HermanAnis.com – Teman-teman semua, pembahasan kita kali ini masih tentang pendidikan karakter, namun fokus pembahasan dalam tulisan ini adalah bagaimana Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter?
Peranan guru sangat dominan dalam pembentukan sikap, mental dan watak kepribadian siswa-siswinya. Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak (Kemendiknas, 2011:1).
Salah satu aspek dalam Implementasi Pendidikan Karakter adalah evaluasi. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter di lakukan untuk mengukur apakah anak sudah memiliki satu atau sekelompok karakter yang di tetapkan oleh sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Evaluasi merupakan upaya untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan alat (instrument) tertentu dan membandingkan hasilnya dengan standar tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Karena itu, substansi Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter adalah upaya membandingkan perilaku anak dengan standar (indikator) karakter yang di tetapkan oleh guru atau sekolah.
Baca Juga: Keunggulan Kurikulum Merdeka
A. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter di tujukan untuk mengetahui:
- Kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu.
- Kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang di buat oleh guru
- Tingkat efektifitas proses pembelajaran yang di alami oleh anak, baik pada setting kelas, sekolah, maupun rumah.
Hasil evaluasi tidak akan memiliki dampak yang baik jika tidak di fungsikan semestinya. Ada tiga hal penting yang menjadi evaluasi pendidikan karakter, yaitu berfungsi untuk:
- Mengidentifikasi dan mengembangkan sistem pengajaran yang di desain oleh guru.
- Menjadi alat kendali dalam konteks manajemen sekolah.
- Menjadi bahan pembinaan lebih lanjut bagi guru.
Baca Juga: Pembinaan Kegiatan Kepemudaan Untuk Membangun Karakter pada Era Digital 4.0
B. Langkah-langkah Penjabaran Karakter Menjadi Indikator
Adapun langkah-langkah penjabaran indikator dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter dapat dilihat sebagai berikut:
Langkah-langkah Penjabaran Karakter Menjadi Indikator
Langkah-langkah penjabaran karakter menjadi indikator | Contoh |
Langkah I Mendifinisikan atau memberi makna secara khusus terhadap karakteryang akan diwujudkan menjadi prilaku anak. | Sekolah menentukan “pribadi Unggul” sebagai karakter bagi setiap peserta didik di sekolah yang bersangkutan. |
Langkah II Melakukan elaborasi terhadap substansi makna yang terkandung dalam karakter tersebut melalui suatu hirarki perilaku | Pribadi unggul memiliki arti seseorang yang memiliki kualitas/ keunggulan dari sisi agama, pribadi dan sosial. |
Langkah III Menyusun indikator dari karakter tersebut ke dalam bentuk rincian khusus suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh anak sesuai tahap perkembangannya. | Berdasarkan Langkah II kemudian di buat rincian sebagai berikut: Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mampu berperilaku jujur, Memiliki sifat-sifat kepemimpinan |
Langkah IV Menjabarkan indikator menjadi indikator penilaian | Contoh indikator penilaian: Beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa: Berimankepada Allah, Beriman kepada Malaikat, Beriman kepada Rasul, Beriman kepada Kitab Suci, Beriman kepada Hari kiamat, Beriman kepada qada dan qadar, Memiliki pola kehidupan yangsama dengan rukun Islam (Syahadatain, shalat, puasa, zakat haji) |
Suatu karakter tidak dapat dinilai dalam satu waktu tetapi harus di observasi dan diidentifikasikan secara terus menerus dalam keseharian anak, baik di kelas, sekolah, maupun rumah. Evaluasi di kelas melibatkan guru, peserta didik itu sendiri, dan peserta didik yang lainnya.
Evaluasi di sekolah melibatkan peserta didik itu sendiri, teman-temannya, guru lainnya (termasuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah), pustakawan, laboran, tenaga administrasi sekolah, penjaga sekolah, dan teknisi jika ada. Di rumah melibatkan peserta didik itu sendiri, orang tuan atau wali, kakak dan adik (jika ada).
Alat evaluasi yang dapat digunakan yaitu evaluasi diri oleh anak, penilaian teman, catatan anekdot guru, catatan anekdot orang tua, cacatan perkembangan aktivitas anak (psikolog), lembar observasi guru, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lain-lain.
1. Evaluasi Diri Anak
Lembar evaluasi diri anak merupakan instrument evaluasi yang mengidentifikasi perkembangan prilaku anak berdasarkan apa yang di alami anak melalui suatu proses refleksi terhadap apa yang di alami anak. Proses refleksi merupakan proses di mana anak mencurahkan pengalamannya berupa proses yang di alami, kesan yang di rasakan, respon dirinya terhadap proses yang di alami, dan rencana ke depan baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Pengolahan evaluasi diri di lakukan dengan melihat kecenderungan “menetap” atau “tidak menetapnya” perilaku anak dalam suatu indikator perilaku berdasarkan kehidupan anak dalam kuru waktu tertentu. Karena itu, penafsiran terhadap hasil evaluasi diri anak ini bukanlah deskripsi tentang anak itu berkarakter atau tidak berkarakter, tetapi lebih pada prediksi terhadap kepemilikan suatu karakter.
