HermanAnis.com – 4C Keterampilan Abad 21 merupakan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki peserta didik agar dapat survive di era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini. Keterampilan 4C ini terdiri dari; Creativity Thinking and innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Communication, dan Collaboration .
A. Apa itu 4C dalam Keterampilan Abad 21?
4C Keterampilan Abad 21 merupakan topik yang banyak dibahas dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam dunia pendidikan topik ini sedang menjadi perhatian besar dan kajian para pakar pendidikan.
Dalam framework 21-st Century Education yang di kembangkan oleh World Economic Forum (WEF), terdapat setidaknya 16 keterampilan penting yang perlu di siapkan peserta didik untuk survive dan berhasil masanya.
Enam belas (16) keterampilan itu terbagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu foundational literacies (literasi dasar), competencies (kompetensi), dan character qualities (pendidikan karakter).
Dalam bahasan kita kali ini, kita hanya akan fokus pada Keterampilan Abad 21 dalam konteks pembelajaran abad 21, yang kita kenal dengan istilah 4C, atau 4Cs. 4C ini terdiri dari critical thinking, communication, collaboration, and creativity.
Baca Juga: Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah dalam kondisi Pandemi Covid 19
1. Creativity Thinking and innovation dalam Keterampilan Abad 21
Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen.
Creativity (kreatifitas) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kemampuan ini berkenaan dengan kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru.
Peserta didik harus dapat dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru. Selain itu, peserta didik juga dapat dilatihkan untuk mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban.
Kreativitas sangat di pengaruhi oleh pemikiran kreatif, yaitu bagaimana proses pikiran sseorang dalam menciptakan gagasan baru.
Dengan kreativitas, di harapkan peserta didik nantinya dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru sering di sebut sebagai inovasi. Salah satu bentuk inovasi dalam era teknologi sekarang ini di tandai dengan semakin banyak pekerjaan yang di ambil alih oleh mesin di masa depan.
Berpikir kreatif dalam menciptakan berbagai inovasi baru adalah salah satu dari 4C keterampilan abad 21. Dengan kemampuan ini, di harapkan peserta didik nantinya dapat bertahan dan tidak tergantikan oleh robot atau mesin di bidang pekerjaannya.
Kesuksesan individu akan di dapatkan oleh peserta didik yang memiliki keterampilan kreatif. Individu-individu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka di harapkan peserta didik nantinya dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.
2. Critical Thinking and Problem Solving dalam Keterampilan Abad 21
a. Keterampilan berpikir kritis atau Critical Thinking
Keterampilan berpikir kritis atau Critical Thinking dalam 4C Keterampilan Abad 21 merupakan keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Kemampuan/keterampilan berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang dapat di belajarkan, di latihkan dan di kuasai.
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit. Kemudian, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akan muncul berbagai perspektif. Dan selanjutnya dapat menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Indikator keterampilan berpikir kritis menggambarkan keterampilan lainnya seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi bukti.
Critical thinking di maknai juga sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah
Dalam era literasi digital sekarang ini, di mana arus informasi yang bisa datang dari mana saja, maka peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk memilih sumber dan informasi yang relevan. Kemudian, menemukan sumber yang berkualitas dan melakukan penilaian terhadap sumber dari aspek objektivitas, reliabilitas, dan kemutahiran.
Kemampuan membedakan kebenaran dari kebohongan, fakta dari opini, atau fiksi dari non-fiksi, merupakan salah satu modal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya
b. Keterampilan memecahkan masalah atau Problem Solving
Keterampilan memecahkan masalah atau Problem Solving mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi.
Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks.
Pemecahan masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya. Selin itu peserta didik diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang di perlukan dalam mengatasi masalah.
Pemecahan masalah tidak dapat di lepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan ini merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan permasalahan
Akhirnya melalui keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah ini maka di harapkan peserta didik nantinya dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas melalui pengakajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana di ketahui bahwa berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan atau keterampilan abad 21, kemampuan ini lebih familiar sebagai salah satu dari akronim dalam 4Cs. Selain itu, kemampuan/keterampilan berpikir kritis termasuk ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Dalam situs ini terdapat beberapa tulisan terkait yaitu indikator keterampilan berpikir kritis dan hadist tentang berpikir kritis.
