HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang satu topik pembelajaran berdiferensiasi yakni cara menemukenali anak berkebutuhan khusus (ABK) dan Penanganannya.
Setelah guru mengenali siswanya secara umum, maka selanjutnya adalah menemukenali anak berkebutuhan khusus (ABK). Mengenali anak berkebutuhan khusus merupakan langkah awal dalam memberikan perhatian dan penanganan yang tepat.
Sebelum kita membahas tentang Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan bagaimana penanganannya, kita bahas dulu bagaimana cara mengenali siswa.
Baca Juga: Strategi Penanganan Siswa Bermasalah dan Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran
A. Apa saja yang perlu dikenali pada siswa dalam pembelajaran berdiferensiasi
Untuk mengenali siswa secara komprehensif dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu melakukan asesmen terhadap siswa. Melalui asesmen tersebut, guru akan mendapat informasi profil siswanya, sehingga dapat merencanakan pembelajaran yang dapat memaksimalkan/membantu siswanya dalam belajar.
Pembelajaran berdiferensiasi melibatkan hasil asesmen yang terdiri dari tiga (3) komponen, yaitu:
- Kesiapan
- Minat,
- Pilihan belajar
Baca Juga: Bagaimana Cara Membangun Relasi dengan Siswa
Pembelajaran berdiferensiasi adalah mengajar siswa dengan cara berpikir yang berbeda-beda. Hal ini menuntut guru memahami siswa sebagai pebelajar. Penjelasan masing-masing komponen tersebut sebagai berikut.
1. Kesiapan Siswa
Pemahaman tentang kesiapan siswa dalam belajar merupakan suatu konsep penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai contoh, ada siswa yang siap belajar tentang materi yang sulit, namun ada juga siswa yang membutuhkan waktu lama untuk mempelajari materi pelajaran.
Untuk menentukan kesiapan siswa pada suatu konsep, guru melakukan asesmen. Guru bisa memberikan sebuah pre-asesmen singkat untuk menentukan apa yang di pahami siswa tentang topik tersebut dan mengamati siswa ketika menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas. Guru juga bisa bertanya tentang apa di ketahui oleh siswa.
2. Minat Siswa
Bagian lain yang juga penting adalah mengenal minat siswa. Dengan mengenali minat siswa, guru dapat merencanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Cara lain untuk mengetahui minat siswa adalah dengan survei, mengajukan pertanyaan, dan meminta siswa untuk menghubungkan minat mereka dengan suatu topik studi.
3. Pilihan Belajar Siswa (Preferensi)
Preferensi belajar adalah kecenderungan cara-cara tertentu yang di gunakan siswa dalam memproses apa yang harus di pelajari. Pembagian Preferensi belajar terdiri dari:
- Preferensi gaya belajar,
- Preferensi kecerdasan dan
- Preferensi lingkungan.
Preferensi belajar berbeda dari konteks ke konteks. Hal ini penting agar siswa tidak ‘dilabeli’ berdasarkan preferensi dan di kelompokkan sesuai periode waktu. Ketika siswa memiliki peluang secara berkelanjutan untuk berpikir dan berbicara tentang cara-cara terbaik mereka dalam belajar, mereka menjadi lebih sadar akan kekuatan dan kebutuhan mereka. Guru juga menjadi lebih peka terhadap perbedaan-perbedaan individual siswa.
Baca Juga: Cara Mengenal Siswa dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
B. Siapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)?
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang memerlukan pendidikan yang d isesuaikan dengan hambatan belajar, hambatan perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak secara individual. ABK di kategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu ABK yang bersifat sementara (temporer) ABK yang bersifat menetap (permanen).
ABK temporer adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan di sebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma dengan perceraian orangtua sehingga anak tidak dapat belajar.
ABK permanen adalah anak-anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gangguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gannguan gerak (motorik), gangguan interaksi-komunikasi, gangguan emosi, sosial dan perilaku.
