Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

HermanAnis.com – Pada tulisan kali ini kita akan membahas Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli. Fokus pembahasan adalah Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli media, ciri-ciri media pembelajaran, dan seterusnya.

A. Pengertian media pembelajaran

Pengalaman empirik observasi di sekolah, dan diskusi dengan Guru, ketika hasil belajar peserta didik tidak memenuhi target yang di inginkan, pasti peserta didik sering menjadi kambing hitam. Keadaan tersebut memang bisa terjadi.

Akan, tetapi sudahkan pada guru kelas atau guru mata pelajaran melakukan refleksi diri terhadap kerja profesi sebagai pendidik profesional? atau apakah para guru telah menyiapkan segenap kemampuan pedagogik dalam mengajar peserta didik?

Kemampuan mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran merupakan salah satu aspek kewajiban yang di emban guru untuk mengembangkan kompetensi pedagogik, pada gilirannya dapat meningkatkan aktivitas belajar lebih menarik, dan motivasi peserta didik.

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu media juga berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.

Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Olehnya itu, maka media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau infornasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.

Dengan demikian Pengertian Media pembelajaran adalah alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar. Atau media pembelajaran terdiri dari meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Media tidak melulu hanya alat atau bahan saja, akan tetapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan.

Sehingga Pengertian Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Pengertian Media pembelajaran adalah di ciptakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Media pembelajaran awalnya berupa alat bantu visual untuk memberikan pengalaman konkrit dan motivasi belajar. Contoh alat bantu visual: gambar, model, objek dan lain-lain.

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

1. Persepsi Peserta didik kaitannya dengan media pembelajaran

Pengertian Media pembelajaran. Setiap peserta didik tentu memiliki pandangan atau pendapatnya masing-masing di dalam melihat atau mendengar pesan (materi ajar) yang di sampaikan guru (atau sumber belajar lainnya).

Perbedaan pendapat serta pandangan ini tentu saja akan di tindaklanjuti dengan respon dan tindakan peserta didik yang berbeda. Konsep ini yang di sebut dengan persepsi. Persepsi dari peserta didik terhadap materi ajar akan menentukan bagaimana caranya memandang sebuah mata pelajaran.

Persepsi merupakan suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan peserta didik dapat menerima dan/atau meringkas informasi yang di perolehnya dari lingkungan dan pengalaman belajar (Fleming & Levie, 1981).

Semua proses menerima pesan atau informasi selalu di awali dengan persepsi setelah peserta didik menerima suatu stimulus atau pola stimuli dari lingkungan pembelajaran. Karenanya persepsi di anggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang peserta didik. Persepsi bersifat:

  1. relatif, tidak absolut, tergantung pada pengalaman sebelumnya yang relevan,
  2. selektif, tergantung pada pengalaman sebelumnya, minat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik untuk mengadakan persepsi, dan
  3. sesuatu yang tidak teratur akan sukar di persepsikan. Suatu objek akan dapat dipersepsikan dengan baik apabila objek tersebut lebih menonjol di bandingkan dengan lingkungannya.

Sejak awal menerima materi ajar, peserta didik sudah menangkap rangsangan (stimulus) untuk di persepsikan (seakurat mungkin) apa yang di ajarkan guru. Kesalahan dalam mempersepsi materi ajar, seringkali terjadi karena penyajian materi ajar terlalu banyak pada kurun waktu tertentu, atau karena pengamatan (observasi) yang dilakukan peserta didik terlalu cepat dan tidak teliti.

Sekali peserta didik mempunyai persepsi yang salah materi ajar yang di sajikan guru, maka untuk selanjutnya akan sukar mengubah persepsi tadi, dengan demikian peserta didik juga akan mempunyai struktur kognitif yang salah (Lawther, 1977). Agar dapat kemampuan untuk mengadakan persepsi efektif, maka harus di kembangkan kebiasaan (habit) peserta didik untuk belajar.

