Deep Learning dan Penerapannya dalam Pembelajaran

deep learning

HermanAnis.com – Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang sangat menarik dan relevan, yaitu deep learning. Artikel ini berjudul “Apa itu Deep Learning dan Bagaimana Penerapannya dalam Pembelajaran?”. Kami akan mengupas tuntas pengertian deep learning, perbedaannya dengan pembelajaran lainnya, serta bagaimana penerapannya dalam dunia pendidikan.

Dalam konteks pendidikan, “deep learning” memiliki dua makna yang berbeda tergantung pada bidangnya:

  1. Dalam Artificial Intelligence (AI)
    “Deep Learning” adalah cabang dari pembelajaran mesin (machine learning) yang menggunakan jaringan saraf tiruan (neural networks) dengan banyak lapisan untuk menganalisis dan memahami data kompleks.
  2. Dalam Pendidikan
    “Pembelajaran mendalam” mengacu pada pendekatan pembelajaran di mana siswa tidak hanya menghafal informasi tetapi benar-benar memahami konsep, menghubungkan berbagai ide, dan mampu menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

Pada tulisan ini kita hanya akan fokus membahas “Deep Learning” dalam konteks pendidikan khususnya dalam pembelajaran.

A. Apa itu Deep Learning?

Deep learning dalam konteks pendidikan adalah suatu pendekatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, serta bekerja sama secara efektif dalam semua mata pelajaran. Lebih dari sekadar menerima informasi, pembelajaran mendalam mengajak siswa untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh dalam berbagai situasi yang berbeda. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar untuk ujian, tetapi untuk kehidupan mereka yang lebih luas.

1. Pengertian Deep Learning dari ahli

Menurut Abdul Mu’ti Deep Learning (pembelajaran mendalam) merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu, (Puskurjar, 2025).

Selain itu, berikut beberapa pengertian deep learning yang lebih terkait dengan konteks pendidikan menurut para ahli:

  1. Yoshua Bengio (dalam Deep Learning, 2016) menyatakan: “Deep learning dalam pendidikan adalah pendekatan yang memungkinkan mesin untuk memahami data yang sangat kompleks dan melakukan keputusan yang lebih baik. Dalam konteks pendidikan, deep learning merujuk pada metode yang menggunakan representasi lapisan berlapis untuk membangun pemahaman mendalam tentang materi pelajaran, baik itu dalam hal pengetahuan, keterampilan, atau nilai-nilai.”
    (Sumber: Bengio et al., 2016)
  2. Michael Nielsen (dalam Neural Networks and Deep Learning, 2015):”Deep learning dalam pendidikan menggambarkan proses pembelajaran yang berlapis, di mana siswa membangun pemahaman mereka dengan menyusun konsep-konsep dasar hingga membentuk ide yang lebih kompleks, mirip dengan cara kerja algoritma deep learning yang membangun pemahaman dari data dengan berbagai level abstraksi.”
    (Sumber: Nielsen, 2015)
  3. Geoffrey Hinton (peneliti deep learning di Google) menjelaskan bahwa:”Di dalam pendidikan, deep learning merujuk pada pendekatan yang memungkinkan siswa belajar dengan lebih mandiri melalui eksplorasi, di mana mereka bisa secara aktif membangun pemahaman tentang materi pelajaran melalui pengalaman dan interaksi langsung dengan data dan model pembelajaran.”
    (Sumber: Hinton, 2012)
  4. Andrew Ng (co-founder Coursera dan ahli AI) menjelaskan:”Deep learning dalam pendidikan berfokus pada pendekatan yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih berbasis data, menggunakan model yang bisa beradaptasi dengan kebutuhan individu mereka. Dengan metode ini, siswa tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga mengalami proses pembelajaran yang lebih mendalam dan penuh refleksi.”
    (Sumber: Ng, 2015)
  5. Barbara Schneider (ahli dalam pendidikan teknologi di Michigan State University):”Dalam konteks pendidikan, deep learning mengarah pada pendekatan yang mengutamakan pemahaman yang lebih dalam tentang materi melalui interaksi yang berkelanjutan, refleksi, dan pemecahan masalah yang menuntut siswa untuk mengintegrasikan informasi dan pengalaman mereka dalam konteks yang lebih luas.”
    (Sumber: Schneider, 2016)

Penting untuk di ingat bahwa deep learning membantu siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup, yang mampu mengarahkan pendidikan mereka sendiri dan memiliki apa yang di kenal sebagai growth mindset atau pola pikir berkembang. Artinya, mereka percaya bahwa kemampuan mereka untuk belajar dapat terus berkembang seiring waktu dengan usaha dan dedikasi.

Dalam pendidikan, pembelajaran mendalam mengacu pada proses pembelajaran yang mendalam, di mana siswa tidak hanya menghafal informasi (surface learning), tetapi juga memahami, menghubungkan, dan menerapkan konsep ke dalam berbagai konteks.

Deep Learning menekankan pada:

  • Pemahaman Konseptual → Siswa memahami hubungan antar konsep, bukan sekadar mengingat fakta.
  • Transfer Pengetahuan → Siswa dapat menerapkan ilmu di situasi baru.
  • Berpikir Kritis & Kreatif → Mendorong pemecahan masalah secara mandiri.
  • Keterlibatan Aktif → Mendorong eksplorasi dan refleksi

Baca juga: Perbedaan Deep Learning dan Machine Learning

2. Apakah “deep learning” termasuk model, pendekatan, strategi pembelajaran atau seperti apa?

Dalam konteks pendidikan, “deep learning” lebih cocok dikategorikan sebagai:

  • Pendekatan Pembelajaran, karena merupakan cara siswa memahami dan memproses informasi secara mendalam.
  • Tujuan Pembelajaran, karena bertujuan agar siswa memperoleh pemahaman yang mendalam dan bermakna.

Bukan termasuk model pembelajaran karena tidak memiliki struktur instruksional yang jelas seperti Problem-Based Learning (PBL) atau Inquiry-Based Learning. Bukan juga strategi pembelajaran, karena strategi lebih spesifik pada teknik yang digunakan dalam kelas.

Jadi, dalam pendidikan, pembelajaran mendalam adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong pemahaman konseptual dan aplikasi praktis. Ini menurut saya yah! (hermananis.com)

3. Kategori Deep Learning dalam Pendidikan

Deep Learning dalam pendidikan bukan sebuah model pembelajaran, melainkan lebih tepat dikategorikan sebagai pendekatan pembelajaran, karena mencerminkan bagaimana siswa memproses dan memahami informasi. Berikut perbedaannya:

KategoriDefinisiDeep Learning Termasuk?
Model PembelajaranStruktur atau desain pembelajaran yang sistematis, seperti Problem-Based Learning (PBL), Inquiry-Based Learning, atau Cooperative Learning.❌ Bukan
Pendekatan PembelajaranCara atau filosofi umum dalam pembelajaran yang menggambarkan bagaimana siswa belajar, seperti Teacher-Centered vs. Student-Centered Learning.✅ Ya
Strategi PembelajaranTeknik spesifik yang digunakan guru untuk mengajar, seperti Mind Mapping, Diskusi Kelompok, atau Role Playing.❌ Bukan
Metode PembelajaranCara penyampaian materi, misalnya ceramah, demonstrasi, eksperimen, atau diskusi.❌ Bukan

Jadi, Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran, bukan model, strategi, atau metode tertentu.

4. Bagaimana Menerapkan Deep Learning dalam Pembelajaran?

Agar pembelajaran mendalam terjadi, guru dapat menggunakan beberapa strategi yang mendukung pendekatan ini, seperti:

  1. Problem-Based Learning (PBL) → Siswa belajar melalui pemecahan masalah nyata.
  2. Project-Based Learning (PjBL) → Siswa membuat proyek berbasis riset.
  3. Socratic Questioning → Guru memberikan pertanyaan mendalam untuk merangsang pemikiran kritis.
  4. Kolaborasi & Diskusi → Mendorong siswa untuk berbagi ide dan perspektif.
  5. Metakognisi → Siswa diajarkan untuk merenungkan cara mereka belajar.

