Keterampilan Memberi Penguatan dalam Pembelajaran

Keterampilan Memberi Penguatan dalam Pembelajaran

Hermananis.com – Teman-teman semua, pada tulisan kali ini kita akan membahas satu topik dalam Keterampilan Dasar Mengajar yakni Keterampilan Memberi Penguatan. Keterampilan memberikan penguatan atau reinforcement, secara garis besar dapat dimaknai sebagai kemampuan guru dalam memberikan respon terhadap perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar, agar siswa terdorong untuk meningkatkan perilaku positif tersebut.

Pada dasarnya istilah penghargaan, hadiah, pujian yang sering disama artikan dengan penguatan memiliki kedudukan sebagai bagian dalam keterampilan dalam memberi penguatan.

Baca Juga: Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

A. Pengertian Penguatan (Reinforcement) dalam Pembelajaran

1. Definisi dan konsep dasar penguatan

Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Pemberian penguatan sebagai respon dalam proses interaksi edukatif berupa respon positif dan respon negatif. Respon positif adalah respon yang di berikan melalui hadiah, sedangkan respon negatif di berikan melalui hukuman. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang. Hal ini menunjukan bahwa pengubahan tingkah laku siswa (behavior modification) dapat di lakukan dengan pemberian penguatan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan yang di lakukan oleh guru dalam pembelajaran dapat di tujukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok, juga pada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan ini juga dapat dilakukan dengan berbagai macam bentuk yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru.

Penguatan dapat di tujukan kepada pribadi tertentu, kepada kelompok tertentu dan kepada kelas secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya penguatan harus dilakukan dengan segera dan bervariasi. Sehubungan dengan itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan, yaitu:

  1. Penguatan harus di berikan dengan sungguh-sungguh
  2. Penguatan yang di berikan harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi yang diberi penguatan
  3. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik
  4. Penguatan harus di lakukan segera setelah suatu kompetensi di tampilkan
  5. Penguatan yang di berikan hendaknya bervariasi

Jadi penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap suatu tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan dorongan untuk dapat meningkatkan partisipasinya dalam proses pembelajaran.

Keterampilan Memberi Penguatan

Baca Juga: Integrasi Muatan Life Skill dalam Pembelajaran

2. Perbedaan antara keterampilan memberi penguatan positif dan negatif

Keterampilan Memberi Penguatan positif dan negatif adalah dua konsep utama dalam psikologi perilaku. Perbedaan antara keduanya terletak pada dampaknya terhadap perilaku dan cara pemberi penguatan mengaplikasikannya. Berikut adalah perbedaan antara penguatan positif dan negatif:

a. Keterampilan Memberi Penguatan Positif

  1. Definisi:
    • Penguatan Positif: Memberikan stimulus atau konsekuensi yang menyenangkan atau di inginkan setelah perilaku yang di inginkan terjadi.
  2. Tujuan:
    • Penguatan Positif: Meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut muncul kembali dengan memberikan hadiah atau penguatan yang menyenangkan.
  3. Contoh:
    • Memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.
    • Memberikan hadiah kepada karyawan yang mencapai target penjualan.
  4. Dampak:
    • Membuat individu merasa di hargai, termotivasi, dan lebih cenderung mengulangi perilaku yang di inginkan.
  5. Prinsip:
    • Memberikan sesuatu yang positif atau menyenangkan untuk meningkatkan frekuensi perilaku yang di inginkan.

b. Keterampilan MemberiPenguatan Negatif

  1. Definisi:
    • Penguatan Negatif: Menghilangkan stimulus yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan setelah perilaku yang diinginkan terjadi.
  2. Tujuan:
    • Penguatan Negatif: Meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut muncul kembali dengan menghilangkan atau mengurangi sesuatu yang tidak diinginkan.
  3. Contoh:
    • Menghentikan suara alarm dengan menggerakkan tangan setelah bangun pagi.
    • Menghentikan pemberian tugas tambahan setelah siswa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
  4. Dampak:
    • Membuat individu merasa terlepas dari stimulus yang tidak diinginkan, yang dapat meningkatkan kemungkinan mereka mengulangi perilaku yang diinginkan.
  5. Prinsip:
    • Mengurangi atau menghilangkan sesuatu yang tidak diinginkan untuk meningkatkan frekuensi perilaku yang diinginkan.

Catatan:

  • Positif dan Negatif dalam Konteks Ini:
    • Istilah “positif” dan “negatif” dalam penguatan tidak merujuk pada nilai moral. Penguatan positif adalah penambahan sesuatu yang menyenangkan, sementara penguatan negatif adalah pengurangan atau penghindaran sesuatu yang tidak menyenangkan.
  • Mengenai Penekanan:
    • Penguatan positif lebih menekankan pada memberikan hadiah atau sesuatu yang diinginkan, sementara penguatan negatif lebih menekankan pada menghilangkan atau mengurangi sesuatu yang tidak diinginkan.
  • Tujuan Umum:
    • Baik penguatan positif maupun negatif bertujuan untuk memengaruhi perilaku. Perbedaan terletak pada strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam penerapannya, penggunaan penguatan positif dan negatif dapat disesuaikan dengan konteks dan karakteristik individu atau situasi tertentu.

Baca Juga: Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa

B. Tujuan Pemberian Penguatan dalam pembelajaran

Tujuan utama yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku yang baik. Sehubungan dengan itu penguatan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tingkah laku yang baik dalam pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah, pemberian penghargaan sabagai salah satu bentuk penguatan yang dilakukan oleh guru bagi siswa yang berprestasi maka akan menimbulkan motivasi kuat bagi siswa untuk meningkatkan prestasinya.

Pemberian penguatan hendaknya selalu mengacu pada prestasi yang ditunjukkan peserta didik, baik sewaktu proses pembelajaran berlangsung maupun atas hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Pemberian penguatan tentunya memiliki tujuan tertentu yang mengacu pada peningkatan kemampuan belajar peserta didik saat mengikuti pelajaran.

Secara garis besar pemberian penguatan sebagai respon positif bertujuan untuk mempertahankan serta
meningkatkan perbuatan positif yang siswa lakukan dalam kegiatan belajarnya, sehingga siswa akan termotivasi untukmeningkatkan prestasi yang telah dicapainya.

