Pembelajaran IPA Terintegrasi

Pembelajaran IPA terintegrasi

Hermananis.com – Teman-teman semua, pada tulisan kali ini kita akan membahas satu topik pembelajaran yakni pembelajaran IPA terintegrasi atau pembelajaran IPA terpadu. Pembahasan akan fokus membahas tentang pengertian pembelajaran terintegrasi, tujuan dan prinsip, kelebihan dan keterbatasan, materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain dan bagaimana mengembangkan contoh pembelajaran IPA terintegrasi. Mari kita bahas!

A. Pengertian pembelajaran IPA terintegrasi

Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.

Bermakna berarti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intramata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Pembelajaran ini beranjak dari suatu tema tetentu sebagai pusat perhatian yang di gunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainya.

Selain itu pembelajaran pembelajaran terintegrasi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata. Ini merupakan suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan atau keterampilan secara simultan. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan baik.

Pembelajaran Terpadu kita bedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang akan di integrasikan, yaitu intrakurikulum dan ekstrakurikulum. Pembelajaran terpadu intrakurikulum mengintegrasikan topik-topik yang terdapat dalam satu rumpun bidang studi misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA terintegrasi di SD tidak ada pemisahan yang jelas dalam arti tidak ada batas-batas yang jelas dari tiga bidang tersebut. Sedangkan pembelajaran terpadu extra kurikulum mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai bidang ilmu.

Dengan demikian maka dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat di anggap suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada anak didik (bisa di sebut Pembelajaran Terpadu).

B. Hakikat pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

  1. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat siswa pecahkan melalui prosedur yang benar; IPA
    bersifat open ended;
  3. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
    kesimpulan;
  4. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu di harapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.

Kecenderungan pembelajaran IPA terintegrasi pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini di perparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

C. Tujuan dan prinsip pembelajaran IPA terintegrasi

Secara umum tujuan dan prinsip pembelajaran IPA terintegrasi adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan anak, di mana kemampuan dan pengetahuan anak didik menjadi lebih berkembang dan lebih bermakna.

Berikut 3 tujuan pembelajaran IPA Terintegrasi dalam Depdiknas (2006: 284-285):

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Pembelajaran IPA terintegrasi dapat merangkum beberapa standar kompetensi dari bidang ilmu IPA secara utuh dalam bentuk satu kesatuan. Hal ini dapat menghindarkan penyampaian materi secara berulang-ulang dengan beberapa materi yang sebenarnya bisa di pelajari dalam satu waktu. Sehingga hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran.

2. Meningkatkan minat dan motivasi

Meningkatnya minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran di harapkan dapat mempermudah peserta didik untuk menerima dan menyerap keterpaduan materi secara utuh. Dengan mengenalkan dan mempelajari materi sesuai dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat di giring untuk berpikir luas dan mendalam untuk memahami materi yang di sampaikan secara kontekstual.

Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir teratur dan terarah, selain itu mereka akan terbiasa dengan beberapa sikap ilmiah dalam IPA. Sikap inilah yang di harapkan mampu menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri mereka membentuk kepribadian yang berkarakter.

3. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

Model pembelajaran IPA terintegrasi dapat menghemat waktu, tenaga, dan sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar dapat di ajarkan sekaligus. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran.

Hal ini terjadi karena adanya proses pemaduan dan penyatuan sejumlah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan langkah pembelajaran yang di pandang memiliki kesamaan atau keterkaitan.

D. Karakteristik dan aspek-askpek dalam pembelajaran terpadu

Ilmu Pengetahuan Alam di definisikan sebagai pengetahuan yang di peroleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat di percaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu:

  1. Kemampuan untuk mengetahui apa yang di amati.
  2. Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum di amati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen.
  3. Dikembangkannya sikap ilmiah.

Kegiatan pembelajaran IPA terintegrasi mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan di terapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut di kenal dengan kegiatan ilmiah yang di dasarkan pada metode ilmiah.

1. Karakeristik pembelajaran terintegrasi

Berikut beberapa karakteristik pembelajaran terpadu

  1. Bersifat Menyeluruh
  2. Berpusat pada anak didik
  3. Memberikan pengalaman langsung kepada anan didik
  4. Pemisahan bidang studi tidak begitu jelas
  5. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
  6. Hasil pembelajaran mendorong perkembangan minat dan kebutuhan anak.

Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Pembelajaran ini mempunyai ciri khusus yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi inti topiknya sama.

Pada model ini, tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin di cari dan di pilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang di ajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya di pilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi.

2. Aspek-aspek yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran terintegrasi

Di samping kekuatan/manfaat model pembelajaran IPA Terintegrasi juga memiliki kelemahan. Perlu di sadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus di sesuaikan dengan konsep yang akan di ajarkan.

Begitu pula dengan pembelajaran terpadu dalam IPA memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut ini:

a. Aspek Guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru di tuntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu dalam IPA akan sulit terwujud.

b. Aspek peserta didik

Pembelajaran terintegrasi menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan),
kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak di miliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit di laksanakan.