2. Penilaian teman
Penilaian teman adalah cara untuk membiarkan teman sebaya atau rekan sekelas memberikan umpan balik atau penilaian terhadap perilaku, keterampilan, atau kontribusi seorang anak dalam konteks belajar atau kegiatan kelompok. Ini dapat membantu anak-anak memahami bagaimana mereka dilihat oleh teman-teman mereka dan mempromosikan sikap saling percaya dan kerjasama.
3. Catatan anekdot guru
Guru mencatat pengamatan mereka tentang perkembangan dan prestasi individu siswa dalam bentuk catatan anekdot. Catatan ini bisa mencakup catatan perilaku, pencapaian akademis, dan perkembangan sosial-emosional. Ini membantu guru untuk melacak perkembangan siswa seiring waktu.
4. Catatan anekdot orang tua
Orang tua juga dapat memberikan catatan anekdot tentang perkembangan anak mereka di rumah. Ini dapat melengkapi informasi dari guru dan memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang anak, termasuk bagaimana mereka berperilaku di rumah dan di luar sekolah.
5. Cacatan perkembangan aktivitas anak (psikolog)
Psikolog atau ahli terkait lainnya dapat menyusun catatan perkembangan yang lebih terperinci dan mendalam tentang aktivitas anak, terutama jika ada kebutuhan khusus atau perhatian psikologis yang diperlukan. Ini membantu dalam memahami perkembangan psikologis anak.
6. Lembar observasi guru
Guru sering menggunakan lembar observasi untuk melacak perilaku, kemajuan akademis, dan perkembangan siswa. Ini dapat mencakup informasi tentang partisipasi dalam pelajaran, respons terhadap instruksi, dan interaksi sosial.
7. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja atau tugas yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, menguji pemahaman materi, atau melibatkan mereka dalam aktivitas pembelajaran. LKS digunakan untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Semua metode atau alat penilaian ini dapat digunakan bersama-sama untuk memberikan gambaran lengkap tentang perkembangan dan prestasi seorang anak. Penggunaan beragam alat penilaian membantu para pendidik, psikolog, dan orang tua dalam memahami kebutuhan dan kemajuan anak, serta mengidentifikasi area di mana perbaikan mungkin diperlukan.
C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Hal ini di harapkan merupakan suatu tindakansecara terus menerus sehingga muncul perilaku anak yang cenderung menetap. Adapun deskripsi tindak lanjut yang di maksud dapat di lihat pada table berikut:
Hasil Pengolahan Evaluasi Diri | Tindak Lanjut (Peran Orang Tua dan Guru) |
Cenderung menetap | Tingkatkan reward dan punishment secara konsisten |
Sewaktu-waktu | – Kuatkan pemahaman anak tentang pentingnya suatu karakter bagi anak dan lingkungannya. – Tegakkan reward dan punishment secara konsisten. |
Inisiasi Awal | – Sampaikan harapan guru dan orang tua kepada anak untuk memiliki suatu karakter tertentu. – Kuatkan pemahaman anak tentang pentingnya suatu karakter bagi anak dan lingkungannya, baik untuk saat ini maupun untuk masa depan anak. – Tegakkan reward dan punishment secara konsisten |
Belum mucul | – Identifikasi penolakan anak terhadap suatu nilai (karakter). – Sampaikan harapan guru dan orang tua kepada anak untuk memiliki suatu karakter tertentu. – Kuatkan pemahaman anak tentang pentingnya suatu karakter bagi anak dan lingkungannya, baik untuk saat ini maupun untuk masa depan anak. – Tegakkan reward dan punishment secara konsisten |
1. Penilaian Portofolio dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter
Penilaian portofolio merupakan salah satu teknik yang esensial dalam penilaian karakter. Karena dalam operasional pembelajaran, setiap peserta didik memiliki perbedaan atau sama lain, jadi tidaklah mungkin mereka di perlukan atau di layani dengan cara di samaratakan. Begitu pula dalam hal penilaian.
a. Konsep Dasar Penilaian Portofolio.
Penilaian ini mendasarkanpada teori belajar konstruktivistik, yang mengasumsi bahwa peserta didik selain unik, mereka itu active leaners, bahkan a scientist. Mereka memiliki kepekaan, sensitive; they construct their own knowledge by them selves.