Tujuan memberikan penguatan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

  1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
  2. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa
  3. Mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa
  4. Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir dan pengambilan inisiatif
  5. Mengembangkan dan mengatur diri siswa sendiri dalam belajar
  6. memudahkan proses belajar mengajar baik bagi siswa maupun guru
  7. mengatur dan merubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif

Tujuan akhir dari pemberian penguatan adalah agar peserta didik dapat lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pelajaran sekaligus membina tingkah laku yang produktif dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan pemberian penguatan yang diberikan oleh guru, baik secara simbolik, materi maupun dalam bentuk penguatan akan dapat merangsang peserta didik untuk lebih meningkatkan keaktifannya dalam belajar sekaligus berupaya membina tingkah lakunya kearah yang lebih posistif.

Baca juga: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Sedangkan penghargaan yang menjadi bagian dalam penguatan memiliki tiga peranan penting dalam kegiatan mengajar bagi siswa agar berperilaku sesuai dengan aturan yang telah disetujui. Menurut Hurlock (2008:90) peranan penguatan adalah sebagai berikut:

1. Penghargaan mempunyai nilai mendidik

Bila suatu tindakan disetujui, peserta didik merasa bahwa hal itu baik. Sebagaimana hukuman mengisyartakan pada peserta didik bahwa perilaku mereka itu buruk, demikian pula penghargaan mengisyaratkan pada mereka bahwa perilaku itu baik. Dan seperti halnya hukuman, bila penghargaan bervariasi intensitasnya agar sesuai dengan usaha peserta didik untuk berperilaku menurut standar yang disetujui secara sosial, nilai edukatif penghargaan itu meningkat.

2. Penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial

Karena peserta didik bereaksi dengan positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, di masa mendatang, mereka berusaha untuk berperilaku dengan cara yang lebih banyak memberinya penghargaan.

3. Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tiadanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulang perilaku ini

Bila peserta didik harus belajar berperilaku dengan cara yang di setujui secara sosial, ia harus merasa bahwa berbuat demikian cukup menguntungkan baginya. Karenannya penghargaan harus di gunakan untuk membentuk sosialisasi yang menyenangkan dengan perilaku yang di inginkan.

Dari pendapat tersebut di atas, secara garis besar pemberian penguatan bertujuan untuk:

  • meningkatkan motivasi siswa dalam belaja,
  • mengontrol perilaku yang negatif,
  • menumbuhkan rasa percaya diri, dan
  • memelihara iklim kelas yang kondusif.

Baca Juga:

C. Manfaat Keterampilan Memberi Penguatan

Keterampilan memberi penguatan atau memberikan reinforcement adalah kemampuan untuk memberikan umpan balik positif atau memberdayakan orang lain melalui kata-kata, tindakan, atau dukungan. Manfaat dari keterampilan ini mencakup berbagai aspek, termasuk hubungan interpersonal, motivasi, dan pengembangan diri. Berikut adalah beberapa manfaat keterampilan memberi penguatan:

  1. Meningkatkan Motivasi
    Penguatan positif dapat meningkatkan motivasi dan semangat seseorang. Kata-kata atau tindakan yang memberikan pujian atau pengakuan dapat menjadi dorongan untuk terus berusaha dan meningkatkan kinerja.
  2. Membangun Hubungan Interpersonal
    Keterampilan memberi penguatan membantu membangun hubungan interpersonal yang positif. Ketika seseorang merasa dihargai dan didukung, hal ini dapat menciptakan ikatan positif dalam hubungan.
  3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
    Umpan balik positif dan penguatan dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Melalui dukungan dan apresiasi, individu merasa diakui atas usaha dan kontribusi mereka.
  4. Membantu Pengembangan Potensi
    Keterampilan memberi penguatan dapat membantu individu mengenali dan mengembangkan potensi mereka. Dukungan positif dapat merangsang eksplorasi diri dan penemuan bakat atau keahlian yang mungkin belum terungkap.
  5. Mengurangi Stres dan Frustrasi
    Penguatan positif dapat mengurangi tingkat stres dan frustrasi. Ketika seseorang mendapatkan dukungan dan apresiasi, mereka cenderung lebih mampu mengatasi tantangan dan merespon tekanan dengan lebih positif.
  6. Mendorong Perilaku Positif
    Memberikan penguatan yang tepat waktu dapat mendorong perilaku positif. Ini dapat mencakup penghargaan atas pencapaian atau tindakan yang diinginkan, sehingga meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku tersebut.
  7. Meningkatkan Kolaborasi dan Tim Kerja
    Keterampilan memberi penguatan dapat memperkuat kerjasama dan kolaborasi dalam tim atau kelompok kerja. Ketika anggota tim merasa dihargai, mereka lebih cenderung bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  8. Memotivasi untuk Belajar dan Berkembang
    Dukungan positif dapat menjadi motivator untuk belajar dan berkembang. Ketika seseorang merasa didukung, mereka mungkin lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru dan mengambil risiko dalam pembelajaran.

Dengan mengasah keterampilan memberi penguatan, seseorang dapat memberikan dampak positif pada diri sendiri dan orang lain di sekitarnya, baik dalam konteks pribadi, profesional, maupun pendidikan.

Baca Juga: Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut

D. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan

Penggunaan komponen keterampilan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati, di sesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan dan sifat tugas. Pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen keterampilan memberi penguatan ialah sebagai berikut:

1. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan Verbal

Menurut D. N. Pah penguatan verbal adalah penguatan tingkah laku dan penampilan siswa yang di lakukan dengan komentar berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dan dorongan. Komentar yang serupa merupakan balikan atau informasi yang di berikan kepada siswa mengenai penampilanya agar dapat meningkat menjadi lebih baik di lain waktu.

Sejalan dengan itu, Uzer Usman memaknai penguatan verbal sebagai penguatan yang biasanya di ungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan. Misalnya; bagus, bagus sekali, betul, pintar, seratus buat kamu!. Hal ini dilakukan guru dalam rangka memberikan umpan balik agar siswa dapat mempertahankan perilaku positif tersebut.

Berdasar pendapat yang ada di atas, secara garis besar penguatan verbal adalah adalah segala aktivitas guru yang di ungkapkan dengan kata atau kalimat berupa pujian, persetujuan, nasihat untuk memberikan dorongan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi perubahan positif pada kegiatan belajar siswa.

Bentuk penguatan verbal yang paling mudah di gunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang di harapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan kinerja peserta didik. Misalnya ketika di ajukan sebuah pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat, maka guru memuji siswa tersebut dengan mengatakan: “bagus!”, “tepat sekali” dan lain sebaginya. Begitu juga ketika jawaban siswa kurang sempurna, guru mengatakan “hampir tepat” dan lain sebagainya yang menunjukkan jawaban siswa tersebut masih perlu penyempurnaan.

Penguatan verbal dapat di berikan dengan komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan sebagai penguatan tingkah laku dan kinerja siswa. Komentar tersebut merupakan balikan (feed back) yang dapat di lakukan oleh guru atas kinerja ataupun perilaku siswa. Menurut D. N. Pah penguatan verbal dapat di kelompokan menjadi dua bentuk. Adapun bentuk komponen penguatan verbal yaitu: a) kata-kata, dan b) kalimat.

a. Keterampilan Memberi Penguatan Verbal dengan Kata-kata

Penguatan yang di berikan kepada siswa berupa kata saja, hal ini di lakukan secara singkat, mudah di pahami sehingga siswa mudah dalam menangkap respon dari guru.

Contoh:

  • Bagus.
    Di utarakan ketika siswa mengerjakan tugas atau perintah dengan baik, rapi, sistematis.
  • Tepat/betul/benar.
    Diutarakan ketika siswa menjawab suatu soal/pertanyaan sesuai dengan sesuai/ benar.
  • Pintar
    Di sampaikan guru apabila siswa memiliki kemampuan intelektual yang baik di banding teman yang lain, bisa juga di sampaikan pada saat siswa benar dalam menjawab pertanyaan atau soal.
  • Ya.
    Di sampaikan guru apabila siswa menjawab soal atau pertanyaan sesuai dengan harapan guru, atau memberikan pendapat dengan benar.

b. Keterampilan Memberi Penguatan Verbal dengan Kalimat

Umpan balik yang di berikan guru berupa rangkaian kata atau kalimat untuk memperjelas susunan kata-kata yang ada, sehingga siswa dapat mengerti kemampuan dan alasan mengapa guru memberikan penguatan tersebut.

Contoh:

  • Pekerjaan Zaidan bagus sekali!
  • Cara Aufa memberikan penjelasan baik sekali!
  • Saya senang dengan pekerjaanmu!

Menurut Hurlock (1978: 90) apapun bentuk penguatan yang di gunakan, pada dasarnya penguatan harus sesuai dengan perkembangan peserta didik. Hal ini akan menimbulkan keefektivan dari penguatan itu sendiri. Maka dari itu untuk penguatan verbal seharusnya di lakukan sesuai tahap perkembangan siswa. Baik penguatan verbal berupa kata maupun kalimat sebaiknya di sampaikan dengan tepat dan benar sesuai perkembangan bahasa peserta didik dan usia. Secara garis besar dari uraian tersebut di atas komponen penguatan verbal terdiri dari kata dan kalimat.

2. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan NonVerbal

Pendekatan nonverbal adalah segala aktivitas guru berupa gerak isyarat yang dapet memberikan dorongan bagi aktivitas belajar siswa secara positif. Dapat di lakukan guru dengan berbagai cara, akan tetpi guru perlu memperhatikan prinsip dalam memberikanya agar dapat meminimalisir dampak negatif yang di timbulkan oleh beberapa jenis penguatan nonverbal.

Penguatan nonverbal atau penguatan fisik adalah perhatian yang di lakukan secara fisik berupa elusan di kepala, acungan jempol atau sekedar terangkatnya alis mata karena ekspresi kagum sebagai umpan balik positif terhadap perilaku baik yang di lakukan peserta didik. Hal ini akan menjadikan peserta didik merasa di hargai, sehingga ia akan melakukan hal baik yang sama di lain kesempatan.

Dalam buku tulisan Wina Sanjaya, penguatan nonverbal adalah respon yang di lakukan guru terhadap perilaku siswa berupa bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengangkat pundak, dan sebagainya. Selain itu juga dapat di lakukan dengan tanda-tanda tertentu, misalnya berjabat tangan, menepuk pundak secara halus sebagai tanda setelah siswa melakukan repon yang baik.

Selanjutnya Uzer Usman mendefinisikan penguatan nonverbal sebagai gerak isyarat sebagai modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang berujuan memberikan umpan balik. Dapat di lakukan dengan pendekatan, sentuhan, simbol dan sebagainya. Ada beberapa penguatan non verbal yang tidak selamanya akan baik apabila digunakan terlalu sering, sehingga guru harus selektif dalam memlih jenisnya agar berfungsi secara maksimal.

Dalam buku Hamzah B. Uno terdapat beberapa komponen keterampilan pemberian penguatan yang termasuk ke dalam penguatan nonverbal yaitu:

  • penguatan gestural,
  • penguatan dengan cara mendekati,
  • penguatan dengan sentuhan,
  • penguatan berupa tanda atau benda,
  • penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan.

a. Keterampilan Memberi Penguatan Gestural

Penguatan ini di berikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya, mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”.

b. Keterampilan Memberi Penguatan dengan cara Mendekati siswa

Penguatan ini di kerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri di samping siswa di berikan unutk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.

Guru dapat mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa dengan tujuan untuk memberikan perhatian, rasa senang, rasa aman kepada siswa. Keadaan ini dapat menghangatkan suasana belajar peserta didik, yang gilirannya dapat meningkatkan motivasi.

c. Keterampilan Memberi Penguatan dengan Sentuhan

Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa yang menang atau mendapatkan nilai yang bagus.. Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.

d. Keterampilan Memberi Penguatan dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan

Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa di minta memimpin kegiatan. Peserta didik yang mendapatkan nilai bagus di beri kesempatan untuk melakukan kegiatan yang mereka senangi, mislanya membantu teman-temannya dalam menyelesaikan latihan, paduan suara, masuk tim olahraga atau sebagainya.

e. Keterampilan Memberi Penguatan Berupa Simbol atau benda

Penguatan ini di lakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol/benda atau komentar tertulis pada buku siswa. Hal ini jangan terlalu sering di gunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.

Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang, permen.

Kemudian D. N. Pah mengelompokan komponen penguatan nonverbal menjadi 5 kelompok. Adapun pengelompokan tersebut yaitu:

  1. penguatan berupa mimik dan gerakan badan,
  2. penguatan dengan cara mendekati,
  3. penguatan dengan sentuhan,
  4. penguatan dengan kegiatan menyenangkan, dan
  5. penguatan berupa simbol atau benda.

a. Keterampilan Memberi Penguatan berupa mimik dan gerakan badan

Penguatan berupa mimik dan gerakan-gerakan badan seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari, dan sebagainya kadang di lakukan bersama dengan penguatan verbal. Misalnya ketika guru memberikan penguatan verbal “bagus” kepada siswa, pada saat bersamaan guru juga mengacungkan jempolnya ke arah siswa tersebut. Namun demikian, penguatan nonverbal ini tidak harus selalu di laksanakan pada saat yang bersamaan dengan penguatan verbal.

b. Keterampilan Memberi Penguatan dengan cara mendekati

Pendekatan dengan cara mendekati (proximity), ialah pendekatan yang diberikan guru dengan cara mendekati siswa sebagai wujud perhatian, kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.dapat di lakukan dengan berdiri di samping siswa, berjalan atau duduk di samping siswa atau kelompok diskusi. Penguatan ini juga digunakan untuk memperkuat penguatan verbal. Guru dapat
memperkirakan berapa lama ia mendekati seorang siswa atau sekelompok siswa agar manfaat penguatan dapat berfungsi dengan baik.

c. Keterampilan Memberi Penguatan dengan sentuhan

Dilakukan dengan menepuk bahu atau pundak siswa, menjabat tangan atau mengangkat ytangan siswa yang menang dalam pertandingan. Guru perlu mempertimbangkan umur, latar belakang budaya, jenis kelamin. Sebagai contoh penguatan berupa mengelus rambut rambut saat di Taman Kanak-Kanak dan kelas rendah bisa di pakai, tetapi belum tentu sesuai dengan siswa kelas tinggi.

d. Keterampilan Memberi Penguatan dengan kegiatan menyenangkan

Guru dapat menggunakan kegiatan atau tugas yang menyenankan sebagai penguatan. Ada baiknya kegiatan atau tugas tersebut ada kaitannya dengan penampilan yang di beri penguatan. Ini bukan berarti bahwa kegiatan lain yang tidak berhubungan tidak dapat di gunakan. Apapun jenis kegiatan atau tugas yang di senangi peserta didik dan positif dapat diberikan guru sebagai penguatan.

e. Keterampilan Memberi Penguatan berupa simbol atau benda

Dapat di lakukan dengan cara menulis komentar di buku siswa, bintang dari kertas dan benda lain yang tidak terlalumahal harganya, tetapi memiliki arti simbolis. Sebaiknya jangan terlalu sering di gunakan, terutama berupa benda agar tidak menjadi kebiasaan siswa untuk mengarapkan imbalan karena penampilanya. Sekalipun demikian, komentar tertulis pada buku pekerjaan siswa yang berarti pengakuan
pegnhasilannya dan pemberian saran konstruktif kepadanya, akan tetap besar nilainya bagi siswa dalam masa belajarnya.

E. Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan

Ada beberapa prinsip pemberian penguatan yaitu sebagai berikut:

1. Kehangatan dan keantusiasan

Sikap dan gaya guru termasuk suara, mimik dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karna tidak di sertai dengan kehangatan dan kentusiasan.

2. Kebermaknaan

Penguatan hendaknya di berikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan peserta didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut di beri penghargaan. Oleh karna itu, kebermaknaan pemberian penguatan hanya mungkin apabila di berikan dalam kontek yang relevan.

3. Menghindari penggunaan repon yang negatif

Walaupun teguran, sanksi masih bisa di gunakan, respon negatif yang di berikan oleh guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu di hindari karna akan mematahkan semangat peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika peserta didik tidak dapat memberikan jawaban yang di harapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi bisa melontarkan pertanyaan kepada peserta didik lain.

F. Peran Penguatan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kunci utama dalam keberhasilan akademis siswa. Dalam konteks ini, penguatan memegang peran penting sebagai alat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Berikut penjelasan bagaimana penguatan dapat memotivasi siswa dan menjelajahi hubungannya dengan prestasi akademik.

1. Bagaimana Penguatan Meningkatkan Motivasi Siswa?

  1. Memberikan Pengakuan: Penguatan berupa pengakuan atas pencapaian atau usaha siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan diri. Siswa merasa di hargai dan termotivasi untuk terus berusaha.
  2. Menciptakan Keterikatan Emosional: Penguatan yang di berikan dengan cara yang positif dan bersifat emosional dapat menciptakan ikatan antara siswa, guru, dan materi pelajaran. Siswa yang merasa terhubung secara emosional cenderung lebih termotivasi untuk belajar.
  3. Menghubungkan Pembelajaran dengan Tujuan Pribadi: Penguatan dapat membantu siswa mengidentifikasi kaitan antara pembelajaran dan tujuan pribadi mereka. Dengan menyadari manfaat dan relevansi materi, siswa cenderung lebih termotivasi untuk menguasai konsep-konsep tersebut.
  4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Penguatan yang bersifat konstruktif dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Siswa yang percaya diri cenderung lebih berani mengambil risiko akademis dan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan mereka.
  5. Penguatan sebagai Sumber Inspirasi: Cerita sukses, kesaksian, atau pemberian contoh positif melalui penguatan dapat menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Mereka melihat bahwa usaha mereka dapat menghasilkan pencapaian yang luar biasa, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi.

