Contoh Soal Jangka Sorong

Jangka Sorong

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik dalam pengukuran yakni contoh soal jangka sorong beserta jawabannya.

Contoh soal terkait:

Sebelum kita membahas contoh soal jangka sorong, terlebih dahulu kita bahas apa itu jangka sorong, bagaimana cara menggunakannya, apa saja jenis-jenisnya, apa fungsinya dan lainnya.

A. Jangka sorong

Alat jangka sorong, juga di kenal sebagai vernier caliper, adalah alat pengukur presisi yang di gunakan untuk mengukur jarak antara dua titik atau ukuran diameter dalam bentuk dalam atau luar.

1. Apa itu jangka sorong dan fungsinya?

Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur. Alat ukur ini mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, jangka geser, mistar sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper. Pada batang ukurnya terdapat skala utama dengan cara pembacaan sama seperti mistar ukur. Pada ujung yang lain di lengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak.

Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat di gunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama, jangka sorong di lengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yang di sebut dengan skala nonius.

Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka sorong. Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur di cantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa di gunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik.

Ketelitian jangka sorong bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter. Untuk skala pembacaan dengan sistem metrik, terdapat jangka sorong dengan panjang skala utama 150 mm, 200 mm, 250 mm, 300 mm, dan bahkan ada juga yang 1000 mm. Secara umum konstruksi dari jangka sorong dapat di gambarkan seperti gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Bagian-bagian mistar ingsut/jangka sorong dengan skala nonius

Konstruksi dari jangka sorong dengan jam ukur dan digital dapat di lihat pada Gambar 2. Untuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi konstruksinya pada umumnya sama.

Gambar 2. Jangka Sorong dengan Jam Ukur dan Jangka Sorong Digital

2. Jenis-jenis Jangka Sorong

a. Jangka Sorong manual

Jangka sorong manual adalah alat ukur yang menggabungkan skala utama, skala vernier, rahang tetap dan rahang gerak.

Gambar 3. Jangka Sorong manual

b. Jangka sorong arloji

Gambar 4. Jangka sorong arloji

c. Jangka sorong digital

Gambar 5. Jangka sorong digital

3. Fungsi, Kegunaan atau Manfaat Jangka Sorong

Ada tiga kegunaan atau manfaat dari jangka sorong yaitu:

  1. Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda
  2. Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda
  3. Untuk mengukur kedalaman sebuah benda

Fungsi utama alat jangka sorong adalah untuk memberikan pengukuran yang sangat akurat dan presisi dengan resolusi hingga 0,02 mm atau 0,001 inci.

Beberapa fungsi penggunaan alat jangka sorong adalah sebagai berikut:

  1. Mengukur diameter dalam dan luar: Alat jangka sorong dapat di gunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar suatu objek dengan presisi tinggi.
  2. Mengukur ketebalan: Alat jangka sorong juga dapat di gunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda seperti kertas atau logam.
  3. Mengukur kedalaman: Alat jangka sorong dapat di gunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau celah dengan akurasi yang sangat tinggi.
  4. Membandingkan ukuran: Alat jangka sorong dapat di gunakan untuk membandingkan ukuran dua objek dengan mengukur perbedaan antara mereka.
  5. Menentukan jarak antara dua titik: Alat jangka sorong dapat di gunakan untuk mengukur jarak antara dua titik pada suatu objek dengan presisi tinggi.
  6. Membuat pengukuran presisi: Alat jangka sorong adalah alat yang sangat presisi, sehingga dapat di gunakan untuk membuat pengukuran yang sangat akurat pada objek yang sangat kecil dan tipis.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, alat jangka sorong sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti manufaktur, teknik mesin, teknik sipil, pembuatan perhiasan, dan lain sebagainya.