2. Faktor yang mempengaruhi persepsi

Untuk membentuk persepsi yang akurat serta mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan, perlu adanya strategi pembelajaran yang bervariasi (tidak monoton).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seorang peserta didik, antara lain:

  1. Pengamatan, penginterpretasikan dari apa yang di lihat dan di dengar oleh seseorang peserta didik tergantung dari karakteristik pribadi yang dimilikinya,
  2. Motif, alasan yang berada di balik tindakan yang telah dilakukan oleh seseorang peserta didik yang mana mampu menstimulasi serta memberikan pengaruh yang cukup kuat kepada pembentukan persepsi seseorang akan segala sesuatu yang ada.
  3. Sikap atau attitude yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi sebuah persepsi yang di bentuknya mengenai hal-hal yang ada di sekitarnya.
  4. Pengalaman, pengetahuan, ataupun kejadian sebagai pengalaman yang sudah pernah di alami seseorang peserta didik,
  5. Ketertarikan atau interest, fokus perhatian seseorang peserta didik pada hal-hal yang sedang di hadapinya, sehingga membuat persepsi seseorang menjadi berbeda beda satu sama lainnya.
  6. Harapan atau ekspektasi, merupakan gambaran atau deskripsi yang dapat membentuk sebuah pencitraan kondisi belajar

B. Pengertian Media Pembelajaran menurut para ahli

Dalam pembelajaran (instructional), sumber pesan dapat berupa sumber belajar, antara lain: guru, instruktur, bahan ajar terprogram (multimedia), lingkungan belajar dan sebagainya. Berikut ini kami berikan beberapa Pengertian Media Pembelajaran menurut para ahli.

Pengertian Media Pembelajaran menurut Gagne (1990), media pembelajaran merupakan komponen atau perangkat dalam lingkungan belajar peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.

Oleh Arief S. Sadiman (1986), pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik agar terjadi proses belajar. Menurut Schramm (1977) media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Oleh Briggs (1977) media  pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. Menurut Romiszowski media pembelajaran adalah media yang efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik.

Selaras dengan itu, Azhar (2011) mendefinisikan pengertian media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, selain itu media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Gerlach & Ely, media pembelajaran memiliki cakupan yang  sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi  yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer, TV, projector, dan perangkat lunak (software) yang di gunakan pada perangkat keras itu.

Menurut E. De Corte media pembelajaran sebagai suatu sarana non personal (bukan manusia) yang di gunakan atau di sediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instruksional.

Sementara menurut Benson H. Clarence media pembelajaran adalah suatu alat yang membantu pengajar untuk menyampaikan kepada pelajar menegani fakta-fakta, keterampilan,sikap, pengatahuan, pengertian dan penghargaan.

Menurut Blattner Doris media pembelajaran atau sering di sebut dengan alat peraga sangat penting untuk di pakai dalam tiap pelajaran, sebab siswa dapat mengingat 50% dari bahan pelajaran yang kelihatan, tetapi kira-kira hanya 10% dari bahan pelajaran lisan. Media pembelajaran yang biasanya di gunakan untuk siswa adalah: gambar, papan tulis, benda alam, bagan, papan flannel, peta dan temple.

Sementara menurut Smaldino (2005), media yang di gunakan untuk menyampaikan pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran di definisikan sebagai media pembelajaran. Sehingga media pembelajaran adalah segala alat yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Menurut Newby (2006) media pembelajaran merupakan saluran dari komunikasi yang membawa pesan dengan tujuan yang berkaitan den gan pembelajaran yang dapat berupa cara atau alat lain yang dengannya informasi dapat di sampaikan atau dialami siswa.

Terakhir, menurut Miarso (2004), pengertian media pembelajaran adalah, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang di gunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

C. Peran Media dalam Komunikasi Pembelajaran

Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Dalam proses komunikasi pembelajaran, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus ada.

Komponen tersebut, yaitu: sumber pesan, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan penerima pesan. Seandainya satu dari keempat komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi pembelajaran tidak optimal.

Media pembelajaran harus di implementasikan secara simultan bersama metode pembelajaran oleh sumber pesan (guru), sehingga sumber pesan (materi ajar) dapat di terima oleh penerima pesan (peserta didik) secara efisien dan efektif.

Hal ini menunjukkan bahwa konsep sumber pesan atau penerima pesan adalah konsep relatif. Artinya, di suatu saat seseorang guru dapat berperan sebagai sumber pesan (menyampaikan materi ajar), namun pada saat lain (atau pada tempat yang berbeda), guru bisa juga menjadi penerima pesan (menerima respon peserta didik).

Pembelajaran abad 21, guru lebih dominan berperan sebagai fasilitator belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi dengan banyak sumber belajar dalam lingkungan belajar yang terencana.Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya.

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik (guru) kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah di tentukan, sehingga terjadi perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Dengan demikian, guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru di tuntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

Dengan mentransformasi konsep Lasswell (1972) menekankan bahwa komunikasi pembelajaran meliputi lima unsur, meliputi:

  1. Komunikator (communicator, source, sender).
    Komunikator (guru) merupakan sumber dan pengirim pesan. Kompetensi komunikator (guru) yang membuat komunikan (peserta didik) percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
  2. Pesan (message).
    Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan komunikan (peserta didik), dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan komunikan.
    Untuk itu, pesan dapat dirancang berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), handout, wallchart, jobsheet, program video instruksional, program multimedia pembelajaran, dlsb.
  3. Media (channel, media).
    Sistem penyampaian berkaitan dengan media dan metode. Media dan metode yang di gunakan dalam proses komunikasi harus di sesuaikan dengan strategi pembelajaran, karakteristik komunikan (peserta didik), dan tujuan pembelajaran.
  4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient).
    Agar komunikasi (peserta didik) berjalan lancar, peserta didik harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan
    sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang di terima.
  5. Efek (effect, impact, influence).
    Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi dalam pembelajaran sangat tergantung dari guru dalam penyampaian materi serta kebutuhan peserta didik. Dalam pembelajaran, efek dirancang guru dalam bentuk tujuan pembelajaran

Dalam pembelajaran berpusat pada guru (teacher center learning), media dan teknologi di gunakan untuk membantu komunikasi pembelajaran.

Misalnya papan tulis elektronik dimanfaatkan guru untuk menampilkan berbagai visual pertumbuhan penduduk Indonesia. Dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik (student center learning), pengguna utama media dan teknologi adalah peserta didik itu sendiri.

Peserta didik akan memanfaatkan media komputer dan teknologi jaringan internet yang menampilkan pesan berupa data pertumbuhan penduduk Indonesia. Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik memungkinkan guru untuk menghabiskan waktu lebih banyak, untuk mengarahkan pembelajaran peserta didik, menilai dan membimbing peserta didik secara individual (Smaldino at.al,2015).

D. Media Pembelajaran Daring

Pandemi COVID-19 menjadikan institusi pendidikan mendadak menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh, terutama secara daring. Untuk mendukung hal ini maka di perlukan media pembelajaran daring. Siswa harus belajar di rumah dan mengerjakan tugas seperti biasa. Secara teori pembelajaran dapat di lakukan dengan menggunakan berbagai media baik secara online dan offline.

Media pembelajaran daring dapat di gunakan dengan google classroom, google suite, whatsapp, dan zoom. Guru pun dapat membuat dan mendesain materi dengan membuat compact disk (CD) yang dapat di berikan kepada siswa.

Dengan cara ini, pembelajaran akan tetap berjalan dan siswa tidak akan ketinggalan pelajaran. Pembelajaran jarak jauh secara daring adalah pembelajaran jarak jauh yang cara pengantaran bahan ajar dan interaksinya di lakukan dengan perantara teknologi internet.

Oleh karena itu, keberlangsungan pembelajaran daring tidak dapat di lepaskan dari keberadaan infrastruktur internet sebagai teknologi utamanya. Dalam pembelajaran daring, keberadaan kelas tempat penyelenggaraan pembelajaran di gantikan oleh kelas virtual yang di sebut learning management system (LMS).

Baca Juga: Jenis Media Pembelajaran

E. Ciri ciri Media Pembelajaran

Untuk mengenali beberapa alasan mengapa media pembelajaran di gunakan, Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media pembelajaran sebagai berikut:

1. Ciri fiksatif (fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media pembelajaran untuk merekam, menyimpan, menampilkan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Cara ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah di rekam atau di simpan dengan format media yang ada dapat di gunakan setiap perkuliahan.

Media pembelajaran dengan ciri tersebut yang dapat dikembangkan seperti: photo, program video, program audio, program multimedia, file presentasi komputer. Maka media pembelajaran memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu di transportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri manipulatif (manipulatif property)

Suatu kejadian yang memerlukan waktu panjang (produksi berhari-hari) dapat di sajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar atau time-lapse recording.

Kemampuan media dari ciri manipulative seperti ini, memerlukan tim pengembangan yang memiliki keahlian subtansi (konten materi ajar) dan keahlian produksi, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau potongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan, dan bahkan menyesatkan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang di inginkan.

Misalnya proses etamorphosis kupu-kupu. Proses larva menjadi kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu dapat di percepat dengan teknik rekaman fotografer di samping itu juga dapat di perlambat menayangkan kembali hasil rekaman video. Selain itu juga bisa di putar mundur.

3. Ciri distributif (distributive property)

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di trasnspormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut di sajikan kepada peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian ini.

Sekali materi ajar direkam dalam format media apa saja. Materi ajar tersebut dapat di reproduksi seberapa kali, serta siap di sajikan secara bersamaan di berbagai kelas, atau di sajikan dalam tunda waktu di kelas berbeda. Konsistensi informasi (materi ajar) yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

Baca Juga: Manfaat Media Pembelajaran

F. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Ada dua fungsi media pembelajaran yang perlu di eksplor oleh para guru, yaitu: media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran dan media pembelajaran sebagai sumber belajar.

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

Sedangkan manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dengan peserta didik, dan membantu peserta didik belajar secara optimal. Namun demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran di kemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985), yaitu :

  1. Penyampaian materi ajar dapat di seragamkan
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
  3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
  4. Waktu belajar mengajar lebih efisien
  5. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan
  6. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja
  7. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat di tingkatkan
  8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

G. Macam macam Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Sadiman memilah jenis atau macam macam media pembelajaran ke dalam beberapa karakteristik, yakni media grafis, media audio, dan media proyeksi diam.

Jenis Media Pembelajaran grafis termasuk media visual. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Jenis media yang termasuk ke dalam grafis adalah (a) gambar (foto), (b) sketsa, (c) diagram, (d) bagan, (e) grafik, (f) kartun, (g) poster, (h) peta dan globe, (i) papan flanel, dan (j) papan buletin. Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan kita sampaikan di tuangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun nonverbal.

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis (menyajikan rangsangan visual). Selain itu, bahan-bahan grafis banyak kita pakai dalam media proyeksi diam. Jenis media yang termasuk media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), OHP, dan proyeksi mikro.

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Dalam menentukan media pembelajaran yang akan dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, pertama-tama seorang guru harus mempertimbangkan:

  1. Tujuan pembelajaran yang ingin di capai,
  2. Karakteristik peserta didik,
  3. Karakteristik media yang akan di manfaatkan,
  4. Jenis rangsangan belajar yang di inginkan (audio atau visual),
  5. Ketersediaan sumber setempat,
  6. Efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang.

Baca Juga: Media Pembelajaran Daring

I. Perkembangan Pemanfaatan Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Media pembelajaran di ciptakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran awalnya berupa alat bantu visual untuk memberikan pengalaman konkrit dan motivasi belajar. Contoh alat bantu visual: gambar, model, objek dan lain-lain. pada awalnya media pembelajaran hanya berpusat pada alat bantu visual tanpa memperhatikan apek desain, pengembangan dan evaluasi.

Untuk menghindari verbalisme karena alat bantu visual maka media pembelajaran di lengkapi dengan alat audio, sehingga media yang di gunakan menjadi audio visual. Fungsi media pembelajaran terus berkembang, di mulai saat teori komunikasi pada tahun 1950 fungsi media pembelajaran yang semula hanya sebagai alat bantu mengajar berkembang menjadi penyalur informasi.

Pada tahun 1960-1965 di ciptakan media yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik sebagai hasil proses belajar, buah pengembangan dari teori tingkah-laku (behaviorism theory) oleh B. F. Skinner. Teori ini di gunakan dalam ranah pendidikan untuk mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi kebiasaan yang positif.

Media instruksional terkenal yang di hasilkan dari teori ini adalah teaching machine dan programmed instruction. Pada tahun 1965-1970 pendekatan sistem (system approach). Mendorong di gunakan media sebagai integral dalam program pembelajaran.

Program pembelajaran di rencanakan berdasar kebutuhan peserta didik dan karakteristik peserta didik yang nantinya tingkah laku peserta didik akan di ubah sesuai dengan tujuan yang akan di capai, menggunakan media yang telah di rancang secara seksama. Guru pun mulai merencanakan kegiatan pembelajaran dengan media yang di butuhkan.

Seiring berjalannya waktu peranan media pembelajaran meningkat muncul kekhawatiran jika media pembelajaran akan menggeser guru sebagai sumber belajar. Kekhawatiran ini di picu dengan di temukannya mesin cetak yang dapat menghasilkan buku teks sebagai salah satu sumber belajar.

Padahal selain sumber belajar guru juga memberikan perhatian dan bimbingan secara individu terhadap peserta didik (Sadiman, 2014). Menginjak abad ke-21 negara kita mengalami perkembangan era informasi yang sangat pesat.

Media pendidikanpun mengalami perkembangan dari media pembelajaran sederhana seperti gambar, bagan, poster, rekaman suara menjadi multimedia pembelajaran berupa video pembelajaran. Penggunaan multimedia pembelajaran di awali dengan di udaranya Televisi Pendidikan oleh pihak swasta pada tahun 1991 (Susiliana & Riyana, 2008).

Di masa sekarang ini perkembangan Bentuk multimedia pembelajaranpun bervariatif. Video pembelajaran di kembangkan bukan hanya siaran televisi namun di buat dalam bentuk DVD agar setiap sekolah dapat mempergunakan multimedia tersebut setiap saat. Sampai saat teknologi Komputer masuk ke dunia pendidikan kita. Teknologi ini menjadi gebrakan baru untuk membatu pembuatan media pembelajaran.

Terbukti dari banyaknya bentuk media pendidikan yang dapat di hasilkan, seperti: presentasi power point, buku/materi pembelajaran berupa soft file, video pembelajaran, media pendidikan berupa software dan lain-lain. Kemudian media pembelajaran terus berkembang dengan adanya internet. Di internet kita dapat mengakses berbagai macam hal tidak terkecuali materi pelajaran.

Internet secara non-formal menjadi salah satu media pendidikan bagi peserta didik, karena jangkauannya yang luas, kelengkapan informasi, mudah di gunakan dan dapat menarik minat peserta didik dengan sendirinya. Perkembangan media pada masa sekarang, sampai pada pemanfaatan media pembelajaran menggunakan smart phone (ponsel pintar).

Smart phone merupakan teknologi terkini dalam bidang komunikasi. Dengan smart phone semua orang tidak hanya di mudahkan dalam komunikasi saja, tapi dapat berbagi informasi dengan mudah dan gambang terlebih karena ukuran smart phone yang kecil dan dapat di bawa kemana saja. Teknologi ini juga di lengkapi dengan fitur dan aplikasi yang dapat di kembangkan untuk dunia pendidikan.

Aplikasi smart phone dapat di buat dan di kembangkan untuk media pembelajaran, contoh bentuk media pembelajaran dari aplikasi smart phone adalah: aplikasi game edukatif, aplikasi materi pembelajaran interaktif, video tutorial. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berdampak pada kemudahan memperoleh informasi dan mengembangkan strategi pembelajaran.

Banyak dan beragamnya informasi yang tersedia menuntut kemampuan seorang guru untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Untuk menawarkan berbagai pengalaman kepada peserta didik sehingga mampu membangun pemahamannya di lingkungan sekitarnya.

J. Strategi Mengintegrasikan Media Pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli – Guru perlu merencanakan dan mengelola lingkungan belajar yang menarik untuk memastikan bahwa para peserta didik merasa tertantang dan ingin berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Kesiapan guru dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pembelajaran akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didiknya.

Strategi pembelajaran meliputi pemilihan model/metode pembelajaran, serta pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru perlu selektif dalam menentukan strategi mengintegrasikan media pembelajaran dan sumber belajar ke dalam pembelajaran.

Adapun strategi yang akan di jelaskan pada kegiatan belajar ini antara lain:

  1. presentasi,
  2. demonstrasi,
  3. latihan (drill and practice),
  4. tutorial, dan
  5. diskusi.

Baca Juga: Apa itu Google Slide?

Demikian,
semoga ada manfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index