HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik dalam pembelajaran yakni metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran dimana siswa di latih untuk menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi atau individu, maupun masalah kelompok untuk di pecahkan secara individu atau kolektif.
A. Pengertian Metode Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Kirkley (2003), pemecahan masalah melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti visualiasi, asosiasi, abstraksi, manipulasi, penalaran, analisis, sintesis, dan generalisasi.
Menurut Arends (2008:45), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Baca Juga: Problem Based Learning: Definisi, Karakteristik, Sintaks, Kelebihan dan Kelemahannya
B. Tujuan Penerapan Metode Pemecahan Masalah
Penerapan Metode Pemecahan Masalah dalam pembelajaran bertujuan untuk,
- Meningkatkan keterampilan PD dalam menyeleksi informasi yang relevan,
- Meningkatkan kemampuan menganalisis untuk melakukan refleksi terhadap apa yang di selesaikan,
- Memberikan kepuasan intelektual, hal ini dapat timbul dari dalam diri PD (intrinsik) ketika menemukan pemecahan masalah yang cocok.
- Meningkatkan potensi intelektual PD
- Melatih PD untuk melakukan pemecahan masalah melalui proses penemuan.
Baca juga: Pendekatan pembelajaran IPA di SD
C. Langkah-langkah Metode Pemecahan Masalah
1. Langkah Metode pemecahan masalah menurut John Dewey
Menurut J. Dewey, pemecahan masalah dapat di lakukan melalui enam tahap, yaitu:
Tahap-tahap | Kemampuan yang di perlukan |
1) Merumuskan masalah | Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas |
2) Menelaah masalah | Menggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut |
3) Merumuskan hipotesis | Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat dan alternative penyelesaian |
4) Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis | Kemampuan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar dan tabel |
5) Pembuktian hipotesis | Kemampuan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan |
6) Menentukan pilihan penyelesaian | Kemampuan membuat altenatif penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan |
2. Langkah metode pemecahan masalah menurut Polya
Berbicara pemecahan masalah, kita tidak bisa terlepas dari tokoh utamanya yaitu Polya. Sudah menjadi jargon sehari-hari dalam penyelesaian masalah Polya di sebut sebagai “Bapak problem solving” Menurutnya, terdapat empat langkah dalam pemecahan masalah.Keempat tahapan tersebut adalah:
- See (memahami problem),
- Plan (menyusun rencana),
- Do (melaksanakan rencana) dan
- Check (menguji jawaban),
Baca Juga: STEM-PjBL, Integrasi STEM dengan Pembelajaran Berbasis Proyek
Penjelasan keempat langkah kerja pemecahan masalah Polya sebagai berikut:
a. Pemahaman pada masalah (Identifikasi dari tujuan)
Langkah pertama metode pemecahan masalah Polya adalah membaca soalnya dan meyakinkan diri bahwa anda memahaminya secara benar. Tanyalah diri anda dengan pertanyaan:
- Apa yang tidak di ketahui?;
- Kuantitas apa yang di berikan pada soal?;
- Kondisinya bagaimana?;
- Apakah ada kekecualian?
Untuk beberapa masalah akan sangat berguna untuk membuat diagramnya dan mengidentifikasi kuantitas-kuantitas yang di ketahui dan di butuhkan pada diagram tersebut. Biasanya jika di berikan masalah dalam bentuk soal, maka identifikasi terlebih dahulu apa yang di ketahui atau apa yang di tanyakan dalam soal. Berikan simbol dan tuliskan besaran-besaran yang di ketahui dan di tanyakan tersebut.
b. Membuat Rencana Pemecahan Masalah
Langkah kedua metode pemecahan masalah Polya adalah carilah hubungan antara informasi yang di berikan dengan yang tidak di ketahui yang memungkinkan anda untuk menghitung variabel yang tidak diketahui. Pertanyakan,
“Bagaimana saya akan menghubungkan hal yang diketahui untuk mencari hal yang tidak diketahui?”
Jika anda tak melihat hubungan secara langsung, gagasan berikut ini akan membantu membagi masalah ke sub masalah:
- Membuat sub masalah;
- Pada masalah yang komplek, akan sangat berguna untuk membantu jika anda membaginya kedalam beberapa sub masalah, sehingga anda dapat membangunya untuk menyelesaikan masalah;
- Cobalah untuk mengenali sesuatu yang sudah di kenali;
- Hubungkan masalah tersebut dengan hal yang sebelumnya sudah di kenali. Lihatlah pada hal yang tidak diketahui dan cobalah untuk mengingat masalah yang mirip atau memiliki prinsip yang sama;
- Cobalah untuk mengenali polanya;
- Beberapa masalah dapat di pecahkan dengan cara mengenali polanya. Pola tersebut dapat berupa pola geometri atau pola aljabar. Jika anda melihat keteraturan atau pengulangan dalam soal, anda dapat menduga apa yang selanjutnya akan terjadi dari pola tersebut dan membuktikannya;
- Gunakan analogi;
- Cobalah untuk memikirkan analogi dari masalah tersebut, yaitu, masalah yang mirip, masalah yang berhubungan, yang lebih sederhana sehingga memberikan petunjuk yang di butuhkan dalam memecahkan masalah yang lebih sulit.
Contoh, jika masalahnya ada pada ruang tiga dimensi, cobalah untuk melihat masalah sejenis dalam bidang dua dimensi. Atau jika masalah terlalu umum, anda dapat mencobanya pada kasus khusus; - Masukan sesuatu yang baru;
- Mungkin suatu saat perlu untuk memasukan sesuatu yang baru, peralatan tambahan, untuk membuat hubunganantara data dengan hal yang tidak diketahui.
Contoh, diagram sangat bermanfaat dalam membuat suatu garis bantu; - Buatlah kasus, Kadang-kadang kita harus memecah sebuah masalah kedalam beberapa kasus dan pecahkan setiap kasus terbut;
- Mulailah dari akhir (Asumsikan Jawabannya). Sangat berguna jika kita membuat pemisalan solusi masalah, tahap demi tahap mulai dari jawaban masalah sampai ke data yang diberikan.
c. Melaksanakan Rencana
Langkah ketiga metode pemecahan masalah Polya adalah menyelesaikan rencana penyelesaian masalah. Dalam melaksanakan rencana yang tertuang pada langkah kedua, kita harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar. Sebuah persamaan tidaklah cukup!
d. Lihatlah kembali solusi yang telah di peroleh
Langkah keempat metode pemecahan masalah Polya adalah ujilah solusi yang telah di dapatkan. Kritisi hasilnya. lihatlah kelemahan dari solusi yang di dapatkan (seperti: ketidak konsistenan atau ambiguitas atau langkah yang tidak benar.
3. Langkah-langkah metode pemecahan masalah menurut David Johnson & Johnson
Metode pemecahan masalah menurut David Johnson & Johnson dapat di lakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya di lakukan sebagai berikut (W.Gulo, 2002:117):
- Mendifinisikan Masalah
- Mendiagnosis masalah
- Merumuskan Altenatif Strategi
- Menentukan dan menerapkan Strategi
- Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
a. Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah di kelas dapat di lakukan sebagai berikut:
- Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya di papan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
- Setiap pendapat yang di tinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat di coret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau di rumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan – perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat di pakai oleh semua.
b. Mendiagnosis masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah.
c. Merumuskan Altenatif Strategi
Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi.
d. Menentukan dan menerapkan Strategi
Setelah berbagai altenatif di temukan kelompok, maka di pilih altenatif mana yang akan di pakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen.
Baca juga: Apa itu Berpikir kritis?
e. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari:
- Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
- Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil)?
D. Hambatan dalam Pemecahan Masalah
Menurut Arthur Whimbey dan Jack Lochhead dalam bukunya yang berjudul “Problem solving and Comprehension“, kesalahan dan hambatan yang sering muncul dalam memecahkan masalah adalah,
- Ketidakcermatan dalam membaca
- Ketidakcermatan dalam berpikir
- Kelemahan dalam analisis masalah
- Kekuranggigihan
E. Keterkaitan antara pemecahan masalah dengan kreatifitas
Pemecahan masalah yang melibatkan proses kreatif di sebut pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving). Menurut Briggs, M. dan Davis, S, Pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Sementara menurut Lang dan Evans, D. N. (2006), Kreativitas merupakan bentuk yang paling tinggi dari fungsi mental. Hambatan untuk berpikir kreatif yang sering menghantui pemikiran siswa adalah ketakutan-ketakutan sosial, takut berbuat salah, kurang percaya diri, atau meyakini bahwa mereka tidak kreatif.
Dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, berikut tahapan-tahapan yang dapat di lakukan:
TAHAP | KETERANGAN |
Persiapan | Dalam masa persiapan, seorang pemikir atau kreator memformulasikan masalahnya dan fakta serta data yang di butuhkan untuk memecahan masalah. |
Inkubasi | Jika pemikir kemudian mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang di hadapinya tersebut berarti ia telah memasuki tahap inkubasi. |
Iluminasi | Pada periode ini, pemikir mengalami insight atau misalnya “Aha!”. Seketika cara pemecahan masalah muncul dengan sendirinya. |
Evaluasi | Evaluasi terjadi setelah muncul pemecahan masalah, tujuannya adalah untuk menilai apakah pemecahan masalah tersebut sudah tepat. |
Revisi | Tahap ini di tempuh bila cara pemecahan masalah tersebut belum tepat atau mungkin masih memerlukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan pada beberapa aspek agar pemecahan masalah menjadi lebih tepat dan efektif. |
Dari tabel di atas, pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang di mulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Baca Juga: Pembelajaran Abad 21
Sumber Rujukan
- Dahar, Ratna Wilis. (1988). Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi P2LPTK.
- Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
- Polya, George, (1985), How To Solve It 2nd ed Princeton University Press, New Jersey.
Tuhan, kami sangat sibuk.
KH. MUSHTOFA BISYRI (GUS MUS)
Demikian semoga bermanfaat.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.