4. Cara menggunakan jangka sorong

Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinankemungkinan yang dapat menyebabkan kerusakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

  1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan kelicinan (gesekan) tertentu sesuai denga standar yang di ijinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak bergoyang.
  2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
  3. Harus di pastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka rahang ukur betul- betul tepat.
  4. Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
  5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu jangka sorong masih berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.
  6. Jangan lupa, setelah jangka sorong tidak digunakan lagi dan akan disimpan ditempatnya, kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.

B. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,05 mm

1. Contoh soal jangka sorong nomor 1

Sebuah sekrup di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm). Skala nonius yang paling segaris dengan skala utama adala skala antara angka 6 dan 7 (lihat pada nonius).

Contoh soal jangka sorong nomor 1

Panjang sekrup tersebut adalah….

A. 9,65 mm
B. 11,05 mm
C. 11,50 mm
D. 11,65 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 11 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 13 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (11 x 1 mm) + ( 13 x 0,05 mm) = (11 + 0,65) mm
= 11,65 mm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 11,65 ± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah D.

2. Contoh soal nomor 2

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Contoh soal jangka sorong nomor 2

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,90 mm
B. 10,93 mm
C. 19,31 mm
D. 19,30 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 19 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 6 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (19 x 1 mm) + (6 x 0,05 mm) = (19 + 0,30) mm
= 19,30 mm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 19,30 ± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah D.

3. Contoh soal jangka sorong nomor 3

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Contoh soal jangka sorong nomor 3

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 16,19 mm
B. 16,15 mm
C. 10,69 mm
D. 10,63 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 16 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (16 x 1 mm) + (16 x 0,05 mm) = (19 + 0,15) mm
= 16,15 mm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 16,15 ± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

4. Contoh soal nomor 4

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm).

Contoh soal jangka sorong nomor 4

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 30,00 mm
B. 29,90 mm
C. 29,85 mm
D. 22,85 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm = 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 20 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 29 skala (hampir mendekati skala ke 30)
Penunjukan skala nonius (PSN) : 17 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 20 skala
NST Jangka sorong = 0,05 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (29 x 1 mm) + (17 x 0,05 mm) = (29 + 0,85) mm
= 29,85 mm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,05 mm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 29,85 ± 0,05 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

B. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,01 cm

1. Contoh soal jangka sorong nomor 1

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 5

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 0,80 cm
B. 0,83 cm
C. 0,85 cm
D. 1,73 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 8 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSUxNSU + PSNxNST)
= (8 x 0,1 cm) + (3 x 0,01 cm) = (0,8 + 0, 03) cm
= 0,83 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 0,83 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

2. Contoh soal nomor 2

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 6

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 3,10 cm
B. 3,15 cm
C. 3,19 cm
D. 4,09 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 31 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 9 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (31 x 0,1 cm) + (9 x 0,01 cm) = (3,1 + 0, 09) cm
= 3,19 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 3,19 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

3. Contoh soal jangka sorong nomor 3

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 7

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 6,80 cm
B. 6,85 cm
C. 6,86 cm
D. 6,77 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 68 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 6 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (68 x 0,1 cm) + (6 x 0,01 cm) = (6,8 + 0,06) cm
= 6,86 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 6,86 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

4. Contoh soal nomor 4

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 8

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,00 cm
B. 10,02 cm
C. 10,05 cm
D. 10,95 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 100 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (100 x 0,1 cm) + (2 x 0,01 cm) = (10,0 + 0, 02) cm
= 10,02 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 10,02 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

5. Contoh soal jangka sorong nomor 5

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 7,70 cm
B. 7,75 cm
C. 8,65 cm
D. 8,75 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 77 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 5 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (77 x 0,1 cm) + (5 x 0,01 cm) = (7,7 + 0, 05) cm
= 7,75 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 7,75 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Baca Juga: LKPD yang disusun berbasis pada keterampilan proses sains (KPS).

6. Contoh soal nomor 6

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 10

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 11,00 cm
B. 11,01 cm
C. 11,05 cm
D. 11,09 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 110 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 1 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (110 x 0,1 cm) + (2 x 0,01 cm) = (11,0 + 0, 01) cm
= 11,01 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 11,01 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

7. Contoh soal jangka sorong nomor 7

Sebuah pelat logam diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini.

Contoh soal jangka sorong nomor 11

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 12,0 cm
B. 10,9 cm
C. 10,2 cm
D. 10,0 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 100 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (100 x 0,1 cm) + ( 2 x 0,01 cm) = (10 + 0,02) cm
= 10,02 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 10,02 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

8. Contoh soal nomor 8

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan cm)

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 2,20 cm
B. 2,22 cm
C. 2,23 cm
D. 3,13 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 22 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 3 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 0,1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,01 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= ( 22 x 0,1 cm) + ( 3 x 0,01 cm) = (2,2 + 0,03) cm
= 2,23 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,01 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 2,23 ± 0,01 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

Baca Juga: LKPD Jangka Sorong

C. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,1 cm

1. Contoh soal jangka sorong nomor 1

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka skala utama dalam satuan cm).

Contoh soal jangka sorong nomor 13

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 10,29 cm
B. 10,30 cm
C. 12,9 cm
D. 13,0 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 12 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 9 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,1 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (12 x 1 cm) + (9 x 0,1 cm) = (12 + 0,9) cm
= 12,9 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 12,9 ± 0,1 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah C.

2. Contoh soal jangka sorong nomor 2

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka skala utama dalam satuan cm).

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 3,2 cm
B. 3,22 cm
C. 3,5 cm
D. 10,2 cm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 1 cm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 10 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 3 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 cm / 10 skala
NST Jangka sorong = 0,1 cm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (3 x 1 cm) + (2 x 0,1 cm) = (3 + 0,2) cm
= 3,2 cm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,1 cm

Sehingga dapat di tuliskan menjadi:

X = | 3,2 ± 0,1 | cm

Jadi jawaban yang benar adalah B.

Baca Juga: Contoh LKPD Pengukuran

D. Contoh soal jangka sorong dengan NST 0,02 mm

1. Contoh soal jangka sorong nomor 1

Sebuah pelat logam di ukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukurannya di berikan seperti dalam gambar di bawah ini (angka dalam skala utama dalam satuan mm).

Contoh soal jangka sorong nomor 15

Tebal pelat logam tersebut adalah….

A. 13,04 mm
B. 13,02 mm
C. 10,32 mm
D. 10,30 mm

Pembahasan:

Untuk menjawab soal ini, kita tuliskan dulu yang di ketahui dari soal:

Nilai skala utama (NSU) : 0,1 cm = 1 mm
Jumlah total skala nonius (JSN) : 50 skala
Penunjukan skala utama (PSU) : 13 skala
Penunjukan skala nonius (PSN) : 2 skala (skala ketiga yang paling segaris)
Nilai Skala Terkecil (NST) jangka sorong:

NST = NSU : JSN = 1 mm / 50 skala
NST Jangka sorong = 0,02 mm

Karena hasil pengukuran harus di tuliskan dalam bentuk

X = | X ± ΔX | satuan

Sehingga, hasil ukurnya adalah:

X = (PSU x NSU) + (PSN x NST)
= (13 x 1 mm) + ( 2 x 0,02 mm) = (13 + 0,04) mm
= 13,04 mm

Ketidakpastian pengukuran (ΔX)

ΔX = 1 x NST jangka soroang
ΔX = 0,02 mm

Sehingga dapat d ituliskan menjadi:

X = | 13,04 ± 0,02 | mm

Jadi jawaban yang benar adalah A.

Baca Juga:

Demikian semoga bermanfaat.

2 Replies to “Contoh Soal Jangka Sorong”

    1. Makasih atas responnya, setelah saya cek lagi. Semuanya sudah benar. Memang betul NSTnya sebesar 0,1 cm. Karena pada soal dideskripsikan setiap 1 skala pada sakal utamanya bernilai 1 cm, jadi NSTnya sebesar 0,1 cm karena jumlah skala noniusnya 10 sakala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close