HermanAnis.com – Implementasi pembelajaran mendalam bukan sekadar proses menghafal atau sekadar menyelesaikan kurikulum. Implementasinya mencakup tiga bentuk utama yang saling terkait: perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen.
Perencanaan dimulai dari refleksi guru terhadap dirinya sendiri, karakteristik peserta didik, materi pelajaran, hingga potensi sumber daya dan mitra pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, melalui pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk memahami secara mendalam dan merefleksikan pengetahuan yang diperoleh.
Sementara itu, asesmen dalam pembelajaran mendalam tidak hanya menilai penguasaan teori, tetapi juga pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata. Ketiga aspek ini membentuk fondasi kuat untuk mewujudkan pembelajaran yang transformatif dan berkelanjutan.
Baca juga: Perbedaan Deep Learning dan Machine Learning
A. Pendahuluan
Di era pendidikan abad ke-21, pembelajaran tidak lagi cukup jika hanya berfokus pada transfer pengetahuan secara satu arah. Dunia yang terus berubah menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis, memahami secara mendalam, dan mampu menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata. Inilah mengapa pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) menjadi sangat relevan dan mendesak untuk di terapkan di ruang-ruang kelas kita.
Implementasi pembelajaran mendalam tidak dapat dilakukan secara instan atau sekadar mengikuti prosedur administratif. Ia memerlukan kesadaran dan kesungguhan guru dalam merancang pembelajaran yang menyentuh esensi belajar itu sendiri. Ada tiga bentuk utama implementasi yang menjadi fondasinya, yaitu:
- perencanaan yang reflektif,
- pelaksanaan yang bermakna dan menggembirakan, dan
- asesmen yang berorientasi pada pemahaman dan penerapan.
Perencanaan pembelajaran mendalam di awali dengan refleksi guru terhadap dirinya sendiri, karakteristik peserta didik, materi pelajaran, hingga pemanfaatan sumber daya dan kolaborasi dengan mitra belajar. Selanjutnya, proses pelaksanaan pembelajaran di jalankan dengan prinsip berkesadaran (mindful), membangun pengalaman yang bermakna, serta menciptakan suasana yang menggembirakan. Terakhir, asesmen dalam pembelajaran mendalam tidak hanya menilai penguasaan teori, tetapi juga mengukur kedalaman pemahaman, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan siswa menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata.
Melalui artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tiga bentuk utama implementasi pembelajaran mendalam yang dapat di terapkan oleh guru, pendidik, maupun praktisi pendidikan pada berbagai jenjang.
B. Perencanaan Pembelajaran Mendalam
Perencanaan adalah fondasi utama dalam implementasi pembelajaran mendalam. Di tahap ini, guru tidak hanya menyiapkan perangkat ajar, tetapi juga melakukan refleksi kritis terhadap dirinya sendiri dan konteks belajar siswa. Perencanaan yang kuat memungkinkan proses belajar berjalan secara bermakna, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Perencanaan pembelajaran mendalam dapat dilakukan dengan melalui penyusunan dokumen terkait:
- Identifikasi,
- Desain pembelajaran,
- Pengalaman belajar, dan
- Asesmen
Mari kita bahas satu persatu!
1. Identifikasi
Salah satu elemen penting dalam tahapan perencanaan adalah proses identifikasi, yang mencakup tiga komponen utama: kesiapan peserta didik, karakteristik materi pelajaran, dan dimensi profil lulusan. Identifikasi dilakukan secara sistematis menggunakan berbagai instrumen untuk memastikan pembelajaran benar-benar relevan, menantang, dan bermakna.
a. Mengidentifikasi Kesiapan Peserta Didik
Kesiapan peserta didik mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial yang menentukan sejauh mana mereka mampu terlibat dalam pembelajaran mendalam. Guru perlu mengidentifikasi kesiapan peserta didik sebelum belajar, mengetahui latar belakang, kemampuan/pengetahuan awal, minat belajar, gaya belajar, serta kondisi emosi dan motivasinya.
Instrumen yang dapat digunakan guru:
- Pretest atau tes diagnostik untuk mengukur penguasaan awal terhadap materi
- Angket atau kuisioner minat dan gaya belajar
- Observasi langsung di kelas
- Wawancara informal dengan siswa atau diskusi kelompok kecil
- Refleksi siswa melalui jurnal atau tulisan bebas
b. Memahami Karakteristik Materi Pelajaran
Tidak semua materi cocok untuk didekati dengan strategi pembelajaran mendalam. Guru perlu mengidentifikasi konsep-konsep esensial yang mengandung nilai-nilai kritis, multidimensi, atau kontekstual.
Aktivitas guru: Tuliskan analisis materi pelajaran seperti jenis pengetahuan yang akan dicapai, relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik, tingkat kesulitan, struktur materi, serta integrasi nilai dan karakter, dan lainnya.
Instrumen yang dapat digunakan:
- Analisis kurikulum (CP dan TP/ATP)
- Kajian literatur dan silabus untuk melihat keterkaitan antar topik
- Pemetaan konsep (concept mapping) untuk mengidentifikasi keterkaitan antar konsep
- Diskusi kolektif (lesson study) antar guru untuk menelaah potensi eksploratif dari materi
c. Menentukan Dimensi Profil Lulusan
Perencanaan pembelajaran mendalam harus di arahkan untuk membentuk peserta didik sesuai dimensi Profil Pelajar Pancasila atau profil lulusan di tingkat satuan pendidikan. Ini menjadi penentu arah kompetensi yang akan dikembangkan.
Aktivitas guru: Pilihlah dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Pilih dari 8 dimensi profil lulusan yang akan dicapai,
- Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
- Kewarganegaraan
- Penalaran kritis
- Kreativitas
- Kolaborasi
- Kamandirian
- Kesehatan
- Komunikasi
Baca artikel selengkapnya Delapan Dimensi Profil Lulusan dalam Pembelajaran Mendalam
Instrumen yang digunakan:
- Pemetaan dimensi profil lulusan ke dalam tujuan pembelajaran
- Analisis keterkaitan materi dengan profil lulusan menggunakan matriks integrasi
- Refleksi profesional guru terhadap nilai-nilai yang ingin ditanamkan
- Dokumen rencana penguatan karakter dari sekolah (jika tersedia)
Dengan melakukan identifikasi secara menyeluruh dan berbasis data melalui instrumen-instrumen yang tepat, guru dapat merancang pembelajaran yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan peserta didik dan menantang secara intelektual. Inilah fondasi utama dari implementasi pembelajaran mendalam yang transformatif.
2. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan tahapan strategis dalam perencanaan yang menjembatani antara hasil identifikasi awal dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dalam konteks pembelajaran mendalam, desain tidak hanya berfungsi untuk menyusun alur kegiatan belajar, tetapi juga sebagai kerangka kerja untuk memastikan pembelajaran menyentuh pemahaman konseptual, membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan menumbuhkan karakter peserta didik. Berikut ini adalah komponen utama dalam desain pembelajaran mendalam:
a. Menentukan Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran adalah target kompetensi yang hendak dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Dalam Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran disusun per fase, bukan per tingkat, sehingga guru perlu memahami fase mana yang sedang dijalani oleh peserta didiknya.
Contoh Capaian Pembelajaran (CP) Fase D – SMP (kelas VII–IX):
“Peserta didik mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyajikan hasil pengamatan terhadap fenomena alam dan sosial dengan menggunakan pendekatan ilmiah serta menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan.”
Menentukan capaian pembelajaran dengan jelas membantu guru menyusun topik, tujuan, dan strategi pembelajaran yang relevan dan fokus.
b. Menentukan Topik Pembelajaran yang Kontekstual dan Relevan
Topik pembelajaran dalam desain pembelajaran mendalam harus bersifat kontekstual, relevan dengan kehidupan siswa, dan memicu pemikiran kritis. Guru memilih topik yang menantang siswa untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan merefleksikan makna dari apa yang mereka pelajari.
Contoh Topik Kontekstual:
“Dampak Perubahan Iklim terhadap Kehidupan Sehari-hari”
Topik ini relevan dengan CP, mudah dikaitkan dengan realitas siswa, dan dapat dieksplorasi secara multidisiplin.
c. Mengintegrasikan Lintas Disiplin Ilmu
Pembelajaran mendalam mengedepankan keterhubungan antar konsep dari berbagai disiplin ilmu. Integrasi ini memperkaya pengalaman belajar dan menunjukkan bagaimana ilmu saling berinteraksi dalam kehidupan nyata.