B. Jenis, Karakteristik, dan Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
1. Anak Tunanetra (Anak dengan Gangguan Penglihatan)
Anak Tunanetra adalah anak yang memiliki gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah di beri pertolongan dengan alat-alat bantu khusus, mereka masih tetap memerlukan pendidikan khusus. Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak tunanetra:
- Tidak mampu melihat,
- Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter,
- Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
- Sering meraba-raba atau tersandung waktu berjalan,
- Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya,
- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/ kering,
- Peradangan hebat pada kedua bola mata, dan
- Mata bergoyang terus
2. Anak Tunarungu (Anak dengan Gangguan Pendengaran)
Adalah mereka yang mengalami kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi atau tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah di berikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak tunarungu:
- Tidak mampu mendengar.
- Terlambat perkembangan bahasa.
- Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi.
- Kurang atau tidak tanggap bila di ajak bicara, ucapan kata tidak jelas,
- Kualitas suara aneh/monoton.
- Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar.
- Banyak perhatian terhadap getaran.
- Keluar nanah dari kedua telinga.
- Terdapat kelainan organis telinga
3. Anak Tunagrahita (Anak dengan Hambatan Intelektual)
Adalah kondisi yang komplek, menunjukkan kemampuan intelektual yang rendah dan mengalami hambatan dalam perilaku adaptif. Seseorang tidak dapat di kategorikan tunagrahita apabila tidak memiliki dua hal tersebut.
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak tunagrahita:
- Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar.
- Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
- Perkembangan bicara/bahasa terlambat.
- Tidak ada atau kurang perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong).
- Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
- Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
4. Anak Tunadaksa (Anak dengan Hambatan Fisik dan Motorik)
Adalah anak yang mengalami gangguan fisik berkaitan dengan tulang, otot, sendi, dan sistem persyarafan, sehingga memerlukan layanan pendidkan khusus agar kemampuannya berkembang secara optimal.
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak tunadaksa:
- Anggota gerak tubuh kaku/ lemah/ lumpuh.
- Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur atau tidak terkendali).
- Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap atau tidak sempurna atau lebih kecil dari biasa.
- Terdapat cacat pada alat gerak.
- Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
- Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/ duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
- Hiperaktif/ tidak dapat tenang.
5. Anak Tunalaras (Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku)
Anak tunalaras sering disebut juga anak dengan gangguan emosional (emotionally disturbed), anak dengan kekacauan psikologis (psychologically disordred), anak dengan hambatan emosional (emotionally handicapped). Selain itu, anak tunalaras sering mengalami konflik baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri.
Mereka mengalami kesulitan untuk bermain atau belajar bersama anak lain. Anak tunalaras mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat, sering berkelahi, dan tidak di sukai oleh anak-anak lain pada umumnya. Karena ketidakmampuannya menjalin hubungan persahabatan dengan anak lain maka anak tunalaras oleh awam sering di sebut juga anak nakal.
Secara sederhana tunalaras dapat di klasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu: (1) gangguan perilaku, (2) kecemasan berlebihan, (3) agresif sosial, dan (4) tidak matang.
a. Gangguan perilaku
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak yang mengalami gangguan perilaku:
- Suka berkelahi, memukul, dan menyerang.
- Pemarah.
- Tidak mau mengikuti peraturan.
- Merusak milik orang lain maupun miliknya sendiri.
- Tidak sopan, kurang ajar dan kasar.
- Tidak dapat bekerjasama, penentang, dan kurang perhatian.
- Suka mengganggu.
- Negatifistik, gelisah, pembolos dan suka ribut.
- Pemarah, mencari perhatian dan suka pamer.
- Suka mendominasi orang lain, mengancam, menggertak, hiperaktif, pembohong, tidak dapat di percaya, dan suka mengeluarkan suara aneh.
- Suka iri hati, cemburu, membantah.
- Ceroboh, mencuri, mengacau, dan menggoda.
- Menolak mengakui kesalahan dan suka menyalahkan orang lain.
- Mementingkan diri sendiri
b. Kecemasan berlebihan
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak yang pencemas adalah:
- Tegang, cemas berlebihan, terlalu pemalu, suka menyendiri, mengasingkan diri, tidak punya teman.
