Jenis Penelitian Lengkap dengan Contohnya

Jenis Jenis Penelitian

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang satu topik dalam penelitian atau metodologi penelitian yakni Jenis Jenis Penelitian. Jenis penelitian merupakan metode yang dilakukan dalam suatu penelitian, yang dapat di tinjau berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang kelimuan, tempat pelaksanaan, dan berdasarkan variabel penelitian.

Baca Juga: Populasi dan Sampel Penelitian

Pendidikan adalah bidang yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan penelitian yang mendalam dan terarah. Penelitian dalam pendidikan memainkan peran penting dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan teori dan praktik pendidikan, serta memberikan dasar empiris untuk pengambilan keputusan yang lebih baik di bidang pendidikan.

Baca Juga: Hipotesis Penelitian Bidang Pendidikan

A. Pengertian Penelitian Menurut Ahli atau Pakar

Berdasarkan penelusuran dari berbagai rujukan, berikut kami berikan 7 pengertian atau definisi penelitian menurut beberapa ahli atau pakar, beserta rujukannya:

  1. “Penelitian adalah suatu proses sistematis untuk menghasilkan pengetahuan baru yang dapat di andalkan dan valid” – Sekaran, Uma. (2010). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach. Wiley.
  2. “Penelitian adalah upaya yang di lakukan untuk menemukan pemahaman baru, memecahkan masalah yang belum terpecahkan, atau memverifikasi pengetahuan yang ada” – Creswell, J. W. (2013). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
  3. “Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi secara sistematis, serta menganalisisnya dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah di tetapkan” – Ary, D., et al. (2018). Introduction to Research in Education. Cengage Learning.
  4. “Penelitian adalah kegiatan yang melibatkan pencarian informasi baru atau pengetahuan baru dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan terstruktur” – Leedy, P. D., & Ormrod, J. E. (2014). Practical Research: Planning and Design. Pearson.
  5. “Penelitian adalah upaya yang di lakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab melalui pengumpulan dan analisis data yang relevan” – Neuman, W. L. (2013). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson.
  6. “Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dengan cara mengumpulkan data, menganalisis, dan menafsirkannya” – Fraenkel, J. R., et al. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. McGraw-Hill Education.
  7. “Penelitian adalah upaya sistematis untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena yang di hadapi, dengan tujuan mengembangkan teori atau menerapkan temuan dalam konteks praktis” – Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches. Sage Publications.

Sumber-sumber referensi yang di sebutkan di atas adalah beberapa buku teks yang umum di gunakan dalam studi penelitian. Anda dapat merujuk pada sumber-sumber tersebut untuk informasi yang lebih rinci tentang konsep dan metode penelitian yang di jelaskan oleh para ahli.

Baca juga: Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif

B. Jenis-jenis Penelitian

Ada beberapa jenis penelitian yang umum di lakukan dalam berbagai disiplin ilmu. Ragam atau jenis penelitian merupakan metode atau langkah-langkah yang di lakukan dalam suatu penelitian. Jenis-jenis penelitian dapat di bedakan atas dasar beberapa sumber referensi berikut ini.

Tabel 1. Jenis-jenis Penelitian

Jenis Jenis Penelitian 1

Secara umum jenis penelitian ini dapat di tinjau berdasarkan beberapa hal di antaranya yaitu: 

  1. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya
  2. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatannya
  3. Jenis Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu
  4. Jenis Penelitian berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
  5. Jenis Penelitian Berdasarkan Variabel Penelitiannya

Mari kita bahas secara ringkas satu persatu!

1. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya

Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat di bedakan dalam tiga jenis, yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas, perbedaan antara ketiga jenis penelitian tersebut dapat di lihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

a. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) di sebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research) adalah penelitian yang di peruntukan bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta di arahkan pada pengembangan teori-teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan penelitian dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut.

Penelitian dasar justru memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-teori yang akan mendasari penelitian terapan. Penelitian dasar lebih di arahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial.

Hasil penelitian dasar mungkin belum dapat di manfaatkan secara langsung akan tetapi sangat berguna untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum12 ilmiah, serta untuk meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).

Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak di arahkan untuk memecahkan masalah praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang di hasilkannya dapat mendasari pemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi kehidupan praktis.

Contoh penelitian dasar yang terkait erat dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia. Hasil penelitian tersebut sering di gunakan sebagai landasan dalam pengembangan sikap untuk merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan atau applied research di lakukan berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang di hasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Selain itu, penelitian ini juga berfungsi untuk mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu.

Tujuan utama penelitian terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil penelitian dapat di manfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok maupun untuk keperluan industri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan semata (Sukardi, 2003).

Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu jenis penelitian yang hasilnya dapat secara langsung di terapkan untuk memecahkan permasalahan yang di hadapi. Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu.

Implikasi dari penelitian terapan di nyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupa tindakan langsung. Setelah sejumlah studi di publikasikan dan di bicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi para praktisi.

Penelitian terapan lebih di fokuskan pada pengetahuan teoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi. Selain itu, Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis. Penelitian terapan dapat pula di artikan sebagai studi sistematik dengan tujuan menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat di praktekan bagi pemecahan masalah tertentu.

Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada. Akhir-akhir ini, penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang lebih khusus yaitu penelitian kebijakan. Penelitian kebijakan berawal dari permasalahan praktik dengan maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil penelitian biasanya di manfaatkan oleh pengambil kebijakan.

c. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan namun tujuannya dapat di bedakan dari penelitian terapan. Selain itu, penelitian ini juga di maksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000).

Penelitian ini di arahkan untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/lembaga tertentu. Selain itu, penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).

Penelitian evaluatif dapat di rancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan hipotesis. Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi.

Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang di maksud dengan penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.

Melakukan evaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian karena ingin mengetahui apakah implementasi program yang telah di rencanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasil sesuai denganharapan. Jika belum bagian mana yang belum sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yang di gunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan di dapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang di lakukan itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak.

Atas dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif di maksudkan untuk membantu perencana dalam:

  • pelaksanaan program,
  • penyempurnaan dan perubahan program,
  • penentuan keputusan atas keberlanjutan atau penghentian program,
  • menemukan fakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program,
  • memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lingkup penelitian evaluatif dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan, pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.

Baca Juga: Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan

2. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatannya

a. Penelitian Kuantitatif (Quantitative Research)

Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang berfokus pada pengukuran dan pengujian hubungan antara variabel-variabel secara objektif dan berdasarkan angka atau data numerik. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena, memprediksi perilaku, atau menguji hipotesis secara kuantitatif.

Referensi:
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building Approach (7th ed.). Wiley.

Menurut Sekaran dan Bougie (2016), penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang di dasarkan pada pengukuran numerik dan analisis statistik untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode-metode yang objektif dan struktural untuk mengumpulkan data yang terukur dan menghasilkan temuan yang dapat di generalisasi. Tujuannya adalah untuk menjelaskan fenomena, memprediksi perilaku, atau menguji hubungan antara variabel-variabel.

Pendekatan penelitian kuantitatif berfokus pada pemodelan matematis, analisis statistik, dan penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel untuk mengumpulkan data. Data yang di kumpulkan dalam penelitian kuantitatif sering kali berupa angka, skor, atau kategori yang dapat di ukur secara kuantitatif. Analisis statistik di gunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel, menguji hipotesis, dan menyimpulkan hasil penelitian.

Penelitian kuantitatif biasanya di lakukan dalam studi populasi yang besar atau sampel yang representatif, sehingga hasilnya dapat di generalisasi ke populasi yang lebih besar. Penelitian ini juga sering menggunakan desain penelitian eksperimental atau studi survei.

Pada dasarnya, penelitian kuantitatif bertujuan untuk memberikan pemahaman yang objektif, kuantitatif, dan terukur terhadap fenomena atau masalah yang di teliti. Metode penelitian ini banyak di gunakan dalam bidang ilmu sosial, bisnis, ekonomi, kedokteran, dan berbagai bidang lainnya di mana data numerik dan analisis statistik penting.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian kuantitatif tidak mutlak lebih baik daripada penelitian kualitatif. Kedua pendekatan penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan tergantung pada tujuan penelitian, konteks, dan pertanyaan penelitian yang di ajukan.

b. Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)

Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang berfokus pada pemahaman mendalam dan interpretatif terhadap fenomena yang di teliti. Metode ini mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, tidak terukur secara numerik, dan berorientasi pada konteks sosial, budaya, dan pengalaman subjek penelitian. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami makna, proses, dan perspektif yang terlibat dalam fenomena yang sedang di teliti.

Berikut adalah penjelasan tentang penelitian kualitatif menurut ahli beserta rujukannya:

Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yang mendalam, interpretatif, dan deskriptif untuk memahami fenomena yang kompleks dalam konteks nyata. Pendekatan ini berfokus pada pengumpulan dan analisis data yang tidak terukur secara numerik, seperti wawancara, observasi, atau analisis dokumen. Tujuannya adalah untuk memahami makna, perspektif, dan pengalaman subjek penelitian.

Menurut Creswell (2013), penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode-metode interpretatif untuk memahami fenomena yang kompleks dalam konteks nyata. Penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang perspektif, makna, dan pengalaman subjek penelitian.

Referensi:
Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (3rd ed.). Sage Publications.

Dalam penelitian kualitatif, data di kumpulkan melalui metode-metode seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi kasus, atau analisis dokumen. Data yang di peroleh berupa teks, transkrip wawancara, catatan lapangan, atau dokumen yang menggambarkan pengalaman, sikap, persepsi, dan interpretasi subjek penelitian.

Analisis data dalam penelitian kualitatif melibatkan proses pengkodean, pengelompokan, dan pencarian pola tematik atau hubungan yang muncul dari data. Peneliti berupaya memahami konteks sosial dan budaya yang mempengaruhi fenomena yang diteliti, dan menciptakan konstruksi teoritis yang berdasarkan pada temuan empiris. Hasil penelitian kualitatif cenderung bersifat deskriptif, menggambarkan kompleksitas fenomena yang di teliti dan memberikan wawasan mendalam tentang makna dan perspektif subjek penelitian.