Contoh Integrasi Lintas Disiplin:
- IPA: memahami proses perubahan iklim secara ilmiah
- IPS: menganalisis dampaknya terhadap masyarakat
- Bahasa Indonesia: menulis esai argumentatif tentang solusi mitigasi
- Matematika: menghitung statistik atau tren suhu global
Pendekatan lintas disiplin mengembangkan kemampuan berpikir sistemik dan kolaboratif.
d. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menjabarkan kompetensi spesifik yang harus dicapai siswa dalam satu atau beberapa pertemuan. Tujuan ini ditulis secara operasional dan terukur, serta mencakup elemen:
- Subjek belajar
- Pengetahuan/keterampilan/sikap yang dikuasai
- Kondisi atau konteks demonstrasi
- Tingkat pencapaian atau indikator keberhasilan
Contoh Tujuan Pembelajaran (1 pertemuan):
“Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara aktivitas manusia dan peningkatan suhu global melalui diskusi kelompok berbasis studi kasus.”
Jika pembelajaran berlangsung lebih dari satu kali pertemuan, maka tujuan perlu dirinci untuk tiap pertemuan agar alur pembelajaran jelas dan progresif.
e. Menentukan Kerangka Pembelajaran
Kerangka pembelajaran dalam konteks pembelajaran mendalam mencakup empat komponen penting: praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital. Keempatnya bekerja secara sinergis untuk menciptakan pembelajaran yang holistik dan autentik.
1). Praktik Pedagogis
Guru memilih model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan topik pembelajaran, serta mendukung pengembangan dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Contoh strategi:
- Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning)
- Pembelajaran proyek (Project-Based Learning)
- Pembelajaran inkuiri atau kontekstual
2). Kemitraan Pembelajaran
Guru membangun kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai mitra pembelajaran untuk memperkaya konteks belajar.
Contoh mitra:
- Guru mapel lain
- Orang tua dan komunitas
- Pelaku industri atau narasumber profesional
- Dunia usaha dan institusi pendidikan
3). Lingkungan Pembelajaran
Lingkungan belajar disusun untuk mendukung keterlibatan aktif siswa secara fisik, sosial, dan digital.
Contoh lingkungan:
- Ruang kelas yang fleksibel
- LMS (Learning Management System)
- Budaya dialog dan refleksi di kelas
4). Pemanfaatan Digital
Pemanfaatan teknologi memperkuat dimensi kolaboratif, interaktif, dan reflektif dalam pembelajaran.
Contoh penggunaan:
- Perpustakaan digital (misalnya iPusnas)
- Forum diskusi daring (Google Classroom, Padlet, Discord)
- Platform asesmen digital (Quizziz, Kahoot, Google Forms)
3. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan inti dari proses pembelajaran mendalam yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam membangun pengetahuan. Untuk menciptakan pembelajaran yang transformatif, guru perlu merancang kegiatan belajar dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Proses ini dilakukan melalui tahapan pembelajaran yang terstruktur—dimulai dari kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dan diakhiri dengan penutup. Dalam setiap tahap, siswa diajak untuk memahami konsep secara mendalam, mengaplikasikannya dalam konteks nyata, serta merefleksikan pengalaman belajar guna memperkuat pemahaman dan mengembangkan kesadaran diri.
3 aktivitas inti seorang guru dalam merencanakan pembelajaran mendalam yaitu
- Merancang pembelajaran dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan
- Merancang tahapan pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan awal, inti dan penutup.
- Mendeskripsikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
Berikut panduan guru dalam menyusun perencanaan pengalaman belajar siswa atau langkah-langkah pembelajaran mulai kegiatan awal, inti dan penutu.
a. Kegiatan Awal (Prinsip: Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan)
Guru membuka pembelajaran dengan mengajak peserta didik menyadari pentingnya topik yang akan dibahas melalui orientasi yang bermakna. Misalnya, guru menampilkan video pendek tentang mobil yang melaju tiba-tiba berhenti mendadak, lalu mengajak siswa berdiskusi:
“Mengapa tubuh kita terdorong ke depan saat mobil berhenti tiba-tiba?”
Guru kemudian mengaitkan pertanyaan tersebut dengan pengalaman sehari-hari siswa (apersepsi yang kontekstual), dan menyampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang Hukum Newton yang menjelaskan fenomena itu.
Agar suasana pembelajaran menggembirakan, guru mengajak siswa melakukan tebak gambar atau permainan ringan terkait gaya dan gerak menggunakan kuis digital seperti Kahoot!.
b. Kegiatan Inti (Prinsip: Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan)
Pada tahap ini, peserta didik terlibat aktif dalam tiga jenis pengalaman belajar utama, yaitu: memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan pengetahuan.
1). Memahami (Prinsip: Berkesadaran & Bermakna)
- Guru membimbing siswa membaca sumber belajar digital dan menonton simulasi interaktif tentang Hukum Newton melalui PhET Simulation.
- Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi bunyi dan makna dari Hukum Newton 1, 2, dan 3 berdasarkan tayangan.
- Guru mengarahkan siswa untuk mencatat poin penting dan menuliskan pemahaman mereka dalam jurnal belajar.
Contoh: Siswa menyimpulkan bahwa Hukum Newton 1 menjelaskan kecenderungan benda mempertahankan keadaan geraknya jika tidak ada gaya yang bekerja padanya.
2). Mengaplikasi (Prinsip: Bermakna & Menggembirakan)
- Siswa melakukan eksperimen sederhana, misalnya menggunakan mobil mainan, lintasan, dan beban untuk mengamati efek gaya terhadap percepatan.
- Kelompok siswa menganalisis data eksperimen, lalu menyusun laporan hasil pengamatan dalam bentuk presentasi digital.
Contoh: Siswa membuktikan bahwa percepatan sebanding dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa, sesuai Hukum Newton 2.
3). Merefleksi (Prinsip: Berkesadaran & Menggembirakan)
- Siswa menuliskan refleksi pribadi tentang pengalaman belajar hari ini: “Apa hal paling menarik yang kamu pelajari?”, “Apa tantangan terbesarmu hari ini?”
- Guru memfasilitasi sesi berbagi refleksi secara lisan atau menggunakan aplikasi seperti Padlet, agar siswa bisa saling membaca dan mengomentari refleksi teman.
Contoh: Seorang siswa menulis, “Sekarang saya mengerti kenapa saya terlempar ke depan saat mobil direm mendadak — karena hukum kelembaman!”
c. Penutup (Prinsip: Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan)
Guru memandu siswa menyimpulkan inti pembelajaran melalui pertanyaan pemantik dan dialog terbuka, misalnya: “Bagaimana hukum Newton menjelaskan banyak kejadian di sekitar kita?”
Guru memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap kerja kelompok dan refleksi siswa, serta menyampaikan perencanaan pembelajaran berikutnya. Selain itu, Guru juga melibatkan siswa dengan bertanya: “Apa yang ingin kalian pelajari lebih dalam minggu depan terkait gerak dan gaya?”
Sebagai penutup yang menyenangkan, guru memberikan tantangan ringan, misalnya meminta siswa membuat meme atau video singkat tentang salah satu hukum Newton untuk dipresentasikan pekan depan.
4. Perencanaan Asesmen Pembelajaran Mendalam
Asesmen dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning, assessment for learning, dan assessment of learning. Tentukan metode atau cara yang digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.
Guru dapat menggunakan Jurnal reflektif, self-assessment, peer assessment, checklist kemajuan belajar, peta konsep, umpan balik formatif, observasi, pertanyaan diagnostik, tes tertulis, tes lisan, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, observasi, portofolio, peer assessment, self assessment, penilaian berbasis kelas, dan sebagainya.
Pada bagian perencaaan asesmen pembelajaran mendalam Guru harus memetakan jenis dan bentuk asesmen yang akan digunakan pada awal pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir pembelajaran secara terperinci.
- Asesmen pada awal pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru dapat memberikan kuis singkat pengetahuan awal siswa terkait dengan topik yang akan dibahas dan pengetahuan prasyarat siswa yang dibutuhkan siswa untuk belajar nantinya. Guru dapat menggunakan Jurnal reflektif, self-assessment, peer assessment, checklist kemajuan belajar, dan lainnya
- Asesmen pada proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan peta konsep, umpan balik formatif, observasi, pertanyaan diagnostik, dan lainnya.
