Konsep Diri: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis & Faktor yang Mempengaruhinya?

APA ITU KONSEP DIRI?

HermanAnis.com – Teman-teman semua, pembahasan kita kali ini adalah tentang Konsep Diri. Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, aspek, jenis, faktor yang mempengaruhi, dan Konsep Diri dalam Perspektif Islam.

A. Apa itu Konsep Diri?

Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, ciri-ciri, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara mengembangkan tingkatan, dan perspektif agama terhadap konsep diri.

Konsep diri atau self concept adalah cara pandang dan sikap seseorang terhadap diri sendiri. Koncep diri merupaka inti dari kepribadian seseorang dan sangat berperan dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku seseorang didalam lingkungannya.

Setiap individu pasti memiliki konsep diri dan dapat berkembang menjadi konsep diri positif maupun negatif, namun demikian kita pada umumnya tidak tahu apakah konsep diri yang di miliki itu negatif atau positif.

Individu yang memiliki konsep diri positif akan memiliki dorongan untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri. Dalam hal ini individu dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu menginstropeksi diri atau lebih mengenal dirinya melalui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki.

Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki kestabilan perasaan dan keutuhan diri, juga tidak mampu mengenal diri sendiri baik kelebihan maupun kelemahan serta potensi yang dimiliki.

Individu yang memiliki konsep diri negatif adalah individu yang pesimis, merasa dirinya tidak berharga, dan tidak tahan dengan kritikan yang diberikan kepadanya

Konsep diri memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen perseptual, komponen konseptual, dan komponen sikap.

  1. komponen perseptual yaitu image seseorang mengenai penampilan fisiknya dan kesan yang di tampilkan pada orang lain, komponen ini sering disebut physical self-concept.
  2. Komponan konseptual yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik khusus yang di miliki, baik kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang serta masa depannya. Komponen ini sering di sebut psycological self-concept, yang tersusun dari beberapa kualitas penyesuaian diri, seperti pendirian yang teguh dan kebalikannya dari sifat-sifat tersebut.
  3. Komponen sikap yaitu perasaan seseorang tentang diri sendiri, sikap terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa depan, sikap terhadap harga diri dan pandangan diri yang di milikinya. Perkembangan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi perkembangan konsep dirinya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya.

Dengan Self Concept atau konsep diri yang baik, maka dalam konteks pendidikan diharapkan dapat memperkuat karakter peserta didik yang merupakan program utama Kemdikbud.

B. Pengertian Konsep Diri menurut Pakar atau Ahli

Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, ciri-ciri, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara mengembangkan tingkatan, dan perspektif agama terhadap konsep diri.

Pada dasarnya manusia bukanlah makhluk berdiri sendiri, manusia hidup di kelilingi oleh lingkungan termasuk keluarga, teman, dan alam itu sendiri.

Berbagai pengalaman hidup telah di alami dari setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam 17 kehidupan. Hal inilah yang tentunya membuat seseorang memiliki pandangan terhadap dirinya sendiri. Konsep diri (self-concept) merupakan kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya.

Pengertian konsep diri menurut para tokoh sebagai berikut:

  1. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya. Keyakinan yang di maksud bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain sebagainya.
  2. Konsep diri menurut Hurlock yaitu keyakinan tentang diri sendiri yang meliputi pemahaman fisik, psikis (emosional), sosial dan akademis (prestasi). Selain itu Hurlock juga berpandangan bahwa konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki seseorang tentang dirinya yang mencakup citra fisik dan psikologis.
  3. Menurut Burns konsep diri adalah suatu gambaran dari apa yang kita pikirkan, yang orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan, yang mana koncep diri merupakan berbagai kombinasi dari berbagai aspek, yaitu citra diri, intensitas afektif, evaluasi diri dan kecenderungan memberi respon.
  4. Menurut Chaplin menyatakan bahwa konsep diri adalah  evaluasi individu mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai  diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.
  5. Sedangkan menurut Brooks berpendapat konsep diri  sebagai pandangan dan perasaan individu tentang dirinya, persepsi tentang  dirinya ini boleh bersifat fisik, psikologis dan sosial. Koncep diri meliputi apa  yang di pikirkan dan apa yang dirasakan tentang dirinya sendiri.
  6. Calhoun & Acocella menjelaskan bahwa konsep diri merupakan gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri. Concep diri juga di anggap sebagai pemegang peranan kunci dalam pengintegrasian kepribadian individu, didalam memotivasi tingkah laku serta di dalam pencapaian kesehatan mental.

Kesimpulan tentang apa itu konsep diri

Konsep diri merupakan gambaran yang di miliki seseorang tentang di rinya, yang di bentuk melalui pengalaman-pengalaman yang di peroleh dari interaksi dengan lingkungan. Koncep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.

Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai pengalaman yang di jumpai dalam hubungannya dengan individu lain, terutama orang terdekat, maupun yang di dapatkan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, sejarah hidup individu dari masa lalu membuat di rinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan yang sebenarnya.

Dari pendapat para tokoh di atas dapat di simpulkan pengertian dari concep diri merupakan sikap, perasaan, pandangan dan keyakinan individu tentang di rinya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Hasil interaksi ini dapat meliputi, fisik, psikis, sosial dan akademik yang nantinya akan menentukan langkah-langkah individu dalam melakukan aktifitas sesuai dengan gambaran yang ada pada  di rinya.

C. Perkembangan Konsep Diri

Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, ciri-ciri, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara mengembangkan tingkatan, dan perspektif agama terhadap konsep diri.

Konsep diri bukan merupakan bawaan lahir, dan bukan pula muncul begitu saja tetapi berkembang secara perlahan-lahan selama rentang kehidupan individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Calhoun & Acocella yang rawan bagi pembentukan koncep diri adalah belajar. Pengalaman belajar yang awal terutama di dapat di rumah dan kemudian pengalaman di peroleh dari berbagai lingkungan di luar rumah.

Sementara menurut Deaux, pengenalan diri yang pertama kali di sebut dengan self schema. Pengalaman dengan anggota keluarga dalam hal ini orang tua memberikan informasi mengenai siapa diri individu.

Menurut Cooley bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan proses belajar tentang nilai-nilai, sikap, peran dan identitas dalam hubungan interaksi antara di rinya dengan kelompok primer yaitu keluarga.

Sementara menurut Taylor menjelaskan bahwa pada usia 6-7 tahun, batas-batas dari diri individu mulai menjadi lebih jelas sebagai hasil dari eksplorasi dan pengalaman dengan tubuhnya sendiri.

Menurut Elizabeth B. Hurlock konsep diri yang terbentuk pertama-tama adalah koncep diri primer. Koncep diri primer mencakup citra fisik dan psikologis diri. Konsep diri yang kedua adalah konsep diri sekunder. Konsep diri ini berhubungan dengan bagaimana anak melihat di rinya melalui mata orang lain.

Pembahasan tentang Perkembangan konsep diri setiap individu selengkapnya dapat Anda baca pada link: Perkembangan Konsep Diri

D. Ciri Ciri Konsep Diri

Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, ciri-ciri, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara mengembangkan tingkatan, dan perspektif agama terhadap konsep diri.

Menurut Wasty Soemanto, ciri-ciri konsep diri, yaitu:

1) Terorganisasikan

Individu mengumpulkan banyak informasi yang di pakai untuk membentuk pandangan tentang di rinya sendiri. Untuk sampai pada gambaran umum tentang di rinya ia menginformasikan itu ke dalam kategori-kategori yang lebih luas dan banyak.

2) Multifaset

Individu mengkategorikan persepsi diri itu dalam beberapa wilayah misalnya: social acceptance, physical attractiveness, athletic ability and academic ability.

3) Stabil

General self concept itu stabil. Perlu di catat bahwa area self concept dapat berubah.

4) Berkembang

Self concept berkembang sesuai dengan umur dan pengaruh lingkungan.

5) Evaluatif

Selain membentuk deskripsi di rinya pada situasi yang istimewa, tetapi individu juga mengadakan penilaian terhadap di rinya sendiri.

Sedangkan menurut Inge Hutagalung terdapat sejumlah karakteristik orang yang mempunyai konsep diri negatif, yaitu:

  1. Sangat `peka dan cenderung sulit menerima kritik dari orang lain.
  2. Mengalami kesulitan berbicara dengan orang lain.
  3. Sulit mengakui bahwa kesalahan.
  4. Kurang mampu mengungkapkan perasaan dengan cara yang wajar. Senang mendapatkan pujian, setiap pujian adalah lebih baik daripada tidak ada sama sekali
  5. Cenderung menunjukkan sikap mengasingkan diri, malu-malu dan tidak ada minat pada persaingan.

Sedangkan karakteristik orang yang memiliki konsep diri positif, adalah orang yang:

  1. terbuka.
  2. tidak memiliki hambatan untuk berbicara dengan orang lain, bahkan dalam situasi yang masih asing sekalipun.
  3. cepat tanggap dalam situasi sekelilingnya.

Dalam hal ini dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri positif, yaitu bersikap terbuka, tidak memiliki hambatan untuk berbicara dengan orang lain, cepat tanggap dalam situasi sekelilingnya.

Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya di setujui masyarakat, serta mampu memperbaiki di rinya.

E. Cara mengembangkan Konsep Diri positif

Untukmu yang ingin mengembangakan konsep diri yang positif, berikut tipsnya :

1. Fokuslah pada setiap hal

Terkadang kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain, hal ini ada benarnya dan ada salahnya. Melihat keberhasilan maupun identitas orang lain tentu akan positif selama kita memiliki pemikiran positif.

Jika membandingkan diri dengan orang lain agar termotivasi tentu ini baik. Namun jika kita merasa gagal tidak seperti orang lain dan sibuk menyalahkan diri, ini menjadi tidak baik.

Jadi, fokuslah pada potensimu dan kembangkan. Semua orang memiliki kekurangan masing-masing, kita hanya perlu memperbaiki semampu kita. Tidak perlu memaksakan diri.

Kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk juga, dari kegagalan kita akan mendapat pelajaran dan bisa lebih mengenali diri sendiri. Kenalilah di rimu dengan hati nuranimu, hal ini akan membantumu membentuk konsep di rimu.

2. Cintai diri sendiri

Jika kita tidak mencintai diri sendiri, lalu siapa yang akan mencintai kita? Kita tidak bisa selamanya menggantungkan orang lain untuk terus-menerus mencintai kita.

Karena manusia itu dinamis, manusia pernah melakukan kesalahan. Jika kita menggantungkan diri pada orang lain, kita akan kecewa. Latihlah diri untuk mencintai dirimu apa adanya. Jika gagal, katakan pada dirimu “it’s okay, besok kita coba lagi”.

Tidak perlu terlalu keras dan menyalahkan dirimu sendiri. Jika berhasil, katakan pada dirimu “aku berhasil, aku bangga pada diriku sendiri”. Mencintai diri sendiri tentunya berbeda dengan egois. Mencintai diri berguna untuk membentuk konsep diri yang positif.

3. Bertanggungjawablah terhadap pilihanmu

Hidupmu adalah tanggungjawabmu. Berhasil atau gagal itu semua tergantung dari dirimu. Kamu tidak bisa selamanya menyalahkan orang lain jika gagal, kamu tetap perlu introspeksi diri.

Kamu tidak selamanya pula bisa bergantung pada orang lain untuk membantumu, kamu harus berusaha semampumu sendiri. Ketika kita memiliki keinginan atau mimpi atau harapan, kita akan membuat rencana. Menyusun rencana atau strategi dengan berbagai pilihan yang ada, pilihlah dengan bijaksana.

Jika kita telah memilih, lakukan dengan penuh tanggungjawab. Tanggungjawab adalah salah satu kunci untuk membantu kita memiliki konsep diri yang positif.

4. Mempunyai tujuan yang realistis

Ini berkaitan dengan poin 3. Ketika kita memiliki mimpi atau tujuan hidup, kita harus realistis. Kita ingin sukses tapi kita belum tau bagaimana memulainya. Kita ingin kaya, tapi kita tidak tahu bagaimana mengelola uang.

Realistis itu perlu dengan mengetahui potensi kita, dengan menyusun strategi. Ketika kita kecil kita ingin menjadi dokter, polisi, koki, dll. Lalu ketika semakin dewasa, impian pada waktu kecil bisa berbeda dengan umur kita sekarang.

Pada waktu kecil, kita hanya memiliki tujuan tapi belum realistis, belum memiliki strategi, kita hanya berdasarkan mengikuti orang lain.

Pada saat ini, tentukan kembali tujuanmu secara realistis, tentunya setelah kamu mengenali dirimu dan kemudian kamu bertanggung jawab dengan pilihanmu. Dengan adanya tujuan yang realistis, kamu akan lebih jelas tahu mengenai konsep dirimu.

5. Beradalah pada lingkungan yang positif

Lingkungan sekitar sangatlah berperan penting dalam membantu kita mencapai tujuan kita. Dengan siapa kita bergaul dan berkumpul akan membentuk perilaku dan pemikiran kita.

Kita memang tidak bisa memilih di mana kita di lahirkan, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita berteman. Bukan berarti pilih-pilih teman tidak baik, tentunya kita ingin berkembang kearah positif bukan?

Jika kita memiliki tujuan baik, carilah teman yang memiliki visi yang sama dan meminta orang-orang terdekat untuk mendukung tujuanmu.

Jika kita memilih stuck dalam kegiatan dan lingkungan yang tidak membantu kita berkembang, kita akan kesulitan sendiri.

Di luar sana banyak kesempatan yang akan datang jika kita memulai dengan perubahan kecil. Lingkunganmu akan mencerminkan siapa kamu dan tentunya membentuk konsep dirimu.

F. Jenis Jenis Konsep Diri

Secara umum, konsep diri menurut para pakar dan ahli psikologi, ada dua yakni koncep diri positif dan negatif. Hal ini di dukung oleh pendapat William D Brooks & Philip Emmen, Calhoun & Acocella dan Rogers. Ada pendapat yang menyebutban bahwa terdapat konsep diri tinggi, sedang, rendah, dan ada yang membedakan atas koncep diri positif dan negatif.

Selain itu, ada pula konsep diri menerima dan konsep diri menolak. Konsep menerima akan berkembang menjadi koncep diri positif, sedangkan concept menolak akan berkembang menjadi koncep diri negatif. Individu dengan konsep diri yang positif merupakan orang yang mampu menikmati apa yang ada dalam di rinya baik kekurangan maupun kelebihannya, mampu menerima saran dan kritik ataupun pujian dari orang lain tanpa merasa tersinggung, puas terhadap keadaan diri dan yakin akan kemampuannya meraih cita-cita.

Sedangkan individu yang mempunyai konsep diri negatif, cenderung selalu menganggap apapun yang di peroleh tampaknya tidak berharga di bandingkan dengan apa yang di peroleh orang lain. Selalu memandang negatif pada berbagai hal. Pembahasan tentang jenis jenis konsep diri selengkapnya dapat Anda baca pada artikel: Jenis Konsep Diri

G. Dimensi atau Aspek Konsep Diri

Menurut Calhoun & Acocella membagi tigas jenis di mensi atau aspek konsep diri yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan tentang diri  sendiri dan penilaian tentang diri sendiri.

Sementara menurut Pudjijogjanti konsep diri secara global terdiri dari tiga aspek, yaitu konsep diri general, mayor, dan spesifik. Kemudian menurut Song dan Hattie dimensi atau aspek konsep diri terdiri dari yaitu konsep diri akademik dan penampilan individu.

Selanjutnya menurut Suryabrata, di mensi atau aspek konsep diri terdiri dari bagaimana orang:

  1. mengamati di rinya sendiri
  2. berpikir tentang di rinya sendiri
  3. menilai di rinya sendiri
  4. berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri.

Lebih lanjut menurut Hurlock, di mensi atau aspek konsep diri yaitu terdiri dari, keyakinan tentang diri sendiri yang meliputi diri fisik, diri psikologis, diri sosial dan diri akademis.

Pembahasan Dimensi atau Aspek Konsep Diri selengkapnya dapat Anda baca pada link: Dimensi atau Aspek Konsep Diri

H. Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Calhoun & Acocella, faktor yang mempengaruhi concept diri antara lain adalah orang tua, teman sebaya, dan masyarakat. Sedangkan menurut Hardy & Heyes faktor yang mempengaruhi konsep diri ada empat yaitu:

  1. Reaksi dari orang lain
  2. Perbandingan dengan orang lain
  3. Peranan seseorang
  4. Identifikasi terhadap orang lain

Sementara, Joan Rais menyebutkan ada empat hal yang menjadi faktor yang mempengaruhi konsep diri. Ke empatnya adalah Jenis kelamin, harapan, suku bangsa dan nama & pakaian. Sedangkan menurut Burns, konsep diri di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Citra diri,
  2. Kemampuan bahasa,
  3. Umpan balik dari lingkungan,
  4. Identitas dengan peran jenis yang sesuai dengan steriotep masyarakat.
  5. Pola asuh, perlakuan dan komunikasi orang tua.

Selanjutnya menurut Inge Hutagalung, faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah orang lain dan kelompok acuan (reference group). Sementara menurut Fitts konsep diri seseorang di pengaruhi oleh faktor, pengalaman, kompetensi dalam area yang di hargai oleh individu dan orang lain, serta aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarmya.

I. Tingkat Konsep Diri

Pembahasan fokus pada apa itu konsep diri, pengertian, perkembangan, ciri-ciri, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara mengembangkan tingkatan, dan perspektif agama terhadap konsep diri.

Menurut Ukki tingkat konsep diri ada tiga yaitu:

  1. Aku diri (aku seperti yang aku pahami). Cara individu mempersepsi diri. Setiap individu memiliki pemahaman tentang di rinya dan setiap individu memahami bahwa ia seperti yang ia pahami
  2. Aku sosial (aku seperti yang di pahami orang lain yang ada di sekitar aku). Cara orang lain memahami individu juga mempengaruhi diri individu sendiri.
  3. Aku ideal (aku yang aku inginkan)

Keyakinan tentang aku yang ideal, bila di dalamnya tidak memiliki korelasi yang kuat dengan aku diri dapat di sebut sebagai pemimpi.

Oleh karena itu biasanya kita salah untuk mengenal orang lain begitupun orang lain bisa salah mengenali diri kita. Proses pengenalan diri berlangsung secara perlahan-lahan tidak ada orang yang mengetahui di rinya sekaligus secara sempurna. Ini karena konsep diri merupakan proses yang fluktuatif dan berubah-ubah.

J. Konsep Diri dalam Perspektif Islam

Setiap manusia memiliki kemampuan untuk menilai di rinya masing-masing, bahkan Al-qur’an menggambarkan bahwa manusia tetap memiliki kesempatan untuk menilai atau menghisab di rinya sendiri pada hari kebangkitan.

Kemampuan untuk memahami diri sendiri, berkembang sejalan dengan usia seseorang. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.

Konsep diri dapat untuk memahamkan diri kita sebagai mahluk ciptaan Allah yang sempurna dengan berbagai potensi dalam diri yang kelak akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Islam mengajarkan agar berpandangan positif terhadap diri, karena manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari makhluk yang lain. Konsep Diri dalam Perspektif Islam sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran yakni dalam Qs. At Taghabun, 64:16, Qs. Al Baqarah: 286, Qs. Al-Imran. 139, Qs. Al-Isra’. 70, Qs. Adz-Dariyat. 56, Qs. An-Nisa’. 28, dan Qs. Al-Imron. 177.

Pembahasan selengkapnya dapat Anda baca pada link di bawah ini!

Baca Juga: Konsep Diri dalam Perspektif Islam

Sumber Rujukan

  • Baron, R. A., & Byrne, D. (1997). Social Psychology, 8thed. Boston:Allyn&Bacon.
  • Berk, L.E. (1996). Infants, Children and Adolesence. USA: Allyn & Bacon
  • Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2003, Hal 182
  • Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm. 164.
  • Mohamad Hamdi, Teori Kepribadian, Jilid II, Alfabeta, Bandung, 2016, hlm. 10. 4 Mohamad surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 86
  • Wasty soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 185-186.
  • Inge Hutagalung,. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, PT Indeks, Jakarta, 2007, hlm. 23.
  • Hendriati Agustiani. ,Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja), , PT Refika Aditama, Bandung, , 2009, hlm. 139
  • Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi erkembangan Anak dan Remaja, PT BPK Gunung Muli, Jakarta, 2006, hlm. 238-239
  • Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif., Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 124-125.
  • Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2. Terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa, Erlangga, Jakarta, 1978, hlm. 59-60
  • Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja), PT Refika Aditama, Bandung, 2009, hal. 139.

Terima kasih telah membaca artikel ini.
demikian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close