Jadi, prestasi peserta didik itu selayaknya di bandingkan dengan kemampuan sebelumnya atau kriteria pencapaian kompetensi, bukan pada penilaian kelompok. Portofolio merupakan kumpulan bahan atau pekerjaan yang sengaja di buat dan benar-benar terpilih (relevan) dari serentetan pengalaman belajar/pekerjaan peserta didik.
Misalnya catatan pelajaran, daftar istilah atau kata-kata penting, daftar sumber belajar, laporan kegiatan, lembar kerja dan lain-lain.Dan yang lebih penting, koleksi tersebut selayaknya menunjukkan pertumbuhan peserta didik.
b. Karakteristik Portofolio
Karakteristik penilaian portofolio sebagai berikut:
- kesempatan bagipeserta didik melakukan self-evaluation,
- proses bagi kegiatan belajar dan program evaluasi,
- metode untuk memonitor dan mendorong kemajuan belajar,
- kumpulan dokumen otentik yang menggambarkan kemampuan belajar,
- suatu pertanggung jawaban peserta didik atas kegiatan belajarnya,
- catatan tentang proses kreatif tentang peserta didik, historis pengetahuannya, pemikiran keritisnya, pertumbuhan estetikanya dan hasil-hasil (seni) pekerjaannya,
- alat belajar-mengajaryang memfasilitasi dialog antara peserta didik dengan guru,
- bukti perkembangan nyata yang menunjukkan hubungan antara proses kreatif peserta didik, hasil pekerjaannya dan refleksi dalam prode waktu tertentu,
- suatu perkembangan yang mencangkup cultura literacy dan gender understanding (bagaimana menyikapi perubahan atau perbedaan), dan
- kontainer yang menampung fakta/pekerjaan (karya seni) dan refleksi tertulis atas suatu makna yang di bangun antara guru dan peserta didik.
c. Prosedur Tentative Pelaksanaan Portofolio dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Prosedur tentative pelaksanaan portofolio, meliputi instruksi-instruksi berikut:
- Rumuskan tujuan umum portofolio berdasarkan kompetensi yang di isyaratkan dan tujuan portofolio bagi setiap peserta didik untuk penilaian kompetensi yang di kuasai dalam satu semester.
- Tentukan kegiatan-kegaitan portofolio secara bervariasi untuk menjelaskan segi-segi kompetensi yang harus di kuasai.
- Kembangkan prosedur self evaluation secara rutin untuk menyelidiki saat-saat perkembangan kompetensi individual peserta didik dan munculnya proses-proses kreatif.
- Lakukan responsi secara rutin untuk melatih berfikir reflektif dan respon-respon afektif.
- Berdialoglah kepada setiap peserta didik dan berilah komentar positif secara tertulis bahwa pekerjaan mereka itu baik, terutama unutk memberi penguatan atas penulisan jurnal/refleksi.
- Latihlah siswa mengomentari kembali setiap komentar guru yang telah di tulis. Apakah komentar itu yang di inginkan guru?
- Tentukan kriteria evaluasi sebagaimana kompetensi yang di isyaratkan, tujuan program yang di tetapkan da isi pembelajaran yang telah di pelajari dan taraf perkembangan peserta didik. Kriteria yang di tetapkan bisa sangat bervariasi.
- Akhiri penilaian dalam bentuk laporan nilai akhir atau dalam bentuk pernyataan-pernyataan kualitatif berdasarkan evaluasi peserta didik dan hasil pemikiran di antara guru dan peserta didik, namun boleh juga penilaiannya dalam bentuk angka atau huruf.
- Jika memungkinkan, lakukan sidang portofolio. Peserta didik di minta untuk menggambarkan alasan pilihan tema atau topik yang di ungkapkan dalam kaitannya dengan kompetensi yang di isyaratkan dalam portofolionya.
Memang di rasa banyak hambatan ketika mau melaksanakan portofolio untuk sebuah penilaian, tidak hanya dari segi waktu, materi dan tenaga. Tapi banyak manfaatnya ketika menerapkan portofolio bagi suatu pengembangan program pembelajaran.
Melalui portofolio, peradaban masyarakat akan berubah dan perdaban negara-negara maju telah mereka capai. Dengan kebiasaan mengedepankan cara-cara yang terpelajar, kerja keras dan menjunjung nilai-nilai kejujuran melalui portofolio, di masa yang akan dating, di harapkan Indonesia akan kelaur dari krisis yang di hadapinya.
Sumber Rujukan
- Koesoema A, Doni. Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.119.
- Ibid., h.138
Baca Juga:
- 18 Nilai Karakter Bangsa Indonesia beserta Contohnya
- Cara Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran
Terima kasih telah membaca artikel ini,
semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.