- Asesmen pada akhir pembelajaran. Pada bagian ini guru dapat menggunakan tes lisan, tes tertulis, laporan, penilaian proyek, portofolio, dan lainnya
C. Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
Dalam pelaksanaan pembelajaran mendalam guru melaksanakan pembelajaran dengan berpedoman pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat tahap demi tahap. Berikut beberapa prinsip dalam melaksanakan pembelajaran mendalam di dalam kelas.
- Penyampaian materi sesuai tahapan berpikir peserta didik untuk mendukung pencapaian kedalaman pemahaman konsep peserta didik
- Model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat digunakan dengan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan
- Penerapan pembelajaran bermakna dengan pemanfaatan lingkungan sekitar, seperti pemanfaatan lingkungan sekolah, lingkungan alam sekitar, lingkungan sosial, dan sebagainya
- Prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat berada dalam beberapa kegiatan pembelajaran tidak harus berurutan dan/atau simultan
- Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran, serta inovasi guru
- Sintak/Langkah-langkah pembelajaran pada model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat diadaptasi sesuai pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi
- Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi dilakukan dalam beberapa langkah pembelajaran yang pelaksanaannya disesuaikan dengan konteks dan kondisi pembelajaran
- Pengalaman belajar melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga adalah pengembangan diri yang holistik dan integratif yang mencakup aspek intelektual, sosio-emosional, spiritual, dan fisik. Sehingga pembelajaran menghasilkan pribadi yang memiliki kompetensi utuh dan seimbang sesuai fitrahnya
- Topik pembelajaran dikaitkan dengan lintas ilmu (multi/inter disiplin) atau terkait dengan bidang ilmu atau mata pelajaran yang dipelajari peserta didik
- Penerapan pembelajaran mendalam disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran
- Kemitraan yang melibatkan berbagai pihak baik lingkungan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat untuk mendukung pembelajaran mendalam
- Lingkungan pembelajaran diciptakan merupakan integrasi ruang fisik, ruang virtual dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam
- Pemanfaatan teknologi digital akan menguatkan pembelajaran mendalam pada perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran
- Asesmen menggunakan assessment as learning, assessment for learning, assessment of learning. Pada PM menekankan pentingnya umpan balik dan asesmen autentik
1. Keterkaitan Pengalaman Belajar, Prinsip Pembelajaran, dan adaptasi Model Pembelajaran Inkuiri
Contoh keterkaitan pengalaman belajar, prinsip pembelajaran, dan adaptasi model pembelajaran inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran mendalam dapat dilihat dalam tabel berikut:
Prinsip dan Pengalaman belajar | Pembelajaran Inkuiri | Aktivitas pembelajaran |
Memahami (Berkesadaran, Bermakna) | 1. Orientasi | Guru memberikan stimulus untuk membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dan mulai mengidentifikasi topik yang akan dieksplorasi (kaitkan dengan pengetahuan esensial, aplikatif, nilai dan karakter). |
2. Merumuskan Masalah | Peserta didik mengidentifikasi dan merumuskan pertanyaan yang akan dijawab dalam proses inkuiri dan guru membimbing peserta didik untuk menyusun hipotesis atau dugaan awal. | |
Mengaplikasi (Bermakna, Menggembirakan) | 3. Pengumpulan Data | Peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti eksperimen, observasi, wawancara, atau literatur dan mencari pola atau hubungan antar konsep (menggunakan sumber lingkungan sekitar). |
4. Pengolahan dan Analisis Data | Peserta didik mengorganisasi dan menafsirkan data yang telah dikumpulkan, menggunakan berbagai teknik analisis, seperti diskusi kelompok, pemetaan konsep, atau pembuatan grafik. | |
5. Menarik Kesimpulan | Peserta didik menyusun kesimpulan berdasarkan bukti dan hasil analisis, serta menjelaskan temuan dan menghubungkannya dengan konsep atau teori yang relevan (pendalaman pengetahuan). | |
6. Komunikasi | Peserta didik menyampaikan hasil temuannya melalui presentasi, laporan tertulis, atau diskusi kelas. | |
Merefleksi (Berkesadaran, Bermakna) | 7. Refleksi | Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran: apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi, dan bagaimana meningkatkan pemahaman lebih lanjut, serta guru memberikan umpan balik konstruktif untuk memperkaya pengalaman belajar peserta didik (stimulasi regulasi diri). |
8. Aplikasi dan Tindak Lanjut | Peserta didik menerapkan hasil pembelajaran dalam konteks nyata atau proyek lanjutan dan mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk memperdalam pemahaman konsep. |


2. Contoh Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam
Berikut kami berikan salah satu contoh pelaksanaan pembelajaran mendalam pada topik “Peran manusia dalam menjada ekosistem.
