Contoh Soal Jangka Sorong dan Pembahasannya

Ilustrasi dibuat secara khusus untuk artikel ini menggunakan AI generator gambar (DALL-E)

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik dalam pengukuran yakni contoh soal jangka sorong dan pembahasannya. Tulisan akan diawali dengan penjelasan terkait apa itu jangka sorong, apa saja bagian-bagiannnya, jenis jenis jangka sorong, dan cara menggunakan jangka sorong. Akan di sajikan berbagai macam contoh-contoh soal beserta pembahasannya untuk berbagai jenis jangka sorong, yakni jangka sorong dengan NST 0,05 mm, 0,01 cm, 0,1 cm dan 0,02 mm.

Sebelum kita membahas contoh soal jangka sorong, terlebih dahulu kita bahas apa itu jangka sorong, bagaimana cara menggunakannya, apa saja jenis-jenisnya, apa fungsinya dan lainnya.

Contoh soal terkait:

A. Jangka Sorong dan Cara Menggunakannya

Alat jangka sorong, juga di kenal sebagai vernier caliper, adalah alat pengukur presisi yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik atau ukuran diameter dalam bentuk dalam atau luar.

Jangka sorong atau mistar geser merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur. Alat ukur ini mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, jangka geser, mistar sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper. Pada batang ukurnya terdapat skala utama dengan cara pembacaan sama seperti mistar ukur. Pada ujung yang lain di lengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak.

Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama, jangka sorong di lengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yang di sebut dengan skala nonius.

Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka sorong. Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur di cantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik.

Ketelitian jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter. Untuk skala pembacaan dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong dengan panjang skala utama 150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan bahkan ada juga yang 1000 mm. Secara umum konstruksi dari jangka sorong dapat digambarkan seperti gambar 1 di bawah ini.

1. Bagian-bagian jangka sorong

Bagian-bagian jangka sorong dalap dilihat dalam gambar 1 di bawah ini. Jangka sorong model ini yang paling umum digunakan untuk mengukur seperti teknisi atau montir ataupun digunakan di Laboratorium Pendidikan.

Gambar 1. Bagian-bagian mistar ingsut/jangka sorong dengan skala nonius

Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian jangka sorong yakni:

  1. Batang
  2. Rahang Ukur dalam
  3. Rahan ukur luar
  4. Skala Nonius
  5. Ekor (pengukur kedalaman)
  6. Kunci peluncur
  7. Kunci penggerak halus
  8. Rahang tetap
  9. Rahang gerak
  10. Skaal utama

Konstruksi dari jangka sorong dengan jam ukur dan digital dapat di lihat pada Gambar 2. Untuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi konstruksinya pada umumnya sama.

Gambar 2. Jangka Sorong dengan Jam Ukur dan Jangka Sorong Digital

Gambar 2 menunjukkan contoh jangka sorong dengan jam ukur dan jam digtal. Hasil pengukuran dapat langung dibaca pada panel digital alat ukut.

2. Jenis Jenis Mistar Geser

Pada bagian ini akan diuraikan jenis-jenis jangka sorong yang sering dijumpai. Ada 3 jenis jangka sorong yang umum digunakan.

a. Jangka Sorong manual

Jangka sorong manual adalah alat ukur yang menggabungkan skala utama, skala vernier, rahang tetap dan rahang gerak.

Gambar 3. Jangka Sorong manual

Gambar 3 menunjukkan gambar jenis jangka sorong manual. Ini banyak digunakan para montir, teknisi ataupun di laboratorium pendidikan.

b. Jangka sorong arloji

Gambar 4. Jangka sorong arloji

Gambar 4 menunjukkan gambar jenis jangka sorong arloji. Jangka sorong ini dilengkapi dengan jam ukur mirip arloji.

c. Jangka sorong digital

Gambar 5. Jangka sorong digital

Gambar 5 menunjukkan gambar jenis jangka sorong digital. Jangka sorong ini lebih mudah digunakan. Hasil pengukurannya langsung dapat dibaca pada panel digital alat ukur.

