HermanAnis.com – Ketika kebiasaan itu datang, terus berulang sampai sekarang dan mungkin akan sampai kapanpun selama aku hidup.
Cerita mulai Pukul 17.56 WITA menjelang magrib…
Pulang ke rumah dengan semua rencana yang terurut jelas dalam pikiran.
Menyejukkan badan dengan air PDAM yang jernih, kemudian menunaikan tunggakan kewajiban sepanjang hayat, makan sambil nonton berita di TV.
Disinilah dimulai kebiasaan itu. Secangkir kopi susu, dan kue kering telah kupersiapkan untuk mendukung rencanaku…
Mulai nyalakan laptop, untuk memulai mengerjakan semua rencana. Putar lagu kesayangan “karma” dari Kamelot, dan sedikit game Mahjong Titans.
Sungguh menantang game ini sampai menimbulkan hasrat untuk tidak berhenti sebelum menang.
Kopi terus terteguk, dan kuenya habis terkunyah tapi tidak bisa menang… …
ayo coba lagi, kamu pasti bisa menang…begitu kuat dorongan untuk memenangkan permainan ini. Detik demi detik terus berlalu, new games dan new games, begitu seterusnya sampai jam 23 malam lewat.
Rasa lelah seharian menunaikan kewajiban mulai terasa, terlihat kasur empuk dan bantal yang sangat menggoda.
Ketika kebiasaan itu datang
Ganti lagu deh, putar lagunya dengan tembang the best of Helloween’ pengantar tidur yang baik bagi sangat sedikit orang (lagunya Hard Rock).
Tak terlupakan setel alarm jam 02.30 bangun tuk kerjakan rencana awal, sempat juga terpikir itu pas mau tidur.
Enaknya perasaanku saat terbaring, akupun tidur dengan nyenyaknya…
sampai…
alarm berbunyi jam 02.30, akupun terbangun dan mematikannya, tak lupa minum air putih sedikit, buang air kecil, dan bersiap untuk tidur kembali, begitu santai aku, tanpa beban….
akupun terbangun tanpa alarm jam 05.43 pagi bersama rencana yang telah pergi selamanya…
Inilah yang hampir setiap hari (malam) terjadi padaku, padahal aku sering memberian masukan ke teman agar jangan seperti itu…
Tuhan berikan aku kemampuan untuk melakukuan yang terbaik untukku apapun itu…
Aku butuh sesuatu yang sangat susah untuk kudapatkan…
Baca Juga: Tentang Dia yang Jauh
Ini ditulis untuk mengingatkan diri bahwa diri ini sangat lemah….
Demikian
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.