Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design

Analisis Kurikulum Prota Promes PPG

HermanAnis.com – Teman-teman semua, tulisan kali ini akan membahas satu topik dalam pengembangan kurikulum yakni Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design (UbD). Understanding by Design (UbD) adalah suatu pendekatan desain kurikulum yang bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan fokus pada pemahaman mendalam siswa.

Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design
Sumber: Kemdikbud

Baca Juga: Perkembangan Kurikulum di Indonesia

A. Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design (UbD)

Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design (UbD) terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:

1. Tahap Perencanaan (Stage 1: Planning)

Tahap perencanaan adalah tahap awal dalam model pengembangan desain kurikulum UbD. Pada tahap ini, guru dan pengembang kurikulum akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Menentukan hasil yang di inginkan:
    Dalam tahap ini, guru akan menentukan hasil belajar yang ingin d icapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan standar kompetensi yang telah di tetapkan.
  2. Menentukan indikator keberhasilan:
    Pada tahap ini, guru akan menentukan indikator keberhasilan yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Indikator ini harus spesifik, terukur, dan dapat di observasi.
  3. Membuat rencana pembelajaran:
    Pada tahap ini, guru akan merancang rencana pembelajaran dengan mempertimbangkan metode dan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator keberhasilan yang telah di tetapkan.

2. Tahap Pelaksanaan (Stage 2: Implementation)

Tahap pelaksanaan adalah tahap kedua dalam model pengembangan desain kurikulum UbD. Pada tahap ini, guru akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Mengajar dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah di rancang pada tahap perencanaan.
  2. Memonitor kemajuan siswa:
    Guru akan memonitor kemajuan siswa selama pembelajaran di laksanakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan indikator keberhasilan.
  3. Memberikan umpan balik:
    Guru akan memberikan umpan balik kepada siswa tentang kinerja mereka dan memberikan dukungan dan bantuan yang di perlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Tahap Evaluasi (Stage 3: Evaluation)

Tahap evaluasi adalah tahap ketiga dan terakhir dalam model pengembangan desain kurikulum UbD. Pada tahap ini, guru akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi pembelajaran:
    Guru akan melakukan evaluasi untuk mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran telah tercapai dan untuk menilai efektivitas dari rencana pembelajaran dan strategi yang di gunakan.
  2. Menganalisis hasil evaluasi:
    Guru akan menganalisis hasil evaluasi dan membuat perubahan pada rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang di gunakan jika di perlukan.
  3. Membuat rekomendasi:
    Berdasarkan hasil evaluasi, guru akan membuat rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran di masa depan.

Dengan menggunakan model pengembangan desain kurikulum UbD, guru dapat memastikan bahwa pembelajaran di arahkan untuk mencapai tujuan yang jelas dan terukur, serta memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsep dan keterampilan yang di ajarkan.

Baca Juga: Kurikulum Prototipe 2022-2024: Kebijakan untuk Pemulihan Pembelajaran

B. Apa yang membedakan Understanding by Design (UbD) dengan model pengembangan kurikulum lainnya?

UbD (Understanding by Design) adalah suatu model pengembangan kurikulum yang dikenal karena pendekatannya yang berpusat pada pemahaman. Berbeda dengan model pengembangan kurikulum lainnya yang lebih berfokus pada “apa” yang harus diajarkan, UbD lebih memfokuskan pada “mengapa” dan “bagaimana” pembelajaran harus dirancang.

Ada beberapa hal yang membedakan UbD dengan model pengembangan kurikulum lainnya:

  1. Pendekatan berpusat pada pemahaman
    UbD mengajarkan siswa dengan memusatkan perhatian pada pemahaman konsep dan prinsip yang lebih dalam, bukan hanya pada fakta atau informasi yang harus dihafal.
  2. Desain pembelajaran
    UbD menekankan pentingnya desain pembelajaran yang berpusat pada hasil belajar yang diharapkan. Model ini memandang bahwa pembelajaran seharusnya di mulai dengan tujuan akhir yang diinginkan, lalu baru di kembangkan kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut.
  3. Fokus pada assessment
    UbD memberi perhatian besar pada evaluasi hasil belajar siswa. Penilaian dalam UbD di desain untuk memantau kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan membantu guru memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang efektif.
  4. Penggunaan pertanyaan penting
    UbD mengajarkan penggunaan pertanyaan penting dalam proses belajar mengajar. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya memfasilitasi pemahaman siswa, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Dengan fokus pada pemahaman, desain pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan penggunaan pertanyaan penting, UbD menjadi model pengembangan kurikulum yang cukup berbeda dengan model pengembangan kurikulum lainnya. Pendekatan ini di harapkan dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan lebih baik dalam proses pembelajaran.

C. Apakah Understanding by Design bisa diterapkan di Indonesia?

Ya, Understanding by Design (UbD) dapat di terapkan di Indonesia. Sebagai sebuah model pengembangan kurikulum, UbD dapat di adaptasi sesuai dengan konteks dan kebutuhan pendidikan di Indonesia.

Namun, dalam menerapkan UbD di Indonesia, perlu di perhatikan beberapa hal, antara lain:

  1. Konteks pendidikan Indonesia
    Model UbD sebaiknya di sesuaikan dengan konteks pendidikan di Indonesia, termasuk kurikulum nasional, kebijakan pendidikan, dan budaya belajar siswa.
  2. Ketersediaan sumber daya
    Implementasi UbD membutuhkan sumber daya yang memadai, seperti buku teks, perangkat teknologi, atau fasilitas laboratorium. Oleh karena itu, perlu memastikan ketersediaan sumber daya tersebut sebelum menerapkan UbD.
  3. Pelatihan guru
    Guru memegang peran sentral dalam menerapkan model UbD di kelas. Oleh karena itu, perlu di lakukan pelatihan bagi guru agar mereka dapat mengimplementasikan UbD secara efektif.
  4. Evaluasi dan pemantauan
    UbD menekankan pada evaluasi dan pemantauan hasil belajar siswa secara berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu ada sistem evaluasi dan pemantauan yang baik untuk menilai efektivitas penggunaan model UbD dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks pendidikan Indonesia, model UbD dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada pemahaman dan hasil belajar yang di harapkan. Dengan adaptasi yang tepat, UbD dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia dan membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam proses pembelajaran.

D. Langkah-langkah Model Pengembangan Desain Kurikulum Understanding by Design (UbD)

Berikut adalah langkah-langkah dalam mendesain kurikulum mata pelajaran dengan menggunakan kerangka UbD:

1. Identifikasi Standar Kompetensi

Langkah pertama dalam mendesain kurikulum adalah mengidentifikasi standar kompetensi yang harus di capai siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Standar kompetensi biasanya di atur oleh kementerian pendidikan atau organisasi pendidikan setempat.

2. Identifikasi Tujuan Pembelajaran

Setelah menentukan standar kompetensi, selanjutnya adalah menentukan tujuan pembelajaran yang ingin di capai oleh siswa. Tujuan pembelajaran harus mengacu pada standar kompetensi dan menjelaskan hasil belajar yang di harapkan.

3. Menentukan Indikator Pembelajaran

Setelah menentukan tujuan pembelajaran, selanjutnya adalah menentukan indikator pembelajaran yang dapat di ukur untuk mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran telah di capai oleh siswa. Indikator pembelajaran harus spesifik dan jelas.

4. Mengembangkan Pembelajaran Aktif

Selanjutnya adalah mengembangkan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Pembelajaran aktif dapat berupa diskusi, simulasi, proyek, presentasi, dan sebagainya.

5. Menentukan Penilaian

Setelah mengembangkan pembelajaran aktif, selanjutnya adalah menentukan metode penilaian yang dapat di gunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran. Metode penilaian dapat berupa tes, proyek, presentasi, atau kombinasi dari beberapa metode.

6. Mengembangkan Materi dan Kegiatan

Setelah menentukan metode penilaian, selanjutnya adalah mengembangkan materi dan kegiatan pembelajaran yang mendukung pembelajaran aktif dan mencapai tujuan pembelajaran. Materi dan kegiatan pembelajaran harus relevan dengan indikator pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk memahami konsep dan keterampilan yang di ajarkan.

7. Menerapkan, Mengamati dan Mengevaluasi

Setelah semua komponen kurikulum selesai di kembangkan, selanjutnya adalah menerapkannya di dalam kelas. Guru harus mengamati dan mengevaluasi proses pembelajaran untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran telah di capai dan memperbaiki kurikulum jika di perlukan.

Dengan menggunakan kerangka UbD, desain kurikulum mata pelajaran dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien serta memastikan siswa memahami konsep dan keterampilan yang di ajarkan dengan lebih mendalam.

Demikian semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index