Jika Anda ingin benar-benar membedakan pembelajaran mendalam dari pendekatan pembelajaran tradisional, maka Anda perlu fokus pada bagaimana siswa:

  • Mengonstruksi pemahaman sendiri (bukan sekadar menerima penjelasan dari guru).
  • Melakukan refleksi mendalam terhadap pembelajaran dan menghubungkannya dengan pengalaman nyata.
  • Menerapkan konsep dalam berbagai situasi baru yang bahkan tidak diajarkan secara langsung di kelas.
  • Menggunakan teknologi dan kecerdasan buatan untuk personalisasi pembelajaran.

5. Perbedaan antara Deep Learning dan Surface Learning

Sebagai pembanding, mari kita lihat perbedaan antara deep learning dan surface learning—dua pendekatan yang sangat berbeda dalam proses pembelajaran.

AspekDeep LearningSurface Learning
DefinisiPembelajaran ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap fakta dan ide, serta menghubungkannya dalam kerangka pengetahuan yang lebih luas. Siswa di harapkan dapat membuat hubungan yang kuat antar ide-ide yang di pelajari.Surface learning hanya berfokus pada menerima fakta dan informasi tanpa analisis kritis. Siswa mencoba menghafal informasi terisolasi tanpa melihat kaitannya satu sama lain.
KarakteristikPembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk mencari makna dari apa yang mereka pelajari, menghubungkan pengetahuan baru dengan yang sudah mereka ketahui, serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata.Surface learning lebih mengandalkan hafalan dan pengulangan. Siswa hanya mencoba mengingat informasi tanpa memahami konsep di baliknya. Mereka cenderung melihat materi pembelajaran sebagai hal yang harus di hafalkan untuk ujian.
Motivasi SiswaSiswa yang terlibat dalam deep learning memiliki rasa ingin tahu yang mendalam, berkomitmen untuk berprestasi, dan berusaha keras untuk benar-benar memahami materi. Mereka ingin tahu lebih dalam dan terlibat aktif dalam setiap tugas akademis.Siswa yang lebih fokus pada surface learning belajar hanya untuk mencapai tujuan jangka pendek, seperti mendapatkan nilai atau gelar. Mereka mungkin tidak merasa tertarik dengan subjek yang di pelajari dan seringkali tidak melihat relevansi materi dengan kehidupan nyata.
Peran GuruGuru yang menerapkan deep learning menunjukkan minat yang nyata terhadap materi yang di ajarkan, memberi siswa kesempatan untuk belajar melalui pengalaman aktif, dan membimbing mereka dengan pendekatan yang empatik. Guru juga membantu siswa menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.Guru dalam konteks surface learning sering menyampaikan materi secara pasif, tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir kritis atau menyelidiki topik lebih dalam. Siswa menerima materi hanya untuk di hafal dan di uji, tanpa kesempatan untuk membahas konsep secara mendalam atau menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Seperti yang bisa kita lihat, deep learning mendorong siswa untuk berpikir lebih mendalam dan terlibat dalam pembelajaran yang bermakna. Sebaliknya, surface learning hanya berfokus pada hafalan dan pengulangan informasi.

Perbedaan jika ditinjau berdasarkan tujuan, proses, hasil dan contoh dalam pembelajaran dapat Anda lihat dalam tabel di bawah ini.

AspekDeep LearningSurface Learning
TujuanPemahaman mendalam & aplikatifMenghafal untuk ujian
ProsesMenganalisis, menghubungkan konsepMengingat informasi tanpa pemahaman
HasilDaya pikir kritis, kreatif, dan reflektifLupa setelah ujian selesai
ContohSiswa memahami bagaimana ekosistem bekerja & bisa menganalisis dampak perubahan lingkunganSiswa menghafal nama spesies tanpa memahami interaksi ekologis

6. Mengapa Deep Learning Penting dalam Pendidikan?

Pembelajaran yang efektif tidak hanya bertujuan menambah pengetahuan, tetapi juga mengajarkan cara menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata. pembelajaran mendalam membantu siswa mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman hidup mereka dan mengembangkan keterampilan yang dapat di terapkan dalam situasi kompleks. Selain itu, pembelajaran mendalam juga dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, serta membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai konteks.

Pembelajaran yang melibatkan penyelidikan, keterlibatan aktif, dan partisipasi yang berkelanjutan sangat penting. Sejak lahir, kita terus belajar—baik di dalam maupun di luar sekolah. Pembelajaran adalah proses dinamis yang di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti neurologi, psikologi, sosial, dan budaya. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman sehari-hari.

Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dan berbasis masalah lebih efektif daripada mentransfer informasi secara langsung. Ketika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan menghadapi tantangan nyata, mereka mengembangkan keterampilan yang lebih baik dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi yang lebih kompleks.

deep learning

B. Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Berdasarkan sumber dari Puskurjar, 2025 kerangka kerja pembelajaran mendalam dapat Anda lihat dalam grafis berikut.

Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

C. Taksonomi SOLO (Structure, Observed, Learning, Outcome) dan Bloom dalam Deep Learning

Taksonomi SOLO dalam Biggs & Tang (2007) dan Bloom dalam pembelajaran mendalam diberikan dalam tabel di bawah ini.

Taksonomi SOLO (Structure, Observed, Learning, Outcome) dan Bloom dalam Deep Learning
Sumber: Puskurjar, 2025

D. Penyelenggaraan Pendidikan Guru

Penyelenggaraan Pendidikan Guru dalam deep learning

Tahapan pembelajaran mendalam (DL) yang dapat dipertimbangkan dapat disusun berdasarkan point-point berikut:

  1. Materi/Pokok Bahasan
  2. Capaian Pembelajaran
  3. Tujuan Pembelajaran
  4. Media
  5. Sumber belajar
  6. Mindful learning (Berkesadaran)
  7. Meaningful learning (Bermakna)
  8. Joyful learning (Menyenangkan)
  9. Isu kontekstual sbg pemantik
  10. Pengembangan critical thinking/HOTS
  11. Penguatan literasi dan numerasi
  12. Asesmen

Berikut contoh desain pembelajaran mendalam (deep learning)

AspekUraian/Deskripsi
Materi/Pokok BahasanBuah Jeruk dan Manfaatnya dalam Kehidupan.
Capaian PembelajaranMurid dapat mengenal dan memahami ciri-ciri, jenis, manfaat buah jeruk dalam kehidupan, dst.
Tujuan Pembelajaran– Murid dapat mengenal ciri-ciri dan bagian-bagian buah jeruk.
– Murid dapat mengetahui dan membedakan jenis-jenis/namanama buah jeruk dst.
MediaGambar/video buah jeruk, model buah jeruk, atau buah jeruk asli.
Sumber belajarBuku, artikel, gambar, video terkait buah jeruk, dan lingkungan sekitar sekolah/ tempat tinggal murid, dst.
Mindful learning (Berkesadaran)Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada murid, misalnya: Siapa yang tahu nama buah ini? (sambil memperlihatkan gambar atau video buah jeruk), dst..
Meaningful learning (bermakna)Murid mengamati dan mengidentifikasi ciri- ciri buah jeruk yang dibawa oleh guru/murid atau memanfaatkan gambar/video. Bisa juga mengamati pohon jeruk yang sedang berbuah di lingkungan sekolah (jika ada), dst.
Joyful learning (menyenangkan)– Murid menanam buah jeruk di halaman sekolah atau di rumah masing-masing.
– Murid praktik membuat makanan atau minuman olahan dari buah jeruk (melatih kreativitas), dst.
Isu/ masalah kontekstual yang dijadikan pemantikBuah jeruk memiliki gizi yang baik untuk tubuh. Buah tsb banyak disukai masyarakat dst.
Pengembangan critical thinking/HOTS– Murid ditanya apa saja ciri dan jenis-jenis buah jeruk.
– Murid mencari informasi karakteristik tanah atau wilayah yang cocok untuk menanam buah jeruk, dst.
Penguatan literasi dan numerasi– Literasi: Murid membaca informasi terkait buah jeruk dari beragam sumber belajar, dst.
– Numerasi: Murid mengurutkan bagian-bagian jeruk dari bagian luar hingga bagian dalam. dst.
Jenis dan bentuk Asesmen– Diagnostik: Murid ditanya pemahaman awalnya tentang jeruk, dst.
– Formatif: Guru melakukan tanya jawab & diskusi dengan murid. dst.
– Sumatif: Guru membuat soal sesuai dengan tujuan pembelajaran.

D. Penerapan Deep Learning dalam Pembelajaran Sains

Dalam pendidikan, Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam, bukan sekadar menghafal fakta. Dalam konteks pembelajaran sains, pendekatan ini membantu siswa:

  • Memahami konsep-konsep ilmiah secara lebih mendalam.
  • Menghubungkan berbagai teori sains dengan fenomena nyata.
  • Menerapkan pengetahuan sains dalam eksperimen atau kehidupan sehari-hari.
  • Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Perbedaan Deep Learning dan Surface Learning dalam pembelajaran Sains dapat Anda lihat dalam tabel di bawah ini.

AspekDeep Learning dalam SainsSurface Learning dalam Sains
Cara BelajarMenganalisis, memahami konsep, menghubungkan teoriMenghafal fakta tanpa memahami konsep
TujuanMemahami mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana menerapkannyaMengingat informasi untuk ujian
HasilPemahaman yang bisa diterapkan dalam situasi baruInformasi cepat lupa setelah ujian selesai
ContohMenghubungkan hukum Newton dengan gerakan benda di kehidupan sehari-hariMenghafal rumus hukum Newton tanpa memahami aplikasinya

Agar siswa benar-benar mengalami Deep Learning, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, analisis, dan eksperimen.

Berikut adalah beberapa penerapan Deep Learning yang lebih spesifik dalam pembelajaran sains yang membedakannya dari metode pembelajaran biasa:

1. Menggunakan AI dan Simulasi Interaktif untuk Eksplorasi Ilmiah

🔍 Contoh: Menggunakan Machine Learning untuk Memprediksi Perubahan Iklim

  • Siswa tidak hanya mempelajari teori perubahan iklim, tetapi juga menggunakan model machine learning sederhana untuk menganalisis data suhu global selama 100 tahun terakhir.
  • Dengan bantuan platform seperti Google Colab atau Jupyter Notebook, siswa bisa melatih model prediksi sendiri untuk memperkirakan dampak pemanasan global di masa depan.
  • Hasilnya? Mereka menghasilkan wawasan yang tidak sekadar menghafal teori, tetapi juga memahami bagaimana ilmuwan data bekerja di dunia nyata.

🔎 Perbedaannya dengan pembelajaran biasa?
✅ Siswa tidak hanya membaca data, tetapi menganalisis dan memprediksi secara mandiri menggunakan teknologi.
✅ Pembelajaran berbasis proyek yang meniru dunia nyata, bukan hanya eksperimen laboratorium standar.

2. Neurosains dan Pembelajaran Adaptif

🧠 Contoh: Menggunakan Brain-Computer Interface (BCI) untuk Mempelajari Aktivitas Otak

  • Dalam pelajaran biologi, siswa menggunakan perangkat EEG sederhana (misalnya, OpenBCI) untuk melihat aktivitas gelombang otak saat melakukan berbagai tugas kognitif.
  • Mereka membandingkan bagaimana otak bekerja ketika sedang fokus vs. saat multitasking, dan menghubungkannya dengan teori sistem saraf dan neuroplastisitas.
  • Mereka bahkan bisa mencoba mengontrol objek virtual hanya dengan aktivitas otak mereka melalui interface EEG.

🔎 Perbedaannya dengan pembelajaran biasa?
✅ Siswa tidak hanya belajar tentang otak secara teori, tetapi melihat sendiri bagaimana otak bekerja dalam waktu nyata.
✅ Pembelajaran ini langsung terhubung dengan teknologi mutakhir dalam neurosains, membuka wawasan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Pembelajaran Berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

🌍 Contoh: Menggunakan VR untuk Eksplorasi Planet Lain dalam Astronomi

  • Daripada hanya mempelajari tata surya melalui buku, siswa menggunakan headset VR untuk menjelajahi Mars atau permukaan bulan seolah-olah mereka sedang berada di sana.
  • Dengan aplikasi seperti NASA’s Mars Rover Simulator, siswa bisa mengeksplorasi medan planet dan menganalisis kemungkinan adanya air atau kehidupan.
  • Mereka kemudian diminta mendesain habitat manusia di Mars, menghubungkan pemahaman mereka tentang atmosfer, gravitasi, dan kebutuhan biologis manusia.

🔎 Perbedaannya dengan pembelajaran biasa?
✅ Memanfaatkan realitas virtual untuk eksplorasi imersif, bukan hanya melihat gambar atau video di buku teks.
Pembelajaran berbasis eksplorasi aktif yang meningkatkan daya kritis dan pemecahan masalah.

4. Pendekatan Self-Driving Learning dengan AI Tutor

🤖 Contoh: Menggunakan AI untuk Mempelajari Struktur DNA Secara Adaptif

  • Alih-alih hanya mendengar penjelasan guru tentang struktur dan replikasi DNA, siswa menggunakan platform AI tutor adaptif seperti Socratic by Google atau Khan Academy AI.
  • AI akan menyesuaikan pertanyaan dan materi berdasarkan pemahaman siswa, sehingga setiap siswa mendapat pengalaman belajar yang unik berdasarkan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri.
  • Mereka kemudian diuji dengan tantangan berbasis pemecahan masalah, misalnya memprediksi mutasi DNA dan dampaknya terhadap organisme.

🔎 Perbedaannya dengan pembelajaran biasa?
AI memberikan personalisasi materi secara real-time, sehingga siswa belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan mereka.
Menekankan pemahaman mendalam, bukan hanya menghafal informasi secara linear.

E. Kesimpulan

Secara keseluruhan, deep learning yang mendalam dan berkelanjutan menjadi fondasi utama bagi kesuksesan di dunia yang terus berubah. Oleh karena itu, pendidik perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran aktif dan mengajak siswa untuk terlibat secara penuh dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk berkontribusi secara signifikan di dunia nyata. Pembelajaran adalah perjalanan yang terus berkembang, dan penerapan deep learning dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi semua siswa.

Berikut beberapa kesimpulan terkait “deep learning“:

  • Deep learning dalam pendidikan bukan hanya tentang penggunaan teknologi canggih, melainkan tentang bagaimana siswa dapat membangun pemahaman mereka secara bertahap dan mendalam. Dalam hal ini, siswa aktif terlibat dalam proses belajar, menghubungkan konsep-konsep yang mereka pelajari, serta mengintegrasikannya dalam konteks kehidupan nyata. Dengan pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya terjadi melalui penghafalan, tetapi lebih pada eksplorasi, refleksi, dan aplikasi pengetahuan dalam situasi yang kompleks.
  • Deep Learning dalam pendidikan adalah pendekatan pembelajaran, bukan model atau strategi spesifik.
  • Tujuan “deep Learning” adalah pemahaman yang mendalam, berpikir kritis, dan penerapan konsep dalam kehidupan nyata.
  • Guru bisa menerapkan “deep Learning” dengan berbagai strategi, seperti PBL, diskusi mendalam, dan refleksi metakognitif.
  • Deep Learning dalam sains dapat membantu siswa memahami konsep, menghubungkan teori dengan fenomena nyata, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Metode seperti eksperimen inquiry, PBL, dan simulasi sangat efektif untuk mendukung Deep Learning dalam pembelajaran sains.
  • Deep Learning dalam pendidikan sains bukan hanya sekadar eksperimen atau diskusi biasa, tetapi melibatkan:
    • Teknologi canggih seperti AI, VR, dan neuroscience.
    • Pendekatan berbasis data dan prediksi, bukan sekadar hafalan teori.
    • Eksplorasi aktif dan personalisasi pembelajaran, bukan hanya mengikuti kurikulum secara kaku.

Ini yang membedakan Deep Learning dari metode pembelajaran tradisional!

F. Rujukan yang relevan

Berikut adalah beberapa referensi yang dapat Anda gunakan untuk memahami lebih lanjut tentang penerapan Deep Learning:

1. Buku 1: “The Psychology of Meaningful Verbal Learning” (David P. Ausubel, 1963)

Beberapa point penting menurut Ausubel terkait meaningful,

  • Pembelajaran Bermakna mendorong siswa untuk mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan konsep-yang sebelumnya sudah mereka pahami.
  • Pembelajaran Bermakna menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep relevan yang telah diketahui.
  • Pengetahuan baru berinteraksi dengan struktur pengetahuan pembelajar.

