Pewarisan Sifat pada Mahluk Hidup

Pewarisan Sifat pada Mahluk Hidup

HermanAnis.Com – Teman-teman semua, dalam kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu topik dalam pelajaran Biologi yakni Pewarisan Sifat pada Mahluk Hidup. Pewarisan sifat pada makhluk hidup terjadi melalui dua mekanisme, yaitu mekanisme pewarisan sifet secara seksual dan mekanisme pawarisan sifat secara aseksual

A. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat

Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat di sebut genetika. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara informasi genetik di wariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, termasuk interaksi antara gen dan lingkungan serta bagaimana informasi genetik mengontrol sifat-sifat fisik dan perilaku pada organisme.

Dalam genetika, sifat-sifat yang di wariskan melalui gen juga disebut sebagai “fenotipe”, sedangkan informasi genetik yang di wariskan secara genetik di sebut sebagai “genotipe”. Genetika digunakan dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran, pertanian, konservasi, dan bioteknologi, untuk memahami pawarisan sifat pada organisme dan mengembangkan aplikasi teknologi baru berdasarkan pemahaman tersebut.

B. Apa itu pewarisan sifat?

Pewarisan sifet pada makhluk hidup merupakan proses transfer sifat atau karakteristik dari induk (orang tua) ke keturunannya. Proses ini melibatkan transfer materi genetik dari sel-sel induk ke sel-sel keturunan, yang pada manusia terjadi saat pembuahan atau fertilisasi. Materi genetik ini berupa DNA (asam deoksiribonukleat) yang mengandung informasi genetik atau instruksi untuk membangun dan mengatur fungsi tubuh.

Pewarisan sifat merupakan dasar dari evolusi dan keragaman hayati pada makhluk hidup. Melalui pawarisan sifat, keturunan dapat mewarisi sifat-sifat yang berguna atau merugikan dari induknya, yang akan mempengaruhi kemampuan adaptasi dan kelangsungan hidup keturunan di lingkungannya.

Pewarisan sifet pada makhluk hidup di pengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Faktor genetik meliputi:

  1. komposisi DNA,
  2. jumlah kromosom, dan
  3. mekanisme pawarisan sifat,

Sedangkan faktor lingkungan meliputi faktor-faktor eksternal seperti suhu, kelembaban, nutrisi, dan paparan bahan kimia. Pewarisen sifat pada makhluk hidup dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pewarisan sifet dominan dan resesif.

Sifat dominan akan muncul pada keturunan bahkan jika hanya di warisi dari satu induk, sedangkan sifat resesif hanya akan muncul jika di warisi dari kedua induk.

Baca Juga: Organ Penyusun Sistem Pernapasan Manusia Beserta Fungsinya

C. Apa pentingnya mempelajari pewarisan sifat?

Mempelajari pewarisan sifet adalah penting karena:

1. Memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari generasi ke generasi

Dengan memahami cara sifat-sifat di turunkan, kita dapat memprediksi sifat-sifat apa yang mungkin dimiliki oleh keturunan. Ini penting dalam bidang pemuliaan tanaman dan hewan, di mana pemuliaan selektif di lakukan untuk memperoleh sifat-sifat yang di inginkan pada tanaman atau hewan.

2. Mengembangkan teknologi dan pengobatan medis

Pemahaman tentang pewarisan sifat telah memungkinkan pengembangan teknologi seperti rekayasa genetika, yang dapat di gunakan untuk menghasilkan tanaman dan hewan yang lebih tahan terhadap penyakit atau lingkungan yang berubah.

Pewarisan sifet juga berperan penting dalam studi medis, di mana pengetahuan tentang pawarisan sifat dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan penyakit genetik.

3. Menjelaskan keragaman dalam populasi

Pewarisen sifat juga menjelaskan keragaman dalam populasi. Dengan memahaminya, kita dapat menjelaskan mengapa individu dalam satu populasi memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.

4. Mengidentifikasi risiko penyakit genetik

Dalam kedokteran, pemahaman tentang pewarisan sifat juga membantu dalam mengidentifikasi risiko penyakit genetik pada individu dan keluarga mereka, dan dapat membantu dalam pencegahan atau pengobatan penyakit tersebut.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang pewarisan sifet sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk pemuliaan tanaman dan hewan, pengobatan medis, dan kesehatan manusia secara umum.

D. Bagaimana cara pewarisan sifat pada makhluk hidup?

Pewarisan sifat pada makhluk hidup terjadi melalui dua mekanisme, yaitu mekanisme pawarisan sifat secara seksual dan mekanisme pewarisan sifet secara aseksual.

1. Mekanisme pewarisan sifat secara seksual

Mekanisme pawarisan sifat secara seksual terjadi melalui pembuahan atau fertilisasi, di mana materi genetik dari dua induk (orang tua) bergabung untuk membentuk materi genetik baru pada keturunan.

Kromosom pada manusia terdiri dari 23 pasang, yang masing-masing pasangan terdiri dari satu kromosom yang di warisi dari induk ayah dan satu kromosom yang di warisi dari induk ibu. Setiap kromosom mengandung gen-gen yang mengkodekan sifat-sifat tertentu, seperti warna mata, bentuk hidung, dan tinggi badan.

2. Mekanisme pewarisan sifat secara aseksual

Mekanisme pewarisan sifet secara aseksual terjadi pada makhluk hidup yang bereproduksi tanpa melalui pembuahan. Contoh makhluk hidup yang bereproduksi secara aseksual adalah bakteri dan tumbuhan tertentu. Pada mekanisme pewarisan sifet aseksual, keturunan akan memiliki materi genetik yang sama dengan induknya, karena tidak terjadi penggabungan materi genetik dari dua induk.

Selain mekanisme di atas, pewarisan sifet pada makhluk hidup juga di pengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk mutasi, rekombinasi genetik, dan lingkungan. Mutasi adalah perubahan pada materi genetik yang dapat terjadi secara acak.

Sedangkan rekombinasi genetik adalah penggabungan kembali materi genetik yang terpisah selama pembelahan sel. Faktor lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan paparan bahan kimia, juga dapat mempengaruhi ekspresi gen dan sifat-sifat yang di warisi pada keturunan.

Baca Juga: Sistem Ekskresi pada Manusia

E. Pewarisan sifat pada manusia

Pewarisan sifat pada manusia mengikuti mekanisme pewarisan sifet seksual, di mana materi genetik dari dua orang tua yang berbeda bergabung untuk membentuk materi genetik baru pada keturunan. Setiap orang memiliki 23 pasang kromosom, yang masing-masing pasangan terdiri dari satu kromosom yang di warisi dari ayah dan satu kromosom yang di warisi dari ibu.

Pewarisan Sifat pada Mahluk Hidup 1
Sumber: Guru berbagi

Setiap kromosom mengandung gen-gen yang mengontrol sifat-sifat tertentu. Sebagai contoh, gen tertentu yang terletak pada kromosom nomor 1 mungkin mengontrol warna mata. Sedangkan gen tertentu pada kromosom nomor 3 mungkin mengontrol tinggi badan.

Sejumlah besar sifat fisik dan perilaku manusia di ketahui di wariskan secara genetik, seperti:

  • warna kulit,
  • bentuk wajah,
  • jenis rambut,
  • kecerdasan, dan
  • kecenderungan terhadap penyakit tertentu.

F. Pewarisan sifat pada hewan

Pewarisan sifat pada hewan mengikuti prinsip-prinsip dasar pawarisan sifet, seperti yang terjadi pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Setiap spesies hewan memiliki kromosom dan gen yang khas untuk spesiesnya. Setiap individu hewan memiliki dua salinan gen untuk setiap sifat yang di wariskan, satu salinan dari setiap orang tua.

Ciri-ciri tertentu yang di turunkan secara genetik dari orang tua ke anak dapat mengontrol berbagai sifat pada hewan, seperti:

  1. warna bulu,
  2. panjang tubuh,
  3. bentuk tubuh, dan
  4. sifat-sifat lainnya.

Beberapa sifat pada hewan mungkin di pengaruhi oleh lebih dari satu gen, sedangkan sifat lain mungkin terkait dengan gen tunggal. Pewarisan sifet pada hewan juga dapat di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti pola makan, lingkungan hidup, dan kesehatan.

G. Pewarisan sifat pada tumbukan

Pewarisan sifat pada tumbuhan juga mengikuti prinsip-prinsip dasar pewarisen sifet. Tumbuhan memiliki bahan genetik dalam bentuk kromosom yang terletak di inti sel. Pada tumbuhan, pewarisan sifet dapat terjadi secara seksual dan aseksual.

Pewarisan sifet seksual terjadi ketika gamet jantan dari bunga atau struktur reproduksi jantan tumbuhan menyatu dengan gamet betina dari bunga atau struktur reproduksi betina yang berbeda, membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan baru. Pewarisan sifet aseksual pada tumbuhan terjadi ketika tumbuhan baru tumbuh dari bagian tubuh tumbuhan yang lain, seperti batang atau daun.

Baca Juga: Mekanisme Inspirasi dan Ekspirasi pada Sistem Pernapasan Manusia 

Demikian semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index