3. Communication dalam Keterampilan Abad 21
Kemampuan komunikasi atau Communication dalam 4C atau Keterampilan Abad 21 merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Berkomunikasi merupakan kegiatan mentransfer informasi, baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan hal penting dalam peradaban manusia.
Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang di pilih agar dapat di terima dan di mengerti oleh penerima pesan.
Kemampuan komunikasi mencakup:
- keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis,
- kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas,
- menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka di harapkan peserta didik nantinya dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.
4. Collaboration
4C Keterampilan Abad 21 yang keeempat adalah kolaborasi (collaboration). Kolaborasi dan kerjasama tim dapat di kembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a).
Peserta didik dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.
Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga harus di terapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling berjauhan.
Olehnya itu, maka keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif perlu di sertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
Akhirnya melalui keterampilan ini maka di harapkan peserta didik nantinya dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permsalahan yang di temukan.
B. Kerangka Kerja enGauge
Perkembangan ilmu kognitif menunjukkan bahwa hasil yang di harapkan dalam pembelajaran akan meningkat secara signifikan ketika peserta didik terlibat melalui pengalaman dunia nyata yang otentik.
Keterampilan enGauge dalam 4C Keterampilan Abad 21 di bangun berdasarkan hasil penelitian untuk menjawab kebutuhan pembelajaran yang secara jelas. Mendefinisikan apa yang di perlukan peserta didik agar dapat berkembang di era digital saat ini.
1) Digital Age Literacy/Era Literasi Digital
- Literasi ilmiah, matematika, dan teknologi dasar
- visual dan informasi
- Literasi budaya dan kesadaran global
2) Inventive Thinking/Berpikir Inventif
- Adaptablility dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas
- Keingintahuan, kreativitas, dan pengambilan risiko
- Berpikir tingkat tinggi dan alasan yang masuk akal
3) Effective Communication/Komunikasi yang Efektif
- Keterampilan, kolaborasi, dan interpersonal
- Tanggung jawab pribadi dan sosial
- Komunikasi interaktif
4) High Productivity/Produktivitas Tinggi
- Kemampuan untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola hasil
- Penggunaan alat dunia nyata yang efektif
- Produk yang relevan dan berkualitas tinggi
Baca Juga: Model Kompetensi dalam Pengembangan Profesi Guru di Indonesia
C. Kerangka konsep 4C dalam Keterampilan Abad 21 di Indonesia
Implementasi kerangka 4C dalam Keterampilan Abad 21 bersifat mutidisiplin, artinya semua materi dapat didasarkan sesuai kerangka P21.
Untuk melengkapi kerangka 4C dalam Keterampilan Abad 21 yang sesuai dengan tuntutan Pendidikan di Indonesia, dan berdasarkan hasil kajian dokumen pada UU Sisdiknas, Nawacita, dan RPJMN Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
Di rumuskanlah 2 standar tambahan, yaitu sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter pada Pengembangan Karakter dan Nilai Spiritual (Spiritual Value).
Olehnya itu, secara keseluruhan dalam 4C Keterampilan Abad 21 di Indonesia ini di rumuskan menjadi Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS).
Tabel 1. Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS)
Selain itu, salah satu keterampilan berpikir lain yang lagi trend sekarang ini adalah Computational Thinking (CT). Untuk memahami CT ini, silahkan teman-teman membacanya pada artikel Apa itu Computational Thinking?
Sumber Rujukan
- Ditjen GTK Kemendikbud. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
- P21. 2007a. The Intellectual and Policy Foundations of the 21st Century Skills Framework. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
- P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
- Redecker, C., Ala-Mutka, K., Leis, M., Leendertse, M., Punie, Y., Gijsbers, G., Kirschner, P., Stoyanov, S. and Hoogveld, B. 2011. The Future of Learning: Preparing for Change. Luxembourg, Publications Office of the European Union.
Demikian,
Semoga ada manfaat
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.