Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Hermananis.com – Teman-teman semua, pada tulisan kali ini kita akan membahas satu topik dalam Keterampilan Dasar Mengajar yakni keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung. Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan peserta didik untuk memasuki inti pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pembelajaran adalah kegiatan untuk menguatkan atau menindaklanjuti topik yang telah di bahas.

Baca Juga: Keterampilan Memberi Penguatan dalam Pembelajaran

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Kemampuan atau keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang sangat penting di dalam proses pembelajaran. Membuka pelajaran (set induction) ialah kegiatan yang di lakukan guru/infrastruktur untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa/peserta pelatihan.

Kegiatan ini merupakan usaha yang di lakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada bahan yang akan di pelajarinya sehingga memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.

Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 1

Baca Juga:

1. Keterampilan membuka pelajaran (Set Induction)

a. Pengertian Keterampilan membuka pelajaran (Set Induction)

Keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus di miliki guru dalam membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus di laluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya di lakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada setiap kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran dapat di lakukan dengan cara mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan di capai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan di kuasi oleh peserta didik dengan bahan yang akan di ajarkan.

Membuka pelajaran di ibaratkan sebagai kepala manusia yang menggambarkan tidak hanya bentuk wajah, tapi juga suasana hati seseorang. Membuka pelajaran memberi gambaran nyata tentang pelajaran yang akan di laksanakan. Kegiatan ini membantu guru mendapatkan informasi langsung tentang kesiapan siswa di dalam mengikuti pelajaran. Sejauhmana siswa telah mencapai kompetensi yang sudah di tetapkan hendak di capai.  Dengan demikian pembelajaran  akan di mulai sesuai dengan kondisi awal siswa di kelas tersebut.

Apabila menurut pengamatan guru siswa masih belum siap untuk belajar, yang terlihat dari aktivitas dan perhatian siswa belum tertuju pada pembelajaran, guru harus memberi dorongan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk memulai pembelajaran. Dorongan tersebut bisa berupa pemberian perhatian khusus pada anak-anak yang terlihat belum siap untuk belajar, mendekati anak mengajukan pertanyaan tentang diri anak dan bentuk-bentuk perhatian lainnya.

Apabila anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, hal pertama yang di lakukan guru pada saat membuka pelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Ini penting bagi anak agar mereka siap secara psikologis. Dengan mengerahui tujuan pembelajaran siswa tahu apa yang di dapatkan dari pembelajaran tersebut serta apa manfaatnya bagi mereka.

Baca juga: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

b. Tujuan kegiatan membuka pelajaran

Penyampaian strategi pelajaran kepada siswa merupakan hal penting lainnya yang harus di lakukan guru di dalam membuka pelajaran. Bagi siswa ini merupakan gambaran bagaimana cara mereka mencapai kompetensi yang sudah di tetapkan. Kapan dan bagaimana bentuk keikutsertaan mereka di dalam kegiatan pembelajaran. Bila di ibaratkan naik perahu pembelajaran, mereka tahu kemana perahu tersebut akan menuju, bagaimana kondisi jalan akan di lewati, serta kapan dan apa yang harus mereka lakukan untuk membantu nakhoda mencapai tujuan.

Secara garis besar tujuan semua aktivitas membuka pelajaran yang di lakukan oleh guru adalah untuk,

  1. Menumbuhkan perhatian dan motivasi untuk berpartisipasi di dalam pembelajaran,
  2. Memahami batas-batas yang akan di pelajari, memahami bentuk tugas dan apa yang akan di kerjakan,
  3. Mengetahui gambaran yang jelas tentang strategi dan pendekatan pembelajaran,
  4. Mengetahui hubungan antara pengalman dan pengetahuan yang sudah di miliki dengan apa yang akan di pelajari,
  5. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
  6. Menggabungkan fakta, keterampilan, atau konsep-konsep yang tercakup di dalam suatu peristiwa,
  7. Mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi ajar.

c. Manfaat kegiatan membuka pelajaran

Kegiatan membuka pelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis adminitratif, juga untuk memfokuskan peserta didi pada upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi peserta didik/siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Maka manfaat dari membuka pelajaran adalah:

  1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
  2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  3. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan di lakukan dan batas-batas tugas yang harus di kerjakan siswa.
  4. Menyadarkan siswa akan adanya hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/di ketahui dengan yang akan di pelajari.

Baca Juga: Integrasi Muatan Life Skill dalam Pembelajaran

2. Keterampilan Menutup Pembelajaran (Closure)

a. Pengertian Menutup Pembelajaran (Closure)

Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah di bicarakan. Kegiatan menutup pelajaran bukan hanya di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.

Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak di lakukan.

b. Tujuan Menutup Pelajaran (Closure)

Berikut beberapa tujuan kegiatan menutup pelajaran yaitu:

  1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian kompetensi.
  2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
  3. Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih antusias pada pertemuan pelajaran selanjutnya.

c. Manfaat menutup pelajaran

Kegiatan menutup pembelajaran pada akhir pembelajaran di harapkan bermanfaat untuk:

  1. Memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan.
  2. Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan.
  3. Mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah di peroleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
  4. Memberikan tindak lanjut yang di perlukan sesuai dengan proses dan hasil pembelajaran yang telah di capai siswa.

B. Prinsip dalam Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran

Sebagai seorang guru terdapat lima prinsip yang perlu diperhatikan pada saat membuka pelajaran, kelimanya yaitu:

  1. Singkat, padat dan jelas,
  2. Tidak diulang-ulang atau berbelit-belit,
  3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak,
  4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya, dan
  5. Mengikat perhatian anak.

Selain itu, agar tujuan membuka pelajaran tercapai seperti yang di harapkan, guru di harapkan paham dan memperhatikan prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran. Ada dua prinsip yang harus menjadi perhatian dan pertimbangan guru di dalam membuka pelajaran; yaitu:

a. Bermakna

Usaha menarik perhatian atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pembelajaran.

b. Berurutan dan Berkesinambungan

Aktivitas-aktivitas membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru akan bermanfaat sesuai yang diharapkan,  apabila dilakukan sesuai hirarkhinya. Diawali dengan memperhatikan dan menciptakan kondisi siswa siap mengikuti pelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian strategi pembelajaran, pemberian contoh kejadian yang berkaitan dengan materi ajar, menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi pelajaran sebelumnya, serta mengemukakan pertanyaan dan pernyataan yang memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif di dalam pembelajaran.

Aktivitas membuka yang berkesinambungan mempermudah guru dan siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Siswa mendapatkan panduan dalam perjalanan batin dalam belajar dan guru sebagai nakhoda pembelajaran dapat memulai kegiatan inti dengan lebih enteng. Keadaan ini menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Dengan demikian diharapkan interaksi antara guru- siswa, siswa-siswa dan antara siswa dengan sumber belajar terjalin sepanjang kegiatan pembelajaran.    

2. Prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran

a. Prinsip kebermaknaan

Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup pelajaranan dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi (meningful), terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut harus relevan dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang harus dikusai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan kegiatan/pengalaman belajar yang ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa.

b. Fleksibel

Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak putus-putus atau lancar. Kelancaran dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengkonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan di pelajari.

C. Komponen dalam Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Komponen dalam Keterampilan Membuka Pelajaran

Guna menciptakan pembelajaran yang menarik dan dirasakan bermakna bagi siswa, guru seyogianya melakukan aktivitas-aktivitas yang menfasilitasi untuk terciptanya pembelajaran yang bermakna. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan guru pada setiap awal kegiatan PBM memerlukan keterampilan tertentu. Berikut beberapa komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran.

a. Menarik/menumbuhkan perhatian siswa

Guru pada saat membuka pelajaran perlu menarik perhatian siswa dengan menerapkan gaya mengajar yang sesuai. Ini dapat dilakukan dengan membuat variasi gaya mengajar, seperti suara, gerak, mimik wajah, atau posisi dengan berpindah tempat. Guru juga dapat menerapkan gaya mengajar formal (ceramah) dan informal (belajar berkelompok) jika itu dianggap lebih efektif.

Apabila pada saat guru memberi salam masih ada siswa yang asik dengan kegiatan sendiri atau masih berbicara atau bercanda dengan temannya, maka itu perlu diberikan perhatian khususnya, misalnya disapa, ditanya sesuatu tentang apa yang mereka perbincangkan atau dihimbau supaya memberikan perhatian.

Banyak cara yang dapat di lakukan guru untuk menarik perhatian siswa di dalam belajar, antara lain:

1) Menampilkan Gaya Mengajar

Gaya mengajar seorang guru sangat berpengaruh terhadap perhatian anak di dalam belajar. Guru yang dikenal cuek, tidak mau tahu anak siap atau tidak, suka atau tidak, senang atau benci guru langsung memulai pelajaran, tidak akan membuat anak tertarik untuk belajara. Mereka akan melakukan aktivitas sendiri atau izin ke luar pada saat guru mengajar.

Guru yang terlalu galak, membuat anak ketakutan. Seorang yang ketakutan berarti berada di dalam tekanan mental yang membuat mereka tidak nyaman bahkan sangat tertekan. Kondisi kejiwaan seperti ini tentu saja tidak akan memberikan ketertarikan pada anak. Selama pembelajaran mereka seperti memperhatikan, tapi sebetulnya itu tidak lain suatu keterpaksaan dan kepura-puraan, karena takut di marahi guru bila tidak memperhatikan.

Seorang guru yang dapat menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa selalu menjaga komunikasi dengan siswa. Pada saat membuka pelajaran guru selalu memulai dengan sapaan, ucapan atau pertanyaan yang simpatik. Menampilkan muka bersahabat, ramah, namun selalu menjaga wibawa di depan anak-anaknya. Berusaha memahami dunia siswanya, tetapi tidak ikut-ikutan bergaya seperti siswa. Itulah gambaran singkat seorang guru dalam menarik perhatian siswa pada saat membuka pelajaran.

2) Menggunakan Alat Bantu Mengajar

Media merupakan alat bantu yang dapat mempermudah guru di dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Keterampilan dan ketepatan guru memilih dan menggunakan media berdampak terhadap perhatian siswa. Media yang di gunakan guru harus bisa di lihat dengan jelas, sekalipun oleh siswa paling belakang.

Sebagai contoh untuk materi ajar menggunakan alat ukur listrik, guru perlu memperkenalkan avometer dan cara penggunaannya. Bila di gunakan alat asli, terlalu kecil, skalanya tidak terlihat dari belakang. Guru dapat memilih media lain di dalam menjelaskan, misalnya OHP, Power Point, atau carta. Tergantung sarana pendukung  yang terdapat di sekolah. Dengan demikian diharapkan anak tertarik untuk mempelajari bagaimana menggunakan alat tersebut.

Contoh lain guru akan menjelaskan struktur atom menurut hipotesa Boer. Ukuran atom sangat kecil, sehingga sukar bagi guru untuk memberikan gambaran tentangatom pada anak. Guru dapat memilih media seperti contoh di atas untuk menarik perhatian siswa. Akan lebih menarik lagi bila guru bisa menampilkan gerakan elektron mengelilingi inti atom.

3) Variasi Pola Interaksi

Membuka pelajaran memang bukan pekerjaan semudah membalik telapak tangan, bila seorang guru mengharakan siswa tertarik belajar. Guru harus terampil menggabungkan berbagai pola interaksi. Merubah secara spontan interaksi dari satu pola ke pola lain. Misalnya guru memulai dengan pola intraksi guru-siswa, selanjutnya di fasilitasi terjadi interaksi siswa-ruru, siswa-siswa, dan interaksi siswa- sumber belajar.

Misalnya guru bertanya tentang keadaan siswa dan temannya yang tidak hadir. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya. Siswa lain di beri kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bila jawaban satu siswa belum tuntas guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menambahkan atau melengkapi. Selanjutnya guru menarik benang merah untuk menyamakan pemahaman siswa tentang materi yang di diskusikan.

Baca Juga: Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut

b. Membangkitkan motivasi

Saat guru memasuki kelas, suasana kelas kemungkinan masih perlu di tata, baik fisik maupun psikologisnya. Kemungkinan anak juga belum tahu apa yang akan mereka pelajari. Kegiatan membuka pelajaran di tujukan untuk membangkitkan motivasi atau mendorong semangat siswa untuk belajar. Aktivitas, mimik wajah, ucapan, dan gaya guru memulai suatu pembelajaran berpengaruh terhadap siswa. Penagaruh opemberian motivasi  tersebut akan lebih efektif  bila:

  1. Di berikan Dengan Kehangatan dan Keantusiasan, dengan kata lain guru penuh semangat,
  2. Memancing rasa rasa ingin tahu siswa terhadap materi ajar
  3. Di lakukan dengan cara mengemukakan beberapa kondisi atau kejadian di sekitar siswa yang sifatnya bertentangan, sehingga anak termotivasi untuk mengetahui menurut konsep mana di antaranya yang benar.  
  4. Di lakukan oleh guru dengan memperhatikan Minat Siswa

c. Memberi Acuan

Aktivitas-aktivitas membuka pelajaran yang berperan sebagai pemberi acuan bagi siswa adalah:

  1. Menyampaikan Tujuan dan Batas-batas Tugas
  2. Menyarankan Langkah-langkah yang akan di lakukan
  3. Mengingatkan Masalah Pokok yang akan di bahas
  4. Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui wawasan siswa tentang materi yang akan di bicarakan di dalam pembelajaran.

d. Membuat Kaitan Materi

Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan di sampaikan dengan materi yang telah di kuasai siswa-siswi (pengetahuan siap) di samping itu perlu di kaitan dengan pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.

Cara yang dapat di lakukan guru antara lain adalah:

  1. Mengajukan pertanyaan apersepsi
  2. Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
  3. Mengaitkan materi yang di ajarkan dengan lingkungan siswa-siswi
  4. Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan
    berurutan

Perlu diperhatikan bahwa kegiatan tersebut tidak harus di sampaikan secara monoton satu arah dari guru ke anak. Guru dapat menjaring pendapat anak dan guru cukup mengarahkan atau memandu untuk sampai pada tujuan tersebut.

2. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran

Seperti halnya membuka pelajaran juga tidak kurang pentingnya. Setelah guru melaksanakan kegiatan inti, guru harus menyisakan waktu beberapa menit untuk aktivitas menutup pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tujuan sudah tercapai, seberapa banyak siswa yang sudah mencapai tujuan, dan bagian mana materi ajar yang belum di pahami oleh siswa. Dengan informasi tersebut guru bisan merencanakan tindak lanjut seperti pengayaan, remedial, dan sebagainya. Jadi, yang di maksud mentup pelajaran adalah kegiatan yang di lakukan guru untuk mengakhiri inti pelajaran.

Aktivitas-aktivitas yang seharusnya di lakukan guru untuk mencapai tujuan menutup pelajaran tersebut adalah:

a. Meninjau Kembali (Review)

Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal yang di anggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang di berikan, serta apakah inti pelajaran yang di ajarkan sudah di pahami oleh siswa atau belum. Hal ini dapat di lakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran. Kegiatan yang di lakukan dapat berupa:

  • Merangkum Inti Pelajaran
  • Membuat Ringkasan

Membuat ringkasan atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses KBM), di maksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajari kembali. Membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik di lakukan secara tertulis daripada secara lisan.

Kedua kegiatan tersebut dapat di lakukan guru dengan melibatkan peserta didik melalui beberapa pertanyaan atau setelah membahas bagian-bagian dari satu topik, anak didik dapat di minta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru saja di diskusikan. Melibatkan anak dalam merangkum inti pelajaran atau meringkas, membantu mereka untuk memahami lebih baik dan bertahan di dalam ingatan siswa lebih lama.

b. Melakukan evaluasi terhadap penguasaan materi

Dalam menutup pelajaran di samping me-review, guru seharusnya juga melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja di lakukan. Evaluasi merupakan alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang di jelaskan adalah dengan di lakukannya evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi dapat di lakukan dengan:

1) Mendemonstrasikan Keterampilan.

Sebagai contoh, misalnya Guru dapat memperagakan konsep hukum pascal menggunakan botol aqua bekas yang di lubangi pada beberapa tempat pada ketinggian sama dengan ukuran lubang sama besar. Di potong bagian atasnya, sehingga yang d igunakan, dari atas sampai ke bawah penampangnya sama besar. Mengisi botol tersebut dengan air, dan menyuruh siswa memperhatikan pancaran air yang keluar dari lubang.

2) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.

Misalnya guru membahas pompa hidrolik sebagai contoh penerapan hokum pascal. Pada kegiatan penutuk guru menbahas tentang jarum suntik.

3) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri

Guru menunjuk siswa tertentu untuk menyampaikan penjelasannya tentang materi atau bagian dari materi yang sudah di pelajari. Siswa lain di beri kesempatan untuk melengkapi, mengulas, atau menyanggahnya.

4) Memberikan latihan tertulis

Pemberian latihan dapat di lakukan di dalam kelas, bila waktu masih tersedia. Bila tidak ada waktu guru dapat member pekerjaan rumah. Latihan di sini tidak hanya berbentuk soal, namun bisa berupa narasi, laporan hasil pengamatan, atau bentuk lainnya.

c. Tanya jawab secara lisan

Tanya jawab secara lisan yang di lakukan guru kepada siswa secara perorangan ataupun kelompok.

d. Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas

Dalam hal ini guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja di bahas, baik pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok.

e. Memberikan soal-soal tertulis

Memberikan soal-soal tertulis yang di kerjakan oleh siswa secara tertulis pula.

f. Memberikan tindak Lanjut

Alternatif yang dapat di lakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan lanjutan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan, dengan maksud untuk lebih memanfaatkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsepkonsep dalam rangka mengaplikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis. Misalnya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau kegiatan lain atau sejenisnya.

Informasi yang di dapat guru pada saat menutup pelajaran di manfaatkan sebagai umpan balik untuk merencanakan tindak lanjut yang tepat sasaran. Dua aktivitas yang dapat di rencanakan guru setelah menutup pelajaran adalah:

1) Pembelajaran Remidial

Pembelajaran Remidial bagi siswa yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Yang perlu di ingat oleh guru adalah, bahwa belum mencapai tujuan pembelajaran tidak sama dengan pencapaian ketuntasan. Seorang anak yang sudah mencapai ketuntasan belum tentu mencapai tujuan pelajaran. Karena ketuntasan hanya di patok beberapa presen dari keseluruhan tujuan pembelajaran.

2) Pembelajaran Pengayaan

Pembelajaran Pengayaan, bagi siswa yang sudah menguasai materi ajar secara penuh (seratus presen tujuan pelajaran tercapai), guru perlu merencanakan materi dan bentuk pembelajaran pengayaan yang tepat.

D. Contoh Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah aspek penting dalam proses pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang positif, menarik perhatian siswa, dan memberikan kesan yang kuat. Berikut adalah beberapa contoh keterampilan membuka dan menutup pelajaran:

1. Keterampilan Membuka Pelajaran

  1. Pertanyaan Memikat
    Guru dapat membuka pelajaran dengan sebuah pertanyaan yang memikat perhatian siswa, mendorong mereka untuk berpikir dan terlibat langsung. Contohnya: “Apa yang akan terjadi jika manusia tidak pernah belajar dari sejarah?”
  2. Cerita Pendek atau Ilustrasi
    Memulai pelajaran dengan sebuah cerita pendek atau ilustrasi dapat membuka pemahaman siswa terhadap topik yang akan dibahas. Contohnya: “Mari kita bayangkan sebuah dunia tanpa teknologi. Bagaimana kehidupan kita akan berbeda?”
  3. Aktivitas Icebreaker
    Menggunakan aktivitas icebreaker atau permainan singkat untuk membangun suasana yang santai dan memotivasi siswa. Contohnya: “Mari kita kenali satu sama lain dengan bermain ‘Two Truths and a Lie.'”
  4. Video Pendek atau Gambar Bergerak
    Memutar video pendek atau menunjukkan gambar bergerak yang relevan dengan topik pembelajaran dapat menarik minat siswa. Contohnya: Memulai pelajaran tentang ekosistem dengan menampilkan video singkat tentang keanekaragaman hayati.
  5. Berbagi Pertanyaan Terbuka
    Mengajukan pertanyaan terbuka yang merangsang pikiran dan refleksi siswa. Contohnya: “Apa yang Anda ketahui tentang topik kita hari ini? Dan apa yang ingin Anda pelajari?”

2. Keterampilan Menutup Pelajaran

  1. Ringkasan Poin Utama
    Guru dapat merangkum poin-poin utama yang telah dibahas selama pelajaran untuk mengingatkan siswa. Contohnya: “Hari ini kita belajar tentang tiga prinsip dasar ekologi: hubungan, interaksi, dan keseimbangan.”
  2. Kaitkan dengan Pengalaman Pribadi
    Menutup pelajaran dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman pribadi siswa. Contohnya: “Bagaimana konsep yang kita pelajari hari ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Anda?”
  3. Tugas Rumah atau Proyek Berikutnya
    Menugaskan tugas rumah atau proyek berikutnya sebagai langkah menuju pembelajaran selanjutnya. Contohnya: “Tugas rumah Anda adalah membuat presentasi singkat tentang dampak perubahan iklim di daerah tempat tinggal Anda.”
  4. Refleksi dan Diskusi Kelas
    Mendorong refleksi dan diskusi kelas tentang apa yang telah dipelajari, kesulitan yang mungkin dihadapi, atau pertanyaan yang masih ada. Contohnya: “Apa yang paling menarik bagi Anda hari ini? Apakah ada yang masih membuat Anda bingung?”
  5. Tanggapan dan Evaluasi
    Minta tanggapan siswa mengenai pelajaran dan berikan kesempatan untuk memberikan umpan balik. Contohnya: “Bagaimana Anda merasa tentang pelajaran hari ini? Adakah yang ingin Anda tambahkan atau sampaikan?”

Menggabungkan berbagai keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang efektif dan positif bagi siswa.

Kesimpulan

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung. Berikut adalah beberapa tips untuk keterampilan membuka dan menutup pelajaran:

1. Keterampilan Membuka Pelajaran

  1. Perkenalan Hangat:
    • Sapa siswa dengan ramah dan bersahabat.
    • Jika mungkin, gunakan humor ringan untuk menciptakan suasana yang santai.
  2. Tujuan Pembelajaran:
    • Jelaskan dengan jelas tujuan pembelajaran hari itu.
    • Gambarkan cara siswa akan mendapatkan manfaat dari pelajaran tersebut.
  3. Kaitkan dengan Pengalaman:
    • Kaitkan topik pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
    • Ajukan pertanyaan atau berikan contoh yang relevan.
  4. Aktivitas Pemanasan:
    • Gunakan aktivitas atau pertanyaan singkat untuk memanaskan suasana.
    • Ini dapat membantu menarik perhatian siswa dan memfokuskan mereka pada pembelajaran.
  5. Menguji Pengetahuan Awal:
    • Lihat sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang topik tersebut.
    • Ini dapat membantu Anda menyesuaikan pendekatan pengajaran Anda.

2. Keterampilan Menutup Pelajaran

  1. Ringkasan Pembelajaran:
    • Berikan ringkasan singkat tentang apa yang telah dipelajari.
    • Tekankan poin-poin kunci untuk memperkuat pemahaman siswa.
  2. Tautan dengan Tujuan Pembelajaran:
    • Hubungkan kembali dengan tujuan pembelajaran dan jelaskan bagaimana pelajaran tersebut membantu mencapai tujuan tersebut.
  3. Evaluasi Siswa:
    • Gunakan pertanyaan atau diskusi singkat untuk mengukur pemahaman siswa.
    • Ini dapat membantu Anda menilai sejauh mana siswa memahami materi.
  4. Tugas atau Pekerjaan Rumah:
    • Berikan tugas atau pekerjaan rumah yang relevan untuk memperdalam pemahaman siswa.
    • Pastikan instruksi jelas dan terkait dengan pelajaran.
  5. Saran untuk Belajar Selanjutnya:
    • Berikan saran atau arahan tentang cara siswa dapat terus belajar lebih lanjut tentang topik tersebut.
    • Sarankan sumber daya tambahan atau cara untuk mengembangkan pemahaman mereka.
  6. Penutup Positif:
    • Tutup pelajaran dengan energi positif dan dorongan.
    • Ingatkan siswa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk sukses.

Melibatkan siswa dalam pembukaan dan penutupan pelajaran dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi. Adaptasikan pendekatan ini sesuai dengan kebutuhan dan gaya pengajaran Anda serta karakteristik siswa dalam kelas Anda.

Klik tautan berikut untuk mendapatkan file pdfnya: Klik disini!

Rujukan

  • Aqib, Zainal. 2013. Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
  • Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Demikian pembahasan tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close