Apa Saja Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah?

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik terkait dengan supervisi yakni Apa Saja Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah? Berdasarkan kajian literatur, kami akan jelaskan setidaknya 8 permasalahan dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah.

Catatan buat pembaca:
Pada setiap tulisan dalam www.hermananis.com, semua tulisan yang berawalan “di” sengaja dipisahkan dengan kata dasarnya satu spasi, hal ini sebagai penciri dari website ini.

Sebagaimana di ketahui bahwa, tugas sebagai supervisor bidang pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah di bebankan kepada Pengawas dan Kepala Sekolah. Supervisi yang dilakukan oleh supervisor terhadap guru, baik terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran. Semuanya itu tentunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Namun perlu dipahami bahwa tujuan supervisi ini berbeda dengan tujuan evaluasi. Olehnya karena supervisi dan evaluasi berbeda secara tujuan, filosofi dan praktek.

Supervision is not evaluation, but tries to find everything which needs to be revised. And tries to encourage the teacher to develop the positive things that he/she has already done,  (Beach and Reinhartz, 1989)

Teman-teman semua, pembahasan kita kali ini, hanya akan fokus pada permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah. Hal ini karena, supervisor dalam melaksanakan tugas supervisi kerap atau pasti mendapat masalah.

Baca juga:
Supervisi adalah

Berdasarkan kajian literatur, maka berikut ini telah kami rangkumkan 8 permasalahan dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah.

8 permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah adalah:

  1. Sebaran Supervisor (Pengawas) tidak merata.
  2. Kompetensi Supervisor (pengawas) tidak merata.
  3. Kompleksitas Tugas Manajerial Seorang Kepala Sekolah.
  4. Budaya Mutu belum Terwujud.
  5. Masih adanya unsur subjektifitas dari supervisor.
  6. Sering terjadi pergantian Kepala Sekolah.
  7. Sarana dan Prasarana terbatas dan belum merata.
  8. Rencana Tindak Lanjut (RTL) belum Optimal.
Apa Saja Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah?

Penjelasan ke 8 Permasalahan dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah secara detail dijelaskan sebagai berikut.

A. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang pertama sebaran Supervisor (Pengawas) tidak merata.

Pengawas sekolah merupakan orang-orang “super”, jumlahnya sangat terbatas. Olehnya itu, pada beberapa daerah Pengawas Sekolah memiliki jangkauan kerja yang sangat luas. Pada satu kabupaten, hanya terdapat satu pengawas sekolah untuk mata pelajaran tertentu. Proporsi kerja yang besar, dapat menjadi permasalahan dalam tugas supervisi.

Apa Saja Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah?

B. Kompetensi Supervisor (pengawas) tidak merata

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa masalah SDM dalam bidang pendidikan adalah masalah klasik yang masih belum teratasi sampai saat ini. Hal ini, juga berlaku pada Pengawas, bisa saja ada pengawas yang memiliki kompetensi namun belum komprehensif memahami tupoksinya sebagai pengawas, atau ada pengawas yang mengawas pada bidang studi yang tidak sesuai, hal ini dapat terjadi karena keterbatasan jumlah SDM.

C. Kompleksitas Tugas Manajerial Seorang Kepala Sekolah

Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah, tugas supervisi pada Guru. Tugas ini dapat melekat pada seorang kepala sekolah. Namun, kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah dapat mengakibatkan tugas supervisinya tidak maksimal, seperti dalam supervisi pada pembelajaran yang di laksanakan guru-gurunya.

Dengan demikian maka hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan.

Baca juga: Supervisi Manajerial dan Permasalahannya

D. Budaya Mutu belum Terwujud

Terciptanya budaya mutu pada setiap lembaga pendidikan merupakan dambaan setiap insan pendidikan. Sebagai contoh, misalnya guru yang akan di supervisi masih menganggap bahwa educational supervision semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan.

Meskipun pelaksanaan educational supervision di lakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi, masih saja para guru yang akan di supervisi belum mempersiapkan diri secara maksimal. Sehingga hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan educational supervision.

E. Permasalahan Supervisi Pendidikan berikutnya adalah unsur Subjektifitas Supervisor masih dirasakan

Unsur subjektifitas dari supervisor sulit untuk di hilangkan. Maksudnya adalah ada kesan bahwa bentuk supervisi yang di lakukan dapat di pengaruhi oleh Guru yang di supervisi, misalnya akan ada perlakuan yang berbeda kepada guru-guru yang di anggap telah senior.

Dengan demikian maka hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan educational supervision.

F. Sering terjadi pergantian Kepala Sekolah

Sudah menjadi rahasia umum sekarang ini bahwa Jabatan Kepala Sekolah dapat di pengaruhi iklim politik di wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan seringnya terjadi pergantian kepala sekolah. Hal ini tentu berdampak terhadap lingkungan sekolah termasuk pelaksanaan educational supervision pendidikan, khususnya pada keberlanjutan kegiatan atau rekomendasi/perbaikan.

G. Sarana dan Prasarana terbatas dan belum merata

Setiap proses belajar mengajar yang berhubungan dengan masalah sarana dan prasarana, seorang guru pasti merasakan ketidak nyamanan dalam menyampaikan materi pelajaran. Olehnya itu, maka sarana dan prasarana yang minim dapat menggangu persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan saran-saran dari supervisor.

Sehingga hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan.

Permasalahan Pelaksanaan educational Supervision Pendidikan di Sekolah?

H. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang terkhir adalah Rencana Tindak Lanjut (RTL) belum Optimal

Masalah pokok pendidikan di Indonesia yang lain adalah konsistensi pada hal yang baik. Bisa saja guru yang di supervisi sudah melakukan perbaikan berdasarkan saran supervisor, namun hal itu bisa saja hanya terjadi pada saat supervisi. Setelah supervisi selesai, guru dapat saja tetap berada dalam ‘zona nyaman’ lagi.

Dengan demikian maka hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan educational supervision.

Terima kasih telah membaca artikel ini.
Semoga ada manfaat.

Telusuri Artikel Lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index