2. Hubungan antara Penguatan dan Prestasi Akademik

  1. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi: Penguatan yang terkait dengan prestasi akademik dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam pembelajaran. Mereka memiliki tujuan yang jelas untuk di capai dan merasa terdorong untuk mencapainya.
  2. Penguatan sebagai Pendorong Usaha: Siswa yang mendapatkan penguatan positif atas usaha dan pencapaian mereka cenderung lebih gigih dan berkomitmen untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Penguatan menjadi pendorong yang kuat untuk meningkatkan usaha belajar.
  3. Menciptakan Lingkungan Positif: Lingkungan yang menciptakan penguatan positif terkait dengan pencapaian akademik dapat menciptakan atmosfer yang positif di kelas. Hal ini memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat.
  4. Meminimalkan Ketidakpercayaan Diri: Penguatan juga dapat membantu mengatasi ketidakpercayaan diri siswa yang dapat menghambat prestasi akademik. Dengan memberikan dukungan positif, siswa merasa lebih yakin dan mampu mengatasi hambatan belajar.
  5. Mengurangi Ketidaknyamanan Belajar: Siswa yang merasakan penguatan positif cenderung lebih termotivasi dan kurang merasakan stres atau ketidaknyamanan dalam menghadapi tugas-tugas akademik. Hal ini dapat berdampak positif pada kinerja akademik mereka.

Penguatan memiliki peran sentral dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan dampak positif pada prestasi akademik mereka. Dengan memberikan pengakuan, membangun keterikatan emosional, dan merangsang inspirasi, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan dan keberhasilan siswa. Hubungan yang positif antara penguatan dan prestasi akademik menciptakan fondasi yang kuat untuk perkembangan akademis dan pribadi yang berkelanjutan.

G. Strategi Pemberian Penguatan di Kelas

Ada beberapa cara atau strategi pemberian penguatan yang perlu di perhatikan, yaitu:

1. Penguatan pada pribadi tertentu

Penguatan akan lebih tepat sasaran dan bermakna jika mempertimbangkan siapa audiensnya. Jika tujuan memberikan penguatan untuk peserta didik secara perseorangan tentu berbeda dengan jika kita memberikan penguatan untuk kelompok. Dalam hal ini penguatan harus jelas di tujukan kepada siswa tertentu. Oleh karna itu pandangan guru harus tegas di arahkan kepada peserta didik yang memperoleh penguatan. Penguatan juga harus jelas ditujukan kepada siapa dan usahakan menyebut namanya seta memandang kepadanya.

2. Penguatan kepada kelompok

Penguatan dapat juga di berikan kepada sekelompok siswa, misalnya jika satu tugas telah di laksanakan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat mengijinkan kelas tersebut untuk bermain basket yang memang menjadi kegemaran mereka.

3. Penguatan dengan cara segera

Pemberian penguatan di berikan setelah munculnya tingkah laku atau respon peserta didik yang di harapkan, penguatan yang di tunda pemberiannya, dapat cenderung kurang efektif karna dapat menimbulkan penafsiran yang negatif dari peserta didik yang bersangkutan.

4. Variasi dalam penggunaan

Jenis penguatan yang di gunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis penguatan, karna hal ini akan dapat menimbulkan kobasanandan juga kurang efektif. Penggunaan setiap jenis penguatan dalam di lakukan sesuai situasi dalam proses pembelajaran.

H. Keterampilan Memberi Penguatan sebagai Alat Manajemen Kelas

Manajemen kelas yang efektif memerlukan pendekatan yang seimbang antara memberikan panduan, menangani tantangan perilaku, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Penguatan, sebagai alat manajemen kelas, dapat membuktikan diri sebagai elemen kunci dalam menciptakan disiplin yang positif dan berfokus pada pembelajaran. Berikut penjelasan bagaimana penguatan dapat membantu mengelola perilaku siswa dan bagaimana pemberian penguatan menjadi respons terhadap perilaku positif.

1. Bagaimana Penguatan Dapat Membantu dalam Mengelola Perilaku Siswa?

a. Klarifikasi Harapan dan Norma:
Penguatan memungkinkan guru untuk secara jelas menyampaikan harapan dan norma kelas kepada siswa. Pemberian penghargaan untuk perilaku yang sesuai dengan norma-norma ini membantu menciptakan pemahaman tentang apa yang di harapkan dalam lingkungan belajar.

b. Meningkatkan Keterlibatan dan Partisipasi:
Melalui penguatan positif, guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa merasa di hargai dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif, mengurangi kemungkinan perilaku yang tidak di inginkan.

c. Menentukan Konsekuensi yang Jelas:
Penguatan dapat berupa reward system yang menentukan konsekuensi positif untuk perilaku yang di inginkan. Siswa menjadi lebih aware terhadap konsekuensi positif yang dapat mereka terima, memberikan insentif untuk menjaga perilaku yang baik.

d. Menciptakan Kepemilikan Atas Perilaku:
Sistem penguatan memungkinkan siswa memiliki kontrol dan tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri. Mereka menyadari bahwa tindakan mereka dapat mempengaruhi penerimaan penguatan, membangun rasa tanggung jawab pribadi.

2. Pemberian Penguatan sebagai Respons terhadap Perilaku Positif

a. Mendorong dan Menguatkan Perilaku Positif:
Pemberian penguatan positif sebagai respons terhadap perilaku yang di inginkan adalah cara yang efektif untuk mendorong siswa untuk terus berperilaku positif. Ini dapat berupa pujian, pengakuan di depan kelas, atau penghargaan khusus.

b. Membangun Hubungan Positif:
Penguatan positif memperkuat hubungan antara guru dan siswa. Siswa merasakan dukungan dan pengakuan dari guru, menciptakan ikatan positif yang dapat memengaruhi perilaku siswa secara keseluruhan.

c. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman:
Siswa yang merasakan penguatan positif cenderung merasa aman dalam lingkungan belajar. Mereka lebih cenderung mengambil risiko dalam berpartisipasi dan belajar tanpa takut di cemooh atau di hakimi.

d. Memotivasi untuk Pertumbuhan Pribadi:
Pemberian penguatan positif sebagai respons terhadap perilaku positif dapat membantu membentuk sikap pertumbuhan pribadi siswa. Mereka belajar bahwa usaha dan kesuksesan pribadi di akui dan di hargai.

Penguatan sebagai alat manajemen kelas adalah investasi berharga dalam membentuk lingkungan belajar yang positif. Dengan mengklarifikasi harapan, meningkatkan keterlibatan, dan memberikan penguatan positif sebagai respons terhadap perilaku yang di inginkan, guru dapat menciptakan kelas yang dinamis, inklusif, dan fokus pada pertumbuhan siswa. Penguatan bukan hanya alat untuk menangani perilaku yang tidak di inginkan, tetapi juga untuk memotivasi dan memperkuat perilaku positif yang mendukung pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan.

I. Peran Guru sebagai Pemberi Penguatan

Guru memiliki peran krusial dalam memberikan penguatan kepada siswa, membentuk lingkungan pembelajaran yang positif, dan memotivasi pertumbuhan akademis dan pribadi. Berikut penjelasan peran guru sebagai pemberi penguatan, menyoroti keterampilan komunikasi guru dalam memberikan penguatan, dan bagaimana guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung penguatan.

1. Keterampilan Komunikasi Guru dalam Memberikan Penguatan

  1. Penguatan Verbal yang Efektif: Guru perlu mengembangkan keterampilan komunikasi verbal yang efektif untuk memberikan penguatan. Kata-kata yang positif, jelas, dan spesifik dapat memberikan dampak yang besar pada motivasi siswa.
  2. Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Guru harus mampu memberikan umpan balik yang konstruktif dan berfokus pada perilaku atau usaha yang positif. Menjelaskan dengan jelas mengapa siswa menerima penguatan akan membantu mereka memahami hubungan antara tindakan mereka dan penghargaan yang mereka terima.
  3. Empati dan Pemahaman: Keterampilan komunikasi guru juga mencakup kemampuan untuk mendengarkan dengan empati dan memahami perspektif siswa. Guru yang dapat mengenali dan memahami kebutuhan serta kekhawatiran siswa dapat memberikan penguatan yang lebih terarah dan bermakna.
  4. Bahasa Tubuh yang Positif: Tidak hanya kata-kata, tetapi bahasa tubuh guru juga memberikan pesan penting. Ekspresi wajah yang positif, gerakan tubuh yang ramah, dan kontak mata dapat memperkuat pesan positif penguatan.
  5. Konsistensi dalam Pemberian Penguatan: Guru perlu menjadi konsisten dalam memberikan penguatan. Konsistensi menciptakan ekspektasi yang jelas di antara siswa dan membantu membangun kepercayaan terhadap guru sebagai sumber penguatan.
  6. Kreativitas dalam Pemberian Penguatan: Menambahkan elemen kreativitas dalam pemberian penguatan dapat membuatnya lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Guru dapat menggunakan variasi dalam metode penguatan untuk menangkap perhatian dan minat siswa.

2. Bagaimana Guru Dapat Menciptakan Lingkungan Pembelajaran yang Mendukung Penguatan

  1. Membangun Hubungan Positif:
    Guru perlu membangun hubungan yang positif dengan siswa. Hubungan yang kuat menciptakan dasar untuk memberikan penguatan yang berarti dan membangun ikatan positif dalam lingkungan kelas.
  2. Menciptakan Norma Positif:
    Guru memiliki peran dalam menciptakan norma-norma yang positif dalam kelas. Membangun budaya positif akan memberikan landasan yang kokoh bagi pemberian penguatan kepada siswa.
  3. Mengidentifikasi Kebutuhan Individu:
    Memahami kebutuhan dan keunikan setiap siswa membantu guru memberikan penguatan yang lebih terarah dan relevan. Pendekatan personal dan individual dalam memberikan penguatan meningkatkan dampaknya.
  4. Mengintegrasikan Penguatan dalam Rencana Pelajaran:
    Guru dapat mengintegrasikan penguatan dalam rencana pelajaran mereka. Ini dapat mencakup penggunaan reward system, pemberian pujian, atau pengakuan prestasi siswa dalam konteks pembelajaran.
  5. Mengajarkan Siswa untuk Memberi Penguatan:
    Mengajarkan siswa untuk memberi penguatan satu sama lain dapat menciptakan budaya saling memberi dukungan. Guru dapat menciptakan lingkungan di mana siswa belajar untuk menghargai dan memberdayakan satu sama lain.
  6. Memberikan Penguatan yang Relevan:
    Guru perlu memberikan penguatan yang relevan dengan usaha dan pencapaian siswa. Hal ini menciptakan keterkaitan langsung antara perilaku atau pencapaian yang di inginkan dan penghargaan yang di berikan.

Peran guru sebagai pemberi penguatan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memotivasi. Dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan kemampuan menciptakan lingkungan yang mendukung, guru dapat memberikan dampak positif pada motivasi, partisipasi, dan prestasi siswa. Pemberian penguatan yang membangun hubungan positif dan memberikan dorongan untuk pertumbuhan menjadi fondasi bagi lingkungan pembelajaran yang berhasil.

J. Tantangan dan Solusi dalam Menggunakan Penguatan

Pemberian penguatan adalah alat yang kuat dalam membentuk perilaku dan motivasi siswa, namun, seperti halnya dengan banyak aspek pendidikan, menghadapi tantangan tertentu. Berikut penjelasan tantangan umum dalam pemberian penguatan dan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut.

1. Tantangan Umum dalam Pemberian Penguatan

  1. Kesulitan Menentukan Penguatan yang Efektif:
    Identifikasi penguatan yang benar-benar efektif untuk setiap siswa bisa menjadi tantangan. Setiap siswa memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda, sehingga menemukan penguatan yang sesuai dapat menjadi tugas yang rumit.
  2. Kesulitan Konsistensi:
    Konsistensi dalam memberikan penguatan seringkali merupakan tantangan. Beberapa guru mungkin menghadapi kesulitan untuk memberikan penguatan secara konsisten karena waktu, sumber daya, atau perbedaan pendekatan di antara staf pengajar.
  3. Potensi Ketidaksetaraan
    Tantangan lain adalah potensi ketidaksetaraan dalam memberikan penguatan. Beberapa siswa mungkin mendapatkan lebih banyak penguatan di bandingkan yang lain, dan hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dan ketidakpuasan di antara siswa.
  4. Penguatan yang Kurang Tepat Sasaran
    Pemberian penguatan yang tidak tepat sasaran atau tidak terkait langsung dengan perilaku atau pencapaian yang di inginkan dapat mengurangi efektivitasnya. Hal ini dapat menghasilkan pemahaman yang buruk dari siswa terkait hubungan antara tindakan dan penguatan.
  5. Potensi Kesalahan dalam Sistem Reward
    Jika sistem reward tidak di elaborasi dengan baik, ada risiko munculnya kesalahan atau ketidakadilan. Beberapa siswa mungkin merasa bahwa sistem tersebut tidak adil, dan hal ini dapat merugikan motivasi dan partisipasi mereka.

2. Strategi Mengatasi Hambatan dalam Mengimplementasikan Penguatan

  1. Penelitian dan Pemahaman Individu Siswa
    Sebelum memberikan penguatan, guru dapat melakukan penelitian dan pemahaman mendalam terkait kebutuhan, preferensi, dan minat individu siswa. Ini membantu dalam menentukan jenis penguatan yang lebih efektif.
  2. Pelatihan dan Konsultasi untuk Guru
    Memberikan pelatihan dan konsultasi kepada guru tentang cara yang efektif untuk memberikan penguatan dapat membantu mengatasi tantangan konsistensi. Keterampilan ini perlu di bangun dan diperbarui secara berkala.
  3. Menerapkan Pendekatan yang Inklusif
    Memastikan bahwa pemberian penguatan bersifat inklusif dan adil adalah langkah penting. Mengidentifikasi setiap siswa secara individu dan memberikan penguatan yang mempertimbangkan keberagaman dalam kebutuhan dan preferensi.
  4. Audit dan Evaluasi Sistem Reward
    Melakukan audit dan evaluasi secara berkala terhadap sistem reward dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi kesalahan atau ketidakadilan. Hal ini memungkinkan penyempurnaan dan penyesuaian yang di perlukan.
  5. Melibatkan Siswa dalam Proses
    Melibatkan siswa dalam proses pemberian penguatan dapat membantu menghindari kesalahan dan memastikan bahwa siswa merasa di perhatikan. Diskusi terbuka tentang jenis penguatan yang di inginkan dapat meningkatkan partisipasi siswa.
  6. Penerapan Penguatan Berbasis Kekuatan
    Pemberian penguatan berbasis kekuatan individu siswa dapat mengatasi tantangan pemberian penguatan yang kurang tepat sasaran. Memahami kelebihan dan keunikannya membantu memilih penguatan yang lebih relevan.

Meskipun pemberian penguatan membawa manfaat signifikan, tantangan dapat muncul dalam mengimplementasikannya dengan efektif. Dengan pendekatan yang hati-hati, strategi yang di perhitungkan, dan keterlibatan siswa, guru dapat mengatasi hambatan tersebut dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan positif siswa.

K. Keterampilan Memberi Penguatan dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh telah menjadi realitas dalam dunia pendidikan, dan mengintegrasikan penguatan dalam konteks ini menjadi kunci untuk memelihara motivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar. Berikut penjelasan cara mengadaptasi penguatan dalam pembelajaran online dan mengeksplorasi teknik penguatan yang efektif melalui platform virtual.

1. Keterampilan Memberi Penguatan dalam Konteks Pembelajaran Online

  1. Keterampilan Memberi Penguatan Positif Melalui Komentar dan Penghargaan Virtual
    Guru dapat memberikan penguatan positif melalui komentar dalam platform diskusi online. Menyatakan pengakuan terhadap ide atau kontribusi siswa dapat meningkatkan partisipasi.
  2. Keterampilan Memberi Penguatan dengan Penggunaan Sistem Poin atau Skor Online
    Menerapkan sistem poin atau skor online dapat memberikan penguatan yang terukur. Poin tersebut bisa di kumpulkan dan di tukarkan dengan insentif tertentu, seperti hak istimewa khusus atau penghargaan virtual.
  3. Keterampilan Memberi Penguatan melalui Sesi Pengakuan Prestasi dalam Video Konferensi
    Guru dapat mengadakan sesi pengakuan prestasi dalam video konferensi. Ini menciptakan momen positif di mana prestasi siswa di akui di depan kelas, meningkatkan rasa bangga dan motivasi.
  4. Keterampilan Memberi Penguatan melalui Evaluasi Formatif dan Penguatan Personal
    Guru dapat memberikan umpan balik formatif yang di sertai dengan penguatan personal. Menyampaikan penguatan secara individu melalui pesan atau konferensi online memberikan sentuhan personal dalam pembelajaran.
  5. Keterampilan Memberi Penguatan melalui Penghargaan Virtual
    Penghargaan virtual, seperti ikon atau stiker yang dapat di kirimkan secara elektronik, memberikan elemen visual yang menyenangkan sebagai bentuk penguatan.

2. Keterampilan Memberi Penguatan yang Efektif Melalui Platform Virtual

  1. Pujian dan Pengakuan Publik
    Guru dapat memberikan pujian atau pengakuan publik di forum online atau platform pembelajaran. Ini menciptakan efek positif pada psikologi siswa dan memberikan dorongan tambahan.
  2. Challenge atau Kompetisi Virtual
    Membuat tantangan atau kompetisi virtual yang melibatkan seluruh kelas dapat meningkatkan semangat persaingan yang sehat. Pemberian penguatan untuk pencapaian tertentu dalam tantangan tersebut menjadi insentif yang efektif.
  3. Mentoring dan Konseling Online
    Guru dapat menyelenggarakan sesi mentoring atau konseling online untuk memberikan penguatan dan dukungan lebih pribadi. Hal ini dapat membantu siswa merasa di dengar dan di pandu secara individual.
  4. Aktivitas Kolaboratif yang Dapat Dihargai
    Mendorong proyek kolaboratif online dan memberikan penguatan untuk tim atau individu yang mencapai hasil luar biasa. Ini merangsang kerjasama dan pencapaian bersama.
  5. Penguatan Terkait Tujuan Pribadi:
    Meminta siswa untuk menetapkan tujuan pribadi dan memberikan penguatan khusus ketika tujuan tersebut tercapai. Ini memotivasi siswa untuk mengarahkan usaha mereka ke arah yang di inginkan.

Mengadaptasi penguatan dalam pembelajaran jarak jauh mengharuskan guru untuk kreatif dan inovatif dalam menggunakan teknologi dan platform online. Dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti komentar positif, reward system digital, atau sesi pengakuan prestasi, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang positif dan mendukung, meskipun dalam konteks pembelajaran online. Teknik-teknik ini membantu mempertahankan motivasi siswa dan memberikan penguatan yang relevan, memberikan dampak positif pada pembelajaran dan perkembangan mereka.

L. Contoh Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran

Pemberian penguatan dalam pembelajaran merupakan suatu strategi yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar. Berikut ini adalah beberapa contoh pemberian penguatan dalam pembelajaran:

  1. Pujian dan Pengakuan:
    • Guru dapat memberikan pujian secara terbuka di depan kelas ketika siswa mencapai pencapaian tertentu atau menunjukkan kemajuan dalam pembelajaran.
    • Pengakuan dapat berupa sertifikat atau penghargaan untuk prestasi tertentu.
  2. Umpan Balik Positif:
    • Guru memberikan umpan balik positif secara konsisten terhadap usaha dan hasil kerja siswa.
    • Menyoroti hal-hal positif yang telah dicapai siswa sebelum memberikan saran perbaikan.
  3. Hadiah Kecil:
    • Pemberian hadiah kecil, seperti stiker, buku bergambar, atau mainan kecil, dapat menjadi motivasi tambahan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  4. Kegiatan Kelompok dan Kolaboratif:
    • Mendorong kegiatan kelompok yang sukses dengan memberikan penguatan kepada seluruh kelompok atau individu yang berkontribusi secara positif.
  5. Proyek Pembelajaran Berbasis Minat:
    • Memberikan pilihan proyek atau tugas yang berhubungan dengan minat siswa dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka untuk belajar.
  6. Penggunaan Media dan Teknologi:
    • Menggunakan media dan teknologi yang menarik, seperti permainan edukatif atau platform pembelajaran daring interaktif, untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan memberikan pengalaman belajar yang positif.
  7. Pemberian Tanggung Jawab Tambahan:
    • Memberikan tanggung jawab tambahan kepada siswa yang telah mencapai tingkat tertentu dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memberikan motivasi ekstra.
  8. Program Penghargaan Kelas:
    • Mengembangkan program penghargaan kelas dengan sistem poin atau token yang dapat ditukarkan dengan imbalan tertentu dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi dan berkinerja baik.
  9. Keterlibatan Orang Tua:
    • Mengkomunikasikan kemajuan siswa secara positif kepada orang tua dapat menciptakan dukungan tambahan di luar lingkungan sekolah.
  10. Relevansi Materi Pembelajaran:
    • Memastikan bahwa materi pembelajaran memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat meningkatkan minat mereka dalam belajar.

Penting untuk diingat bahwa pemberian penguatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik individu siswa. Pendekatan yang positif dan mendukung dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memotivasi.

M. Etika dalam Pemberian Penguatan

Pemberian penguatan dalam konteks pembelajaran memiliki peran penting dalam membentuk perilaku positif dan meningkatkan motivasi siswa. Namun, seperti halnya dalam semua aspek kehidupan, pemberian penguatan juga perlu di atur dengan etika yang baik agar tidak menimbulkan dampak negatif atau penyalahgunaan. Berikut penjelasan beberapa aspek etika dalam memberikan penguatan, memahami batasannya, dan bagaimana kita dapat meminimalkan risiko penyalahgunaan.

1. Prinsip Keadilan dan Kesetaraan

Penting untuk memastikan bahwa penguatan di berikan secara adil kepada semua siswa. Hindari memberikan penguatan yang bersifat diskriminatif atau memihak kepada kelompok tertentu. Kesetaraan dalam peluang penguatan perlu di tekankan untuk memastikan setiap siswa mendapatkan perlakuan yang sama.

2. Keterbukaan dan Transparansi

Guru perlu transparan dalam memberikan penguatan. Siswa perlu tahu persis apa yang di hargai dan mengapa. Ini membantu menciptakan pemahaman yang baik tentang tujuan pemberian penguatan dan mengurangi potensi ketidakjelasan atau ketidakadilan.

3. Tidak Mengabaikan Kebutuhan Individu

Setiap siswa memiliki kebutuhan dan tingkat penguatan yang berbeda. Penting untuk memahami perbedaan ini dan memberikan penguatan yang sesuai dengan pencapaian atau usaha masing-masing siswa. Mengabaikan kebutuhan individu dapat menyebabkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

4. Menjaga Keseimbangan Antara Penguatan Positif dan Negatif

Penguatan positif memiliki peran penting, namun, harus di imbangi dengan penguatan negatif yang bersifat konstruktif. Hal ini membantu siswa memahami konsekuensi dari perilaku yang tidak di inginkan dan mendukung pembentukan karakter yang sehat.

5. Etika dalam Penggunaan Reward System

Sistem penghargaan atau reward system dapat menjadi alat yang efektif, tetapi harus di kelola dengan bijaksana. Pastikan bahwa sistem ini tidak menciptakan persaingan yang tidak sehat atau merugikan siswa yang mungkin tidak mendapatkan penguatan.

6. Menghindari Manipulasi dan Pengaruh yang Merugikan

Pemberian penguatan haruslah tulus dan tidak terkait dengan kepentingan pribadi guru atau pihak tertentu. Manipulasi atau pengaruh yang merugikan dapat merusak integritas proses pembelajaran.

7. Melibatkan Siswa dalam Proses Pemberian Penguatan

Membangun partisipasi siswa dalam proses pemberian penguatan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang nilai dan etika. Diskusi terbuka tentang kriteria pemberian penguatan dapat menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan inklusif.

8. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan

Pemantauan terus-menerus terhadap efektivitas pemberian penguatan dan evaluasi secara berkala dapat membantu mendeteksi potensi risiko atau ketidakadilan. Ini memungkinkan guru untuk membuat perubahan yang di perlukan untuk meningkatkan etika pemberian penguatan.

Pemberian penguatan adalah alat yang sangat efektif dalam membentuk perilaku dan motivasi siswa. Namun, untuk memastikan bahwa manfaatnya maksimal, penting untuk memahami dan mengikuti prinsip-prinsip etika yang baik. Dengan memperhatikan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan evaluasi, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang etis dan mendukung pertumbuhan positif siswa. Etika dalam pemberian penguatan adalah fondasi yang memastikan pendekatan ini memberikan dampak positif dalam jangka panjang.

Klik pada tautan berikut untuk memperoleh file elektroniknya: file pdf

Sumber Rujukan

  • Hamzah B Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 168
  • Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2010, h. 80
  • Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 118
  • Murni Wahid, Keterampilan Dasar Mengajar, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010.
  • E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosda Karya, h.78

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close