HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik menarik yakni Persamaan dan Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi.
Baca Juga: Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
A. Persamaan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Kita sering mendengar istilah tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi, namun apakah kita paham letak persamaan dan perbedaannya? Inilah fokus bahasan kita. Kalo kita lihat dari definisinya, persamaannya adalah semuanya memiliki kaitan dengan aktivitas menilai atau menentukan nilai sesuatu. Selain itu, semuanya menggunakan alat untuk mengumpulkan datanya.
Tes adalah bagian yang sangat penting dari pengukuran. Tes dan pengukuran merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Perbedaan Assessment of Learning for Learning dan as Learning
Tes merupakan alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi tersebut. Sedangkan evaluasi adalah proses memberikan nilai dari data yang telah dikumpulkan melalui tes dan pengukuran.
Melalui evaluasi kita dapat mengetahui mengenai hasil tes dan pengukuran, misalnya apakah peserta didik mengalami kemajuan yang berarti, apakah suatu program tetap harus dilanjutkan atau tidak, bagaimana pemahaman siswa terhadap materi belajar. Sehingga disimpulkan bahwa ketiganya saling berkaitan.
B. Perbedaan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Sedangkan perbedaan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi terletak pada waktu dan fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi tentang sesuatu/orang. Pengukuran digunakan untuk memberi angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian atau asesmen digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran sebelumnya.
Perbedaannya juga terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian/asesmen lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal.
Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian/asesmen lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian/asesmen tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.
1. Tes
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperolah informasi tentang individu atau objek . Selain itu, tes juga dapat diartikean sebagai sebuah instrumen/alat yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek.
Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Aspek tes biasanya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif. Selain itu pengukuran terkadang juga didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi. Melalui kegiatan pengukuran segala program yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. hasil pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik.
3. Perbedaan Evaluasi dan Asesmen
Evaluasi adalah proses pemberian pertimbangan atau makna mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu. Dengan kata lain evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul. Evaluasi harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu agar evaluasi yang dihasilkan valid.
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih di tekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih di tekankan pada hasil belajar. Apabila di lihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa.
Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Selain itu, evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila di bandingkan dengan evaluasi. Seperti di kemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran. Evaluasi di nyatakan menggunakan kriteria dan dan metode yang bervariasi.
Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang di pilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.
Baca Juga: Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)?
4. Perbedaan tes, pengukuran dan evaluasi
Pengukuran, tes, dan evaluasi dalam pendidikan berperan dalam seleksi, penempatan, di agnosa, remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian istilah evaluasi.
Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk. Dengan demikian, pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif (Arikunto,2004; Zainul & Nasution, 2001).
Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus selalu di rencanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan ketentuan yang di anggap benar. Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah, karena measurement dapat di lakukan melalui alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes.
Selain dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas, sementara itu pengukuran (measurement) tidak selalu menuntut jawaban atau pengerjaan tugas.
Secara definsi
Tabel. 1 Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian/Asesmen dan Evaluasi
Definisi | Proses | Hasil | |
Tes | Alat ukur untuk mengukur kemampuan seseorang | Testing | Hasil tes atau lembar kerja |
Pengukuran | Proses untuk menentukan kuantitas sesuatu yang menghasilkan angka. | Membandingkan hasil tes dengan standar ukuran tertentu | Angka atau skorBersifat kuantitatif |
Penilaian/Asesmen | Mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. | Pemberian atribut terhadap hasil pengukuran | DeskripsiBersifat kualitatif |
Evaluasi | Kegiatan yang meliputi dua unsur yaitu pengukuran dan penilaian. | Pengambilan keputusan terhadap hasil penilaian lulus/tidak | Keputusan atau Justifikasi |
Sampai disini sudah paham kan, perbedaan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi? Untuk lebih memahaminya, coba cermati gambar dibawah ini!
Apa yang anda bisa simpulkan, coba tuliskan tanggapannya pada kolom komentar di bagian bawah artikel ini!
Baca Juga: Konsep Asesmen Nasional (AN)
C. Hubungan antara Asesmen, Evaluasi, Pengukuran dan Tes
Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan asesmen/pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Ini berarti, kegiatan ini dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Penilaian hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik
Zainul & Nasution (2001) menjelaskan bahwa, evaluasi belajar baru dapat di lakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang di peroleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
Akan tetapi, tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat di gunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula di peroleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
Guru mengukur berbagai kema ngukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi (Zainul & Nasution: 2001)
Sementara itu, Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa asesmen merupakan bagian dari evaluasi. Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka asesmen sudah termasuk di dalamnya.
Baca Juga: Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka
D. Contoh Hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi
Perbedaan Tes Pengukuran Asesmen dan Evaluasi. Contoh Hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi di berikan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Contoh Hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi
Tes | Pengukuran | Evaluasi | |
Contoh/Bentuk Soal/Tugas | Seperangkat Soal/tugas untuk mengukur tebal beberapa lempengan besi menggunakan Jangka Sorong dengan prosedur yang benar | Pak Herman menghitung berapa jumlah kesalahan Zaidan dalam menggunakan Jangka Sorong (ia menghitung terjadi 4 kesalahan dari 5 tugas) | Pak Herman menilai bahwa kemampuan Zaidan dalam menggunakan Jangka Sorong masih kurang |
Contoh/Bentuk Soal/Tugas | 20 soal pilihan ganda tentang kinematika gerak lurus | Pak Herman menghitung bahwa Zaidan hanya dapat menjawab 3 soal dari 20 soal tes fisika | Pak Herman memutuskan bahwa Zaidan perlu mendapatkan remedial |
Non-tes | Pengukuran | Evaluasi | |
Contoh/Bentuk Soal/Tugas | Tidak ada (-) | Pak Herman menyaksikan Aufa membuang sampah di wastafel lab sebanyak tiga kali | Pak Herman memutuskan untuk menegur dan mengajari Aufa tentang cara membuang limbah praktikum |
Contoh/Bentuk Soal/Tugas | Semua siswa di tugasi oleh Pak Herman untuk menyusun laporan pasca kegiatan praktikum fisika | Pak Herman membandingkan laporan praktikum yang dibuat Gibran dengan standar kriteria dan menghitung total skor yang diperoleh. Gibran memperoleh skor 85. | Pak Herman menilai bahwa kemampuan Herman sangat baik dalam menyusun laporan praktikum yang ideal |
Baca juga: Penyusunan LKPD dan Instrumen Penilaian
Sumber Rujukan:
- Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
- ESTY ARYANI. DIKTAT KULIAH: ASSESMEN PSIKOLOGI TEKNIK NON TES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING.
- Kumano, Y. 2001. A uthentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University.
- Rustaman, N. 2003. Asesmen Asesmen Pendidikan IPA Pendidikan IPA. Makalah penataran guru-guru guru-guru NTT di Jurusan pendidikan Biologi.
- Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company.
- Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya Jakarta.
- Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Demikian semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.