3. Fungsi dan kegunaan

Ada tiga kegunaan atau manfaat dari jangka sorong yaitu:

  • Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda
  • Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda
  • Untuk mengukur kedalaman sebuah benda

Fungsi utama alat jangka sorong adalah untuk memberikan pengukuran yang sangat akurat dan presisi dengan resolusi hingga 0,02 mm atau 0,001 inci.

Beberapa fungsi penggunaan alat jangka sorong adalah sebagai berikut:

  • Mengukur diameter dalam dan luar: Alat jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar suatu objek dengan presisi tinggi.
  • Mengukur ketebalan: Alat jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda seperti kertas atau logam.
  • Mengukur kedalaman: Alat jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau celah dengan akurasi yang sangat tinggi.
  • Membandingkan ukuran: Alat jangka sorong dapat digunakan untuk membandingkan ukuran dua objek dengan mengukur perbedaan antara mereka.
  • Menentukan jarak antara dua titik: Alat jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik pada suatu objek dengan presisi tinggi.
  • Membuat pengukuran presisi: Alat jangka sorong adalah alat yang sangat presisi, sehingga dapat digunakan untuk membuat pengukuran yang sangat akurat pada objek yang sangat kecil dan tipis.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, alat jangka sorong sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti manufaktur, teknik mesin, teknik sipil, pembuatan perhiasan, dan lain sebagainya.

4. Cara menggunakan jangka sorong

Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinankemungkinan yang dapat menyebabkan kerusakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

  1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan kelicinan (gesekan) tertentu sesuai denga standar yang di ijinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak bergoyang.
  2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
  3. Harus di pastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka rahang ukur betul- betul tepat.
  4. Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
  5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu jangka sorong masih berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.
  6. Jangan lupa, setelah jangka sorong tidak digunakan lagi dan akan disimpan ditempatnya, kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.

a. Menentukan Nilai Skala Terkecil (NST)

Berikut ini kami akan berikan cara menentukan NST dari sebuah jangka sorong. Perhatikan gambar berikut!

Untuk menentukan NST jangka sorong, kita dapat menggunakan persamaan berikut:

NST Jangka Sorong = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala

Nilai Skala Utama (NSU) merupakan besar nilai skala utama jangka sorong. Dari gambar terlihat bahwa, dalam 1cm terdapat 10 skala sehingga, nilai satu skalanya adalah 0,1 cm. Dengan demikian NSU adalah 0,1 cm = 1 mm.

Jumlah Skala Nonius (JSN) adalah banyaknya jumlah skala pada skala nonius. Berdasarkan gambar terdapat 20 skala nonius. Olehnya itu, maka JSN adalah 20 Skala. Perlu Anda perhatikan, JSN dilihat dari jumlah goresan pada skala nonius, bukan hanya tulisan yang tertera pada alat ukur.

Dengan demikian maka NST jangka sorong tersebut adalah:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala = 0,05 mm

Terdapat berbagai macam jenis jangka sorong. Perbedaan mendasar biasanya dapat dilihat dari jumlah skala pada noniusnya, namun dalam nentukan NSTnya sama saja.

B. Kumpulan contoh soal jangka sorong dan pembahasannya

Berikut ini kami berikan beberapa contoh soal jangka sorong yang memiliki NST 0,05 mm

1. Jangka sorong dengan NST 0,05 mm

Nomor 1

Sebuah sekrup di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm). Skala nonius yang paling segaris dengan skala utama adala skala antara angka 6 dan 7 (lihat pada nonius).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 1

Panjang sekrup tersebut adalah….

A. 9,65 mm
B. 11,05 mm
C. 11,50 mm
D. 11,65 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 11 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 13 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (11 x 1 mm) + ( 13 x 0,05 mm) = (11 + 0,65) mm
= 11,65 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 11,65 Ā± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah D.

Nomor 2

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 2

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,90 mm
B. 10,93 mm
C. 19,31 mm
D. 19,30 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 19 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 6 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (19 x 1 mm) + (6 x 0,05 mm) = (19 + 0,30) mm
= 19,30 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 19,30 Ā± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah D.

Nomor 3

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 3

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 16,19 mm
B. 16,15 mm
C. 10,69 mm
D. 10,63 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 16 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (16 x 1 mm) + (16 x 0,05 mm) = (19 + 0,15) mm
= 16,15 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 16,15 Ā± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Nomor 4

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 4

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 30,00 mm
B. 29,90 mm
C. 29,85 mm
D. 22,85 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm = 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 29 skala (hampir mendekati skala ke 30)
Penunjukan skala nonius (PSN) : 17 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (29 x 1 mm) + (17 x 0,05 mm) = (29 + 0,85) mm
= 29,85 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 29,85 Ā± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

2. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,01 cm

Contoh soal jangka sorong pada bagian ini adalah contoh soal jangka sorong dengan NST 0,01 mm

Nomor 5

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 5

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 0,80 cm
B. 0,83 cm
C. 0,85 cm
D. 1,73 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 8 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSUxNSU + PSNxNST)
= (8 x 0,1 cm) + (3 x 0,01 cm) = (0,8 + 0, 03) cm
= 0,83 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 0,83 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Nomor 6

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 6

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 3,10 cm
B. 3,15 cm
C. 3,19 cm
D. 4,09 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 31 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 9 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (31 x 0,1 cm) + (9 x 0,01 cm) = (3,1 + 0, 09) cm
= 3,19 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 3,19 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Contoh soal jangka sorong Nomor 7

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 7

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 6,80 cm
B. 6,85 cm
C. 6,86 cm
D. 6,77 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 68 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 6 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (68 x 0,1 cm) + (6 x 0,01 cm) = (6,8 + 0,06) cm
= 6,86 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 6,86 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Nomor 8

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 8

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,00 cm
B. 10,02 cm
C. 10,05 cm
D. 10,95 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 100 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (100 x 0,1 cm) + (2 x 0,01 cm) = (10,0 + 0, 02) cm
= 10,02 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 10,02 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Contoh soal jangka sorong Nomor 9

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 9

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 7,70 cm
B. 7,75 cm
C. 8,65 cm
D. 8,75 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 77 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 5 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (77 x 0,1 cm) + (5 x 0,01 cm) = (7,7 + 0, 05) cm
= 7,75 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 7,75 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Baca Juga: LKPD yang disusun berbasis pada keterampilan proses sains (KPS).

Nomor 10

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 10

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 11,00 cm
B. 11,01 cm
C. 11,05 cm
D. 11,09 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 110 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 1 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (110 x 0,1 cm) + (2 x 0,01 cm) = (11,0 + 0, 01) cm
= 11,01 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 11,01 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Contoh soal jangka sorong Nomor 11

Sebuah pelat logam diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 11

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 12,0 cm
B. 10,9 cm
C. 10,2 cm
D. 10,0 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 100 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (100 x 0,1 cm) + ( 2 x 0,01 cm) = (10 + 0,02) cm
= 10,02 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 10,02 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Nomor 12

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm)

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 12

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 2,20 cm
B. 2,22 cm
C. 2,23 cm
D. 3,13 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 22 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= ( 22 x 0,1 cm) + ( 3 x 0,01 cm) = (2,2 + 0,03) cm
= 2,23 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 2,23 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Contoh soal jangka sorong Nomor 13

Perhatikan gambar berikut!

Hasil pengukuran alat tersebut adalahā€¦.

A. 1,22 cm
B. 1,28 cm
C. 1,45 cm
D. 1,48 cm

Penyelesaian:

Dari gambar diperoleh data:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm
Penunjukan skala utama (PSU) : 14 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 8 skala

sehingga hasil pengukurannya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (14 x 0,1 cm) + (8 x 0,01 cm) = (1,4 + 0,08) cm
= 1,48 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 1,48 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah D.

Nomor 14

Seorang siswa mengukur diameter sebuah kelerang menggunakan jangka sorong seperti  gambar berikut.

Hasil pengukuran benda tersebut berdasarkan pelaporan ketidakpastian yang benar adalahā€¦.

  1. (3,27 Ā± 0,001) cm
  2. (3,35 Ā± 0,005) cm
  3. (3,37 Ā± 0,01) cm
  4. (3,37 Ā± 0,005) cm

Penyelesaian:

Dari gambar diperoleh data:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm
Penunjukan skala utama (PSU) : 33 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 7 skala

sehingga hasil pengukurannya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (33 x 0,1 cm) + (7 x 0,01 cm) = (3,3 + 0,07) cm
= 3,37 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 3,37 Ā± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Contoh soal jangka sorong Nomor 15

Perhatikan gambar hasil pengukuran panjang benda dengan jangka sorong berikut ini!

Berdasarkan gambar tersebut, tentukan hasil pengukurannya!

Penyelesaian:

Diketahui bahwa NST jangka sorong model ini adalah 0,01 cm. Penunjukan skala utamanya 56 skala dan penunjukan skala noniusnya adalah 6 skala (skala yang paling segaris antara skala nonius dan skala utama), sehingga hasil pengukurannya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (56 x 0,1 cm) + (6 x 0,01 cm) = (5,6 + 0,06) cm
= 5,66 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 5,66 Ā± 0,01 | cm

Baca Juga: LKPD Jangka Sorong

3. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,1 cm

Berikut beberapa contoh soal jangka sorong dengan NST 0,1 mm

Nomor 16

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka skala utama dalam satuan cm).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 13

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,29 cm
B. 10,30 cm
C. 12,9 cm
D. 13,0 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 12 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 9 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,1 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (12 x 1 cm) + (9 x 0,1 cm) = (12 + 0,9) cm
= 12,9 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 12,9 Ā± 0,1 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Contoh soal jangka sorong Nomor 17

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka skala utama dalam satuan cm).

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 3,2 cm
B. 3,22 cm
C. 3,5 cm
D. 10,2 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 3 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,1 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (3 x 1 cm) + (2 x 0,1 cm) = (3 + 0,2) cm
= 3,2 cm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 3,2 Ā± 0,1 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Baca Juga: Contoh LKPD Pengukuran

4. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,02 mm

Contoh soal jangka sorong pada bagian ini adalah contoh soal jangka sorong dengan NST 0,02 mm.

Nomor 18

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Gambar hasil pengukuran jangka sorong untuk contoh soal nomor 15

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 13,04 mm
B. 13,02 mm
C. 10,32 mm
D. 10,30 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm = 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 50 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 13 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 50 skala
NST Jangka sorong = 0,02 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (13 x 1 mm) + ( 2 x 0,02 mm) = (13 + 0,04) mm
= 13,04 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,02 mm

Sehingga dapat d ituliskan menjadi:

X = | 13,04 Ā± 0,02 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah A.

Sumber: Penuntun Praktikum Fisika Dasar Jurusan FIsika FMIPA UNM. 2016.Makassar.

Demikian semoga bermanfaat.

Contoh soal jangka sorong Nomor 19

Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapakah hasil pengukurannya?

Penyelesaian:

Untuk menentukan hasil pengukurannya terlebih dahulu kita tentukan NST jangka sorongnya:

NST Jangka Sorong = NSU : JSN = 1 mm / 50 skala = 0,02 mm

Hasil pengukuran di tuliskan dalam bentuk

X = | X Ā± Ī”X | satuan

Berdasarkan gambar, kita akan peroleh:
Penunjukan skala utama (PSU) = 14 skala (goresan belum sampai ke skala 15)
Penunjukan skala nonius (PSN) =49 skala (goresan yang paling segaris antara SU dan SN)
X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (14 x 1 mm) + ( 49 x 0,02 mm) = (14 + 0,98) mm
= 14,98 mm

Ketidakpastian pengukuran (Ī”X)

Ī”X = 1 x NST jangka soroang
Ī”X = 0,02 mm

Sehingga dapat d ituliskan menjadi:

X = | 14,98 Ā± 0,02 | mm

C. Pengalaman Pertama Kali Menggunakan Jangka Sorong di Laboratorium

Saat pertama kali saya diperkenalkan dengan jangka sorong di laboratorium, saya merasa alat ini terlihat rumit dengan banyak garis dan angka kecil. Saya diajarkan untuk mengukur diameter luar sebuah baut kecil. Pada awalnya, saya kesulitan memahami cara membaca skala utama dan skala nonius. Ketika mencoba melakukan pengukuran pertama, saya tidak yakin apakah hasil yang saya baca sudah benar.

Ilustrasi dibuat secara khusus untuk artikel ini menggunakan AI generator gambar (DALL-E)

Instruktur laboratorium kemudian menunjukkan cara membaca dengan perlahan, mulai dari skala utama hingga mencocokkan garis-garis di skala nonius. Setelah beberapa kali mencoba, saya mulai memahami bahwa presisi pengukuran bergantung pada kemampuan membaca garis-garis ini dengan benar. Hari itu menjadi pengalaman penting bagi saya karena akhirnya saya merasa percaya diri menggunakan alat pengukur yang sebelumnya terlihat sulit.

D. Kesalahan Umum yang Pernah Dialami dan Cara Mengatasinya

Kesalahan 1: Tekanan Terlalu Kuat pada Rahang Jangka Sorong
Pada awalnya, saya sering menekan rahang jangka sorong terlalu kuat saat mengukur benda. Saya berpikir bahwa semakin kuat tekanan, semakin presisi hasilnya. Namun, saya salah. Tekanan berlebihan malah membuat rahang sedikit melengkung dan memberikan hasil pengukuran yang tidak akurat.

Cara Mengatasi:
Saya belajar untuk menekan rahang jangka sorong dengan lembut namun cukup rapat agar tetap stabil. Saya juga memastikan bahwa posisi benda ukur berada di tengah rahang untuk menghindari hasil miring.

Kesalahan 2: Membaca Skala Nonius dengan Salah
Ketika membaca skala nonius, saya pernah salah mencocokkan garis skala utama dengan garis skala nonius. Akibatnya, hasil pengukuran saya meleset 0,1 mm, yang cukup fatal saat mengukur benda kecil dengan tingkat presisi tinggi.

Cara Mengatasi:
Saya melatih diri untuk membaca skala dengan tenang dan memeriksa dua kali sebelum mencatat hasil. Instruktur juga menyarankan agar saya menggunakan buku panduan pengukuran sampai benar-benar terbiasa.

Kesalahan 3: Lupa Mengatur Nol Sebelum Pengukuran
Sering kali saya lupa untuk memeriksa apakah jangka sorong sudah diatur pada posisi nol sebelum mengukur. Kesalahan ini membuat hasil pengukuran saya menjadi salah sejak awal.

Cara Mengatasi:
Sebelum mulai, saya selalu memastikan bahwa rahang jangka sorong tertutup sepenuhnya dan skala menunjukkan angka nol. Jika tidak, saya menggunakan sekrup pengatur untuk menyelaraskannya.

E. Manfaat Belajar Menggunakan Jangka Sorong bagi Pekerjaan atau Studi

Belajar menggunakan jangka sorong memberikan banyak manfaat dalam studi saya sebagai mahasiswa teknik. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sangat presisi. Hal ini sangat penting dalam tugas-tugas laboratorium, seperti mengukur diameter komponen mesin atau ketebalan material.

Dalam pekerjaan saya di kemudian hari sebagai teknisi, keahlian ini juga sangat membantu saat memeriksa kualitas produk. Misalnya, saat bekerja di industri manufaktur, saya sering menggunakan jangka sorong untuk memverifikasi bahwa dimensi suatu produk sesuai dengan standar desain.

Selain itu, belajar menggunakan jangka sorong juga melatih ketelitian dan kesabaran. Membaca skala nonius memaksa saya untuk memperhatikan detail, yang akhirnya menjadi kebiasaan baik dalam pekerjaan saya sehari-hari.

Demikian dulu, nanti dilanjutkan lagi.
Jika ada yang ingin dikomunikasikan silahkan subungi admin.


Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

2 Replies to “Contoh Soal Jangka Sorong dan Pembahasannya”

    1. Makasih atas responnya, setelah saya cek lagi. Semuanya sudah benar. Memang betul NSTnya sebesar 0,1 cm. Karena pada soal dideskripsikan setiap 1 skala pada sakal utamanya bernilai 1 cm, jadi NSTnya sebesar 0,1 cm karena jumlah skala noniusnya 10 sakala.

Tinggalkan Balasan

close

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca