Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam: Integrasi Taksonomi SOLO dan Bloom

Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam

HermanAnis.com – Pembelajaran bukan hanya soal mengingat informasi, tetapi tentang bagaimana peserta didik membangun makna, mengaplikasikan pengetahuan, dan merefleksi proses belajarnya secara mendalam. Untuk itu, penting bagi pendidik memahami bagaimana merancang pengalaman belajar yang bermakna. Baca artikel ini: Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam (PM): Mengintegrasikan Taksonomi Bloom dan Taksonomi SOLO untuk memahami bagaimana pengalaman belajar dapat disusun secara sistematis agar mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, dan reflektif.

Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman tentang konsep dan tahapan pengalaman belajar dalam pembelajaran mendalam, serta bagaimana penerapannya mengacu pada dua kerangka penting: taksonomi SOLO dan taksonomi Bloom revisi. Di dalamnya dibahas tiga fase utama pengalaman belajar, yaitu memahami, mengaplikasi, dan merefleksi, lengkap dengan deskripsi peran guru dan peserta didik dalam setiap tahapan. Dengan memahami artikel ini, pendidik dapat lebih terarah dalam merancang strategi pembelajaran yang tidak hanya menumbuhkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan abad ke-21.

Pembelajaran Mendalam (PM) menekankan pentingnya pengalaman belajar yang tidak hanya sekadar mengingat informasi, tetapi juga memahami, mengaplikasi, dan merefleksi secara aktif. Proses ini bertujuan membentuk peserta didik yang berpikir kritis, reflektif, dan mampu mengambil peran aktif dalam berbagai konteks kehidupan.

Sebelum Anda mendalami artikel ini, Anda juga dapat dimembaca thaulisan sebelumnya untuk memahami konteks besar pembelajaran mendalam:

Apa Itu Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam?

Pengalaman belajar adalah proses individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, atau nilai melalui interaksi dengan materi, guru, teman sejawasiat, atau lingkungan. Dalam konteks PM, pengalaman belajar tidak terbatas di ruang kelas, tetapi juga dapat terjadi di rumah, tempat kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memfasilitasi pengalaman ini dengan strategi yang melibatkan pemahaman mendalam, aplikasi nyata, dan refleksi kritis. Untuk merancang pengalaman belajar yang bermakna, PM mengacu pada dua taksonomi utama: taksonomi SOLO dan taksonomi Bloom revisi (Anderson & Krathwohl, 2001).

Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam berdasarkan Taksonomi SOLO dan Bloom

Taksonomi SOLO

Dikembangkan oleh Biggs & Collis (1982), taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) mengevaluasi tingkat kompleksitas pemahaman siswa. Terdiri atas lima tingkatan:

  1. Prastruktural: Tidak memahami materi.
  2. Unistruktural: Memahami satu aspek.
  3. Multistruktural: Memahami beberapa aspek secara terpisah.
  4. Relasional: Menghubungkan berbagai aspek secara kohesif.
  5. Abstrak yang Mendalam: Menerapkan pemahaman dalam konteks baru.

Taksonomi Bloom Revisi

Sementara itu, Taksonomi Bloom (2001) mengklasifikasikan proses kognitif dalam pembelajaran, dari tingkat paling dasar hingga paling kompleks:

  • Mengingat
  • Memahami
  • Menerapkan
  • Menganalisis
  • Mengevaluasi
  • Mencipta

Kedua taksonomi ini saling melengkapi dalam PM, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:

Kaitan Taksonomi Bloom dan Taksonomi SOLO dalam Pengalaman Belajar Pembelajaran Mendalam

“Pengalaman belajar dalam Pembelajaran Mendalam mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran mendalam yang transformatif dan reflektif yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya.”

Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam

Grafis konsep Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam

1. Memahami: Fondasi Pengalaman Belajar

Kemapuan memahami merupakan awal dari pengalaman belajar dalam PM. Tahap ini mengacu pada tingkatan unistruktural dan multistruktural dalam taksonomi SOLO dan mengingat serta memahami pada taksonomi Bloom. Guru membangun kesadaran peserta didik terhadap tujuan pembelajaran dan mendorong mereka untuk mengonstruksi pengetahuan secara aktif.

Jenis pengetahuan yang diberikan mencakup:

  • Pengetahuan esensial: Konsep inti dan dasar.
  • Pengetahuan aplikatif: Cara penerapan dalam kehidupan nyata.
  • Pengetahuan nilai dan karakter: Pembentukan sikap dan moral.

Peserta didik mulai membangun pemahaman yang akan menjadi dasar bagi tahapan selanjutnya.

2. Mengaplikasi: Menghubungkan Pengetahuan dengan Dunia Nyata

Kemampuan mengaplikasi terjadi pada tingkatan relasional dalam taksonomi SOLO dan menerapkan hingga menganalisis pada taksonomi Bloom. Di sini, peserta didik:

  • Menerapkan pengetahuan secara individu maupun kolaboratif.
  • Memecahkan masalah kontekstual (lokal, nasional, global).
  • Mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh.
  • Mengembangkan solusi kreatif melalui pendekatan multidisipliner.

Contoh pengalaman belajar di tahap ini mencakup proyek berbasis isu, pembuatan produk, simulasi, atau studi kasus yang merepresentasikan dunia nyata.

3. Merefleksi: Evaluasi dan Pemaknaan

Tahap refleksi adalah saat peserta didik mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Mengacu pada tingkatan berpikir abstrak yang mendalam dalam taksonomi SOLO dan mengevaluasi serta mencipta pada taksonomi Bloom, refleksi memungkinkan peserta didik untuk:

  • Menilai pencapaian tujuan belajar.
  • Mengidentifikasi kekuatan dan tantangan.
  • Meningkatkan regulasi diri, yakni kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajarnya sendiri.

Dalam tahap ini, peserta didik juga mendapatkan umpan balik spesifik dari guru, teman sebaya, atau komunitas, serta merumuskan strategi untuk perbaikan di masa depan.

“Untuk memahami lebih dalam mengenai kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil dari pembelajaran mendalam, Anda dapat membaca artikel kami tentang Dimensi Profil Lulusan yang menguraikan berbagai aspek profil lulusan secara komprehensif.”

Penutup

Pengalaman belajar dalam pembelajaran mendalam dirancang secara bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari pemahaman, aplikasi, hingga refleksi. Dengan mengintegrasikan taksonomi SOLO dan Bloom, guru dapat mengarahkan peserta didik menuju pemahaman yang kompleks dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi akademik, tetapi juga membentuk karakter, regulasi diri, dan kesiapan menghadapi tantangan dunia nyata.

Sumber Rujukan

  • Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI. Februari 2025.
  • Artikel ini sebagian ditulis dan dibantu oleh ChatGPT (model AI dari OpenAI) berdasarkan permintaan topik dan data yang disediakan oleh penulis.

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

close

Eksplorasi konten lain dari Herman Anis

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca