Ukuran Lapangan Bulu Tangkis dan Alat-alat Perlengkapannya

Gambar Lapangan Bulu Tangkis dan Ukurannya

HermanAnis.com. Teman-teman semua, pada kesempatan ini kita masih membahas tentang Gambar Lapangan dan ukurannnya, yakni gambar dan ukuran lapangan bulu tangkis. Bulu Tangkis merupakan olahraga yang cukup populer di Negara kita, Indonesia, mungkin karena olahraga ini, sangat mudah di mainkan dan fasilitasnya juga tidak sulit untuk di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Selain lapangan bulu tangkis, dalam hemananis.com, teman teman juga dapat memperoleh informasi tentang lapangan olahraga beserta ukurannya seperti Bola Voli, Bola Kasti dan Bola Basket.

Nah, sebelum kita membahas Gambar Lapangan Bulu Tangkis dan Ukurannya, kita bahas dulu alat-alat yang dibuthkan dalam olahraga badminton ini.

A. Ukuran Lapangan Bulu Tangkis

1. Gambar dan Ukuran Lapangan Bulu tangkis

Di dalam setiap bidang permainan terdapat beberapa garis yaitu garis servis depan, garis servis tengah, garis servis belakang (untuk permainan ganda), dan garis servis samping (untuk permainan tunggal) sisi kiri dan kanan. Secara Internasional Federasi Badminton Internasional (IBF, International Badminton Federation), atau yang sekarang di kenal dengan BWF telah menetapkan Ukuran Lapangan Bulu Tangkis. Semntara itu, Induk organisasi bulu tangkis di Indonesia adalah PBSI yang merupakan singkatan dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia.

Gambar dan ukuraran Lapangan Bulu Tangkis secara internasional diberikan dalam gambar di bawah.

2. Gambar dan Ukuran Lapangan Bulu tangkis untuk Partai Tunggal

Gambar Lapangan Bulu Tangkis dan Ukurannya: pada pertandingan partai tunggal, panjang area permainannya menggunakan garis lapangan belakang bagian luar dan lebar area permainannya menggunakan garis lapangan samping bagian dalam.

  • Panjang bidang permainan: 13,40 meter.
  • Lebar bidang permainan: 5,18 meter.
  • Panjang bidang penerima servis: 4,72 meter.
  • Lebar bidang penerima servis: 2,59 meter.

Selanjutnya, untuk ukuran lapangan bulu tangkis pertandingan ganda, panjang area permainannya menggunakan garis lapangan belakang bagian luar, sementara lebar area permainannya menggunakan garis lapangan samping bagian luar.

  • Panjang bidang permainan: 13,40 meter.
  • Lebar bidang permainan: 6,10 meter.
  • Panjang bidang penerima servis: 3,96 meter.
  • Lebar bidang penerima servis: 3,05 meter.

B. Alat-alat Perlengkapan Bulu Tangkis

Berdasarkan Peraturan Permainan PBSI tahun 1984 – 1988, alat-alat perlengkapan dan lapangan terdiri dari:

1. Perlengkapan Teknik

  1. Untuk pencatatan waktu di perlukan sedikitnya 2 buah stopwatch, satu untuk pencatat waktu dan satu lagi untuk time out.
  2. Alat untuk mengukur waktu Kertas score (Scoring Book) untuk mencatat atau merekam pertandingan. Perlengkapan di gunakan oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan.

2. Net Lapangan Badminton,

Tidak ada perbedaan ukuran net bulu tangkis untuk partai tunggal atau ganda, begitupun untuk putra atau putri. Net ini akan memisahkan ruang pemain yang saling berhadapan. 

Gambar dan Ukuran net Lapangan Bulu tangkis
  • Tinggi tiang net: 1,55 meter.
  • Tinggi net: 1,524 meter.
  • Panjang net: 6,10 meter.
  • Lebar net: 0,75 meter.
  • Puncak net paling atas di beri batasan putih selebar: 7,5 cm
  • Tiang net (Posts) harus setinggi 1,55 meter terhitung dari permukaan lapangan dan harus tetap vertikal sewaktu net di tarik tegang. Tiang net harus tetap vertikal di atas garis samping untuk ganda terlepas apakah tunggal, atau ganda yang di mainkan.
  • Net harus terbuat dari tali halus berwarna gelap memiliki ketebalan yang sama dengan jaring tidak kurang dari 15 mm dan tidak lebih dari 20 mm.
  • Lebar net harus 760 mm dan panjang 6,10 meter.
  • Puncak (top) net harus di beri batasan pita putih selebar 75 mm secara rangkap di atas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus tergantung pada tali atau kabel tersebut.
  • Tali/kabel tersebut di atas harus di rentangkan secara kokoh sama tinggi dengan puncak tiang.
  • Puncak net dari permukaan lapangan harus 1,524 meter di tengah lapangan dan 1,55 meter di atas garis samping untuk ganda.
  • Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan tiang. Bila di perlukan harus di ikat ujungnya selebar net.

3. Ukuran Shuttlecock

Gambar dan Ukuran Lapangan Bulu tangkis. Shuttle/kok dapat di buat dari bahan alamiah atau bahan sintetis. Dari bahan apapun juga kok di buat, karakteristik terbang secara umum harus mirip dengan kok yang di buat dari bulu angsa (cork base) yang di tutup selapis kulit tipis.

Adapun ciri-cirinya adalah,

  • Shuttle harus mempunyai 16 helai bulu yang tertancap pada gabus.
  • Bulu harus terukur dari ujungnya ke puncak gabus dan setiap helai shuttle harus sama panjangnya. Panjangnya boleh antara 62 mm – 70 mm.
  • Ujung-ujung bulu harus membentuk sebuah lingkaran dengan diameter antara 58 mm – 68 mm.
  • Bulu-bulu tersebut harus di ikat secara kokoh dengan benang atau bahan lain yang sesuai.
  • Diameter gabus harus antara 25 mm – 28 mm dan dibulatkan pada bagian bawahnya.
  • Berat shuttle harus antara 4,74 gram – 5,50 gram.
  • Shuttle bukan bulu, melainkan merupakan tiruan atau bulu imitasi dari bahan sintetis menggantikan bulu alamiah. Gabus yang di pakai seperti di jelaskan pada peraturan keenam. Ukuran dan berat harus seperti pada peraturan ketiga, keempat, dan ketujuh. Bagaimanapun juga disebutkan oleh perbedaan massa, jenis, dan sifat-sifat dari bahan sintetis di bandingkan dengan bulu, variasi sampai dengan 100% dapat diterima.
  • Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain secara umum, kecepatan dan terbang dari shuttle, modifikasi pada spesifikasi seperti tersebut di atas di perkenankan dengan persetujuan Persatuan Bulu tangkis yang bersangkutan untuk hal-hal seperti di tempat-tempat, di mana kondisi atmosfir di karenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standard menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa di mana situasi mengharuskan demi kepentingan permainan bulu tangkis itu sendiri.
Ukuran Shuttlecock - Gambar Lapangan Bulu Tangkis
Sumber: Gambar dalam Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta

Uji Kecepatan Shuttlecock

Gambar dan Ukuran Lapangan Bulu tangkis. Untuk menguji shuttle, pergunakan pukulan bawah tangan secara penuh (full underhand stroke), yang menyentuh shuttle pada saat berada di atas garis belakang (back boundary line). Shuttle harus di pukul secara melengkung ke atas dengan arah paralel terhadap garis samping (sideline).

Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar akan mendarat tidak kurang dari 530 mm dan tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis belakang (back boundary line) lainnya tertera pada gambar di bawah ini.

4. Raket Badminton

Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih di kenal raket yang baik gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya di buat dari bahan grafit, meskipun masih ada yang di buat dari bahan aluminium atau besi ringan.

Sumber: https://www.tokopedia.com/

Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002 adalah yang umumnya di pakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu. Raket ini memiliki jaring yang di buat dari senar (string), berupa tali plastik sintetis.

Senar yang baik adalah senar yang bisa di pasang sekencang-kencangnya tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang di pukul dengan kencang atau cepat.

Ukuran raket bulutangkis
Sumber: Gambar dalam Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Pelatihan Bulutangkis di Yogyakarta
  1. Bagian raket yang utama di sebut sebagai pegangan/gagang (handle), area yang di senari (stringed area), kepala (head), batang (shaft), leher (throat), dan kerangka (frame). Pegangan/gagang adalah bagian raket yang di pegang pemain.
  2. Area yang di senari adalah bagian raket di mana dengannya pemain memukul shuttle.
  3. Kepala membatasi area yang di senari.
  4. Batang menghubungkan pegangan/gagang dengan kepala (tergantung peraturan keenam).
  5. Leher (bila ada) menghubungkan batang dengan kepala.
  6. Kerangka adalah nama yang di berikan untuk kepala, leher, batang, dan pegangan/gagang secara keseluruhan.
  7. Kerangka raket panjang kesleuruhannya tidak boleh melebihi 680 mm dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 230 mm.
  8. Area yang di senari harus datar dan berpola senar yang saling bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola penyinaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang kepadatannya daripada area lainnya. Panjang keseluruhan area yang di sinari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan area yang di sinari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan

5. Sepatu dan Pakaian : Gambar Lapangan Bulu Tangkis

Seperti atlit lain pada umumnya, setiap pemain bulu tangkis memiliki perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau pertandingan.

Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa di sebut tambahan. Sepatu bulu tangkis haruslah enteng, namun menggigit bila di pakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset.

Karet sol yang menggigit di butuhkan karena frekuensi gerakan maju dan mundur di bulu tangkis berlangsung tinggi, dalam tempo cepat.

Sementara, sepatu bulu tangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya bervariasi. Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat pergesekan kulit dengan sepatu.

Pakaian bulutangkis

Celana pendek atau kaus bulu tangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional banyak di pakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Sehingga, terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut, balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.

C. Sejarah Olahraga Bulu tangkis di Indonesia

Menyebrang Lautan Atlantik badminton hinggap di British Columbia tahun 1914 dan tahun 1920-an menyebar ke berbagai kota Kanada. Tahun 1921 Kanada mengadakan kejuaraan pertamanya. Badminton juga menyebar ke Amerika Serikat, dengan New York sebagai kota persinggahan pertama.

Hollywood juga di singgahi, dan sempat di buat film Good Badminton untuk mengembangkannya. Namun baru 1905 Badminton menarik banyak perhatian masyarakat. Tahun itu terselenggara Seri Dunia yang mempertemukan Jack Purcell dari Kanada dan Jess Willard dari AS.

Sekitar 3000 penonton memadati gedung di Seattle ini, dengan Purcell menang 15-7, 15-6, 15-9 dalam pertandingan the best of five match. Kejuaraan pertama diselenggarakan tahun berikutnya. Perkembangan badminton yang cepat menjadi olahraga dunia itu menuntut dibentuknya sebuah badan internasional.

Pada bulan Juli 1934 di bentuk International Badminton Federation (IBF) atau Federasi Bulu tangkis Internasional dengan Inggris Raya (Inggris, Irlandia, Wales, dan Skotlandia), Denmark, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai negara pendiri.

Ke timur, perkembangan di India ternyata lebih lambat di banding di Malaya (kini Malaysia). Negara jajahan Inggris ini membentuk Badminton Association of Malaya (BAM) atau Persatuan Badminton Malaya tahun 1934.

Tahun 1930-an permainan bulu tangkis semakin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF.

Ketika kejuaraan beregu Piala Thomas pertama kali di selenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong Peng Soon pada tahun 1950.

Perkembangan bulu tangkis di Malaysia ternyata berimbas pada munculnya olahraga tersebut di Indonesia. Perjalanan olahraga ini cukup simpang-siur.

Ada yang mengatakan bahwa Indonesia mencontoh permainan tersebut dari Malaysia, dan ada pula yang menyebut bahwa orang Malaysia yang datang ke Indonesia mengajak masyarakat bermain bulu tangkis bersama mereka sampai pada akhirnya olahraga ini menjadi terkenal di Indonesia.

D. Perkembangan Olahraga Bulu tangkis di Indonesia

Olahraga bulu tangkis semakin populer di Indonesia. Gerakan olahraga bulu tangkis merupakan salah satu kegiatan di kalangan masyarakat Indonesia yang ikut menunjang terbentuknya manusia Indonesia, yang tidak saja sehat jasmaniah dan rohaniah serta gemar olahraga semata-mata, melainkan juga dengan satu cita-cita yaitu mengharumkan nama, harkat, dan derajat negara Indonesia.

Dari dua negara jajahan Inggris Malaysia dan Singapura inilah diperkirakan olahraga badminton masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930. Perkembangan olahraga bulu tangkis di Indonesia mulai merebak ke beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sekitar tahun 1930.

Pada tahun 1933 di Jakarta sudah ada perkumpulan badminton bernama “Bataviase Badminton Bond” (BBB). Selanjutnya berdiri pula satu perkumpulan lagi yang bernama “Bataviase Badminton League”.

Kedua perkumpulan ini akhirnya bersatu menjadi “Bataviase Badminton Unie”. Pada tahun 1942, di usulkan untuk mengganti istilah badminton. R.M.S.

Tri Tjondrokoesoemo yang waktu itu menjabat sebagai Ketua ISI (Ikatan Sport Indonesia) mengusulkan nama badminton. Usul itu mendapat tanggapan positif dan di terima baik oleh kalangan pencinta bulu tangkis dan menyebar luas di seluruh pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Nusantara.

Satu tahun kemudian di Jakarta di bentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk bulu tangkis yang di pimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada tanggal 4 – 6 Mei 1951 para tokoh bulu tangkis menyelenggarakan kongres di Bandung.

Mereka sepakat untuk membentuk badan bulu tangkis nasional. Maka pada tanggal 5 Mei 1951 di bentuklah organisasi bulu tangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia). Sebagai Ketua PBSI pertama adalah H.R. Rochdi Partaatmadja.

Pada tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi anggota IBF. Ini merupakan langkah awal masuk ke dunia internasional merealisasi ambisi untuk memboyong piala Thomas yang merupakan kejuaraan dunia beregu putra.

E. Permainan Olahraga Bulu Tangkis di Indonesia

Pada permainan bulu tangkis tiap pemain atau pasangan mengambil posisi berseberangan pada kedua sisi net di lapangan bulu tangkis.

Permainan di mulai dengan salah satu pemain melakukan servis. Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melewati net ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya kembali.

Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang di perlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok di katakan “keluar”.

Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok (karena menyangkut di net atau keluar lapangan) maka lawannya akan memperoleh poin. Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah meraih sejumlah poin tertentu.

Sumber Rujukan

Demikian pembahasan tentang ukuran lapangan bulu tangkis dan ukurannya secara standar.
Semoga ada manfaat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index