- Perasaan tertekan, sedih, merasa terganggu, sangat sensitif, mudah sakit hati, dan mudah merasa di permalukan.
- Merasa tidak berharga, kurang percaya diri dan mudah frustasi dan sering menangis.
- Menyimpan rahasia, pendiam, dan bungkam.
c. Agresif sosial
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak yang agresif sosial adalah:
- Memiliki perkumpulan yang tidak baik.
- Mencuri bersama anak-anak lain.
- Menjadi anggota suatu geng.
- Berkeliaran sampai larut malam.
- Melarikan diri dari sekolah.
- Melarikan diri dari rumah.
d. Tidak matang
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak yang tidak matang adalah:
- Kurang perhatian, gangguan konsentrasi, dan melamun.
- Canggung, kurang koordinasi, bengong, dan berangan-angan lebih tinggi.
- Kurang inisiatif, pasif, ceroboh, suka mengantuk, kurang minat dan mudah bosan.
- Tidak tabah, tidak gigih mencapai tujuan dan sering gagal menyelesaikan tugas.
- Berpakaian tidak rapi.
6. Anak Berbakat (Anak dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa)
Adalah anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan unggul, seperti interaksi dan kemampuan intelektual di atas rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi.
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak berbakat:
- Membaca pada usia lebih muda.
- Membaca lebih cepat dan lebih banyak.
- Memiliki perbendaharaan kata yang luas.
- Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat.
- Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa.
- Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri.
- Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal.
- Memberi jawaban-jawaban yang baik.
- Dapat memberikan banyak gagasan.
- Luwes dalam berpikir.
- Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan.
- Mempunyai pengamatan yang tajam.
- Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang di minati.
- Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri.
- Senang mencoba hal-hal baru.
- Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi.
- Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan- masalah.
- Cepat menangkap hubungan sebab akibat.
- Berperilaku terarah pada tujuan.
- Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
- Mempunyai banyak kegemaran (hobi).
- Mempunyai daya ingat yang kuat.
- Tidak cepat puas dengan prestasinya.
- Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi).
- Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
7. Anak Berkesulitan Belajar
Anak berkesuliatan belajar yaitu anak yang memiliki inteligensi normal atau bahkan superior, tetapi sulit
belajar dalam satu atau beberapa bidang akademik tertentu seperti membaca, menulis, dan berhitung, serta mungkin unggul dalam bidang lain.
Ada kesulitan belajar pra-akademik dan kesulitan belajar akademik. Kesulitan belajar pra-akademik terdiri
dari: (1) gangguan motorik dan persepsi, (2) kesulitan belajar kognitif, (3) gangguan perkembangan bahasa (disfasia), dan (4) kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial.
Kesulitan belajar akademik terdiri dari: (1) kesulitan belajar membaca (dislexia), (2) kesulitan belajar menulis (disgraphia), dan (3) kesulitan belajar berhitung (discalculia).
a. Kesulitan belajar membaca (dislexia)
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik kesulitan belajar membaca:
- Lambat dalam membaca,
- Kurang memahami bacaan,
- Sulit mengidentifikasi ide-ide penting dari bacaan,
- Kurang menguasai fonik,
- Bingung dengan kata yang hampir sama,
- Sulit memahami kosakata baru,
- Menolak untuk membaca,
- Bingung dengan petunjuk tertulis.
b. Kesulitan belajar menulis (disgraphia)
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik kesulitan belajar menulis:
- Kurang memahami struktur kalimat (kalimat tidak lengkap, tidak memperhatikan tata bahasa, bingung dengan kalimat jamak),
- Kesalahan dalam artikulasi (omisi, substitusi, transposisi),
- Tidak mampu mencatat dengan benar dari buku ke papan tulis atau sebaliknya,
- Lemah dalam bahasa tulis, tapi baik dalam bahasa lisan,
- Lamban dalam menulis,
- Tulisan kurang rapi (huruf tidak jelas, penggunaan huruf kapital tidak tepat, bermasalah dengan penggunaan spasi, tulisan terlalu kecil atau terlalu besar).
c. Kesulitan belajar berhitung (discalculia)
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik kesulitan belajar berhitung:
- Angka-angka terbalik,
- Kebingungan dengan lambang operasi matematika (+, -, x, :, ∑, ≥, ≤, ≠, =, dan sebagainya),
- Tidak bisa mencatat dengan benar dari satu baris buku ke baris berikutnya (misalnya pada buku catatan matematika berkotak),
- Tidak bisa menghitung dengan benar,
- Sulit melakukan proses kalkulasi secara urut,
- Tidak bisa mamahami konsep abstrak,
- Menyenangi penalaran verbal, bermasalah dengan penalaran abstrak,
- Sulit memahami soal cerita
- Minim penalaran,
- Menunjukkan kecemasan berlebihan ketika dihadapi dengan soal matematika.
8. Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Adalah anak yang memiliki inteligensi berada pada taraf perbatasan (borderline) dengan IQ 70–85 (berdasarkan tes baku).
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak lamban belajar:
- Rata-rata prestasi belajarnya kurang dari 6.
- Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat di bandingkan teman-teman seusianya.
- Daya tangkap terhadap pelajaran lambat.
- Pernah tidak naik kelas.
9. Anak Autisma (Autistic Spectrum Disorder)
Autisma adalah gangguan perkembangan yang berat, akibat adanya kerusakan atau masalah perkembangan pada otak. Autisma adalah gangguan perkembangan berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik anak autisma:
- Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik yang kurang tertuju.
- Tak bisa bermain dengan teman sebaya.
- Tak dapat merasakan apa yang di rasakan orang lain.
- Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
- Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (dan tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).
- Bila bisa bicara, bicaranya tidak di pakai untuk berkomunikasi.
- Sering menggunakan bahasa yang aneh dan di ulang-ulang.
- Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru
- Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.
- Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
- Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan di ulang-ulang.
- Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
10. Anak ADHD (Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)
Adalah gangguan secara signifikan dalam memperhatikan, kontrol rangsangan dan perilaku yang sesuai aturan yang muncul sejak kanak-kanak sehingga menyebabkan mereka terganggu secara emosi, motorik kasar, dan keterlambatan berbahasa.
Ada tiga (3) jenis ADHD, yaitu: (1) Inatentivitas, tidak ada perhatian; (2) Impulsivitas, tidak sabaran; (3) Hiperaktivitas, tidak bisa diam. Karakteristik masing-masing sebagai berikut:
a. Inatentivitas, tidak ada perhatian
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik Inatentivitas:
- Gagal menyimak hal yang rinci.
- Kesulitan bertahan pada satu aktivitas.
- Tidak mendengarkan saat di ajak berbicara.
- Sering tidak mengikuti instruksi.
- Kesulitan mengatur jadual tugas dan kegiatan.
- Sering menghindar dari tugas yang memerlukan perhatian lama.
- Sering kehilangan barang yang di butuhkan untuk tugas.
- Sering beralih perhatian oleh stimulus dari luar.
- Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari.
b. Impulsivitas, tidak sabaran
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik Impulsivitas:
- Sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.
- Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
- Sering memotong atau menyela orang lain.
- Sembrono, melakukan tindakan berbahaya tanpa pikir panjang.
- Sering berteriak di kelas.
- Tidak sabaran.
- Usil, suka mengganggu anak lain.
- Permintaannya harus segera di penuhi.
- Mudah frustrasi dan putus asa.
c. Hiperaktivitas, tidak bisa diam
Cara Menemukenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini dapat di lihat dari karakteristik di bawah ini.
Karakteristik Hiperaktivitas:
- Sering menggerakkan kaki atau tangan dan sering menggeliat.
- Sering meninggalkan tempat duduk di kelas.
- Sering berlari dan memanjat.
- Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang.
- Sering bergerak seolah di atur oleh motor penggerak.
- Sering berbicara berlebihan.
C. Bagaimana cara melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran?
Melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan yang di berikan pada peserta didik lainnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat di lakukan dalam melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran:
- Menyediakan lingkungan yang inklusif
Lingkungan ini harus mencakup aksesibilitas fisik dan teknologi, seperti ruang kelas yang dapat di akses oleh kursi roda dan alat bantu pendengaran, serta media pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik dengan berbagai kebutuhan. - Menyediakan modifikasi dan penyesuaian pembelajaran
Modifikasi dan penyesuaian pembelajaran dapat berupa penggunaan bahan ajar yang mudah di pahami, penggunaan teknologi pendidikan, dan penggunaan metode pembelajaran yang berbeda. - Menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbeda
Pendekatan pembelajaran yang berbeda dapat membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam memahami materi pelajaran. Pendekatan pembelajaran ini dapat berupa penggunaan metode pembelajaran visual, auditori, atau kinestetik. - Memberikan dukungan dan bantuan yang memadai
Dukungan dan bantuan yang memadai dapat membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam memahami materi pelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Dukungan dan bantuan ini dapat berupa penggunaan alat bantu pendidikan, konseling, atau dukungan dari tenaga ahli seperti guru pendamping atau terapis. - Melibatkan orangtua dan keluarga
Melibatkan orangtua dan keluarga dapat membantu dalam memastikan bahwa peserta didik yang berkebutuhan khusus mendapatkan dukungan yang memadai di lingkungan pembelajaran. Orangtua dan keluarga dapat memberikan informasi tentang kebutuhan khusus peserta didik dan memberikan dukungan dalam memastikan bahwa modifikasi dan penyesuaian pembelajaran di lakukan dengan benar.
Dalam melayani peserta didik yang berkebutuhan khusus, penting untuk mengenal kebutuhan dan kemampuan mereka serta memperhatikan perspektif individual mereka. Dengan menerapkan pendekatan yang tepat, peserta didik yang berkebutuhan khusus dapat terlibat secara efektif dalam proses pembelajaran dan mencapai potensi penuh mereka.
D. Bagaimana cara untuk membantu anak yang berkebutuhan khusus?
Setiap anak yang berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda, sehingga di perlukan pendekatan yang berbeda untuk membantunya. Oleh karena itu, penting untuk mengenal kebutuhan dan kemampuan anak secara individual dan menerapkan pendekatan yang tepat untuk membantunya mencapai potensi penuhnya.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu anak yang berkebutuhan khusus:
- Mengenal kebutuhan dan kemampuan anak
Setiap anak yang berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda, sehingga di perlukan pendekatan yang berbeda untuk membantunya. Dengan mengenal kebutuhan dan kemampuan anak, kita dapat menyediakan dukungan yang sesuai untuk membantu anak mencapai potensi penuh mereka. - Menyediakan lingkungan yang inklusif
Di dalam lingkungan yang inklusif ini, anak dapat merasa di terima dan di hargai, serta dapat memperoleh dukungan dari guru, teman sebaya, dan orangtua. - Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
Strategi pembelajaran ini dapat berupa penggunaan bahan ajar yang mudah di pahami, penggunaan teknologi pendidikan, dan penggunaan metode pembelajaran yang berbeda. - Memberikan dukungan dan bantuan yang memadai
Dukungan dan bantuan ini dapat berupa penggunaan alat bantu pendidikan, konseling, atau dukungan dari tenaga ahli seperti guru pendamping atau terapis. - Melibatkan orangtua dan keluarga
Orangtua dan keluarga dapat memberikan informasi tentang kebutuhan khusus anak dan memberikan dukungan dalam memastikan bahwa modifikasi dan penyesuaian pembelajaran di lakukan dengan benar. - Mengembangkan hubungan yang positif dan mendukung
Membangun hubungan yang positif dan mendukung dengan anak dapat membantu dalam memperkuat koneksi antara anak dan orang dewasa yang peduli. - Memberikan penguatan positif
Memberikan penguatan positif seperti pujian dan pengakuan atas prestasi anak dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri anak.
Dalam membantu anak yang berkebutuhan khusus, penting untuk memperhatikan perspektif individual anak dan menerapkan pendekatan yang tepat untuk membantunya mencapai potensi penuhnya.
Sumber:
- Marlina. 2019. PANDUAN PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI SEKOLAH INKLUSIF.
Demikian semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.