Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik terkait literasi yakni Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia. 5 Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi di Indonesia yaitu; 1) peserta didik memahami literasi sebatas pada kemampuan membaca, bukan kemampuan menalar; 2) belajar untuk membaca, tetapi tidak membaca untuk belajar; 3) aktif membaca, tetapi tidak membaca aktif; 4) lupa menghubungkan kemampuan membaca dengan kemampuan menulis; dan 5) tidak memahami bahwa membaca bukan bawaan lahir, melainkan potensi yang dapat dikembangkan.

Baca Juga: Permasalahan Pedagogik Literasi dan Numerasi

A. Data Rendahnya Literasi di Indonesia

Data mengenai rendahnya tingkat literasi di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada sumber dan penelitian yang dilakukan. Namun, secara umum, terdapat beberapa data yang menggambarkan situasi literasi di Indonesia:

1. Data Umum Literasi di Indonesia

  1. Survei BPS (Badan Pusat Statistik): Menurut data dari BPS, tingkat melek huruf di Indonesia pada 2021 mencapai sekitar 98,74%. Meskipun angka melek huruf secara umum tinggi, literasi fungsional (kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi) mungkin lebih rendah.
  2. Program for International Student Assessment (PISA): PISA merupakan sebuah tes yang dilakukan oleh OECD untuk mengukur kemampuan literasi siswa di berbagai negara. Hasil tes pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi yang cukup rendah dalam hal kemampuan membaca, matematika, dan sains jika di bandingkan dengan negara-negara lain yang berpartisipasi.
  3. Indeks Literasi Baca (ILB): Studi oleh Asosiasi Penerbit Pendidikan Indonesia (AP2I) dan Asosiasi Penerbit Pusat (ASPUSI) pada 2020 menemukan bahwa indeks literasi baca di Indonesia masih rendah. Indeks ini mencakup kemampuan membaca, minat baca, dan kebiasaan membaca.
  4. Data Daerah Tertentu: Di beberapa daerah, terutama yang terpencil, tingkat literasi bisa jauh lebih rendah dibandingkan dengan daerah perkotaan. Faktor-faktor seperti akses pendidikan yang terbatas, keadaan ekonomi, dan kurangnya fasilitas pendukung dapat berkontribusi pada rendahnya literasi di wilayah-wilayah tersebut.

Baca Juga: Karakteristik Soal Literasi Membaca dalam PISA

2. Tantangan dalam Data Literasi di Indonesia

  • Kualitas Data: Tantangan utama dalam mengukur literasi adalah kualitas data yang terkadang bervariasi antara sumber dan metode pengumpulan data.
  • Keterbatasan Akses dan Infrastruktur: Di daerah terpencil, pengumpulan data terkait literasi bisa sulit karena keterbatasan akses terhadap penduduk dan infrastruktur yang mendukung.
  • Perubahan Pola Literasi: Perubahan pola literasi dari literasi tradisional ke literasi digital juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengukur tingkat literasi.

Meskipun terdapat data dan laporan yang menggambarkan rendahnya literasi di beberapa aspek, banyak upaya yang di lakukan oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan literasi di Indonesia melalui program-program pendidikan, pengembangan kurikulum, serta promosi literasi di berbagai tingkatan masyarakat.

B. Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia

Rendahnya Literasi di Indonesia di sebabkan oleh sejumlah faktor. Secara umum Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia adalah:

1. Akses Terbatas ke Pendidikan

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang pertaman adalah Beberapa daerah di Indonesia masih memiliki akses terbatas terhadap pendidikan yang berkualitas. Sekolah yang kurang memadai, jarak tempuh yang jauh, serta kurangnya fasilitas pendukung dapat menjadi hambatan utama.

2. Kondisi Sosial-Ekonomi

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang kedua adalah Kondisi Sosial-Ekonomi. Tingkat kemiskinan dan ketimpangan ekonomi dapat mempengaruhi akses terhadap pendidikan. Keluarga dengan kondisi ekonomi rendah mungkin tidak mampu membiayai pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka.

3. Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Sektor Pendidikan

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang ketiga adalah Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Sektor Pendidikan. Kekurangan guru yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil, dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Pelatihan yang kurang memadai bagi guru juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi.

4. Kurang Fokusnya Kurikulum pada Kemampuan Literasi

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang keempat adalah Kurang Fokusnya Kurikulum pada Kemampuan Literasi. Kurikulum pendidikan memperhatikan literasi, terutama literasi membaca dan menulis, dapat menjadi penyebab rendahnya tingkat literasi di kalangan masyarakat.

5. Kurangnya Kebiasaan Membaca

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang kelima adalah Kurangnya Kebiasaan Membaca. Budaya membaca yang kurang di tekankan di lingkungan sekitar juga menjadi faktor penyebab rendahnya literasi. Minimnya akses terhadap buku dan bahan bacaan serta kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca juga turut berperan.

6. Keterbatasan Infrastruktur Pendukung Literasi

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang keenam adalah Keterbatasan Infrastruktur Pendukung Literasi. Faktor-faktor seperti minimnya perpustakaan, akses internet yang terbatas, serta kurangnya akses terhadap teknologi yang mendukung pembelajaran dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan literasi.

7. Kondisi Bahasa yang beragam

Faktor Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia yang terakhir adalah Kondisi Bahasa yang beragam. Indonesia memiliki beragam suku dan bahasa daerah. Kurangnya akses terhadap literatur dalam bahasa lokal juga dapat membatasi kemampuan literasi di kalangan masyarakat yang lebih mengenal dan menggunakan bahasa daerah.

Menangani rendahnya literasi membutuhkan pendekatan yang holistik, melibatkan perbaikan akses pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran, peningkatan budaya literasi, serta memperhatikan aspek sosial dan ekonomi yang mempengaruhi akses dan minat belajar.

Dalam konteks pembelajaran di sekolah, untuk mengurai Faktor penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia, maka di perlukan pemahaman terkait dengan literasi apa saja yang perlu di kuasai atau di bekalkan kepada peserta didik/siswa.

Sementara itu, menurut Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa merilis 5 Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi di Indonesia yaitu,

  1. Memahami literasi sebatas kemampuan membaca, bukan kemampuan menalar
  2. Belajar untuk membaca, tetapi tidak membaca untuk belajar
  3. Aktif membaca, tetapi tidak membaca aktif
  4. Lupa menghubungkan kemampuan membaca dengan kemampuan menulis
  5. Tidak memahami bahwa membaca bukan bawaan lahir, melainkan potensi yang dapat dikembangkan

Penjelasan lengkapnya Anda bisa baca dalam info grafis berikut ini.

5 Penyebab Rendahnya  Kemampuan Literasi di Indonesia 1 & 2
5 Penyebab Rendahnya  Kemampuan Literasi di Indonesia 3 & 4
5 Penyebab Rendahnya  Kemampuan Literasi di Indonesia 5

C. Jenis literasi yang penting bagi peserta didik

Sebagai Peserta didik yang akan menghadapi berbagai tantangan di masa depan, teman-teman perlu memperoleh berbagai keterampilan dan pengetahuan, terutama keterampilan dasar membaca dan menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “literasi” tidak hanya mengacu pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Kampanye Literasi Nasional yang di gagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan ada enam jenis keterampilan literasi dasar yang wajib dimiliki siswa. Apa saja 6 literasi dasar tersebut? Berikut penjelasannya.

6 Literasi dasar yang wajib dimiliki peserta didik

Baca Juga: Literasi Dasar dan Faktor yang Mempengaruhinya

1. Literasi Membaca & Menulis 

Literasi membaca dan menulis merupakan keterampilan literasi yang paling awal diketahui dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Literasi juga mengacu pada praktik sosial dan hubungan yang berkaitan dengan pengetahuan, bahasa dan budaya (UNESCO, 2003).

Deklarasi UNESCO menyatakan bahwa literasi juga berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi, memutuskan, menemukan, mengevaluasi, membuat, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan sistematis untuk mengatasi berbagai permasalahan.

2. Literasi Numerasi 

Baca selengkapnya: Literasi Numerasi : Pengertian, Prinsip, Indikator dan Pentingnya Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang di tampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.), menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Baca Juga: Strategi Meningkatkan Literasi Numerasi di Sekolah

3. Literasi Sains 

Baca Selengkapnya: Literasi Sains menurut PISA

Literasi sains dapat kita artikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (Organisation for Economic Co-operation and Development, 2016).

Baca Juga: Literasi Sains : Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Contohnya

4. Literasi Finansial atau Keuangan

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. 

5. Literasi Kebudayaan dan Kewarganegaraan 

Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewarganegaraan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.

6. Literasi Digital

Literasi digital berakar pada literasi komputer dan literasi informasi, dimana literasi ini berkaitan erat dengan keterampilan teknis dalam mengakses, merakit, memahami, dan menyebarkan informasi.

Peserta didik perlu menguasai berbagai jenis literasi ini agar bisa menjadi individu yang terampil dan adaptif dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks. Selain jenis-jenes literasi yang telah dipaparkan sebelumya, berikut beberapa jenis literasi yang juga penting dimiliki peserta didik:

  1. Literasi Kritis: Kemampuan untuk menilai informasi, mengembangkan pemikiran kritis, dan melakukan analisis yang mendalam terhadap informasi yang di peroleh dari berbagai sumber.
  2. Literasi Kreatif: Kemampuan untuk berpikir kreatif, menghasilkan ide-ide baru, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media, seperti seni, tulisan, atau inovasi.
  3. Literasi Sosial dan Emosional: Kemampuan untuk berinteraksi, berkolaborasi, memahami perasaan diri dan orang lain, serta mengelola emosi dengan baik dalam berbagai situasi sosial.
  4. Literasi Lingkungan: Kemampuan untuk memahami isu-isu lingkungan, dampak manusia terhadap lingkungan, dan pentingnya konservasi sumber daya alam.

Menguasai berbagai jenis literasi ini tidak hanya membantu peserta didik dalam akademis, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang komprehensif, mampu beradaptasi, dan siap menghadapi perubahan di dunia yang terus berkembang.

D. Kesimpulan Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia

5 Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi di Indonesia yaitu; 1) peserta didik memahami literasi sebatas pada kemampuan membaca, bukan kemampuan menalar; 2) belajar untuk membaca, tetapi tidak membaca untuk belajar; 3) aktif membaca, tetapi tidak membaca aktif; 4) lupa menghubungkan kemampuan membaca dengan kemampuan menulis; dan 5) tidak memahami bahwa membaca bukan bawaan lahir, melainkan potensi yang dapat di kembangkan.

Klik tautan berikut untuk mendapatkan file PDFnya : Klik disini!

Demikian semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close