujukan
- Estu Miyarso. 2019. Modul 4. Perancangan Pembelajaran Inovatif. PPG dalam Jabatan Kemdikbud.
Demikian pembahasan tentang Model model Pembelajaran Inovatif, semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.