Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik

HermanAnis.com – Teman-teman semua, dalam kesempatan ini kita akan membahas satu topik pembelajaran yakni gaya belajar peserta didik dimana fokus bahasan adalah Gaya Belajar Kinestetik. Gaya belajar kinestetik adalah salah satu gaya belajar yang mengacu pada kecenderungan individu untuk belajar melalui gerakan fisik dan aktivitas tubuh.

Individu dengan gaya belajar ini cenderung membutuhkan pengalaman langsung dan praktik untuk memahami konsep dan teori, serta menggunakan gerakan tubuh dan pengalaman fisik untuk memperkuat pemahaman mereka.

Mereka juga cenderung belajar dengan lebih efektif melalui penggunaan alat atau benda fisik dalam pembelajaran. Contoh dari gaya belajar kinestetik termasuk melakukan percobaan praktis, membuat model 3D, dan melakukan kegiatan fisik seperti berjalan-jalan saat belajar.

A. Pengertian gaya Belajar

Keefe (1988) menyatakan bahwa gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Siswa pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang dirasa tidak nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan cara yang berbeda, serta memproses informasi dengan cara yang berbeda (Sarasin, 1999).

Oleh karena itu, jika gaya mengajar guru tidak memperhatikan kebutuhan khusus mereka, maka belajar tidak akan terjadi. Ketika guru mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, guru sama dengan memberitahu pada siswa bahwa dia mengetahui mereka adalah individu yang mungkin belajar dengan cara berbeda dengan siswa lain

Menurut DePoter dan Hernacki, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, dan mengolah informasi. Menurut Sugihartono (2007) menjelaskan bahwa gaya belajar adalah kumpulan karakteristik pribadi yang
membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain. Jadi, gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai.

Sedangkan menurut Nasution (2009) gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seseorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan masalah.

Gaya belajar adalah merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan menyadari hal ini, siswa mampu menyerap dan mengolah informasi dan menjadikan belajar lebih mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.

B. Apa itu belajar gaya kinestetik?

Gaya Belajar Kinestetik 1
Sumber: Kemdikbud

Belajar gaya kinestetik adalah cara belajar di mana seseorang lebih mudah memahami dan mengingat informasi melalui gerakan fisik dan aktivitas tubuh.

Gaya belajar kinestetik mengaruskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengiatnya. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah:

  • Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar.
  • Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak.
  • Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif.
  • Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.
  • Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol, dan lambang.
  • Menyukai praktik/percobaan.
  • Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

Orang-orang dengan gaya belajar kinestetik cenderung membutuhkan pengalaman langsung dalam mempelajari suatu hal, seperti melakukan praktik langsung atau simulasi. Mereka juga cenderung suka menggunakan alat atau benda fisik dalam proses belajar, seperti memegang alat tulis atau bermain dengan bola ketika belajar.

Beberapa contoh strategi belajar yang dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik meliputi:

1. Praktik langsung

Melakukan tugas atau kegiatan yang langsung terkait dengan materi yang dipelajari, seperti menggambar atau membangun model.

2. Menggunakan gerakan fisik

berjalan-jalan atau menggerakkan bagian tubuh lainnya ketika belajar dapat membantu orang dengan gaya kinestetik untuk tetap fokus.

3. Memvisualisasikan konsep dengan gerakan

menggerakkan tangan atau bagian tubuh lainnya dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik untuk memvisualisasikan konsep yang sedang dipelajari.

4. Melakukan simulasi

Melakukan simulasi tugas atau situasi kehidupan nyata dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik untuk memahami materi yang dipelajari.

5. Membuat catatan atau diagram

Membuat catatan atau diagram fisik dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik untuk mengingat informasi lebih baik.

6. Berpartisipasi dalam diskusi atau perdebatan

Berpartisipasi dalam diskusi atau perdebatan dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik untuk lebih memahami informasi dan mengasah kemampuan verbal mereka.

7. Menerapkan materi yang dipelajari

Menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu seseorang dengan gaya kinestetik untuk memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.

Dalam mempelajari suatu hal, penting untuk mengenali gaya belajar Anda sendiri. Jika Anda merasa lebih nyaman dalam mempelajari melalui gerakan fisik dan aktivitas tubuh, maka gaya belajar ini mungkin cocok untuk Anda. Dengan mengenali gaya belajar Anda, Anda dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas belajar dan mengoptimalkan potensi diri Anda.

Baca Juga: Gaya Belajar Auditori

C. Gaya belajar kinestetik menurut para ahli

Para ahli pendidikan telah mengidentifikasi beberapa karakteristik dan ciri khas dari gaya belajar kinestetik, termasuk:

  1. David Kolb, seorang psikolog dan teoritis pembelajaran, mengidentifikasi gaya belajar kinestetik sebagai gaya belajar melalui pengalaman praktis dan refleksi. Menurut Kolb, individu yang memiliki gaya belajar ini cenderung suka melakukan percobaan dan tindakan nyata.
  2. Neil Fleming, seorang profesor dari University of Waikato di Selandia Baru, membagi gaya belajar menjadi empat kategori utama: visual, auditori, kinestetik, dan taktil. Fleming mengatakan bahwa orang dengan gaya belajar ini cenderung belajar dengan melibatkan gerakan fisik dan aktivitas tubuh.
  3. Anthony Gregorc, seorang psikolog pendidikan, mengklasifikasikan gaya belajar ke dalam dua kategori utama: gaya belajar konkrit dan abstrak. Gaya belajar ini masuk dalam kategori belajar konkrit, di mana individu cenderung belajar dengan menggunakan pengalaman langsung dan keterlibatan fisik.
  4. Rita Dunn dan Kenneth Dunn, pasangan suami-istri yang juga psikolog pendidikan, mengembangkan Model Pembelajaran Seluruh Otak (Whole Brain Learning). Model ini mengidentifikasi delapan gaya belajar, termasuk gaya belajar kinestetik. Dunn dan Dunn mengatakan bahwa individu dengan gaya belajar ini cenderung belajar dengan menggunakan pengalaman fisik dan emosional.

Kesimpulannya, para ahli pendidikan mengidentifikasi gaya belajar kinestetik sebagai gaya belajar melalui gerakan fisik dan aktivitas tubuh. Individu dengan gaya belajar ini cenderung belajar melalui pengalaman langsung dan praktik, serta menggunakan benda fisik dan alat dalam proses pembelajaran.

Baca Juga: Angket Gaya Belajar

D. Apa saja ciri-ciri gaya belajar kinestetik?

Beberapa ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain:

  1. Lebih memahami materi melalui pengalaman langsung dan aktivitas fisik daripada hanya membaca atau mendengar.
  2. Cenderung tidak bisa duduk diam atau hanya mendengarkan dalam jangka waktu yang lama. Mereka butuh gerakan fisik dan aktivitas tubuh untuk tetap fokus.
  3. Lebih suka menggunakan benda fisik atau alat ketika belajar, seperti memegang alat tulis atau bermain dengan bola ketika belajar.
  4. Lebih suka belajar melalui percobaan dan praktik langsung daripada hanya membaca atau mendengar.
  5. Cenderung mengingat informasi dengan lebih baik melalui pengalaman langsung atau pengulangan secara fisik.
  6. Lebih suka belajar dengan cara yang lebih “praktis” dan “mengalami”, seperti melakukan simulasi atau praktek dalam kehidupan sehari-hari.
  7. Cenderung lebih aktif dalam kelas atau dalam kelompok belajar, dan suka melakukan tindakan fisik seperti menunjuk atau menggerakkan tangan saat berbicara atau mendiskusikan materi.
  8. Lebih suka belajar dalam lingkungan yang interaktif dan melibatkan gerakan fisik seperti berdiskusi dan berkolaborasi dengan rekan-rekan belajar.

Dalam mempelajari suatu hal, penting untuk mengenali gaya belajar Anda sendiri, termasuk ciri-ciri gaya belajar kinestetik yang mungkin Anda miliki. Dengan mengenali gaya belajar Anda, Anda dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas belajar dan mengoptimalkan potensi diri Anda.

E. Contoh gaya belajar kinestetik

Berikut adalah beberapa contoh cara belajar atau gaya belajar kinestetik dalam pembelajaran:

  1. Membuat simulasi atau percobaan praktis untuk memahami konsep atau teori. Contohnya, membuat model 3D untuk mempelajari struktur molekul atau melakukan percobaan sederhana untuk memahami hukum gerak Newton.
  2. Belajar dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan-jalan sambil membaca materi atau melakukan olahraga ringan sebelum belajar.
  3. Menggunakan benda fisik atau alat ketika belajar, seperti menulis atau membuat catatan di atas kertas atau papan putih, memanipulasi benda fisik, atau menggunakan alat-alat elektronik seperti tablet atau smartphone.
  4. Belajar dengan melakukan simulasi atau praktik dalam kehidupan sehari-hari, seperti mempraktekkan cara membuat makanan atau mengendarai mobil.
  5. Mengerjakan proyek atau tugas yang melibatkan aktivitas fisik, seperti membuat karya seni, merancang produk, atau membangun model.
  6. Menggunakan teknologi seperti game atau aplikasi edukasi yang menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas tubuh dalam pembelajaran.
  7. Belajar melalui pengalaman langsung, seperti melakukan kunjungan lapangan atau ekskursi untuk memahami konsep atau teori secara langsung.
  8. Melakukan diskusi atau kolaborasi dengan rekan-rekan belajar dengan melibatkan gerakan fisik seperti berbicara dan bertanya.

Dalam pembelajaran, penting untuk mencoba berbagai metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar Anda. Dengan mengintegrasikan aktivitas fisik dan gerakan tubuh dalam pembelajaran, Anda dapat memaksimalkan potensi diri Anda dan meningkatkan efektivitas belajar.

F. Bagaimana cara mengoptimalkan gaya belajar kinestetik?

Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan gaya belajar kinestetik:

  1. Menggunakan gerakan fisik dan aktivitas tubuh dalam pembelajaran.
    Anda dapat mencoba melakukan aktivitas fisik seperti berjalan-jalan, berdiri, atau melakukan gerakan sederhana saat membaca atau belajar untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki memori jangka pendek.
  2. Membuat simulasi atau percobaan praktis untuk memahami konsep atau teori.
    Anda dapat membuat model 3D, menggambar atau membuat sketsa, atau melakukan percobaan sederhana untuk membantu memperjelas konsep atau teori.
  3. Menggunakan alat atau benda fisik dalam pembelajaran.
    Anda dapat menggunakan papan putih, kertas, atau benda-benda sederhana seperti bola atau karet untuk membantu memahami konsep atau teori dengan lebih baik.
  4. Belajar melalui pengalaman langsung.
    Anda dapat melakukan kunjungan lapangan atau ekskursi ke tempat-tempat yang terkait dengan topik pembelajaran Anda untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang topik tersebut.
  5. Berdiskusi atau berkolaborasi dengan rekan-rekan belajar.
    Anda dapat melakukan diskusi atau kolaborasi dengan rekan-rekan belajar untuk membantu memperjelas atau mendiskusikan konsep dan teori yang sulit dipahami.
  6. Mengerjakan proyek atau tugas yang melibatkan aktivitas fisik.
    Anda dapat membuat karya seni, merancang produk, atau membangun model untuk membantu memperjelas konsep atau teori.
  7. Menggunakan teknologi seperti game atau aplikasi edukasi yang menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas tubuh dalam pembelajaran.
    Anda dapat menggunakan game edukasi atau aplikasi yang memanfaatkan gerakan tubuh untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki memori jangka pendek.

Dalam mengoptimalkan gaya belajar ini, penting untuk mencoba berbagai teknik dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar Anda. Dengan memanfaatkan aktivitas fisik dan gerakan tubuh dalam pembelajaran, Anda dapat meningkatkan efektivitas belajar dan mengoptimalkan potensi diri Anda.

Baca Juga: Gaya belajar Visual

G. Kelebihan dan kekurangan gaya belajar kinestetik

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan gaya belajar kinestetik:

1. kelebihan gaya belajar kinestetik

  1. Mampu memahami konsep atau teori dengan lebih baik melalui pengalaman langsung atau praktik langsung.
  2. Mampu meningkatkan konsentrasi dan memori jangka pendek dengan menggunakan gerakan fisik dan aktivitas tubuh dalam pembelajaran.
  3. Mampu memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang topik pembelajaran melalui penggunaan alat atau benda fisik dalam pembelajaran.
  4. Mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir lateral melalui penggunaan teknik seperti membuat model 3D atau mengerjakan proyek.

2. Kelebihan gaya belajar kinestetik

  1. Mungkin memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih banyak untuk membuat simulasi atau percobaan praktis dalam pembelajaran.
  2. Mungkin kurang efektif dalam memahami konsep atau teori yang lebih abstrak atau kompleks yang sulit untuk disimulasikan atau dilakukan praktik secara langsung.
  3. Mungkin kurang sesuai untuk lingkungan pembelajaran yang lebih formal dan terstruktur, seperti dalam kelas di mana gerakan fisik dan aktivitas tubuh dapat mengganggu pembelajaran siswa lain.
  4. Mungkin memerlukan perhatian khusus dan dukungan dari guru atau fasilitator pembelajaran untuk membantu memperjelas konsep atau teori yang sulit dipahami melalui gerakan fisik dan aktivitas tubuh.

Dalam memahami kelebihan dan kekurangan gaya belajar kinestetik, penting untuk mengakui bahwa setiap individu memiliki preferensi dan gaya belajar yang unik. Oleh karena itu, penting untuk menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar individu untuk memaksimalkan efektivitas belajar dan potensi diri.

Gaya Belajar Kinestetik 2
Sumber: Kemdikbud

Baca Juga: Cara Mengetahui Gaya Belajar Siswa

Sumber Rujukan:

Sarasin, L C. (1996). Learning Style Perspektives, Impact in the Classroom. Madison, WI: Atwood Publishing.

Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Demikian semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index