HermanAnis.com – Teman-teman semua, pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Kisi-kisi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Penerimaan Mahasiswa Baru.
Sebagaimana telah di ketahui bahwa SNBT ini menggunakan tes terstandar berbasis komputer untuk potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris yang bentuk soalnya menitikberatkan pada penalaran peserta didik, bukan pada hafalan.
A. Komponen Tes, Jenis dan Bentuk soal dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT)
Transformasi dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes, adalah tidak ada lagi tes mata pelajaran. Dalam tes yang ada hanya tes skolastik, ini berdasarkan Permendikbudristek No. 48 Tahun 2022 yang terdiri dari:
- potensi kognitif
- penalaran matematika
- literasi dalam bahasa Indonesia
- literasi dalam bahasa Inggris
Seleksi nasional berdasarkan tes di lakukan dengan menggunakan tes terstandar berbasis komputer. Tes terstandar ini merupakan tes yang mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Soal seleksi nasional menitikberatkan penalaran peserta didik, bukan pada hafalan.
Baca Juga: Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi
B. Kisi-kisi UTBK SNBT
Berdasarkan penjabaran kebijakan umum dan materi ujian tulis berbasis komputer dalam Ujian Nasional Masuk Sarjana Nasional (UTBK-SNMPMB) terdiri dari dua komponen utama, yaitu Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi.
C. Kisi-kisi Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT
Tes Potensi Skolastik (TPS) adalah tes yang di rancang untuk menguji kemampuan berpikir calon mahasiswa baru, yaitu kemampuan memahami dan bernalar, yang di perlukan untuk keberhasilan dalam pendidikan formal, khususnya di perguruan tinggi. Kemampuan ini di kembangkan melalui proses belajar dan pengalaman di dalam dan di luar sekolah.
Tes Potensi Skolastik terdiri dari 4 (empat) komponen utama yakni;
- Kemampuan Penalaran Umum
- Pengetahuan dan Pemahaman Umum
- Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
- Pengetahuan Kuantitatif
1. Kisi-kisi Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Kemampuan Penalaran Umum
Komponen Kemampuan Penalaran Umum dari TPS menguji kemampuan individu untuk menerapkan teknik dengan cara yang terarah dan terkendali untuk memecahkan masalah baru yang tidak dapat di selesaikan sendiri oleh metode yang di pelajari sebelumnya.
Kemampuan yang di ujikan antara lain adalah:
- Kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah di hadapi sebelumnya
- Kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya
Pengujian di lakukan untuk menilai kemampuan seseorang untuk bernalar secara induktif, deduktif dan bernalar dengan angka, yang di kenal sebagai penalaran kuantitatif.
Kemampuan berpikir induktif adalah kemampuan mengamati fakta atau peristiwa untuk menemukan prinsip atau aturan yang mendasarinya.
Kemampuan bernalar secara deduktif mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah di ketahui sebelumnya.
Sedangkan kemampuan berpikir melalui penggunaan angka mengacu pada kemampuan berpikir dengan kuantitas, hubungan matematika sederhana melibatkan penggunaan operator aritmatika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Kemampuan Penalaran Umum di berikan dalam gambar 1 di bawah ini.
Baca Juga: Seleksi Secara Mandiri oleh PTN
2. Kisi-kisi Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Pengetahuan dan Pemahaman Umum
Komponen ini menguji kemampuan memahami dan mengkomunikasikan informasi yang di anggap penting dalam budaya Indonesia, khususnya kemampuan berbahasa, kosa kata, serta keluasan dan kedalaman pengetahuan umum. Kemampuan ini mencakup keterampilan bahasa praktis, pengetahuan dan konsep verbal dan linguistik tertentu.
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Pengetahuan dan Pemahaman Umum di berikan dalam gambar 2 di bawah ini.
3. Kisi-kisi Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis di berikan dalam gambar 3 di bawah ini.
4. Kisi-kisi Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Pengetahuan Kuantitatif
Pengetahuan kuantitatif adalah kedalaman dan keluasan pengetahuan terkait matematika, yaitu pengetahuan yang di peroleh melalui pembelajaran dan merepresentasikan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan kuantitatif dan mengolah simbol-simbol numerik. Keterampilan ini meliputi kemampuan melakukan perhitungan matematis, memecahkan masalah matematika dan pengetahuan matematika umum.
Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan berpikir kuantitatif. Secara umum, pengetahuan kuantitatif adalah seperangkat pengetahuan matematika yang di peroleh seseorang untuk melakukan perhitungan matematis.
