Contoh Laporan Studi Kasus PPG

Laporan Studi Kasus

HermanAnis.com – Teman-teman semua, pada tulisan kali ini kami akan memberikan contoh laporan studi kasus ppg dalam UKPPPG bagi guru tertentu. UJi kinerja dalam UKPPPG terdiri penilaian perangkat pembelajaran dan penilaian video praktek pembelajaran.

Sebelum kita membahas Contoh Laporan Studi Kasus, terlebih dahulu, mari kita bahas apa-apa saja yang di uji dalam pelaksanaan UKPPPG bagi guru tertentu!

A. Uji Kinerja PPG

Uji kinerja di rancang untuk menilai kompetensi peserta PPG dalam melakukan pengajaran dan pembelajaran yang efektif di dalam kelas. Proses penilaian secara daring (asynchronous) melalui platform UKPPPG. Penilaian di lakukan oleh penguji yang merupakan dosen PPG atau guru pamong melalui laman https://ukin-ukpppg.bppp.kemdikbud.go.id/. Khusus untuk bidang Bimbingan dan Konseling (BK), komponen uji kinerja mencakup Rancangan Pelaksanaan Layanan (RPL) dan Video Praktik. Layanan untuk (1) Bimbingan Klasikal dan (2) Layanan Konseling Individual.

Penilaian Perangkat Pembelajaran

Beberapa prinsip Penilaian Perangkat Pembelajaran dalam uji kinerja UKPPPG:

  • Menilai kualitas perangkat pembelajaran dengan menggunakan rubrik penilaian yang di tetapkan.
  • Merupakan RPP/Modul Ajar/RPL yang di siapkan untuk ujian dan merupakan hasil pengembangan sendiri.
  • Di utamakan dokumen kurikulum merdeka sesuai dengan fasenya.

Penilaian Video Praktek Pembelajaran

Berikut beberapa poin dalam penilaian video praktek pembelajaran dalam uji kinerja PPG

  • Menilai kualitas praktek pembelajaran dan kesesuaiannya dengan perangkat pembelajaran yang di unggah, menggunakan rubrik penilaian yang di tetapkan.
  • Di buat berdasarkan RPP/Modul Ajar/RPL yang sudah di susun dan di unggah pada laman yang telah di sediakan

B. Contoh Studi Kasus Reflektif

Studi kasus reflektif merupakan merupakan penilaian terhadap kemampuan untuk melakukan refleksi
pembelajaran. Studi kasus ini merupakan soal uraian yang di kerjakan secara langsung melalui aplikasi
UKPPPG setelah pelaksanaan UTBK secara daring domisili. Laporan Studi kasus yang di buat berdasarkan kasus-kasus yang di alami sendiri. Durasi pengerjaan laporan uraian studi kasus adalah 30 menit.

Beberapa point penting yang perlu di perhatikan dalam penyusunan laporan studi kasus ini di antaranya:

  1. Deskripsi masalah/kasus nyata yang pernah di alami.
  2. Deskripsi upaya penyelesaian yang sesuai (solusi).
  3. Deskripsi hasil dari upaya/tindakannya.
  4. Deskripsi pengalaman berharga yang bisa di petik.

Laporan studi kasus yang di buat harus merupakan hasil refleksi pembelajaran yang pernah di lakukan di kelas pembelajaran.

Baca juga: Enam topi berpikir menurut Edward de Bono

C. Contoh Laporan Studi Kasus

Dalam membuat laporan studi kasus, Anda perlu membuat format laporan studi kasus yang anda harus buat. Berikut contoh format yang dapat Anda gunakan.

1. Contoh format laporan studi kasus

Laporan studi kasus wajib berisi empat topik real yang pernah di alami yakni:

  1. Masalah/kasus nyata yang pernah di alami.
  2. Upaya penyelesaian yang sesuai (solusi).
  3. Hasil dari upaya/tindakannya.
  4. Pengalaman berharga yang bisa di petik.

Jadi dalam laporan yang Anda buat nantinya harus berisi 4 topik tersebut.

2. Topik-topik yang dapat di angkat

Dalam membuat laporan studi kasus, Anda perlu memilih topik permasalahan/kasus yang real pernah alami dalam pembelajaran. Kita dapat membagi permasalahan tersebut dalam 3 bagian utama yakni:

  1. Masalah/kasus terkait perencanaan pembelajaran
  2. Kasus/masalah terkait pelaksanaan pembelajaran
  3. Masalah terkait asesmen pembelajaran

Selain itu, Anda dapat juga mengambil atau meninjau berdasarkan masalah/kasus yang timbul berkaitan dengan,

  1. Kesulitan siswa dalam belajar
  2. Perilaku siswa
  3. Kesulitan terkait konten materi yang akan di ajarkan
  4. Media pembelajaran
  5. Lingkungan sekolah
  6. Siswa sebagai pusat pembelajaran

Agar bisa lebih fokus Anda dapat memilih salah satu yang paling relevan dengan apa yang di alami di kelas masing-masing.

3. Contoh laporan studi kasus terkait dengan kesulitan siswa belajar Fisika

Sebagaimana telah di uraikan sebelumnya bahwa dalam membuat laporan studi kasus Anda perlu menguraikan/mendeskripsikan 4 hal di antaranya:

  1. Masalah/kasus nyata yang pernah di alami.
  2. Upaya penyelesaian yang sesuai (solusi).
  3. Hasil dari upaya/tindakannya.
  4. Pengalaman berharga yang bisa di petik.

Olehnya itu, Anda dapat membuat laporan ini minimal 4 ide pokok atau 4 paragraf utama. Berikut Kami berikan contoh untuk laporan studi kasus terkait dengan kesulitan siswa belajar Fisika.

Masalah/kasus nyata yang pernah di alami

Saya adalah guru Fisika di SMA Konoha yang mengajar di kelas XI dan XII kuranglebih 5 tahun. Fisika merupakan salah satu pelajaran yang tidak di senangi oleh siswa dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah mereka menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit di pelajari. Sehingga anggapan awal seperti ini menjadi pemicu siswa tidak senang belajar fisika. Pola pikir awal siswa yang seperti ini tentu saja menjadi masalah dalam pembelajaran fisika. Selain itu, berikut beberapa masalah lain dalam pembelajaran fisika,

  1. Kemampuan operasi matematika dasar yang menjadi dasar dalam belajar fisika belum di kuasi siswa.
  2. Kurangnya aktivitas penyelidikan di laboratorium dalam bentuk praktikum yang menyebabkan pelajaran ini bersifat abstrak.
  3. Pembelajaran belum di lengkapi dengan lembar kerja yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan masalah.

Upaya penyelesaian yang sesuai (solusi)

Dari uraian masalah yang di kemukakan di atas, dapat saya uraikan upaya yang telah saya lakukan dalam mengatasi masalah tersebut.

Masalah pola pikir, dimana ada anggapan bahwa fisika itu pelajaran yang sulit, hanya bisa di lakukan dengan pembelajaran yang memfasilitasi siswa belajar secara efektif dan menantang melalui pelibatan secara efektif dalam menyelesaikan masalah. Saya dalam pembelajaran mengupayakan menggunakan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti, inquiry learning, discovery learning, ataupun problem based learning. Dengan model ini, diharapkan fisika yang awalnya di anggap sulit dapat dipersepsikan berbeda. Saya harapkan muncul anggapan bahwa fisika itu sebenarnya menarik dan menantang untuk dipelajari.

  1. Masalah kemampuan operasi matematika dasar yang menjadi dasar dalam belajar fisika belum di kuasi siswa merupakan masalah dari tahun ketahun. Banyak siswa yang belum menghafal perkalian dasar, melakukan operasi perkalian, pembagian, dll. Untuk mengatasi hal ini saya melakukan pemetaan kemampuan awal siswa terkait dengan dasar-dasar matematika yang di butuhkan untuk belajar fisika. Bagi yang mengalami permasalahan, saya berikan penugasan untuk dipelajari dan di selesaikan di rumah. Pada awal pembelajaran, saya melakukan refleksi terhadap pengetahuan prasyarat ini untuk memastikan siswa siap untuk belajar.
  2. Masalah kurangnya aktivitas penyelidikan di laboratorium dalam bentuk praktikum yang menyebabkan pelajaran ini bersifat abstrak di sebabkan oleh banyak faktor mulai dari sarana laboratorium yang tidak memadai. Olehnya itu, saya mengupayakan untuk menggunakan laboratorium virtual ataupun simulasi seperti PhET sehingga sisa dapat melakukan kegiatan ilmiah mulai dari merumuskan masalah sampai membuat kesimpulan.
  3. Masalah pembelajaran belum dilengkapi dengan lembar kerja yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan masalah di sebabkan oleh minimnya pengetahuan tekait bagaimana mengembangkan LKPD yang relevan dengan model pembelajaran yang diterapkan. Untuk mengatasi masalah ini saya mencari informasi dengan menghubungi dosen di PT saya dan beberapa teman seprofesi di Konoha. Hasilnya saya dapat mengembangkan sendiri LKPD sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah tempat saya mengajar.