2. Buku 2: “Mindfulness Learning” (Craig Hassed & Richard Cahmber, 2015)

Menurut Hassed, 2015, Mindfulness Learning Pembelajaran yang bercirikan Keterbukaan dan membuka ruang rasa ingin tahu. Pembelajaran ini dilandasi kasih sayang (The spirit of love). Selain itu, pembelajaran
ini juga harus secara tulus, berkesadaran, saling menerima dengan dialog pedagogik yang terbuka.

3. Buku 3: “Mindful Learning” (ATESL Adult ESL Curriculum Framework)

Sumber : Mindful Learning : ATESL Adult ESL Curriculum Framework.

4. Buku 4: “The Love of Education, Learning to Live Together” (UNESCO)

  • The affective role of education in the education of the heart through a framework for education of the heart that integrates elements of
    (a) emotional intelligence,
    (b) empathy and
    (c) pedagogy of love.
  • Compassion ‘nourishes and enriches what is best in us so that the world of education can be instrumental in ushering a society “of love, justice, and joy” (p. 100).

Selain itu, berikut beberapa bahan bacaan yang dapat dijadikan referensi.

  1. “Memahami Konsep Pendekatan Deep Learning dalam Pendidikan Anak Usia Dini”
    Penulis: Artha
    Abstrak: Artikel ini membahas penerapan pembelajaran mendalam yang mencakup pembelajaran bermakna, sadar, dan menyenangkan dalam konteks pendidikan anak usia dini.
    Tautan: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jhp/article/download/67168/pdf
  2. “Model Pembelajaran Berbasis Deep Learning Bagi Siswa Inklusi di Pendidikan Vokasi”
    Penulis: Andriana
    Abstrak: Penelitian ini mengkaji literatur tentang model pembelajaran digital berbasis Deep Learning untuk memfasilitasi siswa inklusi di sekolah reguler dan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
    Tautan: https://jurnalunla.web.id/tiarsie/index.php/tiarsie/article/download/129/85
  3. “Inovasi Pendidikan dengan Menggunakan Model Deep Learning di Indonesia”
    Penulis: Suwandi, Riska Putri, Sulastri
    Abstrak: Artikel ini membahas inovasi pendidikan di Indonesia dengan menggunakan model Deep Learning, menyoroti penerapan dan manfaatnya dalam konteks pendidikan lokal.
    Tautan: https://www.researchgate.net/publication/386391781_Inovasi_Pendidikan_dengan_Menggunakan_Model_Deep_Learning_di_Indonesia
  4. “A Comprehensive Survey on Deep Learning Techniques in Educational Data Mining”
    Penulis: Yuanguo Lin, Hong Chen, Wei Xia, Fan Lin, Zongyue Wang, Yong Liu
    Abstrak: Survei ini meninjau teknik-teknik Deep Learning yang diterapkan dalam penambangan data pendidikan, termasuk penerapan dalam penelusuran pengetahuan, deteksi perilaku siswa, prediksi kinerja, dan rekomendasi personalisasi.
    Tautan: https://arxiv.org/abs/2309.04761
  5. “Deep Learning for Educational Data Science”
    Penulis: Juan D. Pinto, Luc Paquette
    Abstrak: Artikel ini memberikan pengantar singkat tentang Deep Learning, kelebihan dan keterbatasannya, serta survei penerapannya dalam pendidikan, termasuk model penelusuran pengetahuan dan deteksi afeksi serta perilaku siswa.
    Tautan: https://arxiv.org/abs/2404.19675

Demikian semoga bermanfaat.

Sumber rujukan:

  • Bahan Paparan Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA. PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING): Kajian Filosofi dan Teori Oleh . Bahan Diskusi “Deep Learning, dalam Pendidikan Era Digital “, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, 17 Februari 2025.
  • Catherine McAuley College. What is deep learning?
  • OpenAI. (2025). ChatGPT conversation on deep learning in education. Retrieved from https://chat.openai.com

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

close

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca