HermanAnis.com – Teman-teman semua dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik dalam Keterampilan Dasar Mengajar yakni keterampilan Mengelola Kelas. Mari kita mulai!
Baca Juga: Pengertian Pengelolaan Kelas
A. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas merupakan keterampilan guru/dosen untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan remedial.
Usaha yang di lakukan dalam menciptakan kondisi yang di harapkan apabila:
- di ketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar-mengajar.
- dikenal masalah apa sajakah yang diperkirakan dan biasanya timbul merusak iklim belajar-mengajar.
- di kuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan di ketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan di gunakan.
Baca juga: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Penerapan pengelolaan di kelas bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya; membantu peserta didik untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran merupakan suatu peringatan bukan kemarahan; menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
- Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus di kerjakan atau tidak dapat melakukan tugas yang di berikan kepadanya.
- Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas selesai.
Keterampilan mengelola kelas di kelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a. Menunjukkan sikap tanggap
Melalui sikap tanggap ini peserta didik merasa bahwa “pendidik hadir bersama dengan mereka” dan “tahu apa yang mereka perbuat (withitness). Kesan ini dapat di tunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan peserta didik.
b. Membagi perhatian.
Ketermapilan mengelola kelas yang efektif di tandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat di kerjakan secara visual dan verbal.
c. Memusatkan perhatian kelompok.
Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian peserta didik dari waktu ke waktu dan dapat di laksanakan dengan cara menyiagakan peserta didik, menuntut tanggung jawab peserta didik.
d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.
Guru menjelaskan pembelajaran dengan cara yang baik, cara yang baik yang di lakukan oleh guru dalam membuat peserta didik memahami petunjuk yang di lakukan guru pada saat menjelaskan pembelajaran di dalam kelas. Pentunjuk yang di lakukan guru dapat di lakukan untuk materi yang di sampaikan pada saat pembelajaran, tugas yang di berikan, maupun gerak-gerik peserrta didiik yang berkaitan dengan prosees pembelajaran.
e. Menegur.
Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan:
- tegas, jelas tertuju kepada peserta didik yang mengganggu dan tingkah laku yang harus di hentikan.
- menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan.
- menghindari “ocehan” yang berlebihan.
f. Memberi penguatan.
Pemberian penguatan dapat di lakukan kepada peserta didik yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula peserta didik yang bertingkah laku wajar sebagai contoh.
Baca Juga: Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut
2. Keterampilan yang berkaitan dengan respons pendidik terhadap gangguan (peserta didik)
Keterampilan yang berkaitan dengan respons pendidik terhadap gangguan (peserta didik) yang berkelanjutan dengan maksud agar pendidik dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat di gunakan oleh pendidik adalah:
a. Memodifikasi tingkah laku
Beberapa tingkah laku yang di gunakan untuk mengorganisasi tingkah laku yaitu:
- merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan.
- memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial.
- bekerja sama dengan rekan atau penasehat akademik/konselor.
- memilih tingkah laku yang akan di perbaiki.
- memvariasi pola penguatan yang tersedia, misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang di inginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tidak di inginkan dengan teknik tertentu (misal: penghapusan penguatan, pemberian hukuman, membatalkan kesempatan, mengurangi hak dll).
b. Pengelolaan kelompok.
Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat di kerjakan oleh pendidik sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Keterampilan yang di perlukan antara lain: memperlancar tugas, memelihara kegiatan kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Seperangkat cara yang dapat di kerjakan (menurut Marshall):
- pengabaian yang di rencanakan.
- campur tangan dengan isyarat.
- mengawasi dari dekat.
- menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negatif.
- mengungkapkan perasaan peserta didik.
- memindahkan masalah yang bersifat mengganggu.
- menyusun kembali rencana belajar.
- menghilangkan ketegangan dengan humor.
- memindahkan penyebab gangguan.
- pengekangan fisik.
- pengasingan.
B. Keterampilan Mengelola Kelas Menurut E. Mulyasa, 2004; Hasibuan dkk, 1994
Menurut E. Mulyasa, 2004; Hasibuan dkk,1994 dalam Suwarna (2005: 83-84) terdapat dua keterampilan dalam mengelola kelas yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Masing-masing keterampilan akan di jelaskan sebagai berikut:
- Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran. Keterampilan tersebut meliputi menunjukkan sikap tanggap, memberi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan. - Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Tindakan remidial dapat di gunakan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal
C. Keterampilan Mengelola Kelas Menurut Zuldafrial (2012: 39)
Menurut Zuldafrial (2012: 39) ada dua komponen utama mengenai keterampilan mengelola kelas yang perlu di perhatikan guru, yakni dengan cara sebagai berikut:
1. Keterampilan Mengelola Kelas yang bersifat preventif
Keterampilan Mengelola Kelas yang bersifat preventif, yakni keterampilan dalam menciptakan dan memelihara kondisii belajar agar menjadi optimal yang di lakukan untuk menghindari terjadinya situasi yang kurang mengutungkan dan dapat merusak pembelajaran.
Mengembangkan keterampilann dalam mengelola kelas yang bersiifat preventif, seorang guru harus mampu untuk menggunakan kemampuan yang di miliki sebagai berikut.
a. Menunjukkan sikap tanggap.
Guru terlibat secra langsung dalam melihat perilaku yang di tunjukkan oleh peserta didik di dalam kelas, serta guru harus menyempatkan untuk mengaswasi perilaku yang ditunjukkaan oleh peserrta didik, baik peserrta didik yang menujukkan perilaku yang kurang baik mupun sikap dari peserta didik yang baik. Sikap tanggap yang di lakukan dapat di gunakan untuk memperhatikan secara teliti gerak setiap peserta didik, mendekati, dan memberi pernyaataan.
b. Membagi perhatian.
Perhatian yang di lakukan oleh guru bisa bersifat langsung maupun tidak. Perhatian bersifat langsung guru dapat membagi pandanganya dan tidak hanya fokus pada satu pandangan saja. Kontak pandangan yang di lakukan oleh guru dapat di lakukan terhadaap kelompok peseta didik atau hanya satu peserta didik saja.
Perhatian bersifat tidak langsung guru dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyan dan sebaginya terhadap kegiatan yang di lakukan oleh peserta didik pertama, sementara guru juga harus tetap memimpin dan terlibat dalam kegiatan peserta didik yang lainnya.
c. Memusatkan perhatian kelompok.
Guru harus fokus terhadapa kegiatan kelompok di dalam kelas, serta guru harus fokus terhadap kegiatan yang di lakukan oleh setiap peserta didik dalam kegiatan berkelompok.
Guru harus lebih memperhatikan kegiatan peserta didik pada saat sedang mengerjakan tugas secara berkelompok karena kemunngkinan ada peseta diidik yang tidak berpartisipasi dalam kegiiatan kelompok, oleh itu guru harus lebih memusatkan perhatian kepada setiap peserta didik dalam melakukan kegiatan kelompok.
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
Guru menjelaskan pembelajaran dengan cara yang baik, cara yang baik yang dilakukan oleh guru dalam membuat peserta didik memahami petunjuk yang di lakukan guru pada saat menjelaskan pembelajaran di dalam kelas.
Petunjuk yang dilakukan guru dapat di lakukan untuk materi yang di sampaikan pada saat pembelajaran, tugas yang di berikan, maupun gerak-gerik peserrta didiik yang berkaitan dengan prosees pembelajaran.
e. Menegur.
Guru dapat menegur peserta didik apabila peserta didik menunjukkan perilaku yang mengganggu atau menyimpang di dalam kelas. Selain itu Guru harus menyampaikan teguran kepada peserta didik secara tegass dan jelass tertuju pada siapa dan perilaku yang di tunjukkan. Guru harus menghindari ejekan, serta peringatan kasari serta menyakitkan bagi peserta didik.
f. Memberi penguaatan.
Guru dapat memberikan pengatan terhadap peseta didiik baik yang positiff maupun negatiff perlu memperoleh penguaatan. Perilaku positiff di berikan penguatn agar perilaku yang di tunjukkan oleh peserta didik dapat muncul kembali dan tidak berubah menjadi sikap yang kurang baik.
Perilaku negatif di berikan pengutan dengan cara memberi teguran atau hukaman agar perilaku tersebut tidak terjadi kembali, serta peserta didik dapat memberikan dampak positif terhadap pembelajaran di dalam kelas dan dapat berubah menjadi lebih baik lagi.
2. Keterampilan Mengelola Kelas yang bersifat represif
Keterampilan Mengelola Kelas yang bersifat represif, yakni keterampilann mengembalikan kondisi belajar yang efektif. Dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggnakan kemampuanya dengan cara.
a. Modifiikasi tingkah laku.
Guru harus mampu merubah tingkah laku dari peserta didik yang menunjukkan sikap kurang baik di kelas. Modifikasi tingkah laku peserta didik dapat di lakukan guru dengan cara remedial, serta guru memberikan pengarahan yang baik bagi peserta didik.
b. Pengelolaan kelompok.
Guru harus mampu untuk menangani masalah pengelolaan kelas pada saat proses berkelompok terjadi di kelas, memanfaatkan pedekatann pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat di lakukan untuk memperlancar tugas-tugas yang di berikan kepada
peserta didik dan lebih memperhatikan kegiatan kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku peserta didik yang dapat menimbulkan masalah.
Guru melaksanakan beberapaa cara untuk mengendalikan tingkahh laku peserta didik yang kurang baik yaitu, guru harus mampu untuk menyadari sebab-sebab perilaku yang di tunjukkan oleh peserta didik itu muncul, setelah itu guru harus mennemukan solusi yang tepat.
D. Keterampilan Mengelola Kelas Syaiful Bahri Djamarah
Komponen–komponen keterampilan mengelola kelas menurut Syaiful Bahri Djamarah yakni Keterampilan yang berhubungan dangen penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta aktivitas-aktivitas yang bekaitan dengan keterampilan antara lain:
- Sikap tanggap
- Membagi perhatian
- Pemusatan perhatian kelompok
1. Sikap tanggap
Komponen ini di tunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa guru hadir bersama peserta didik. Guru tau kegiatan peserta didik, apakah memperhatikan atau tidak, tahu apa yang sisw kerjakan, seakan mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru bisa menegurnya walaupun sedang menulis di papan tulis.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama.
3. Pemusatan perhatian kelompok
Kegiatan peserta didik dalam belajar dapat di pertahankan dari waktu ke waktu, guru mampu memusatkan perhatiannya terhadap tugas-tugas, seperti menyiapkan peserta didik yaitu dengan memusatkan perhatian peserta didik kepada suatu hal sebelum guru menyampaikan materi pokok. Maksudnya adalah untuk menghindari penyimpangan perhatian peserta didik.
E. Kesimpulan
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa dalam mengelola kelas seorang guru di tuntut untuk mempunyai keterampilan. Keterampilan-keterampilan mengelola kelas tersebut mempunyai komponen-komponen yaitu keterampilan sebagai upaya memelihara kondisi kondusif yang telah berjalan dengan baik dan keterampilan yang berhubungan dengan usaha guru dalam mengembalikan kondisi belajar agar dapat optimal kembali.
Baca Juga: Pendekatan Pengelolaan Kelas
Sumber Rujukan
- Hasibuan dan Moejiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya
- Sahardan, dkk. 2008.Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta
- Alben Ambarita. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan
- Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Tri Mulyani. (2001). Pengelolaan Kelas (Classroom Management). Yogyakarta: FIP.
- Syaiful Bahri Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Demikian semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.