Perbandingan sistem penerimaan guru di Dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia)

Perbandingan sistem penerimaan guru di Dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia)

HermanAnis.com – Teman-teman semua dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik terkait penerimaan guru yakni Perbandingan sistem penerimaan guru di Dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia).

Baca Juga: Marketplace Guru: Kebijakan baru penerimaan Guru oleh Menteri Nadiem Makarim?

A. Sistem Penerimaan Guru di Amerika Serikat

Sistem penerimaan guru di Amerika Serikat memiliki syarat administrasi yang bervariasi antara negara bagian. Di bawah ini adalah informasi umum mengenai syarat administrasi, termasuk gelar sarjana, bentuk tes, dan kompetensi yang dijadikan sebagai standar dalam penerimaan guru di Amerika Serikat.

Syarat Administrasi:

  1. Gelar Sarjana: Sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat mensyaratkan calon guru untuk memiliki gelar sarjana. Gelar tersebut dapat berupa gelar dalam bidang pendidikan (seperti Bachelor of Education) atau dalam bidang lain yang relevan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Persyaratan gelar sarjana dapat bervariasi antara negara bagian, dan beberapa negara bagian juga mungkin memerlukan penyelesaian program persiapan mengajar yang diakui.
  2. Program Persiapan Mengajar: Calon guru harus menyelesaikan program persiapan mengajar yang diakui oleh negara bagian atau lembaga akreditasi yang relevan. Program ini biasanya mencakup kombinasi dari mata kuliah, magang, dan pengalaman lapangan yang dirancang untuk mempersiapkan calon guru dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diperlukan dalam mengajar.
  3. Lisensi Mengajar atau sertifikasi pendidikan: Setelah menyelesaikan program persiapan mengajar, calon guru perlu memperoleh lisensi mengajar. Persyaratan lisensi dapat bervariasi antara negara bagian, tetapi umumnya melibatkan tes pengetahuan dan keterampilan mengajar, pemeriksaan latar belakang, serta penilaian klinis yang melibatkan pengamatan langsung terhadap kemampuan mengajar calon guru.

Ujian Kualifikasi dan Bentuk Tes:

  1. Tes Kompetensi Umum atau Ujian Kualifikasi Guru Bersatu (Praxis): Ujian Praxis adalah ujian sertifikasi yang umum digunakan di Amerika Serikat. Ujian ini mencakup berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan pendidikan, termasuk pengetahuan akademik, metode pengajaran, dan prinsip-prinsip pendidikan. Selain itu, calon guru umumnya diwajibkan mengikuti tes kompetensi umum yang menguji kemampuan mereka dalam membaca, menulis, dan berhitung. Contoh tes yang umum digunakan adalah Praxis Core Academic Skills for Educators. Tes ini juga bisa mencakup komponen pengetahuan tentang prinsip-prinsip pendidikan.
  2. Ujian Negara Bagian: Beberapa negara bagian juga memiliki ujian sertifikasi khusus yang diadopsi sebagai persyaratan penerimaan guru. Ujian ini dapat mencakup mata pelajaran spesifik yang akan diajarkan dan aspek hukum atau etika dalam pendidikan.
  3. Tes Subyek Spesifik: Calon guru yang akan mengajar mata pelajaran khusus, seperti matematika, ilmu sosial, bahasa Inggris, atau ilmu pengetahuan alam, mungkin harus mengikuti tes subyek spesifik. Tes ini dirancang untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman calon guru dalam bidang mata pelajaran yang akan mereka ajarkan.
  4. Tes Mengajar Praktik: Beberapa negara bagian juga mungkin mewajibkan calon guru untuk menjalani tes mengajar praktik, yang melibatkan pengajaran langsung di kelas dengan pengawasan dan penilaian oleh instruktur atau pengamat terlatih. Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai kemampuan calon guru dalam mengelola kelas, menyampaikan materi pembelajaran, dan berinteraksi dengan siswa.
  5. Verifikasi Latar Belakang: Calon guru di Amerika Serikat biasanya harus melewati pemeriksaan latar belakang yang melibatkan pengecekan rekam jejak kriminal dan catatan keuangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan integritas dan keamanan anak-anak dalam lingkungan pendidikan

Kompetensi Standar

Kompetensi standar yang menjadi acuan dalam penerimaan guru di Amerika Serikat dapat bervariasi antara negara bagian dan lembaga pendidikan. Standar kompetensi guru di Amerika Serikat umumnya ditetapkan oleh negara bagian atau otoritas pendidikan setempat. Standar ini mencakup kompetensi dalam pengetahuan akademik, keterampilan pengajaran, kemampuan manajemen kelas, dan aspek profesionalisme.

Namun, beberapa kompetensi umum yang sering dijadikan standar adalah:

  1. Pengetahuan Akademik dan Kurikulum: Calon guru diharapkan memiliki pemahaman yang kuat tentang kurikulum yang mereka akan ajarkan, serta memiliki pengetahuan yang mendalam dalam bidang akademik yang relevan.
  2. Kemampuan Mengelola Kelas: Calon guru harus memiliki keterampilan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, serta kemampuan untuk mengelola perilaku siswa dan menjaga disiplin di kelas.
  3. Komunikasi Efektif: Calon guru diharapkan mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Kemampuan untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas dan memfasilitasi diskusi yang bermakna juga menjadi bagian dari kompetensi ini.
  4. Analisis dan Pemecahan Masalah: Calon guru harus memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah pembelajaran, mengidentifikasi kebutuhan siswa, dan mengembangkan strategi pemecahan masalah yang efektif.

Rujukan yang lebih spesifik tentang persyaratan dan kompetensi dalam sistem penerimaan guru di Amerika Serikat dapat ditemukan melalui situs web resmi Departemen Pendidikan negara bagian yang bersangkutan atau lembaga pendidikan yang menawarkan program persiapan mengajar di negara bagian tersebut.

Perbandingan sistem penerimaan guru di Dunia (Amerika, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia) 1

Baca Juga: Apa itu genarasi sandwich?

B. Sistem penerimaan guru di Eropa

Sistem penerimaan guru di Eropa, termasuk di Finlandia, seringkali memiliki persyaratan yang berbeda dengan sistem di Amerika Serikat. Berikut ini adalah informasi umum mengenai sistem penerimaan guru di Finlandia:

Syarat Administrasi

  1. Gelar Kesarjanaan dalam Pendidikan: Calon guru di Finlandia diharapkan memiliki gelar sarjana dalam pendidikan atau bidang terkait yang relevan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Gelar ini biasanya mencakup studi yang mendalam tentang metode pengajaran, pembelajaran, dan psikologi pendidikan.
  2. Program Pendidikan Guru: Setelah memperoleh gelar sarjana, calon guru harus menyelesaikan program pendidikan guru yang diakui. Program ini mencakup teori dan praktek dalam pengajaran, pengembangan kurikulum, dan evaluasi pembelajaran.
  3. Sertifikasi Guru: Setelah menyelesaikan program pendidikan guru, calon guru di Finlandia harus memperoleh sertifikasi guru yang diberikan oleh Opetushallitus (National Board of Education). Sertifikasi ini menunjukkan bahwa calon guru telah memenuhi persyaratan dan kompetensi yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah.

Ujian Kualifikasi dan Bentuk Tes

Tes dalam sistem penerimaan guru di Finlandia mungkin berbeda dengan yang ada di Amerika Serikat. Sebagai contoh, ujian masuk ke program pendidikan guru di universitas dapat mencakup komponen berikut:

  1. Tes Kemampuan Umum: Tes ini menguji kemampuan calon guru dalam membaca, menulis, dan berhitung dengan baik. Tes ini sering melibatkan soal-soal yang memerlukan pemahaman teks, analisis numerik, dan penulisan esai. Calon guru di Finlandia harus mengikuti tes kompetensi umum yang meliputi berbagai aspek seperti kemampuan bahasa, komunikasi, pemecahan masalah, dan pemikiran analitis. Tes ini bertujuan untuk menilai kemampuan calon guru dalam memenuhi tuntutan pekerjaan sebagai seorang guru.
  2. Tes Kognitif: Tes ini mengukur kemampuan kognitif calon guru, seperti pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan kemampuan berpikir abstrak. Calon guru juga dapat mengikuti tes mata pelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan pemahaman mereka dalam mata pelajaran yang akan diajarkan. Tes ini dirancang untuk mengevaluasi pemahaman mendalam dan keahlian dalam mata pelajaran spesifik.
  3. Wawancara dan Penilaian Kelompok: Calon guru mungkin diwawancarai oleh panel yang terdiri dari dosen dan praktisi pendidikan. Wawancara ini bertujuan untuk mengevaluasi motivasi, keterampilan interpersonal, dan pengetahuan calon guru tentang pendidikan.
  4. Praktik Pengajaran: Calon guru di Finlandia juga diharuskan menjalani periode praktik pengajaran di sekolah-sekolah yang ditunjuk. Selama praktik ini, mereka akan bekerja di bawah bimbingan guru yang berpengalaman untuk memperoleh pengalaman langsung dalam mengajar dan mengelola kelas.

Kompetensi Standar: Kompetensi yang dijadikan standar dalam penerimaan guru di Finlandia seringkali mencakup:

  1. Pemahaman tentang Pembelajaran dan Pengajaran: Calon guru diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang teori dan praktik pembelajaran serta mampu mengembangkan metode pengajaran yang efektif.
  2. Keterampilan Mengajar: Calon guru harus memiliki keterampilan dalam mengelola kelas, merancang dan menyampaikan pembelajaran yang menarik, serta memberikan dukungan individual kepada siswa.
  3. Refleksi Profesional: Calon guru diharapkan mampu mempertimbangkan praktik pengajaran mereka, memperbaiki keterampilan mereka, dan berpartisipasi dalam pengembangan profesional berkelanjutan.

Sistem penerimaan guru di Finlandia didasarkan pada pendekatan yang sangat selektif untuk memastikan calon guru memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Rujukan yang lebih spesifik tentang persyaratan dan proses penerimaan guru di Finlandia dapat ditemukan melalui situs web resmi Opetushallitus (National Board of Education) Finlandia.

C. Sistem Penerimaan Guru di Jepang

Sistem penerimaan guru di Jepang memiliki persyaratan administrasi yang ketat. Berikut adalah informasi umum mengenai sistem penerimaan guru di Jepang:

Syarat Administrasi atau kualifikasi calon Guru

  1. Gelar Sarjana Pendidikan atau Bidang Terkait: Calon guru di Jepang diharapkan memiliki gelar sarjana dalam pendidikan atau bidang terkait yang relevan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Gelar ini biasanya diperoleh dari universitas atau perguruan tinggi terakreditasi.
  2. Program Pendidikan Guru: Setelah memperoleh gelar sarjana, calon guru di Jepang harus mengikuti program pendidikan guru yang diselenggarakan oleh universitas atau lembaga pendidikan khusus. Program ini meliputi studi tentang pendidikan, metode pengajaran, psikologi pendidikan, dan praktek pengajaran di sekolah.
  3. Sertifikasi Guru: Setelah menyelesaikan program pendidikan guru, calon guru di Jepang harus memperoleh sertifikasi guru yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa calon guru telah memenuhi persyaratan dan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Ujian Kualifikasi Guru dan Bentuk Tes:

  1. Ujian Pengetahuan dan Keterampilan Umum: Calon guru di Jepang harus mengikuti ujian pengetahuan dan keterampilan umum yang mencakup berbagai mata pelajaran seperti bahasa Jepang, matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, dan bahasa asing. Ujian ini dirancang untuk menguji pengetahuan dan pemahaman calon guru dalam berbagai bidang akademik.
  2. Ujian Keterampilan Mengajar: Calon guru juga harus mengikuti ujian keterampilan mengajar yang melibatkan presentasi pengajaran, perencanaan pelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Ujian ini bertujuan untuk menilai kemampuan calon guru dalam merancang dan menyampaikan pembelajaran yang efektif.
  3. Praktik Pengajaran: Calon guru di Jepang biasanya harus menjalani periode praktik pengajaran di sekolah-sekolah yang ditunjuk. Selama periode ini, mereka akan memperoleh pengalaman langsung dalam mengajar di bawah pengawasan guru yang berpengalaman. Praktik ini bertujuan untuk mengasah keterampilan mengajar dan mempersiapkan calon guru untuk tugas mengajar yang sebenarnya.

Kompetensi Standar: Kompetensi yang dijadikan standar dalam penerimaan guru di Jepang meliputi:

  1. Pengetahuan dan Pemahaman tentang Pendidikan: Calon guru diharapkan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang prinsip-prinsip pendidikan, teori belajar, dan metode pengajaran yang efektif.
  2. Keterampilan Mengajar: Calon guru diharapkan memiliki keterampilan dalam perencanaan pelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, dan evaluasi pembelajaran.
  3. Etika Profesional: Calon guru diharapkan memiliki integritas, tanggung jawab, dan komitmen terhadap etika profesional dalam pendidikan.

Rujukan yang lebih spesifik tentang persyaratan dan kompetensi dalam sistem penerimaan guru di Jepang dapat ditemukan melalui situs web resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang (MEXT) atau lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan guru.

D. Sistem Penerimaan Guru di India

Sistem penerimaan guru di India memiliki beberapa variasi tergantung pada negara bagian dan institusi pendidikan. Berikut adalah informasi umum mengenai sistem penerimaan guru di India:

  1. Kualifikasi Pendidikan:
    • Gelar Sarjana Pendidikan: Calon guru di India umumnya diharuskan memiliki gelar sarjana dalam pendidikan, seperti Bachelor of Education (B.Ed.). Program B.Ed. biasanya berfokus pada metode pengajaran, psikologi pendidikan, manajemen kelas, dan kurikulum.
    • Kualifikasi Lainnya: Selain gelar sarjana pendidikan, beberapa negara bagian atau institusi pendidikan juga dapat mengharuskan calon guru untuk memiliki kualifikasi tambahan, seperti M.Ed. (Master of Education) atau Diploma Pendidikan (D.Ed.).
  2. Ujian Nasional:
    • Ujian Kualifikasi Guru Bersatu (CTET): Ujian CTET diselenggarakan oleh Badan Pendidikan Tenaga Kerja (CBSE) dan merupakan ujian nasional yang diakui untuk penerimaan guru di sekolah-sekolah pemerintah dan swasta di India. Ujian ini menguji pemahaman calon guru tentang prinsip-prinsip pendidikan, metode pengajaran, dan pengetahuan akademik terkait.
  3. Ujian Negara Bagian:
    • Ujian Penerimaan Guru Negara Bagian: Beberapa negara bagian di India memiliki ujian penerimaan guru sendiri yang berlaku untuk penerimaan di sekolah-sekolah negara bagian. Contohnya adalah Maharashtra Teacher Eligibility Test (MAH TET) di Maharashtra, Gujarat Teacher Eligibility Test (Gujarat TET) di Gujarat, dan sebagainya. Ujian ini seringkali mencakup materi seperti pendidikan anak usia dini, metode pengajaran, kurikulum, dan pengetahuan umum.
  4. Wawancara dan Evaluasi Lainnya:
    • Selain ujian tertulis, beberapa institusi pendidikan atau sekolah juga dapat melibatkan wawancara atau proses evaluasi lainnya untuk menilai kemampuan komunikasi, motivasi, dan keterampilan pengajaran calon guru.
  5. Kompetensi dan Kriteria Standar:
    • Kompetensi standar yang dijadikan acuan dalam penerimaan guru di India mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip pendidikan, keterampilan mengajar yang efektif, kemampuan mengelola kelas, pemahaman tentang kurikulum, dan pengetahuan akademik terkait bidang yang akan diajarkan.

Penting untuk dicatat bahwa persyaratan dan proses penerimaan guru dapat bervariasi antara negara bagian dan institusi pendidikan di India. Untuk informasi yang lebih spesifik mengenai persyaratan dan proses penerimaan guru di India, disarankan untuk mengacu pada situs web resmi Kementerian Pendidikan Negara Bagian atau lembaga pendidikan yang relevan di negara bagian yang Anda minati.

D. Sistem Penerimaan Guru di Afrika

Sistem penerimaan guru di Afrika Selatan memiliki beberapa persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Berikut adalah informasi umum mengenai sistem penerimaan guru di Afrika Selatan:

  1. Gelar Kesarjanaan: Untuk menjadi guru di Afrika Selatan, umumnya diperlukan gelar sarjana dalam pendidikan atau bidang terkait. Gelar ini dapat diperoleh dari perguruan tinggi atau universitas yang diakui di negara tersebut.
  2. Sertifikasi Pendidikan: Calon guru di Afrika Selatan perlu mendapatkan sertifikasi pendidikan yang diberikan oleh South African Council for Educators (SACE). Sertifikasi ini menegaskan bahwa mereka memenuhi standar profesional dan kualifikasi yang ditetapkan.
  3. Kelayakan Mengajar: Selain gelar sarjana, calon guru juga harus menunjukkan kelayakan mengajar di bidang yang mereka minati. Ini dapat mencakup menyelesaikan program magister atau pendidikan khusus dalam bidang tertentu.
  4. Tes Kompetensi: Calon guru di Afrika Selatan harus mengikuti tes kompetensi yang dinamakan National Teacher’s Test. Tes ini mencakup evaluasi pengetahuan akademik, pemahaman konsep pendidikan, dan kemampuan mengajar.
  5. Wawancara: Proses seleksi juga dapat melibatkan wawancara dengan panel yang terdiri dari profesional pendidikan. Wawancara ini bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan komunikasi, motivasi, dan kesesuaian calon guru dengan tuntutan pekerjaan.

Sumber:

Kami sarankan untuk merujuk kepada sumber resmi terkait atau menghubungi otoritas pendidikan setempat untuk informasi terkini mengenai persyaratan penerimaan guru di Afrika Selatan.

D. Sistem Penerimaan Guru di Australia

Sistem penerimaan guru di Australia memiliki persyaratan administrasi yang khusus. Berikut adalah informasi umum mengenai sistem penerimaan guru di Australia:

  1. Gelar Kesarjanaan: Untuk menjadi guru di Australia, umumnya diperlukan gelar kesarjanaan dalam pendidikan atau bidang terkait. Gelar ini biasanya harus diakui oleh Australian Institute for Teaching and School Leadership (AITSL).
  2. Akreditasi Guru: Setelah memperoleh gelar kesarjanaan, calon guru perlu mendapatkan akreditasi sebagai guru yang terdaftar. Proses akreditasi ini melibatkan penilaian kualifikasi dan pengalaman calon guru oleh lembaga yang relevan di masing-masing negara bagian atau wilayah di Australia.
  3. Tes Literasi dan Numerasi: Calon guru juga diharuskan untuk mengikuti tes literasi dan numerasi yang disebut Literacy and Numeracy Test for Initial Teacher Education Students (LANTITE). Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa calon guru memiliki kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan untuk mengajar secara efektif.
  4. Praktik Pengajaran: Bagian penting dari penerimaan guru di Australia adalah praktik pengajaran di lapangan. Calon guru harus menyelesaikan sejumlah jam praktik pengajaran di sekolah atau lembaga pendidikan yang relevan. Praktik ini biasanya diawasi oleh guru berpengalaman dan dinilai sebagai bagian dari proses penerimaan.
  5. Standar Kompetensi: Proses penerimaan guru di Australia didasarkan pada Standar Profesi Guru Australia (Australian Professional Standards for Teachers). Standar ini mencakup berbagai kompetensi yang dijadikan sebagai pedoman dalam penerimaan guru, termasuk pemahaman tentang siswa, pengembangan kurikulum, kemampuan mengajar yang efektif, dan kolaborasi dengan kolega dan komunitas.

Sumber:

Kami sarankan untuk merujuk kepada sumber resmi terkait atau menghubungi otoritas pendidikan setempat untuk informasi terkini mengenai persyaratan penerimaan guru di Australia.

Demikian semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close