Ciri ciri Orang Cerdas menurut Steve Jobs

HermanAnis.com – Teman-teman semua, kali ini kita akan membahas tentang ciri ciri orang cerdas menurut Steve Jobs. Menurutnya, orang cerdas mampu membuat koneksi yang bagi mereka itu tampak jelas, tapi tampak membingungkan bagi orang lain. Bagaimana itu? berikut penjelasannya!

Hai semuanya, tingkat kecerdasan seringkali di kaitkan dengan tingkat keberhasilan seseorang. Itulah sebabnya kita semua pergi sekolah atau bersekolah. Untuk menjamin masa depan kita.

Tapi kenyataannya banyak orang cerdas yang pada akhirnya gak berhasil dalam hidupnya, sementara ada orang yang di nilai kurang cerdas ternyata berhasil di dalam hidupnya.

Baca Juga: Metaverse : Apa itu Metaverse, bagaimana cara menjalankannya & apa saja contohnya

Orang Cerdas menurut Steve Jobs

Ciri ciri Orang Cerdas menurut Steve Jobs. Penjelasan umum pernyataan di atas adalah karena cerdas itu bukan cuma IQ, tapi ada EQ dan beragam “Q-Q” lainnya. Namun demikian, Steve Jobs ternyata punya definisi sendiri yang berbeda akan makna kata cerdas.

Definisi itu jugalah yang membuat Steve Jobs jadi seorang jenius era modern yang berhasil membangun perusahan paling bernilai sepanjang sejarah sampai sekarang ini (tahun 2022).

Baca juga: Kurikulum Merdeka-Merdeka Belajar

Seperti apasih definisi cerdas menurut Steve Jobs, dan bagaimana kita bisa mengaplikasikannya. Ayo kita bahas bersama!

Di dalam sebuah interview Steve Jobs mengungkapkan pandangannya tentang karakteristik orang cerdas. Yang menarik adalah tidak ada satupun dia menyebut kata-kata kemampuan berpikir “out of the box” atau dedikasi luar biasa.

Melainkan dia berkata, “mereka yang cerdas memiliki kemampuan untuk zoom out. Seperti berada di dalam sebuah kota dan Anda dapat melihat semuanya karena Anda berdiri di atas gedung berlantai 80 yang terletak di tengah-tengah kota.

Dan di saat orang lain mencoba mencari cara untuk pergi dari A ke titik B dengan cara membaca peta kecil di tangan mereka. Sementara Anda sudah bisa melihat dengan jelas dan lengkap di depan Anda, karena Anda bisa melihat semuanya.

Oleh karena itulah menurut Steve Jobs, “orang cerdas mampu membuat koneksi yang bagi mereka itu tampak jelas, tapi tampak membingungkan bagi orang lain”

Kenapa bisa? yah, karena mereka telah mengembangkan keterampilan zoom out tadi. Sehingga mereka mendapatkan pandangan yang lebih baik tentang gambaran bersarnya.

Ini tentu saja kedengarannya bagus dan saya yakin dan kita semua setuju bahwa untuk mengubah dunia, kita perlu melihat dengan jelas dan lengkap atas dunia yang kita ingin ubah.

Baca Juga: Perbedaan Kreativitas, Penemuan dan Inovasi

Tapi bagaimana caranya?

Bagaimana Anda bisa jadi orang yang dianggap oleh Steve Jobs sebagai orang cerdas itu? Ternyata jawabannya berhubungan erat dengan memiliki pengalaman hidup yang unik.

Menurutnya,

Makanya mungkin Anda perlu untuk pergi ke Paris dan menjadi penyair di sana selama beberapa tahun, atau Anda mungkin bisa pergi keberapa negara dunia ketiga. “Saya menyarankannya begitu” kata Steve Jobs. Masuk akal juga sih.

Keterbukaan terhadap Pengalaman

Sebuah studi yang di lakukan oleh Christiane Nieb dan Hannes Zacher tahun 2015 yang menyimpulkan bahwa keterbukaan terhadap pengalaman adalah prediktor terbaik untuk tingginya kinerja seseorang ketika berada dalam situasi pekerjaan yang membutuhkan kreativitas.

Studi tersebut juga menemukan bahwa interaksi sosial yang lebih luas akan sangat membantu.

Hal-hal itu tentu saja sesuai dengan apa yang sering di katakan oleh Jobs “bahwa orang yang terbuka terhadap pangalaman baru dan interaksi sosial akan mencari situasi yang paling menarik dan tidak standar dalam hidup mereka dan sebagai hasilnya, mereka mendapatkan kekayaan perspektif yang tak ternilai.

Tentu saja hal itu juga membantu menjelaskan kenapa begitu banyak pemimpin perusahaan besar yang sukses, rajin membaca buku, seperti Elon Musk, Bill Gates atau Jeff Bezos, semuanya adalah pembaca tulen, membaca buku maksudnya.

Buku adalah cara termudah bagi seorang introvert untuk mengumpulkan wawasan unik yang membentuk pandangan dunia mereka sendiri. Melalui buku-buku itu mereka dapat memperluas cakrawala mental mereka.

Jadi menjadi masuk akal jika seseorang yang membaca 100 buku bisnis klasik, kemudian akhirnya bisa melihat pergerakan tren, sehingga mampu menangkap peluang sebelum orang lain.

Tentu saja buku perlu di lengkapi dengan pengalaman yang beragam, banyak yang bisa kita pelajari dari pengalaman berteman dengan orang-orang yang punya latar belakang yang berbeda dari kita, juga situasi, dari lingkungan yang tidak biasa kita hadapi.

Semasa kuliah Steve Jobs itu bekrelana ke India untuk mempelajari Zen dan Filosofi Timur. Yang mana, itu kemudian mempengaruhi desain dari semua produk-produk Apple hingga hari ini.

Steve pernah berkata,

“creativity is just connecting thinggs”

Kreativitas hanya menghubungkan titik-titik. Nah, yang membedakan Steve Jobs dengan kebanyakan orang adalah dia memiliki titik-titik dengan jumlah yang sangat banyak dengan bentuk yang beraneka ragam. Maka wajar, ketika ia hubungkan titik-titik itu, maka hasilnya adalah sebuah maha karya inovasi yang mengubah dunia.

Baca Juga: Etika Menurut Socrates