Sementara itu, berpikir kuantitatif adalah kemampuan bernalar secara induktif dan deduktif ketika memecahkan masalah dalam bentuk angka.
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk Tes Potensi Skolastik UTBK SNBT pada komponen Pengetahuan Kuantitatif di berikan dalam gambar 4 di bawah ini.
D. Kisi-kisi Tes Literasi
Kata “literasi” memiliki arti yang luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata literasi sebagai (1) kemampuan menulis dan membaca, (2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, misalnya, literasi komputer; dan (3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Tes Literasi terdiri dari 2 (dua) komponen utama yakni;
- Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
- Penalaran Matematika
1. Kisi-kisi pada komponen Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Tes Literasi pada Bahasa Indonesia & Tes Literasi pada Bahasa Inggris pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru fokus dalam Literasi Membaca (Reading Literacy).
Adapun yangg di maksudkan menggunakan literasi membaca merupakan kemampuan seorang memahami, memakai, mengevaluasi, merenungkan, & berinteraksi secara aktif & berkelanjutan (engage) menggunakan teks menggunakan arah buat mencapai tujuan, membuatkan pengetahuan & potensi, dan buat berpartisipasi pada masyarakat.
Dengan pengertian tersebut, Literasi Membaca adalah suatu proses aktif menciptakan makna semua bacaan dari hubungan antara pembaca & teks. Untuk mengonstruksi makna semua bacaan, di butuhkan penalaran & pengetahuan taktik membaca yg efektif.
Dalam proses membaca, seseorang pembaca (peserta tes SNPMB pada konteks ini) memakai repertoar kompetensi kebahasaan & taktik kognitif buat mengonstruksi makna bacaan.
Terdapat 2 hal utama yg sebagai tolok ukur keberhasilan seseorang pembaca pada mengonstruksi makna semua bacaan, yaitu:
- Kompetensi Kebahasaan
- Strategi kognitif
2. Kompetensi Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan adalah penguasaan bahasa yang di gunakan dalam membaca. Pada konteks SNPMB ini adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kemampuan bahasa peserta ujian di uji dengan seberapa baik peserta ujian memahami kosa kata yang di sajikan dalam perkuliahan.
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk Tes Literasi UTBK SNBT pada komponen Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di berikan dalam gambar 5 di bawah ini.
Bacaan yang di tampilkan menggunakan bahasa baku, baik tata bahasa maupun kosa kata, sehingga pengetahuan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris baku di perlukan bagi peserta tes.
3. Strategi kognitif
Strategi kognitif adalah strategi membaca yang digunakan pembaca suatu teks untuk memahami teks tersebut. Selain itu, strategi kognitif adalah proses mental yang di gunakan pembaca terlatih untuk abstrak dan membangun makna dari membaca dan membuat struktur informasi dalam memori jangka panjang pembaca.
Kisi-kisi Tes Literasi UTBK SNBT pada komponen strategi kognitif, mencakupi hal-hal berikut dalam tabel berikut ini.
1. | Pengaktifan: Pembaca (peserta tes) menggunakan pengetahuan atau pengalaman terdahulu untuk memahami teks. Dalam hal ini peserta tes di hadapkan pada teks-teks bacaan yang sebagian telah berada dalam domain pengetahuan latar belakang peserta tes sehingga peserta tes akan mampu menghubungkan pengetahuan latar belakang itu dengan konten dalam bacaan saat membaca teks. |
2. | Penyimpulan: Pembaca (peserta tes) menyatakan kembali atau menyimpulkan situasi dalam bacaan. Pembaca (peserta tes) juga akan menghubungkan teks dengan konteks untuk memahami seluruh atau sebagian isi bacaan. |
3. | Penemuan hal yang sesuai dan yang tidak sesuai: Pembaca (peserta tes) akan berinteraksi dengan teks, mengujikan pemahaman mereka atas bacaan dengan sejumlah pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan konten bacaan. |
4. | Pemahaman atas gagasan penting dalam bacaan: Pembaca (peserta tes) akan menghimpun gagasan yang penting dalam bacaan dengan mengenali kata kunci, menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau hal penting dalam bacaan. |
4. Konteks Teks
Konteks teks yang di sajikan dalam SNPMB merupakan bidang teks personal dan bidang teks keilmuan yang bervariasi dan familiar dengan pembaca (peserta tes). Bidang teks mencakupi bidang ilmu pengetahuan alam, yang mencakupi sains dan teknologi, dan bidang ilmu pengetahuan sosial dan humaniora.
