Hadits tentang Berpikir Kritis

Hadits tentang Berpikir Kritis

HermanAnis.com-Tulisan ini berisi beberapa Hadits Rasulullah SAW tentang Berpikir Kritis dan beberapa ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan berpikir kritis. Sebagaimana di ketahui bahwa berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan/keterampilan dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) atau Keterampilan 4C dalam keterampilan abad 21. Selain itu, anda dapat menambah wawasan tentang berpikir kritis ini dengan membaca artikel tentang indikator keterampilan berpikir kritis.

A. Hadits tentang Berpikir Kritis

Dalam pembahasan sebelumnya, berpikir kritis itu berpikir yang jelas, berpikir yang akurat, berpikir yang presisi, berpikir yang relevan, berpikir yang mendalam, berpikir secara luas, berpikir yang masuk akal, dan berpikir secara adil.

Baca Selengkapnya: Berpikir kritis dalam Islam

1. Hadits pertama tentang Berpikir Kritis

Hadits Tentang Berpikir Kritis – Perintah berpikir kritis dari Rasulullah Saw. tercantum dalam beberapa hadits. Dalam ajaran agama Islam, berpikir kritis bisa di artikan sebagai sikap dan tindakan yang berusaha memahami ajaran agama dari berbagai sumber.

Usaha untuk memahami tersebut lalu di lanjutkan dengan menganalisis, merenungi kandungannya, dan menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Tindakan positif yang di lakukan akan memunculkan pengaruh baik dalam kehidupan.

Berpikir kritis dapat ditujukkan melalui sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta argumen yang akurat.

Tentu saja sikap kritis ini harus di dukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang di kritisi. Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu di dukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu di tekankan penyelesaian masalah dil akukan dengan damai bukan kekerasan

Berpikir kritis dapat di artikan sebagai sebuah proses yang sadar dan sengaja yang di gunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan bersikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit di deritanya?” (H.R. at-Tirmidzi)

Dalam hadis tersebut Rasulullah Saw. mengingatkan agar umat Islam bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beramal salih.

Rasulullah SAW, menyebutkan bahwa ada tujuh macam peristiwa buruk yang kemungkinan akan terjadi apabila kita lalai. Perintah atau peringatan Rasulullah Saw. tersebut bertujuan untuk menyadarkan kita semua.

Pertama,

Bahwa kemiskinan yang membuat seorang hamba menjadi lalai kepada Allah Swt. muncuk karena kesibukan mencari penghidupan atau harta di dunia. Terlalu sibuk tentang urusan dunia membuat seseorang lalai pada urusan akhirat atau spiritual.

Kedua,

Bahwa kekayaan bisa membuat seseorang menjadi sombong. Kesombongan tersebut muncul karena ada anggapam bahwa semua kekayaan yang di dapatkan adalah karena kehebatan manusia. Padahal, kekayaan tersebut ada karena izin Allah Swt. semata.

Ketiga,

Bahwa sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan seorang manusia menjadi pudar, atau bahkan cacat. 

Keempat,

Tentang masa tua yang membuat manusia menjadi lemah atau tak berdaya.

Kelima,

Kematian yang cepat di sebabkan karena usia atau umur yang di miliki seorang manusia tidak memberi manfaat. 

Keenam,

Kedatangan dajjal yang di katakan sebagai makhluk terburuk sebab kedatangannya menjadi fitnah bagi manusia. 

Ketujuh,

Hari kiamat yang merupakan bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.

2. Hadits kedua tentang berpikir kritis

Hadits Tentang Berpikir Kritis berikutnya adalah HR. At-Tirmizi (Hadis Hasan),

Hadits tentang Berpikir Kritis

Artinya: Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda:

“Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharapkepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).


Dalam hadits ini Rasulullah SAW, menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini.

Tentu saja, hal itu sangat di pengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat.

Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun.

Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan=jahiliyah).

Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan.

Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah di rekayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt.

Di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”di abaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas di katakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri.

Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah.

3. Hadist lain tentang berpikir kritis

Selain kedua hadist tersebut, ada juga kutipan beberapa hadis yang mendorong umat Islam untuk menggunakan akal sehat dan berpikir rasional dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hadis yang relevan dengan konsep berpikir kritis:

  1. “Aku memerintahkan kalian untuk berpikir, karena berpikir adalah awal dari segala kebaikan.” (Hadis riwayat Imam Ali bin Abi Thalib)
  2. “Barang siapa yang menginginkan petunjuk, maka hendaklah ia berpikir.” (Hadis riwayat Abu Hurairah)
  3. “Barangsiapa yang memiliki akal yang sehat, maka hendaklah ia mempergunakan akalnya.” (Hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud)

Dari ketiga hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat penting dan dianjurkan dalam Islam. Melalui berpikir kritis, seseorang dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan memperoleh petunjuk yang benar.

B. Berpikir kritis dalam Al-Quran

Selain dari hadits, dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perlunya berpikir kritis di antaranya adalah:

Q.S. Ali ‘Imran/3:190-191

S. Ali 'Imran/3:190-191 Hadits tentang Berpikir Kritis

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orangorang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”.

Makna ayat:

Ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Yakni orang-orang yang berakal, Orang-orang yang mau berpikir, Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis.

Ayat 191 ini menjelaskannya bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring.

Ia juga mentafakkuri (memikirkan) penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka.

Jika anda menggunakan tulisan ini sebagai referensi, berikut contoh penulisan daftar pustakanya:

Format APA (American Psychological Association): Nama web/situs, artikel dibuat, judul artikel, tanggal akses, alamat website (URL) secara lengkap.

Demikian beberapa hadits yang berkaitan dengan berpikir kritis.
semoga bermanfaat.

Suplemen khusus anak ini juga bisa Anda dapatkan disini ( wa.me/6285255286046 

Kita kadang terlalu sibuk ngobrol dgn yang diluar, sampe lupa ngobrol dengan yang didalam diri..
Hmm, jangan terlalu memikirkan masa lalu dan mengagendakan masa depan…
Bahagiakan diri….dengan cara sederhana…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close