Penting untuk mencatat bahwa penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk generalisasi statistik yang luas seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun, penelitian kualitatif memberikan kontribusi penting dalam memahami konteks dan nuansa fenomena yang tidak dapat dijangkau oleh pendekatan kuantitatif.

c. Penelitian Kombinasi (Mixed Methods Research)

Penelitian kombinasi atau mixed methods research menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang di teliti. Pendekatan ini menggunakan pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif secara terintegrasi.

Tujuannya adalah untuk menggabungkan kekuatan kedua pendekatan dan memperoleh validitas silang (triangulasi) terhadap temuan.

Referensi:
Johnson, R. B., & Onwuegbuzie, A. J. (2004). Mixed Methods Research: A Research Paradigm Whose Time Has Come. Educational Researcher, 33(7), 14-26.

Menurut Johnson dan Onwuegbuzie (2004), perpaduan penelitian kualitatif dan kuantitatif, atau mixed methods, adalah pendekatan penelitian yang mengintegrasikan pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian secara holistik. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk melengkapi temuan kualitatif dengan bukti kuantitatif atau menggali lebih dalam dalam temuan kuantitatif melalui pemahaman konteks kualitatif.

Referensi:
Johnson, R. B., & Onwuegbuzie, A. J. (2004). Mixed Methods Research: A Research Paradigm Whose Time Has Come. Educational Researcher, 33(7), 14-26.

Dalam metode campuran, peneliti dapat memulai dengan pendekatan kualitatif atau kuantitatif terlebih dahulu, dan kemudian menggabungkannya dalam tahap analisis atau interpretasi data. Data yang di kumpulkan dapat berupa wawancara, observasi, kuesioner, atau data sekunder yang di peroleh dari sumber lain.

Metode campuran juga dapat memberikan validasi silang (triangulasi) terhadap temuan, memperkuat validitas internal dan eksternal penelitian, serta menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang fenomena yang kompleks.

Namun, perpaduan penelitian kualitatif dan kuantitatif juga memerlukan perencanaan yang cermat, penggabungan yang tepat antara kedua pendekatan, dan pemahaman yang kuat tentang metode penelitian yang di gunakan. Pilihan metode campuran juga tergantung pada pertanyaan penelitian, konteks penelitian, dan sumber daya yang tersedia.

Penting untuk di catat bahwa pendekatan mixed methods tidak selalu di perlukan atau cocok untuk setiap penelitian. Keputusan untuk menggunakan metode campuran harus di dasarkan pada pertimbangan tujuan penelitian, kompleksitas fenomena yang di teliti, dan sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan penelitian.

d. Tambahan jenis penelitian berdasarkan pendekatannya

Selain 3 jenis penelitian yang telah di sebutkan sebelumnya, ada juga yang memasukkan penelitian-penelitian berikut kedalam jenis penelitian berdasarkan pendekatannya. Berikut adalah beberapa tambahan jenis penelitian berdasarkan pendekatannya beserta penjelasannya:

1) Penelitian Eksperimental (Experimental Research)

Penelitian eksperimental di lakukan dengan mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi fenomena yang di teliti dan memanipulasi variabel independen untuk mengamati efeknya terhadap variabel dependen. Pendekatan ini berfokus pada pengujian hipotesis dan memerlukan desain penelitian yang kuat, seperti desain eksperimen acak atau kuasi-eksperimen. Tujuannya adalah untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel.

Referensi:
Campbell, D. T., & Stanley, J. C. (1963). Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. Houghton Mifflin.

Penelitian Deskriptif (Descriptive Research): Penelitian deskriptif di lakukan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau menganalisis fenomena atau karakteristik populasi atau sampel yang di teliti. Pendekatan ini tidak melibatkan manipulasi variabel independen atau pengujian hipotesis, melainkan berfokus pada pemahaman dan penyajian data secara objektif.

Referensi:
Neuman, W. L. (2013). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (7th ed.). Pearson.

2) Penelitian Longitudinal (Longitudinal Research)

Penelitian longitudinal melibatkan pengumpulan data dari subjek yang sama secara berulang dalam rentang waktu yang panjang. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari perubahan, perkembangan, dan hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang di amati seiring waktu. Contoh penelitian longitudinal adalah studi jangka panjang tentang perkembangan anak dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Referensi: Baltes, P. B., & Nesselroade, J. R. (1979). Longitudinal Research in the Study of Behavior and Development. Academic Press.

3) Penelitian Korelasional (Correlational Research)

Penelitian korelasional bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara dua atau lebih variabel tanpa adanya upaya untuk menentukan hubungan sebab-akibat. Pendekatan ini menggunakan analisis statistik untuk mengukur sejauh mana hubungan antara variabel-variabel tersebut. Contoh penelitian korelasional adalah studi yang menguji hubungan antara tingkat pendidikan dan penghasilan individu.

Referensi:
Cohen, J., Cohen, P., West, S. G., & Aiken, L. S. (2003). Applied Multiple Regression/Correlation Analysis for the Behavioral Sciences (3rd ed.). Erlbaum.

4) Penelitian Deskriptif Komparatif (Comparative Descriptive Research)

Penelitian deskriptif komparatif melibatkan perbandingan karakteristik atau fenomena antara dua atau lebih kelompok, populasi, atau kondisi. Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan atau kesamaan dalam variabel yang di amati di antara kelompok-kelompok tersebut. Contoh penelitian deskriptif komparatif adalah studi perbandingan antara kecenderungan politik di antara berbagai kelompok etnis.

Referensi:
Neuman, W. L. (2013). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (7th ed.). Pearson.

5) Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan adalah pendekatan penelitian yang di lakukan oleh praktisi atau pihak yang terlibat langsung dalam situasi atau konteks yang di teliti. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan praktik atau kondisi yang ada melalui refleksi, tindakan, dan perbaikan berkelanjutan. Penelitian tindakan sering di lakukan dalam konteks pendidikan, di mana guru atau administrator melakukan penelitian untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.

Referensi:
Stringer, E. T. (2013). Action Research (4th ed.). Sage Publications.

6) Penelitian Etnografi (Ethnographic Research)

Penelitian etnografi melibatkan studi mendalam tentang budaya, perilaku, dan pengalaman sosial kelompok manusia tertentu. Pendekatan ini melibatkan observasi partisipatif dan interaksi langsung dengan kelompok yang di teliti untuk memahami secara mendalam tentang nilai-nilai, norma, kepercayaan, dan praktik mereka. Contoh penelitian etnografi adalah studi tentang kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat adat di suatu wilayah tertentu.

Referensi:
Fetterman, D. M. (2010). Ethnography: Step-by-Step (3rd ed.). Sage Publications.

Pembagian jenis penelitian berdasarkan pendekatannya ini memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami pendekatan penelitian yang berbeda dan memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian dan fenomena yang di teliti. Selain itu, ini juga memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami berbagai pendekatan penelitian yang dapat di gunakan sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian yang spesifik.

3. Jenis Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu

Berdasarkan dengan jenis spesialisasi, maka bidang ilmu yang di teliti banyak ragamnya menurut siapa yang mengadakan penelitian. Ragam penelitian di tinjau dari bidang ilmunya, seperti penelitian terhadap pendidikan (lebih sempit lagi pendidikan guru, ekonomi, kesehatan), keteknikan, ruang angkasa, pertanian, kedokteran, keolahragaan, dll.

Berdasarkan bidang ilmu, penelitian dapat di bedakan menjadi beberapa jenis. Berikut adalah beberapa jenis penelitian berdasarkan bidang ilmu:

  1. Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
    Penelitian ilmiah merupakan jenis penelitian yang di lakukan dalam bidang ilmu alam, seperti fisika, biologi, kimia, dan astronomi. Penelitian ini di dasarkan pada metode ilmiah yang sistematis dan objektif.
  2. Penelitian Sosial (Social Research)
    Penelitian sosial di lakukan dalam bidang ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku sosial, struktur sosial, dan interaksi antara individu dalam masyarakat.
  3. Penelitian Medis (Medical Research)
    Penelitian medis berfokus pada bidang kedokteran dan kesehatan. Penelitian ini dapat meliputi penelitian klinis, penelitian epidemiologi, penelitian farmasi, dan penelitian tentang penyakit dan pengobatan.
  4. Penelitian Pendidikan (Educational Research)
    Penelitian pendidikan di lakukan dalam bidang pendidikan untuk memahami proses pembelajaran, metode pengajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan perbaikan sistem pendidikan.
  5. Penelitian Teknik (Engineering Research)
    Penelitian teknik di lakukan dalam bidang teknik, seperti rekayasa perangkat lunak, teknik mesin, teknik sipil, dan teknik elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan teknologi serta aplikasinya.
  6. Penelitian Lingkungan (Environmental Research)
    Penelitian lingkungan di lakukan untuk memahami dan menjaga kualitas lingkungan hidup, termasuk penelitian tentang perubahan iklim, polusi, keanekaragaman hayati, dan konservasi alam.
  7. Penelitian Humaniora (Humanities Research)
    Penelitian humaniora di lakukan dalam bidang humaniora, seperti sastra, sejarah, filosofi, dan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk memahami budaya, nilai-nilai, dan ekspresi manusia dalam berbagai bentuknya.
Jenis penelitian berdasarkan ilmu yang spesifik

Berikut adalah beberapa jenis penelitian berdasarkan bidang ilmu yang lebih spesifik:

  1. Penelitian Ekonomi (Economic Research)
    Penelitian ekonomi berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi, seperti perilaku konsumen, kebijakan fiskal, pertumbuhan ekonomi, dan pasar keuangan.
  2. Penelitian Hukum (Legal Research)
    Penelitian hukum melibatkan analisis dan penelitian dalam bidang hukum, termasuk studi tentang peraturan hukum, kasus hukum, sistem peradilan, dan kebijakan hukum.
  3. Penelitian Teknologi Informasi (Information Technology Research)
    Penelitian teknologi informasi berfokus pada bidang teknologi komputer, jaringan komunikasi, keamanan siber, pengembangan perangkat lunak, dan teknologi informasi terapan.
  4. Penelitian Keperawatan (Nursing Research)
    Penelitian keperawatan di lakukan dalam bidang perawatan kesehatan, termasuk studi tentang praktik keperawatan, manajemen perawatan kesehatan, dan peningkatan kualitas perawatan.
  5. Penelitian Komunikasi (Communication Research)
    Penelitian komunikasi melibatkan studi tentang komunikasi manusia, termasuk media massa, komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, dan efek media.
  6. Penelitian Psikologi (Psychological Research)
    Penelitian psikologi berkaitan dengan aspek-aspek psikologis manusia, seperti kognisi, emosi, perilaku, perkembangan manusia, dan psikopatologi.
  7. Penelitian Biologi (Biological Research)
    Penelitian biologi meliputi studi tentang organisme hidup, evolusi, genetika, biologi molekuler, dan ekologi.
  8. Penelitian Fisika (Physics Research)
    Penelitian fisika berfokus pada studi tentang fenomena fisika, seperti mekanika, termodinamika, optika, fisika partikel, dan fisika nuklir.
  9. Penelitian Arkeologi (Archaeological Research)
    Penelitian arkeologi melibatkan studi tentang benda-benda dan situs-situs sejarah untuk memahami budaya, peradaban, dan kehidupan manusia masa lalu.
  10. Penelitian Seni (Artistic Research)
    Penelitian seni di lakukan dalam bidang seni, seperti seni visual, seni pertunjukan, seni rupa, dan sastra. Penelitian ini berfokus pada penciptaan seni, interpretasi, dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Tentu saja, bidang ilmu tidak terbatas pada jenis penelitian yang di sebutkan di atas, dan ada banyak bidang ilmu lainnya yang juga melibatkan penelitian. Penting juga untuk dicatat bahwa bidang ilmu dan jenis penelitian dapat saling terkait dan tergantung pada objek dan tujuan penelitian yang spesifik.


4. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya

Berdasarkan tempat di adakan penelitian jenis penelitian secara umum dapat di bedakan menjadi 3 jenis antara lain:

  1. Penelitian Laboratorium
  2. Penelitian Lapangan
  3. Penelitian Perpustakaan

Berikut penjelasannya:

  1. Penelitian Lapangan (Field Research)
    Penelitian lapangan di lakukan di tempat yang menjadi fokus penelitian, seperti tempat kerja, komunitas, atau lingkungan alam.
    Merupakan penelitian yang di lakukan langsung di lapangan dan dalam kehidupan yang sebenarnya. Misalnya penelitian tentang kehidupan masyarakat desa, remaja-remaja yang kecanduan narkoba/ obat-obatan terlarang dan merupakan metode khusus untuk menemukan apa yang sedang terjadi di masyarakat.Penelitian ini melibatkan pengumpulan data secara langsung dari situasi atau konteks yang sebenarnya.
  2. Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
    Penelitian laboratorium di lakukan di lingkungan laboratorium yang terkontrol. Peneliti dapat mengendalikan variabel-variabel tertentu dan mengamati efeknya pada objek penelitian.
    Penelitian ini biasa di lakukan di tempat khusus (laboratorium) untuk mengadakan studi ilmiah dan biasanya bersifat eksperimen/percobaan. Tujuan dari penelitian ini untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: pengmpulan data, mengadakan analisa dan test, serta meemberi interprestasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan gerak suatu gejala sosial dalam masyarakat.
  3. Penelitian Perpustakaan/Kepustakaan
    Dalam penelitian ini mengunakan literatur dari penelitian yang sudah di lakukan sebelumnya. Dan bertujuan untuk data/informasi dengan bantuan buku, naskah, dokumen, dll. Pada dasarnya data yang di peroleh dari penelitian perputakaan di jadikan sebagai dasar/alat untuk praktik penelitian di lapangan.

Penting untuk mencatat bahwa jenis-jenis penelitian ini tidak saling eksklusif, dan beberapa penelitian dapat melibatkan kombinasi dari beberapa jenis penelitian yang di sebutkan di atas.

5. Jenis Penelitian Berdasarkan Variabel Penelitiannya

Variabel merupakan hal-hal yang menjadi obyek penelitian yang di tatap dalam suatu kegiatan penelitian, untuk menunjukkan variasi, kuantitatif dan kualitatif. Sebelum kita membahas apa saja yang termasuk dalam jenis penelitian ini, kita bahas dulu jenis-jenis variabel dalam penelitian.

a. Jenis-jenis variabel penelitian

Macam-macam variabel dalam penelitian di antaranya adalah:

1). Variabel independen

Variabel independen adalah variabel dalam penelitian yang di anggap sebagai penyebab atau faktor yang mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, variabel independen adalah variabel yang dapat di ubah atau di manipulasi oleh peneliti dalam rangka menguji pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Variabel ini merupakan variabel stimulus, prediktor, atau anteceden, variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam desain penelitian eksperimental, peneliti sengaja memanipulasi variabel independen untuk melihat apakah perubahan dalam variabel tersebut menyebabkan perubahan dalam variabel dependen. Variabel independen juga dapat di sebut sebagai variabel prediktor atau variabel penyebab.

2). Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel dalam penelitian yang merupakan hasil atau respons yang di amati atau di ukur sebagai akibat dari perubahan atau pengaruh variabel independen. Selain itu, variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel independen yang sedang di teliti.

Dalam penelitian, variabel dependen di gunakan untuk mengukur efek atau dampak dari perubahan pada variabel independen. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk memahami bagaimana perubahan dalam variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen.

3). Variabel moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam konteks penelitian, variabel moderator memoderasi atau mengubah kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Peran variabel moderator adalah untuk mengklarifikasi konteks atau kondisi di mana hubungan antara variabel independen dan variabel dependen terjadi atau berubah. Variabel moderator dapat memperjelas apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau lemah, positif atau negatif, atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali dalam beberapa kondisi tertentu.

4). Variabel intervening

Variabel intervening, yang juga di kenal sebagai variabel mediasi, adalah variabel yang berada di antara variabel independen dan variabel dependen dalam suatu hubungan sebab-akibat. Selain itu, variabel intervening berperan sebagai mekanisme yang menjelaskan bagaimana atau mengapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Variabel intervening menerangkan jalur kausal antara variabel independen dan variabel dependen, dan dapat membantu dalam memahami proses atau mekanisme di balik hubungan tersebut.

5). Variabel Kontrol

Variabel yang di kendalikan atau di sebut konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak di teliti. Di gunakan bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Variabel kontrol adalah variabel yang di masukkan dalam penelitian untuk mengontrol atau meminimalkan pengaruhnya terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Selain itu, variabel kontrol di gunakan untuk memastikan bahwa perubahan dalam variabel dependen di sebabkan oleh variabel independen yang di teliti, bukan oleh faktor-faktor lain yang tidak di kendalikan.

Variabel kontrol sering kali merupakan faktor-faktor yang di ketahui atau diduga memiliki hubungan dengan variabel dependen dan perlu di jadikan pertimbangan dalam analisis.

Baca selengkapnya: Jenis-jenis Variabel Penelitian Berserta Contohnya

b. Pembagian penelitian berdasarkan variabel penelitiannya

Berdasarkan variabel penelitiannya, jenis penelitian dapat di bagi menjadi tiga kategori utama: penelitian deskriptif, penelitian korelasional, dan penelitian eksperimental. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap jenis penelitian berdasarkan variabel penelitiannya:

1) Penelitian Deskriptif

Jenis penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena atau keadaan yang ada. Penelitian deskriptif sering kali mengumpulkan data mengenai variabel-variabel tertentu, seperti karakteristik populasi, kebiasaan, preferensi, atau persepsi. Penelitian deskriptif tidak mengeksplorasi hubungan sebab-akibat antara variabel, tetapi lebih fokus pada penjelasan dan pemahaman tentang fenomena yang di amati.

Contoh:
Penelitian yang menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu produk atau layanan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kualitas produk, harga, atau pelayanan.

2). Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel. Selain itu, penelitian ini tidak mencoba menentukan hubungan sebab-akibat, tetapi hanya melihat sejauh mana dua variabel bergerak bersama-sama atau berbeda dalam suatu populasi atau sampel. Hasil penelitian korelasional sering di ungkapkan dalam bentuk koefisien korelasi.

Contoh:
Penelitian yang menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan di antara populasi tertentu.

3) Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental di lakukan dengan tujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel. Dalam penelitian eksperimental, peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel independen dan mengamati efeknya terhadap variabel dependen. Penelitian ini sering melibatkan kelompok kontrol yang di bandingkan dengan kelompok eksperimen yang menerima perlakuan tertentu.

Contoh:
Penelitian yang menguji efektivitas suatu program intervensi dalam meningkatkan keterampilan belajar siswa dengan membandingkan kelompok yang menerima program dengan kelompok kontrol yang tidak menerima program.

4). Penelitian Kausal

Penelitian kausal bertujuan untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang di teliti. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan manipulasi variabel independen untuk melihat dampaknya terhadap variabel dependen, dengan mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil. Tujuan utama dari penelitian kausal adalah untuk menyimpulkan bahwa perubahan dalam variabel independen menyebabkan perubahan dalam variabel dependen.

Contoh:
Penelitian yang menguji apakah merokok (variabel independen) menyebabkan peningkatan risiko terkena kanker paru-paru (variabel dependen), dengan mengontrol faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan paparan lingkungan lainnya.

5). Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif melibatkan perbandingan variabel-variabel antara dua atau lebih kelompok atau kondisi yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memahami perbedaan dan kesamaan dalam hal variabel yang di teliti. Penelitian ini dapat di lakukan dalam berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, budaya, atau politik.

Contoh:
Penelitian yang membandingkan tingkat kebahagiaan antara individu yang tinggal di perkotaan dan individu yang tinggal di pedesaan, dengan memperhatikan variabel-variabel seperti kualitas lingkungan, akses terhadap fasilitas, dan interaksi sosial.

6) Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan, memperbaiki, atau mengevaluasi suatu produk, metode, atau inovasi dalam suatu konteks tertentu. Penelitian ini sering melibatkan pengumpulan data untuk mengidentifikasi kebutuhan, merancang dan menguji prototipe, dan memperbaiki solusi yang ada.

Contoh:
Penelitian yang mengembangkan dan mengevaluasi suatu kurikulum pendidikan baru berdasarkan kebutuhan siswa dan tantangan yang dihadapi dalam konteks pendidikan saat ini.

7) Penelitian Analisis Kebijakan

Penelitian analisis kebijakan berfokus pada pemahaman, analisis, dan evaluasi kebijakan publik. Penelitian ini melibatkan analisis terhadap isu-isu kebijakan yang ada, dampak kebijakan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi dan keberhasilan kebijakan tersebut.

Contoh:
Penelitian yang menganalisis efektivitas kebijakan pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran, dengan melihat faktor-faktor seperti kebijakan pelatihan kerja, insentif perusahaan, atau kondisi ekonomi global.

8) Penelitian Survei

Penelitian survei melibatkan pengumpulan data melalui wawancara atau kuesioner yang disebarkan kepada responden yang diwakili oleh populasi yang diteliti. Tujuan penelitian survei adalah untuk memperoleh pemahaman tentang persepsi, sikap, pendapat, atau perilaku responden terkait dengan topik penelitian.

Contoh:
Penelitian yang melakukan survei kepada masyarakat tentang tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan di suatu negara, dengan melibatkan pertanyaan tentang akses, kualitas, dan biaya pelayanan.

Setiap jenis penelitian memiliki pendekatan, metode, dan teknik yang spesifik yang sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian yang dilakukan.

Penting untuk dicatat bahwa ada juga jenis penelitian lain yang melibatkan kombinasi atau pendekatan yang berbeda, seperti penelitian longitudinal, penelitian quasi-eksperimental, atau penelitian campuran. Namun, klasifikasi di atas mencakup tiga jenis penelitian yang umum dilakukan berdasarkan variabel penelitiannya.

C. Jenis Penelitian dalam Metode Penelitian

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.

Dalam prakteknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983) mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu sebagai berikut:

  1. Penelitian Historis, bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.
  2. Penelitian Deskriptif, bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
  3. Penelitian Perkembangan, bertujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
  4. Penelitian Kasus/Lapangan, bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek
  5. Penelitian Korelasional, bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi
  6. Penelitian True-Experimental, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
  7. Penelitian Quasy_Experimental, yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian
  8. Penelitian Kausal-komparatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding.
  9. Penelitian Tindakan, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya.

McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Tipe tipe metode penelitian kuantitatif dan kualitatif

Tipe tipe metode penelitian kuantitatif dan kualitatif

Banyaknya jenis metode sebagaimana dikemukakan di atas, dilandasi oleh adanya perbedaan pandangan dalam menetapkan masing-masing metode. Uraian selanjutnya tidak akan mengungkap semua jenis metode yang dikemukakan di atas tetapi membahas secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Selain itu, penelitian deskriptif juga memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.

Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

Langkah-langkah dalam penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Perumusan masalah.
    Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian deskriptif peneliti dapat menentukan status variabel atau mempelajari hubungan antara variabel.
  2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan.
    Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif. Informasi kuantitatif berkenaan dengan data atau informasi dalam bentuk bilangan/angka seperti.
  3. Menentukan prosedur pengumpulan data.
    Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada sejumlah alat pengumpul data antara lain:
    • tes,
    • wawancara,
    • observasi,
    • kuesioner,
    • sosiometri.
      Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian deskriptif. Misalnya untuk memperoleh informasi mengenai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan.
      Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
  4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data.
    Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
  5. Menarik kesimpulan penelitian.
    Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.

2. Studi Kasus

Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja.

Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.

Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya.

Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari.

Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut.

Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain.

Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.

3. Penelitian Survei

Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalahmasalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek (populasi).

Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) di sebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi di namakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan di terima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah di tentukan?

Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut. Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti pendapat, persepsi, sikap, prestasi, motivasi, dan lain-lain.

Misalnya persepsi kepala sekolah terhadap otonomi pendidikan, persepsi guru terhadap Kurikulum Merdeka, pendapat orangtua siswa tentang MBS, dan lain-lain.

Peneliti dapat mengukur variabel-variabel tersebut secara jelas dan pasti. Informasi yang diperoleh mungkin merupakan hal penting sekali bagi kelompok tertentu walaupun kurang begitu bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan masalah-masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan pendidikan bahkan juga untuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan pembangunan.

Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatu program.

4. Studi Korelasional

Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.

Derajat hubungan variabelvariabel di nyatakan dalam satu indeks yang di namakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat di gunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.

Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, di lakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat di tentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.

Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah. Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.

Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel.

Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0 untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel.

Makin besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupun negatif, makin besar kekuatan hubungan antar variabel.

Gambar 1. Makna Hubungan antar Variabel Berdasarkan Koefisien Korelasi

Contoh Studi Korelasional

Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel IQ dengan prestasi belajar; mengandung makna IQ yang tinggi akan di ikuti oleh prestasi belajar yang tinggi; dengan kata lain terdapat kesejajaran antara IQ dengan prestasi belajar.

Sebaliknya, korelasi negatif menunjukkan bahwa nilai tinggi pada satu variabel akan di ikuti dengan nilai rendah pada variabel lainnya. Misalnya, terdapat korelasi negatif antara absensi (ketidakhadiran) dengan prestasi belajar; mengandung makna bahwa absensi yang tinggi akan di ikuti oleh prestasi belajar yang rendah; dengan kata lain terdapat ketidaksejajaran antara absensi dengan prestasi belajar.

Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapat dua variabel yang harus diukur sehingga dapat di ketahui hubungannya. Di samping itu dapat pula dianalisis hubungan antara dari tiga variabel atau lebih. Model hubungan antar variabel tersebut di tunjukkan dalam Gambar 2.

Model Hubungan antara Dua Variabel dalam Penelitian Korelasional
Gambar 2. Model Hubungan antara Dua Variabel dalam Penelitian Korelasional

dan Gambar 3 ( X dan Y pada gambar tersebut menunjukkan variabel yang di ukur).

Gambar 3. Model Hubungan antara Tiga Variabel dalam Penelitian Korelasional

Makna suatu korelasi yang di notasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan hubungan antar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut, dan ketiga arah korelasi. Kekuatan hubungan dapat di lihat dan besar kecilnya indeks korelasi.

Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan. Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran.

Tes hasil belajar yang terlalu mudah bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan menghasilkan koefisien korelasi yang kecil. Oleh karena itu instrumen yang tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampu mengungkapkan derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.

5. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Selain itu, penelitian eksperimen juga merupakan metode inti dari model penelitian yangmenggunakan pendekatan kuantitatif.

Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang di teliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

Karakteristik penelitian eksperimen

Karakteristik penelitian eksperimen yaitu:

  1. Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
  2. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi
  3. Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat d ilihat sebagai berikut:

  1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
  2. Mengidentifikasikan permasalahan
  3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
  4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
  5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen)
  6. Mengumpulkan data hasil eksperimen
  7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
  8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
  9. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabelvariabel minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian.

Dalam bidang pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas antara lain: metode mengajar, macam-macam penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan variabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa.

6. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu:

  1. Untuk memperbaiki praktek;
  2. Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya;
  3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkahlangkah pokok yang ditempuh akan membentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu perbaikkan.

Siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya yaitu:

  1. penetapan fokus masalah penelitian,
  2. perencanaan tindakan perbaikan,
  3. pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi,
  4. analisis dan refleksi, dan
  5. perencanaan tindak lanjut.

Mengingat besarnya manfaat penelitian tindakan dalam bidang pendidikan, uraian spesifik akan di jelaskan dalam materi tersendiri.

7. Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. R & D adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat di pertanggungjawabkan.

Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang di arahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi di tujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktek-praktek pendidikan.

Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering di hadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat di hilangkan atau di sambungkan dengan penelitian dan pengembangan.

Metode dalam pelaksanaan R & D

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang di gunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

Penelitian deskriptif di gunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:

  • Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan di kembangkan,
  • Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya);
  • Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan di hasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di mana produk tersebut akan di terapkan.

Metode evaluatif di gunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian di kembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba di adakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba di adakan penyempurnaan (revisi model).

Metode eksperimen di gunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang di hasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.

Pada metode eksperimen, telah di adakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di lakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang di hasilkan.

D. Kesimpulan

Jenis penelitian merupakan metode atau langkah-langkah yang di lakukan dalam suatu penelitian. Sedangkan ragam/jenis penelitian ini dapat di tinjau dari beberapa hal antara lain penelitian di tinjau dari tujuannya dalam penelitian ini terdapat lima macam metode penelitian yaitu: penelitian dasar/murni, penelitian terapan, penelitian eksploratif, penelitian pengembangan, penelitian verifikatif.

Penelitian ditinjau dari pendekatan di bedakan menjadi duan yaitu pendekatan bujur dan pendekatan silang. Kemudian, penelitian di tinjau bidang ilmu di bedakan menjadi dua yaitu penelitian sosial dan penelitian eksata. Penelitian di tinjau dari tempatnya ada tiga metode yaitu penelitian laboratorium, prnelitian lapangan, dan penelitian perpustakaan. Dan penelitian di tinjau dari hadirnya varialbel dalam metode ini ada dua cara penelitian yaitu penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen

Sumber Rujukan:

  • DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. 2008. PENDEKATAN, JENIS, DAN METODE PENELITIAN PENDIDIKAN.
  • Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Demikian, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close