Berdasarkan isi informasi dan kandungan pengetahuan di dalamnya, teks atau bacaan yang di gunakan dapat di pilah ke dalam 4 (empat) kategori, yakni;
- teks umum,
- teks sastra,
- teks saintek, dan
- teks sosial humaniora.
Teks umum berupa bacaan bergenre inspiratif dan informasi umum, teks sastra berupa teks bergenre novel, sedangkan teks saintek dan sosial humaniora berupa teks bergenre eksplanatif, ulasan, dan argumentatif.
Konten teks sebagaimana di maksud di atas berupa teks yang hadir dalam hal;
- konteks-personal inspiratif,
- konteks novel remaja, dan
- konteks informasi dan pengetahuan umum popular.
Sedangkan keterampilan kognitif yang di gali meliputi:
- menggali dan mengungkapkan informasi dalam bacaan;
- memadukan informasi dan menafsirkan makna bacaan;
- mengapresiasi karya sastra (dalam novel remaja);
- menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan;
- menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif bacaan; dan
- menganalisis dan mengevaluasi ulasan (objek bahasan) dalam bacaan.
5. Rangkuman Kisi-kisi Tes Literasi UTBK SNBT pada komponen Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Distribusi dari keterampilan kognitif serta kompleksitas teks Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris, adalah seperti yang di rangkum sebagai berikut:
No | Komponen Literasi | Indikator |
1 | menggali dan mengungkapkan informasi teks personal inspiratif | a. menentukan inti bacaan b. menyimpulkan isi bacaan |
2 | memadukan informasi dan menafsirkan makna teks umum | a. menentukan makna kontekstual kata b. menentukan tema dalam teks sastra |
3 | menginterpretasi dan menganalisis unsur ekksplanatif teks popular saintek dan sosial humaniora | a. menemukan tema dalam teks sastra b. menemukan nilai dalam teks sastra c. menentukan unsur proses dalam bacaan eksplanatif |
4 | menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatiff teks popular saintek dan sosial humaniora | a. menentukan unsur sebab-akibat bacaan eksplanatif b. menentukan kelengkapan paparan kekhasan objek bahasan dalam bacaan ulasan c. menentukan keakuratan paparan kelebihan objek bahasan dalam bacaan ulasan d. menentukan keakuratan paparan kekurangan objek bahasan dalam bacaan ulasan e. menentukan ketepatan opini atas objek bahasan dalam bacaan ulasan |
5 | menginterpretasi dan menganalisis unsur eksplanatif teks popular saintek dan sosial humaniora | a. menentukan gagasan pendirian yang relevan/tidak relevan dengan isi bacaan argumentatif b. menentukan fakta/data yang relevan/tidak relevan dengan gagasan pendirian dalam bacaan argumentatif c. menentukan simpulan yang relevan/tidak relevan dengan gagasan pendirian dan fakta/data dalam bacaan argumentatif d. menentukan inferensi meyakinkan dalam bacaan argumentatif |
6. Kisi-kisi UTBK SNBT Tes Literasi pada Penalaran Matematika
Terdapat dua hal yang di tekankan dalam penalaran matematika, yaitu:
- Penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks
- Penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah
Adapun distribusi jumlah soal dan waktu pengerjaan untuk penalaran matematika pada UTBK SNBT di berikan dalam gambar 6 di bawah ini.
Penekanan kemampuan penalaran matematika juga di kaitkan dengan proses kognitif yang terlibat dalam penyelesaian masalah yang di lakukan. Tiga proses kognitif yang di libatkan tersebut adalah sebagai berikut:
- Memformulasikan (formulate)
- Menggunakan/Menerapkan (employ)
- Menginterpretasikan (interpret)
Demikian juga pada proses penerapan prinsip-prinsip matematika, individu harus mengenali kapan sebuah prinsip matematika dapat di terapkan pada sebuah masalah dan kapan prinsip tersebut tidak dapat di terapkan sehingga harus menggunakan prinsip lainnya.
- Penentuan Domain Penalaran Matematika
- Pengukuran Penalaran Matematika
- Konten Pengukuran Penalaran Matematika
a. Kisi-kisi Tes Penalaran Matematika UTBK SNBT pada aspek Penentuan Domain Penalaran Matematika
Berdasarkan penjelasan di atas, penalaran matematika terdiri dari tiga unsur yang berkaitan erat, yaitu proses, isi dan konteks.
Proses | Proses menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk mengaitkan masalah matematika sesuai dengan konteksnya. |
Konten | Konten menunjukkan substansi materi yang di libatkan dalam pengukuran yang di lakukan |
Konteks | Konteks adalah letak atau posisi dari permasalahan yang harus di atasi dalam semesta situasi, kondisi, waktu, ruang atau tempat masalah. |
b. Kisi-kisi pada aspek Pengukuran Penalaran Matematika
Pengukuran terhadap kemampuan penalaran matematika di lakukan mengombinasikan berapa aspek berupa konten, proses kognitif dan konteks.
c. Kisi-kisi Tes Penalaran Matematika UTBK SNBT pada aspek Konten Pengukuran Penalaran Matematika
Konten pengukuran penalaran matematika pada UTBK akan melibatkan empat domain ukur yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, ketidakpastian dan data, serta aljabar.
1) Aspek Pengukuran Penalaran Matematika untuk konten Bilangan
Bilangan (quantity) adalah atribut dari sekumpulan objek yang memiliki harga kuantitatif dan di ekspresikan melalui sebuah bilangan. Sesuai dengan framework dari AKM tahun 2021 domain ukur bilangan ini terdiri atas sub domain berupa representasi, sifat urutan, dan operasi.
- Representasi. Sub domain ini terkait dengan representasi bilangan cacah, bulat, pecahan, desimal, irasional, berpangkat dan notasi ilmiah. Pengukuran pada domain ini banyak di arahkan pada seberapa tepat individu memahami berbagai representasi bilangan dalam bentuk-bentuk harga kuantitatif.
- Sifat Urutan. Sifat Urutan. Sub domain ini berkaitan dengan sifat urutan dari suatu harga kuantitatif. Pengukuran pada domain ini di arahkan pada pembandingan informasi yang di ekspresikan pada harga kuantitatif yang jamak. Individu yang memahami sub domain ini dengan baik akan mampu mengidentifikasi objek mana yang memiliki harga kuantitatif yang lebih besar atau mengurutkannya berdasarkan kuantitasnya.
- Operasi Hitung. Sub domain ini mengukur sejauh mana pemahaman individu dalam penggunaan bilangan dalam sebuah operasi hitung.
2) Aspek Pengukuran Penalaran Matematika untuk konten Pengukuran dan Geometri
Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran geometri dan pengukuran, domain geometri dan pengukuran menekankan pada penalaran individu terhadap masalah-masalah yang melibatkan ruang bidang. Ada tiga dimensi yang di ukur yaitu bangun geometri, pengukuran, dan penalaran spasial.
Kemampuan yang di ukur menekankan pada kemampuan individu untuk:
- Penguasaan individu terhadap konsep dan penerapan untuk mengenali kuantitas dari atribut-atribut dari sebuah bangun ruang (misalnya luas dan volume).
- Penguasaan individu terhadap harga kuantitatif dari atribut bangun ruang yang terskala (metrik), baik dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun skala satuan turunan (luas, debit, volume).
- Penguasaan individu terhadap atribut ruang spasial seperti arah, sistem koordinat petak, dan sistem koordinat kartesius.
3) Aspek Pengukuran Penalaran Matematika untuk konten Data dan Ketidakpastian
Berdasarkan framework AKM tahun 2021, data dan ketidakpastian merujuk pada data dan representasinya. Mulai dari penyajian data secara sederhana, menggunakan turus dan diagram gambar hingga mengevaluasi data yang lebih kompleks. Ketidakpastian dan peluang merujuk pada adanya kejadian yang mungkin atau tidak mungkin yang di simpulkan berdasarkan peluang dari berbagai kejadian yang bersifat majemuk.
Menurut OECD (2017) kemampuan yang terkait dengan domain ini adalah kemampuan dalam mengenali adanya variasi dalam suatu proses, memiliki sensitivitas terhadap adanya variasi dalam proses dan hasil kuantifikasi, memahami adanya ketidakpastian dan kesalahan dalam pengukuran, atau mengetahui tentang peluang
4) Aspek Pengukuran Penalaran Matematika untuk konten Aljabar
Berdasarkan framework AKM dalam pengukuran aljabar, domain aljabar terdiri atas sub domain persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi.
Sub domain persamaan dan pertidaksamaan, pemahaman yang di nilai mulai dari menyelesaikan persamaan sederhana hingga sistem persamaan linear tiga variabel.
- Pengukuran relasi dan fungsi, pemahaman. Sub domain ini menekankan pada kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah dengan melibatkan suatu fungsi aljabar.
- Pengukuran rasio dan proporsi. Sub domain ini menekankan pada pemahaman konsep rasio/skala dalam permasalahan sehari- hari hingga menyelesaikan masalah aritmetika sosial.
Sumber: https://framework-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.