Hasil dari upaya/tindakannya

Solusi terhadap masalah pola pikir, dimana ada anggapan bahwa fisika itu pelajaran yang sulit, sejauh ini menunjukkan perubahan yang berarti. Siswa yang awalnya tidak pernah bertanya ataupun memberi tanggapan dalam pembelajaran sudah dapat berbicara. Hal ini merupakan hasil dari model pembelajaran yang diterapkan yang menuntut mereka aktif dalam mencari tahu sendiri, berbagi informasi dan saling menggapi/beradu argumentasi dalam diskusi kelompok.

  1. Masalah kemampuan operasi matematika dasar yang menjadi dasar dalam belajar fisika belum dikuasi siswa yang merupakan masalah dari tahun ketahun ini dapat diatasi lebih awal. Oleh karena itu, maka pengetahuan operasi matematika yang dibutuhkan siswa dalam belajar fisika dapat dipenuhi dan bukan lagi masalah dalam pembelajaran fisika.
  2. Masalah kurangnya aktivitas penyelidikan di laboratorium dalam bentuk praktikum yang menyebabkan pelajaran ini bersifat abstrak dapat di atasi dengan menggunakan/memanfaatkan laboratorium virtual ataupun simulasi seperti PhET yang banyak tersedia secara gratis. Dampak dari penggunaan PhET ini dapat membantu siswa dalam melakukan praktikum meskipun hanya secara virtual. Dengan demikian, siswa dapat merasakan bagaimana menjadi seorang saintis mulai dari mulai dari merumuskan masalah sampai membuat kesimpulan. Melalui kegiatan ini siswa menjadi lebih aktif, termotivasi, dan rasa ingintahu terkait dengan topik yang di pelajri semakin meningkat.
  3. Masalah pembelajaran belum di lengkapi dengan lembar kerja dapat di atasi dengan cara berkolaborasi dengan pakar dan praktisi. Hasil kolaborasi ini adalah adanya LKPD yang berbasis pada kegiatan ilmiah, tidak lagi berisi soal-soal jawab ataupun seperti resep kue.

Pengalaman berharga yang bisa di petik

Pengalaman berharga yang dapat di petik dari masalah dan upaya yang telah saya lakukan dalam mengatasi masalah tersebut saya dapat berikan dalam point-point berikut ini:

  1. Persepsi terkait fisika itu sulit itu bisa di ubah dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan ilmiah di laboratorium. Akan berubah dari fisika itu sulit menjadi fisika itu memang susah, namun belajar fisika itu menarik dan menantang.
  2. Dalam pembelajaran apapun kita sebagai guru fisika perlu memastikan siswa memiliki pengetahuan prasyarat. Jika mereka belum menguasai pengetahuan tersebut, guru harus memfasilitasi mereka memilikinya sebelum belajar.
  3. Inti pembelajaran Fisika adalah kegiatan berinquiry. Pastikan siswa kita dalam setiap pembelajaran ada aktivitas penyelidikan. Sehingga mereka terbiasa akan kegaiatan ilmiah, mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data sampai membuat kesimpulan. Ini merupakan pondasi dalam pengemabangan IPTEK.
  4. Seorang guru perlu untuk melakukan kolaborasi dengan teman sejawat. Namun, jangan berhenti dengan kolaborasi itu saja, terus tingkatkan pengetahuan dengan kolaborasi dengan pakar/dosen PT. Dosen di PT memiliki dasar keilmuan yang sangat di butuhkan oleh guru dan memiliki pemahaman dan pengetahuan akan perkebangan ilmu. Kolaborasi praktisi dan pakar adalah suatu keniscayaan.

Ini hanya contoh saja. Mohon bagi yang guru fisika, bijaklah dalam menggunakan tulisan ini.

Demikian semoga bermanfaat


Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca