Contoh Penilaian Sikap – Sosial dan Spritual

Contoh Penilaian Sikap Sosial dan Spritual

HermanAnis.Com – Tulisan ini akan memberikan informasi Contoh Penilaian Sikap: Penilaian oleh Pendidik dalam kurikulum 2013.

A. Penilaian sikap dalam pembelajaran

Penilaian sikap dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam menilai perkembangan siswa secara menyeluruh. Bentuk penilaian ini bertujuan untuk memantau dan mengukur kemajuan siswa dalam memperoleh nilai-nilai positif dan perilaku yang baik, serta membantu memperbaiki sikap yang kurang positif.

Penilaian ini adalah bagian penting dari proses pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat serta sikap spiritual mereka. Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis instrumen, seperti skala likert, kuesioner, observasi, tes sikap, dan portofolio.

Dalam penilaian sikap, penting untuk mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan konteks budaya siswa. Penilaian sikap harus dilakukan dengan objektif dan adil, serta memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada siswa. Penilaian sikap juga membantu guru memantau dan mengevaluasi perubahan sikap siswa dari waktu ke waktu.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian sikap dalam pembelajaran:

  1. Menentukan tujuan penilaian: Penting untuk menentukan tujuan penilaian sikap secara jelas, sehingga guru dan siswa memiliki pemahaman yang sama tentang apa yang akan dinilai.
  2. Memilih instrumen penilaian yang tepat: Guru perlu memilih instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan penilaian. Instrumen yang digunakan harus valid dan dapat diandalkan dalam mengukur sikap siswa.
  3. Melakukan observasi: Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku siswa dalam situasi tertentu. Observasi dapat memberikan informasi yang penting tentang sikap siswa terhadap materi pelajaran dan interaksi sosial.
  4. Menggunakan kuesioner: Kuesioner dapat digunakan untuk mengevaluasi sikap siswa secara terstruktur. Kuesioner harus disusun dengan baik dan sesuai dengan tujuan penilaian.
  5. Membuat rubrik penilaian: Rubrik penilaian dapat membantu guru dalam menilai sikap siswa secara objektif dan konsisten. Rubrik harus mencakup deskripsi yang jelas tentang kriteria penilaian dan tingkat keberhasilan yang diharapkan.
  6. Memberikan umpan balik: Setelah penilaian dilakukan, guru perlu memberikan umpan balik kepada siswa tentang hasil penilaian dan memberikan saran untuk memperbaiki sikap yang kurang positif.

B. Contoh penilaian sikap apa saja?

Ada beberapa contoh penilaian sikap yang dapat di lakukan, antara lain:

  1. Penilaian sikap positif
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang di anggap baik dan positif seperti kerja keras, kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, dan inisiatif.
  2. Penilaian sikap negatif
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang di anggap buruk atau negatif seperti ketidaksabaran, malas, tidak bertanggung jawab, tidak kooperatif, dan sikap merugikan orang lain.
  3. Penilaian sikap profesional
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan profesi atau pekerjaan, seperti kesopanan, integritas, loyalitas, komitmen, dan etika.
  4. Penilaian sikap kreatif
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif, seperti kemampuan berimajinasi, keberanian untuk mencoba hal baru, dan kemampuan untuk menciptakan solusi-solusi baru.
  5. Penilaian sikap sosial
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan interaksi sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, toleransi, empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
  6. Penilaian sikap lingkungan
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan lingkungan, seperti kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, kepedulian terhadap kelestarian alam, dan kemampuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
  7. Penilaian sikap kesehatan
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan kesehatan, seperti kebiasaan hidup sehat, pola makan yang baik, olahraga secara teratur, dan kepatuhan terhadap anjuran- anjuran kesehatan.
  8. Penilaian sikap spiritual
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan aspek spiritual, seperti kepercayaan, kesederhanaan, keikhlasan, dan rasa syukur.
  9. Penilaian sikap patriotisme
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan nasionalisme, seperti rasa bangga akan negara dan budaya, kecintaan terhadap tanah air, dan kemampuan untuk memperjuangkan kepentingan bangsa.
  10. Penilaian sikap kepemimpinan
    Penilaian ini meliputi sikap-sikap yang berkaitan dengan kepemimpinan, seperti kemampuan untuk memimpin dan mengambil keputusan yang tepat, kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

C. Bagaimana cara menilai sikap siswa?

Menilai sikap siswa adalah hal yang penting untuk memahami perkembangan siswa dalam mengembangkan kepribadian dan karakter yang baik. Berikut adalah beberapa cara untuk menilai sikap siswa:

1. Observasi

Sebagai guru, Anda dapat mengamati perilaku siswa dalam kelas, saat berinteraksi dengan teman sekelas atau ketika mereka sedang mengerjakan tugas. Catat perilaku yang positif dan negatif serta pola perilaku yang terjadi secara berulang.

2. Wawancara

Anda dapat melakukan wawancara dengan siswa, orang tua, dan rekan guru. Wawancara dapat membantu Anda memahami sikap siswa dalam situasi yang berbeda, termasuk di luar lingkungan sekolah.

3. Kuesioner

Anda dapat memberikan kuesioner tentang sikap siswa kepada siswa, orang tua, dan rekan guru. Kuesioner dapat membantu Anda memahami sikap siswa terhadap nilai-nilai tertentu dan bagaimana mereka menangani situasi yang berbeda.

4. Portofolio

Anda dapat membuat portofolio siswa yang mencakup tugas-tugas atau proyek-proyek yang menunjukkan sikap siswa terhadap lingkungan, teman sekelas, dan masyarakat.

5. Tes Sikap

Anda dapat menggunakan tes sikap atau inventaris sikap untuk mengukur sikap siswa. Tes ini dapat membantu Anda mengevaluasi sikap siswa terhadap nilai-nilai tertentu dan menilai perubahan sikap siswa dari waktu ke waktu.

Namun perlu di ingat bahwa menilai sikap siswa bukanlah hal yang mudah dan perlu di lakukan dengan hati-hati dan obyektif. Pastikan bahwa metode yang di gunakan untuk menilai sikap siswa memiliki keakuratan dan kevalidan yang memadai. Selain itu, berikan umpan balik yang konstruktif dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan sikap yang lebih baik.

D. Instrumen penilaian sikap apa saja?

Berikut adalah beberapa instrumen penilaian sikap yang dapat di gunakan untuk menilai sikap siswa:

  1. Skala Likert:
    Skala Likert adalah instrumen yang sering di gunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap topik tertentu. Skala ini terdiri dari pernyataan dan siswa diminta untuk menunjukkan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
  2. Kuesioner:
    Kuesioner adalah instrumen yang di gunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap siswa melalui pertanyaan terstruktur atau terbuka. Kuesioner dapat di gunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap topik tertentu atau untuk mengevaluasi perubahan sikap dari waktu ke waktu.
  3. Observasi:
    Observasi adalah instrumen yang di gunakan untuk mengamati perilaku siswa dalam situasi yang berbeda. Observasi dapat di lakukan oleh guru atau observer independen.
  4. Tes Sikap:
    Tes sikap adalah instrumen yang di gunakan untuk mengukur sikap siswa dengan menggunakan pernyataan terstruktur yang mengukur sikap terhadap nilai tertentu.
  5. Portofolio:
    Portofolio adalah instrumen yang di gunakan untuk mengumpulkan dan menilai tugas-tugas atau proyek-proyek siswa yang menunjukkan sikap siswa terhadap lingkungan, teman sekelas, dan masyarakat.

Pemilihan instrumen penilaian sikap yang tepat tergantung pada tujuan penilaian, materi yang di ajarkan, dan siswa yang di nilai. Penting untuk memilih instrumen penilaian sikap yang paling sesuai dan valid untuk tujuan penilaian Anda.

E. Apa itu sikap sosial dan contohnya?

Sikap sosial adalah sikap atau pandangan individu terhadap orang lain atau kelompok masyarakat dalam interaksi sosial. Ini mencakup penghargaan atau ketidaksetujuan terhadap norma dan nilai sosial tertentu, serta perilaku dalam interaksi sosial yang mencerminkan sikap tersebut. Berikut adalah beberapa contoh sikap sosial:

  1. Empati: Kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan dan perspektif orang lain.
  2. Toleransi: Menerima perbedaan dan keanekaragaman dalam masyarakat, termasuk perbedaan agama, budaya, dan ras.
  3. Kerjasama: Kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  4. Kepercayaan: Keyakinan dalam kejujuran dan integritas orang lain.
  5. Keterbukaan: Kemauan untuk terbuka dan berbicara tentang masalah dan perasaan dengan orang lain.
  6. Solidaritas: Rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat dan kelompok.
  7. Rasa hormat: Menghargai martabat, hak, dan kebebasan individu dan kelompok.
  8. Keadilan: Memperlakukan orang dengan adil dan setara.

Sikap sosial yang positif sangat penting dalam membentuk hubungan yang sehat dan harmonis antara individu dan kelompok dalam masyarakat.

F. Apa itu sikap spiritual dan contohnya?

Sikap spiritual adalah sikap atau pandangan individu terhadap dimensi spiritual atau agama dalam hidupnya. Sikap spiritual mencakup kepercayaan, nilai, dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pengalaman spiritual atau keyakinan agama seseorang. Berikut adalah beberapa contoh sikap spiritual:

  1. Keyakinan: Keyakinan pada keberadaan Tuhan atau kekuatan spiritual yang mengendalikan alam semesta.
  2. Ketaatan: Ketaatan terhadap perintah agama atau keyakinan tertentu.
  3. Kesederhanaan: Memilih hidup sederhana dan mengejar kebahagiaan spiritual, bukan materi.
  4. Toleransi: Menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain dan merespons mereka dengan saling menghormati.
  5. Berdoa: Mengkomunikasikan keinginan atau kebutuhan kepada Tuhan atau kekuatan spiritual melalui doa.
  6. Pengampunan: Mengampuni orang lain seperti yang Tuhan mengampuni kita.
  7. Kebersyukuran: Bersyukur atas berkat dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan atau kekuatan spiritual lainnya.
  8. Pemaafan: Mengampuni kesalahan atau ketidakberesan orang lain, sebagaimana kebaikan Tuhan melalui pengampunan.

Sikap spiritual berperan penting dalam membentuk identitas seseorang dan mempengaruhi cara hidupnya, baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun dengan sesama. Sikap spiritual yang positif dapat membantu individu untuk merasa lebih tenang, damai, dan berarti dalam hidupnya.

F. Contoh Penilaian Sikap

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian hasil belajar peserta didik pada kurikulum 2013 meliputi aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal yang perlu di persiapkan oleh guru sebelum penilaian di lakukan adalah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan menyiapkan instrumen penilaian.

Contoh Penilaian Sikap – Sosial dan Spiritual

KKM akan di jadikan dasar untuk menetapkan kegiatan remedial atau pengayaan yang akan di laksanakan oleh peserta didik. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang di tentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya secara bersama antara kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya.

KKM di rumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu

  1. karakteristik peserta didik (intake),
  2. karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan
  3. kondisi satuan pendidikan (guru dan daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.

Ada beberapa model KKM. Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM. Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan KKM tersebut. Setelah KKM di tentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat di evaluasi ketuntasannya.

Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti program remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM di nyatakan tuntas dan dapat diberikan pengayaan.

Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Lingkup penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Sebelum kita membahas tentang contoh penilaian sikap, terlebih dahuluh kita bahas konsep-konep tentang penilaian sikap.

Penilaian Hasil belajar oleh pendidik terdiri atas penilaian:

  1. Sikap
  2. Pengetahuan, dan
  3. Keterampilan

Dalam bahasan kita kali ini, kita hanya akan membahas tentang Penilaian Sikap.

Baca Juga: cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik

Menurut Marzano & Pickering, 1997 (dalam Afandi dan Sajidan, 2017:117-118) terdapat lima dimensi belajar sebagai berikut:

1. Sikap dan Persepsi

Peran guru dalam dimensi belajar sikap dan persepsi adalah membantu peserta didik mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang iklim belajar di kelas.

Beberapa bentuk sikap dan persepsi tersebut adalah,

  • perasaan di terima baik oleh guru maupun teman sebaya
  • percaya diri dan sikap menerima orang lain
  • membantu peserta didik mengembangkan sikap dan persepsi positif tentang tugas-tugas belajar di kelas
  • menerima tugas sebagai suatu hal yang menarik dan bernilai
  • mempercayai kemampuan untuk menyelesaikan tugas
  • memahami tugas dengan jelas

2. Memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan

Peran guru dalam memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan adalah membantu peserta didik memperoleh pengetahuan deklaratif. Beberapa bentuknya adalah,

  1. mengkonstruk makna pengetahuan deklaratif
  2. mengorganisasikan pengetahuan deklaratif
  3. menyimpan pengetahuan deklaratif
  4. membantu peserta didik memperoleh pengetahuan prosedural
  5. mengkonstruk model pengetahuan prosedural
  6. mempertajam pengetahuan prosedural
  7. menginternalisasikan pengetahuan prosedural

3. Memperluas dan menyaring pengetahuan

Peran guru dalam memperluas dan menyaring pengetahuan adalah membantu peserta didik mengembangkan proses panalaran kompleks.

Beberapa bentuknya adalah,

  1. membandingkan
  2. mengklasifikasikan
  3. mengabstraksikan
  4. penalaran induktif
  5. penalaran deduktif
  6. mengkonstruksi
  7. menganalisis kesalahan
  8. menganalisis perspektif

4. Menggunakan pengetahuan secara bermakna

Peran guru dalam menggunakan pengetahuan secara bermakna adalah membantu peserta didik mengembangkan proses panalaran kompleks. Beberapa bentuknya adalah,

  1. membuat keputusan
  2. memecahkan masalah
  3. invention
  4. penemuan eksperimental
  5. investigasi
  6. analisis sistem

5. Habits of minds (perilaku berpikir)

Peran guru dalam habits of minds (perilaku berpikir) adalah membantu peserta didik mengembangkan perilaku berpikir produktif dan mendorong dimensi-dimensi perilaku berpikir. Beberapa bentuknya adalah,

  • melihat keakuratan
  • melihat kejelasan
  • berpikir terbuka
  • menekan sikap impulsif
  • menempatan diri dalam situasi
  • merespon secara tepat perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain

Berpikir kreatif

  • tekun
  • mendorong pengetahuan dan kemampuan sampai batas akhir
  • menghasilkan, percaya dan menata standar evaluasi diri sendiri
  • keluar dari batasan standar yang di tetapkan

Pengaturan diri dalam berpikir

  • memonitor pemikiran sendiri
  • merencanakan secara tepat kegiatan berpikir
  • mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya yang di miliki
  • merespon umpan balik secara tepat
  • mengevaluasi efektivitas tindakan

Pelaksanaan penilaian sikap di tujukan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan.

Di samping itu penilaian sikap di maksudkan juga untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butir-butir nilai sikap dari KI-1 dan KI2.

F. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap di lakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman di lakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat di jadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

1. Observasi

Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau buku jurnal (selanjutnya di sebut jurnal).

Contoh penilaian sikap untuk penilaian diri menggunakan instrumen penilaian diri. Penilaian antar teman menggunakan instrumen penilaian antar teman.

Penilaiaan sikap dengan teknik observasi dapat di lakukan menggunakan lembar observasi.

Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan penyusunan laporan hasil pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial.

Sikap yang di amati adalah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Pada mata pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang di amati tercantum pada KI-1 dan KI-2.

Lembar observasi yang di gunakan untuk mengamati sikap dapat berupa lembar observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.

a. Lembar observasi tertutup

Contoh penilaian sikap dapat menggunakan lembar observasi tertutup, pendidik menentukan secara sistematis butir-butir perilaku yang akan di observasi beserta indikator-indikatornya.

b. Lembar observasi terbuka

Jurnal biasanya di gunakan untuk mencatat perilaku peserta didik yang “ekstrim.” Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang di lihat langsung oleh pendidik, walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang di terima dari berbagai sumber.

Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul secara alami selama satu semester.

Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dan sikap sosial.

Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang di lengkapi denganwaktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu di cantumkan tanda tangan peserta didik.

Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang di maksud, maka di dalam jurnal harus di tulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.

Dengan demikian, yang di catat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik, tapi juga setiap perkembangan menuju sikap yang di harapkan.

Berdasarkan jurnal tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian sikap peserta didik dalam kurun waktu satu semester.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:

  1. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap di tulis oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK selama periode satu semester. (khusus untuk SD hanya ditulis oleh wali kelas dan guru mata pelajaran)
  2. Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal di gunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk guru mata pelajaran, 1 (satu) jurnal di gunakan untuk setiap kelas yang di ajarnya. Bagi guru BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
  3. Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat di catat dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
  4. Peserta didik yang di catat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus di catat dalam jurnal).
  5. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang di catat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak di tanamkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana di rancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang di tumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut di tunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya secara alami.
  6. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan) sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/kurang baik yang di tunjukkan peserta didik secara alami.
  7. Apabila peserta didik tertentu pernah menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang (mulai) baik tersebut harus di catat dalam jurnal.
  8. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK merekap perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkan hasil rekapan tersebut kepada wali kelas untuk di olah lebih lanjut.

2. Penilaian Diri

Contoh penilaian sikap untuk penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku.

Hasil penilaian diri peserta didik dapat di gunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik.

Selain itu, penilaian diri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang di harapkan dengan menggunakan kolom ya dan tidak atau dapat juga menggunakan skala likert.

3. Penilaian antar teman

Contoh penilaian sikap untuk penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang di lakukan oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik yang dinilai.

Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antar teman dapat di gunakan sebagai data konfirmasi.

Selain itu penilaian antar teman juga dapat di gunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

G. Contoh Pelaksanaan Penilaian Sikap

Contoh penilaian sikap oleh guru mata pelajaran dapat di lakukan selama proses pembelajaran (pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).

Jika penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun di luar jam pembelajaran di lakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.

Selanjutnya, Contoh penilaian sikap oleh Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas dapat melalui/mengikuti perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik.

H. Pengolahan Hasil Penilaian Sikap

Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester:

  1. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang di buatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).
  2. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.
  3. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
  4. Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
Contoh Penilaian Sikap - Sosial dan Spritual

I. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Sikap

Contoh penilaian sikap untuk perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk pelaksanaan tindak lanjut oleh pihak sekolah.

Bila perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, tindak lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah.

Untuk Format Penilaian dalam Format Microsoft Word dapat anda dowload pada link Contoh Format Penilaian Sikap – Sosial dan Spritual

Sumber:

Demikian, Semoga bermanfaat
Obia Cafe Makassar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index