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Pembelajaran terintegrasi memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak di penuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

d. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu di beri kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

e. Aspek penilaian

Pembelajaran terintegrasi membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang di padukan. Dalam kaitan ini, guru selain di tuntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga di tuntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

f. Suasana pembelajaran

Pembelajaran terintegrasi berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan „tenggelam‟nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu di kembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahankelemahan di atas, perlu di bahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini di tujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran IPA

E. Model-model pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang dalam pembahasan materinya saling mengaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Di dalam suatu pembelajaran, cara pendidik atau guru dalam menyampaikan suatu materi saat mengajar sangat mempengaruhi pengalaman yang di dapat siswa.

Salah satu kebaikan dalam pembelajaran terpadu adalah memberikan pengalaman langsung pada siswa. Di tinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991: xii-xvi), terdapat sepuluh cara atau model dalam pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:

  1. The Fragmented Model (Model fragmen)
  2. The Connected Model (Model Terhubung)
  3. The Nested Model ( Model Tersarang)
  4. The Sequenced Model (Model Terurut)
  5. The Shared Model (Model Terbagi)
  6. The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba)
  7. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
  8. The Integrated Model ( Model Integrasi)
  9. The Immersed Model ( Model Terbenam)
  10. The Networked Model ( Model Jaringan)

Model-model dalam pembelajaran IPA terintegrasi

Dari sejumlah model pembelajaran terpadu, tiga di antaranya sesuai untuk dikembangkan dalam
pembelajaran sains di tingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang di maksud adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integreted).
Perbandingan deskripsi karakter, kelebihan, dan keterbatasan ketiga model tersebut dapat di lihat dalam tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Model-Model pembelajaran IPA terintegrasi

ModelKarakteristikKelebihanKeterbatasan
integrated– Membelajarkan konsep pada beberapa KD yang beririsan atau tumpang tindih.
– hanya konsep yang beririsan yang di belajarkan
– Pemahaman terhadap
konsep lebih utuh (holistik)
– Lebih efisien
– Sangat kontekstual
– KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama
– Menuntut wawasan dan penguasaan materi
yang luas.
– Sarana-prasarana, misalnya buku belum mendukung
WebbedMembelajarkan beberapa KD yang berkaitan melalui sebuah tema– Pemahaman terhadap
konsep utuh
– Kontekstual
– Dapat di pilih tema-tema menarik yang dekat dengan kehidupan
– KD-KD yang konsepnya berkaitan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama
– Tidak mudah menemukan tema pengait yang tepat.
connectedMembelajarkan sebuah KD, konsep-konsep
pada KD tersebut di pertautkan dengan konsep pada KD yang
lain
– Melihat permasalahan
tidak hanya dari satu
bidang kajian
– Pembelajaran dapat mengikuti KD-KD dalam standar isi
Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih di dominasi oleh bidang kajian tertentu

Pembelajaran terpadu model connected merupakan model integrasi dalam satu bidang kajian ilmu. Menurut Pusat Kurikulum (2006: 8) model connected mempunyai karakteristik menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang satu dengan ide yang lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi misalnya IPA.

Misalnya, IPA dapat menghubungkan antara satu bidang kajian IPA dengan bidang kajian IPA yang lainnya (baik fisika, kimia, maupun biologi).

Baca juga: Perbedaan Metode dan Model Pembelajaran, Pedekatan, Strategi, Teknik dan Taktik dalam Pembelajaran 

F. Langkah-langkah pembelajaran IPA terintegrasi

Pada tahap awal guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi konsep-konsep, keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan di belajarkan dalam satu semester tertentu untuk beberapa bidang studi. Langkah berikutnya di pilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa bidang studi. Bidang studi yang di integrasikan misal matematika seni dan bahasa, dan pelajaran sosial.

Pelaksanaan pembelajaran IPA terintegrasi dalam hal ini adalah menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu, di kemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.

1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus di tempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terintegrasi. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu di perhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, di harapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.

Kegiatan utama yang di laksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception), dan penilaian awal (pre-test).

Penciptaan kondisi awal pembelajaran di lakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik (presence, attendance), menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian peserta didik.

Melaksanakan apersepsi (apperception) dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah di pelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik, di lanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan di bahas. Melaksanakan penilaian awal dapat di lakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik yang di anggap mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya di padukan dengan kegiatan apersepsi

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran terintegrasi yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience). Pengalaman belajar dapat
terjadi melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan non-tatap muka.

Kegiatan tatap muka di maksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya. Kegiatan nontatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain di luar kelas atau di luar sekolah.

Kegiatan inti pembelajaran terpadu bersifat situasional, yakni di sesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu, di antaranya adalah sebagai berikut ini:

a. Kegiatan yang paling awal.

Guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus di capai oleh peserta didik beserta garis besar materi yang akan di sampaikan. Cara yang paling praktis adalah menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta didik.

b. Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.

Guru menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang harus di tempuh peserta didik dalam mempelajari tema atau topik yang telah ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator yng
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik di arahkan untuk menemukan sendiri apa yang di pelajarinya. Prinsip belajar sesuai dengan ‟konstruktivisme‟ hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran terintegrasi.

c. Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu.

Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu, pembelajaran perlu diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik, penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di bidang kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya.

Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui pembelajaran yang bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.

3. Kegiatan Akhir/ Penutup dan tindak lanjut

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terintegrasi tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan ada proses dan hasil belajar peserta didik.

Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadudi antaranya:

  1. Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah guru ajarkan.
  2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang harus di kerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan yang di anggap sulit oleh peserta didik, membacamateri pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
  3. Mengemukakan topik yang akan di bahas pada pertemuan selanjutnya.
  4. Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

G. Kelebihan dan keterbatasan pembelajaran IPA terintegrasi

Kelebihan

  1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
  2. Kegiatan yang di pilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
  3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama.
  4. Dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir anak.
  5. Dapat menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak (kerjasama, toleransi dan respek terhadap gagasan orang lain)

Kelemahan

  1. Terkadang guru sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang di sampaikan
  2. Kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang di tuntut dalam kurikulum
  3. Bila konsep pembelajaran terpadu tidak di kuasai benar oleh guru, ada kecendrungan menyajikan materi pengetahuan yang dangkal.

H. Materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain

Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yangmenempatkan peserta didik mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari berbagai bidang kajian.

Pengertian terpadu di sini mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai lintas bidang kajian. Lintas bidang kajian dalam IPA adalah mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu seperti makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan perubahannya, materi dan sifatnya, geologi, dan astronomi.

Sebenarnya IPA dapat juga dipadukan dengan bidang kajian lain di luar bidang kajian IPA dan hal ini lebih sesuai untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat lebih tinggi semakin luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada bidang kajian yang termasuk bidang kajian IPA saja.

Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman konsep yang harus diserap oleh peserta didik. Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan TEMA, karena penentuan tema akan membantu peserta didik dalam beberapa aspek yaitu:

  1. Peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan lebih bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri.
  2. Peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam belajar bila mereka berhasil menerapkan apa yang telah di pelajarinya.
  3. Peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat karena mereka, mendengar‟, berbicara‟, membaca‟, menulis‟ dan melakukan‟ kegiatan menyelidiki masalah yang sedang di pelajarinya.
  4. Memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik. Belajar akan lebih baik bila peserta didik terlibat secara aktif melalui tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman, guru, dan dunia nyata.


Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran IPA terintegrasi, sebaiknya memilih tema yang menghubungkaitkan antara IPA–lingkungan- teknologi-masyarakat.

I. Pengembangkan contoh pembelajaran IPA terintegrasi

Berikut ini di berikan contoh pembelajaran IPA terintegrasi dengan tema yang bernuansa IPA-lingkungan-teknologi-masyarakat.

Contoh 1:

Contoh 1 Pembelajaran IPA Terintegrasi
Sumber: Pembelajaran Terpadu IPA (Ananda, Rusydi & Abdillah. 2018).

Gambar 1. Jaringan tema rokok

Contoh 2:

Contoh 2 Pembelajaran IPA Terintegrasi
Sumber: Pembelajaran Terpadu IPA (Ananda, Rusydi & Abdillah. 2018).

Gambar 2 Jaringan Tema Energi

Contoh 3

Topik Listrik (IPA SD KELAS V) Intrakurikulum

  1. Dalam pembelajaran di kelas perlu diungkap pengertian listrik serta sifat-sifatnya, hal  yang dapat di jadikan sebagai sumber listrik, meminta siswa untuk memberikan contoh alat-alat apa saja yang dapat membangkitkan tenaga listrik.
  2. Kemudian berpindah topik ke cahaya dengan menanyakan manfaat listrik bagi kehidupan?, Adakah alat-alat atau perabotan di rumahmu yang menggunakan listrik? Dll.
  3. Kemudian berpindah topik ke energi, gaya dan kerja. Dalalm hal ini di kaitkan dengan topik listrik. Dengan mengajukan pertanyaan, apakah kaitan antara listrik dengan energi? Apakah kaitan antara listrik dan gaya? Dll.
  4. Dengan ilmu sosial, apakah dampak dari terpasangnya listrik terhadap perubahan kehidupan sosial dan budaya, dll.

Referensi:

  • Akmal, Atika Ulya. 2023. Pembelajaran IPA SD. PT Mafy Media Literasi Indonesia.
  • Ananda, Rusydi & Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu (Karakteristik, Landasan, Fungsi, Prinsip Dan Model). LPPPI. Medan.
  • Kumala, Farida Nur. 1016. Pembelajaran IPA SD. Ediide Infografika. Malang.
  • Sumber lain yang relevan

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca