Generasi Sandwich: Pengertian, Jenis dan Bagaimana Cara Menghadapinya?

Apa itu Generasi Sandwich?

HermanAnis.com – Teman-teman semua, pada tulisan kali ini kita akan membahas satu topik yakni apa itu generasi sandwich? Generasi sandwich akhir-akhir ini menjadi topik hangat yang sering dibicarakan para pakar keuangan, terutama jika membahas keuangan generasi milenial.

Apa itu generasi sandwich? Apa saja jenisnya dan bagaimana cara memutus rantainya? Kami telah merangkum jawabannya untuk Anda.

Baca Juga: Kualitas Pendidikan Akibat Pandemi COVID-19: Laporan SDGs Tahun 2022

A. Apa itu Generasi Sandwich?

Dorothy A. Miller, Profesor dan direktur di University of Kentucky, Lexington, Amerika Serikat, adalah orang yang pertama kali mencetuskan istilah generasi sandwich pada tahun 1981. Menurutnya generasi sandwich adalah sekelompok individu yang bertanggung jawab terhadap kehidupan orang tuanya, diri mereka sendiri dan anak-anak mere.

Apa itu Generasi Sandwich? 1

Baca Juga: Cara Belajar Efektif dan Efisien: Tips dan Strategi yang Terbukti

Seperti sandwich, bagian atas roti diibaratkan sebagai orang tua yang tidak mempunyai penghasilan dan hidup atas biaya anaknya. Bagian bawah roti digambarkan sebagai anak-anak yang harus dibesarkan dengan baik.

Sanggul atas dan sanggul bawah mengapit isian (daging, sayur, dan sambal) yang diibaratkan kita sendiri yang harus menopang keduanya. Oleh karena itu, generasi sandwich bisa diibaratkan sebagai orang-orang yang “terjepit” secara finansial untuk menghidupi suami/istri dan anak-anaknya, serta orang tuanya.

Berikut beberapa pandangan terkait dengan sandwich generation dari berbagai sumber:

  • For the sandwich generation, senior resources can make all the difference in a community.
    —Byalexa Mikhail, Fortune Well, 14 June 2023
  • For years, the term sandwich generation has generally been applied to adults (mostly women) taking care of their aging parents and their minor children at the same time.
    —Elizabeth Chang, Washington Post, 22 Mar. 2023
  • More companies expanded benefits to better support the sandwich generation—those caring for both children and elderly parents.
    —Paolo Confino, Fortune, 14 Dec. 2022
  • Providing a modern package of benefits that acknowledges caregivers in the workforce, especially sandwich generation employees (those taking care of both children and parents), will prevent many workers from having to choose between caring for a loved one and staying on the job.
    —Elana Berkowitz, Fortune, 23 Feb. 2023
  • The reality of being a member of the sandwich generation, coupled with being an executive and people leader, has shown me nearly every broken part of our system, from our healthcare system to our childcare and caregiving system to our workforce norms.
    —Gary Drenik, Forbes, 26 Jan. 2023
  • Wounded veterans who served in Iraq and Afghanistan are part of the sandwich generation, being cared for by a spouse while at home with younger children, or perhaps living in their childhood home with an aging parent who is more vulnerable to infection.
    —Lee Woodruff, San Diego Union-Tribune, 7 Aug. 2020
  • The concept of the sandwich generation needs to change, said Patty David, vice president of consumer insights at AARP.
    —Elizabeth Chang, Washington Post, 22 Mar. 2023
  • The sandwich generation of adults will certainly be squeezed by the cost of caring for both children and aging parents.
    —Terry Savage, Chicago Tribune, 14 Mar. 2023

Baca Juga: Marketplace Guru: Kebijakan baru penerimaan Guru oleh Menteri Nadiem Makarim?

B. Tiga Jenis Generasi Sandwich

Fenomena Generasi Sandwich menggambarkan kondisi sosial di mana individu merasa bertanggung jawab secara finansial untuk merawat baik orang tua yang lebih tua (generasi sebelumnya) maupun anak-anak mereka yang lebih muda (generasi berikutnya). Namun, generasi ini dapat dibagi menjadi tiga kategori umur yang berbeda, masing-masing menghadapi dinamika dan tantangan unik dalam perjalanan mereka.

Generasi sandwich dibagi menjadi tiga kategori umur. Berikut jenisnya berdasarkan seniorliving.org.

1. The Traditional Sandwich Generation

Yang pertama adalah tipe kelompok umur 40 sampai 50 tahun. Jenis ini mencakup kebutuhan anak-anak yang belum mandiri secara finansial dan mendukung orang tua lanjut usia yang tidak lagi bekerja produktif.

Mereka merasa bertanggung jawab untuk merawat orang tua yang lebih tua secara finansial dan emosional, sementara mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak mereka yang masih membutuhkan dukungan. Ini adalah generasi yang sering mengalami beban ganda, mencoba untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, karier, dan merawat keluarga.

Tantangan utama yang di hadapi oleh The Traditional Sandwich Generation meliputi:

  • Pensiun dan Tabungan: Mereka harus merencanakan pensiun mereka sendiri sambil memastikan bahwa mereka memiliki cukup dana untuk merawat orang tua mereka yang semakin menua.
  • Perawatan Kesehatan: Menangani biaya kesehatan orang tua yang mungkin memerlukan perawatan intensif sambil memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki akses ke layanan kesehatan yang baik.
  • Karier dan Keluarga: Menjaga keseimbangan antara karier yang memadai dan kehadiran yang cukup di rumah untuk mendukung anak-anak mereka.

2. The Club Sandwich Generation

The Club Sandwich Generation adalah generasi yang lebih tua, biasanya berusia di atas 50 tahun. Berisi jenis kelompok umur 50 sampai dengan 60 tahun. Kelompok usia 30 hingga 40 tahun juga bisa termasuk dalam tipe ini, jika mereka menanggung beban orang tua, anak, dan kakek nenek.

Mereka bertanggung jawab untuk merawat orang tua yang masih hidup, anak-anak mereka yang belum mandiri, dan dalam beberapa kasus, cucu mereka. Mereka memiliki tanggung jawab keluarga yang berlapis-lapis, mirip dengan lapisan isi dalam “club sandwich.”

Tantangan utama yang di hadapi oleh The Club Sandwich Generation meliputi:

  • Kesehatan dan Perawatan Lansia: Merawat orang tua yang mungkin mengalami masalah kesehatan yang serius dan memerlukan perawatan intensif.
  • Pendidikan dan Pembiayaan: Mendukung anak-anak mereka dalam hal pendidikan dan keuangan, serta mungkin memberikan bantuan untuk cucu mereka.
  • Pensiun: Memastikan bahwa mereka sendiri memiliki rencana pensiun yang cukup kuat untuk masa depan mereka, meskipun memiliki beban finansial yang signifikan dari dua generasi lainnya.

3. The Open Faced Sandwich Generation

The Open Faced Sandwich Generation adalah generasi yang lebih muda, seringkali dalam usia 20-an hingga 30-an. Mereka masih mungkin bergantung pada dukungan finansial dari orang tua mereka, tetapi juga merasa bertanggung jawab untuk merawat orang tua mereka yang menua.

Tipe ini terdiri dari orang atau individu yang bekerja aktif merawat lansia, seperti perawat di panti jompo atau orang yang merawat lansia di rumah. Mereka adalah generasi yang mengalami tekanan ekonomi, sambil mencoba memahami peran mereka dalam merawat kedua generasi sebelumnya.

Tantangan utama yang di hadapi oleh The Open Faced Sandwich Generation meliputi:

  • Karier dan Pendidikan: Menyeimbangkan upaya mereka untuk mengejar pendidikan dan membangun karier dengan tanggung jawab merawat keluarga.
  • Dukungan Finansial: Merencanakan keuangan mereka sendiri sambil memberikan dukungan finansial kepada orang tua yang mungkin belum pensiun sepenuhnya.
  • Belajar dari Generasi Sebelumnya: Mengambil pelajaran dan rencana keuangan yang bijak dari pengalaman orang tua mereka dan mempersiapkan masa depan mereka dengan lebih baik.

C. Pandangan islam tentang “generasi sandwich”

Pandangan Islam tentang generasi sandwich berdasarkan prinsip-prinsip etika, moral, dan kewajiban yang terkandung dalam ajaran agama. Di bawah ini adalah beberapa aspek penting dari pandangan Islam tentang generasi sandwich:

  1. Kewajiban Merawat Orang Tua: Islam memberikan penekanan besar pada kewajiban anak-anak untuk merawat dan menghormati orang tua mereka. Ini di jelaskan dalam Al-Quran dan hadis. Menyediakan perawatan fisik, emosional, dan finansial kepada orang tua yang membutuhkan di anggap sebagai amal yang sangat mulia.
  2. Perencanaan Keuangan yang Bijak: Islam mendorong perencanaan keuangan yang bijak, termasuk menabung dan berinvestasi, untuk memastikan bahwa keluarga memiliki sumber daya finansial yang cukup. Ini penting untuk dapat merawat orang tua dan anak-anak dengan layak.
  3. Keseimbangan dalam Kewajiban: Dalam Islam, keseimbangan dalam kewajiban keluarga adalah penting. Seseorang di harapkan untuk membagi perhatian dan waktu mereka dengan adil antara orang tua dan anak-anak. Ini adalah bagian dari prinsip keadilan yang di jelaskan dalam agama.
  4. Dukungan Keluarga dan Komunitas: Islam mengajarkan pentingnya dukungan keluarga dan komunitas. Ketika seseorang menghadapi beban merawat orang tua dan anak-anak, dia di anjurkan untuk mencari bantuan dari saudara-saudara, tetangga, atau anggota komunitas yang dapat memberikan dukungan fisik dan emosional.
  5. Kewajiban Moral dan Etika: Islam menekankan pentingnya menjalankan tugas dengan kasih sayang, kesabaran, dan hormat kepada orang tua dan anak-anak. Etika yang baik dan akhlak yang luhur adalah komponen penting dalam merawat keluarga.
  6. Doa dan Kekuatan Rohani: Islam mengajarkan bahwa doa adalah sumber kekuatan dan dukungan yang penting dalam menghadapi tantangan. Merenungkan dan mengandalkan Allah SWT dalam menjalankan tugas-tugas generasi sandwich adalah bagian dari keyakinan keagamaan.
  7. Ketidaklupa kepada Diri Sendiri: Sementara Islam mendorong untuk merawat orang tua dan anak-anak, individu juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan diri mereka sendiri. Ini mencakup perencanaan untuk pensiun dan merawat diri sendiri dengan baik.

Baca Juga: Materi Pokok Soal Seleksi CPNS Etika dan Tri Dharma Perguruan Tinggi

D. Cara memutuskan rantai generasi sandwich

Generasi sandwich di alami sebagian besar masyarakat di Indonesia karena sudah menjadi tradisi anak-anak untuk menghidupi keluarga dan orang tuanya. Apalagi jika orang tuanya tinggal bersama anaknya yang sudah menikah dan tidak memiliki tabungan hari tua.

Namun, jika di biarkan, generasi sandwich ini akan sulit mencapai kebebasan finansial itu sendiri, lho. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memutus rantai generasi sandwich dan mengubah kesadaran masyarakat menjadi lebih ‘melek’ finansial.

1. Kelola Keuangan dengan Baik

Hal utama dalam memutus rantai generasi sandwich adalah mengelola keuangan dengan baik. Bagaimana caranya? Mulailah dengan mencatat arus masuk dan keluar keuangan Anda. Buatlah postingan kebutuhan, hutang, tabungan, dana darurat dan lain-lain.

Dengan mengelola keuangan dengan baik, Anda bisa terus memantau keuangan dan menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Untuk membantu mengatur keuanganmu.

2. Menyiapkan Dana Pensiun

Menyiapkan dana pensiun dapat memutus rantai generasi sandwich, karena jika Anda sudah memiliki dana untuk hidup di hari tua, otomatis Anda tidak akan bergantung pada anak Anda kelak.

Kebanyakan anak muda terjebak generasi sandwich karena orang tuanya tidak menyiapkan dana pensiun. Oleh karena itu, mumpung masih muda dan berenergi, bekerjalah dan siapkan dana pensiun sedini mungkin.

3. Memiliki Asuransi Kesehatan dan Jiwa

Asuransi sangat penting untuk dimiliki karena akan sangat membantu finansial ketika terjadi hal buruk. Setiap orang setidaknya harus memiliki asuransi kesehatan. Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “Kesehatan itu mahal”, Istilah ini muncul karena biaya untuk berobat memang mahal, apalagi penyakitnya tidak dapat di prediksi sehingga bisa mengacaukan keuangan jika tidak mempersiapkannya sedini mungkin.

Dengan asuransi kesehatan, Anda akan mendapatkan asuransi kesehatan mulai dari rawat inap, rawat jalan, persalinan, dan lain-lain yang tentunya akan sangat membantu keuangan Anda. Selain itu, pembuatan asuransi jiwa juga diperlukan karena tidak ada seorang pun yang mengetahui usia manusia. Dengan asuransi jiwa, Anda bisa lebih tenang dan merasa aman.

4. Menyiapkan Dana Pendidikan

Untuk memutus rantai sandwich generasi, orang tua harus menyiapkan dana pendidikan untuk masa depan anak-anaknya. Dengan adanya perencanaan biaya pendidikan anak akan meringankan beban orang tua di kemudian hari.

Cobalah untuk memperhitungkan pendidikan anak secara detail, mulai dari sekolah dasar hingga jenjang yang lebih tinggi, seperti perguruan tinggi. Pikirkan kebutuhan sekolah anak Anda dan tempat bersekolah anak yang sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga, seperti uang jajan, biaya sekolah, hingga biaya hidup.

Baca Juga: 4 Pilar Pendidikan menurut UNESCO

Jika anda menggunakan tulisan ini sebagai referensi, berikut contoh penulisan daftar pustakanya:

Format APA (American Psychological Association): Nama web/situs, artikel dibuat, judul artikel, waktu diakses, alamat website (URL) secara lengkap.

  • Hermananis.com. (2023, 30 September). Apa itu Generasi Sandwich? Diakses pada tgl bulan tahun, dari https://hermananis.com/apa-itu-generasi-sandwich/

Demikian uraian tentang Apa itu Generasi Sandwich? semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close