a. Identifikasi Peserta Didik
Peserta didik memiliki pengetahuan dasar yang bervariasi mengenai isu-isu lingkungan, perlu memiliki kesadaran perannya terhadap keseimbangan ekosistem, menunjukkan minat tinggi dalam kegiatan berbasis proyek.
b. Identifikasi Materi Pelajaran
Materi ekosistem dapat mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Materi ini dirancang relevan dengan kehidupan nyata, seperti memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem sungai, serta aplikatif melalui kegiatan seperti proyek pengelolaan sampah.
c. Dimensi Profil Lulusan

d. Capaian Pembelajaran
Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.
e. Topik Pembelajaran
Peran Manusia dalam Menjaga Ekosistem
f. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
- Memahami pentingnya keanekaragaman hayati dalam ekosistem
- Mengidentifikasi dampak aktivitas manusia terhadapkeseimbangan ekosistem
- Melaksanakan proyek kreatif berbasis solusi lingkungan untuk mencegah pencemaran pada ekosistem
g. Praktik Pedagogis
- Pembelajaran Berbasis Proyek
- Diskusi kelompok, eksplorasi lapangan, wawancara, dan presentas
h. Mitra Pembelajaran
- Komunitas Peduli Ciliwung (KPC)
- Pengelola Bank Sampah Sungai Ciliwung
- Masyarakat Sekitar Sungai Ciliwung
i. Lingkungan Pembelajaran
- Ruang Fisik: lingkungan di sekitar Sungai Ciliwung
- Ruang Virtual: platform daring untuk diskusi dengan teman
- Budaya Belajar: kolaboratif, berpartisipasi aktif, dan rasa ingin tahu
j. Pemanfaatan Digital
- Perencanaan: LMS
- Pelaksanaan: pertemuan daring, video, perpustakaan daring
- Asesmen: asesmen daring
D. Asesmen
Asesmen tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga pada pemahaman konseptual yang mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta penerapan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran mendalam menekankan pentingnya umpan balik dan asesmen autentik yang mencakup tiga fungsi asesmen sebagai berikut:
1. Asesmen sebagai Pembelajaran (Assessment as Learning)
Asesmen untuk refleksi proses pembelajaran dan refleksi diri peserta didik.
Contoh:
Jurnal reflektif, self-assessment, peer assessment, checklist kemajuan belajar, dan lainnya.
2. Asesmen untuk Pembelajaran (Assessment for Learning)
Asesmen untuk perbaikan proses pembelajaran berfungsi sebagai umpan balik membantu peserta didik memahami progres belajar mereka, serta refleksi guru mengajar
Contoh:
Peta konsep, umpan balik formatif, observasi, pertanyaan diagnostik, dan lainnya
3. Asesmen dalam Pembelajaran (Assessment of Learning)
Asesmen untuk mengukur capaian pembelajaran peserta didik pada akhir pembelajaran
Contoh:
Tes lisan, tes tertulis, laporan, penilaian proyek, portofolio, dan lainnya
Untuk mendukung pembelajaran mendalam, penting bagi guru memahami perbedaan dan penerapan asesmen of learning, as learning, dan for learning. Penjelasan lengkap dapat Anda temukan di artikel berikut: Jenis-Jenis Asesmen dalam Pembelajaran.
Sumber:
- 2025. Bahan paparan Pembelajaran Mendalam menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI.
Eksplorasi konten lain dari Herman Anis
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.