Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

HermanAnis.com. Teman-teman semua, bahasan kita kali ini masih terkait dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, yakni, Asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Fokus bahasan kita akan mengkaji tentang Konsep Asesmen Formatif dan Sumatif, Bentuk Asesmen, dan Umpan Balik.

Baca Tentang : Proses Perencanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka

A. Perbedaan antara Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Berdasarkan Jenisnya yakni asesmen for learning, asesmen as learning dan asesmen of learning, perbedaan perbedaan antara asesmen formatif dan sumatif dapat di lihat dalam gambar grafis di bawah ini.

Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi

B. Konsep Asesmen Formatif dan Sumatif

1. Asesmen Formatif

  1. Metode evaluasi yang di lakukan untuk evaluasi proses pemahaman murid, kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran.
  2. Asesmen formatif memantau pembelajaran murid dan memberikan umpan balik yang berkala, dan berkelanjutan.
  3. Bagi murid, asesmen formatif berfungsi membantu murid mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu di kembangkan.
  4. Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai tantangan apa saja yang di hadapi murid dalam proses pembelajaran projek sehingga dukungan yang memadai dapat di berikan.
  5. Asesmen formatif dapat di berikan oleh guru, teman, atau diri sendiri.

Baca Juga: Contoh Angket Motivasi Belajar

2. Asesmen Sumatif

  1. Metode evaluasi yang di lakukan di akhir pembelajaran.
  2. Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap nilai akhir murid sehingga sering di prioritaskan murid daripada asesmen formatif.
  3. Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat di gunakan untuk mengukur perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka untuk projek berikutnya.
Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Baca Juga : Konsep Asesmen Nasional (AN)

C. Penekanan pada Asesmen Formatif

1. Fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif

Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Proporsi fungsi Assessment as, for, dan of learning

Asesmen Formatif dan Sumatif dalam Kurikulum Merdeka

Baca juga: Penyusunan LKPD dan Instrumen Penilaian

2. Membangun Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif

  1. Jumlah asesmen formatif sebaiknya lebih banyak dari jumlah asesmen sumatif
  2. Jelaskan tujuan asesmen formatif adalah untuk perbaikan dan pengembangan diri.
    Asesmen formatif dapat membantu mereka mendapatkan nilai yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir, juga untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
  3. Bangun keterkaitan antara asesmen sumatif dan formatif. Dengan merancang asesmen formatif yang berkontribusi pada tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja murid dan memperjelas relevansi tugas formatif.

3. Mengapa Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif penting?

  1. Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses.
  2. Jika ketergantungan pada asesmen sumatif masih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses murid untuk “mengalami pengetahuan”.

Baca Juga: Komponen Modul Ajar dan RPP dalam Kurikulum Merdeka

D. Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

Contoh bentuk asesmen tidak tertulis

Contoh bentuk asesmen tidak tertulis diantaranya adalah,

  1. Diskusi kelas
  2. Drama
  3. Produk
  4. Presentasi
  5. Tes Lisan

Diskusi kelas

  1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid di depan publik dan mengemukakan pendapat.
  2. Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis.

Drama

  1. Mengembangkan kemampuan seni peran dan berkomunikasi murid.
  2. Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis murid.

Produk

  1. Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama), produk digital, produk seni, dll.
  2. Mengembangkan kreativitas
  3. Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa

Presentasi

  1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
  2. Mendorong murid untuk memahami topik presentasi dengan mendalam

Tes Lisan

  1. Kuis tanya jawab secara lisan
  2. Mengonfirmasi pemahaman murid
  3. Menerapkan umpan balik

E. Umpan Balik dalam Asesmen Formatif dan Sumatif

Mengapa umpan balik penting? Umpan balik merupakan kumpulan informasi mengenai bagaimana seseorang melakukan suatu kegiatan.

Umpan balik biasanya berisi hal baik yang sudah di lakukan, hal yang butuh perbaikan dan hal yang bisa di kembangkan untuk aktivitas selanjutnya.

Fungsi Umpan Balik bagi guru,

  • Memberi informasi perkembangan murid untuk memodifikasi pengajaran dan pembelajaran di masa depan.

Fungsi Umpan Balik bagi Murid,

  1. Membantu murid untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka sehingga murid dapat mengatur dan merasa berperan dalam proses pembelajaran mereka.
  2. Memberikan umpan balik kepada sesama teman juga memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar dari satu sama lain

Baca Juga: Contoh Instrumen Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

F. 10 Prinsip Pemberian Umpan Balik yang Efektif

Prinsip ini di terjemahkan dan di adopsi dari Model Pemberian Umpan Balik yang dua arah (dialogical) dari Nicol, D. (2010) From monologue to dialogue: improving written feedback processes in mass higher education. Assessment & Evaluation in Higher Education, 35(5), 501-517.

G. Cara Membuat Umpan Balik yang Efektif

  • Umpan Balik yang Efektif Harus terdiri dari;
    1. feed up (mengklarifikasi tujuan dengan murid),
    2. feedback (tanggapan atas pekerjaan murid dan kemajuan mereka)
    3. feed forward (saran bagi murid untuk di pakai di masa depan menggunakan data dari feedback).
  • Umpan Balik yang Efektif membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat di mengerti oleh murid dan guru.
  • Umpan Balik yang Efektif memungkinkan murid untuk mengidentifikasi:
    1. apa yang mereka ketahui,
    2. apa yang mereka pahami,
    3. di mana mereka membuat kesalahan,
    4. di mana mereka memiliki kesalahpahaman
    5. kapan mereka terlibat / tidak terlibat dalam pembelajaran.

1. Umpan Balik Guru (Teacher Feedback)

Nah, berikut pertanyaan panduan untuk guru:

  1. Apa saja komponen penting yang perlu ada?
  2. Dokumen apa yang bisa di pakai guru untuk menjadi acuan penulisan umpan balik yang efektif dan objektif?
  3. Apakah ada format umpan balik yang sederhana dan mudah di pahami oleh murid?
  4. Seberapa sering umpan balik harus di berikan?
  5. Seberapa panjang dan detail penulisan umpan balik yang efektif (apabila di berikan tertulis)?
  6. Bagaimana agar murid tertarik untuk membaca umpan balik dan mendapatkan manfaat yang maksimal?

2. Umpan Balik Teman (Peer Feedback)

Nah, berikut pertanyaan panduan untuk murid:

  1. Apa saja komponen penting yang perlu ada?
  2. Apa yang bisa kamu pakai untuk membantu kamu memberikan umpan balik yang efektif dan objektif bagi temanmu?
  3. Apa hal baik yang sudah dilakukan oleh temanmu?
  4. Apa hal yang bisa di perbaiki/ di kembangkan lagi oleh temanmu?
  5. Apa yang bisa di lakukan oleh temanmu agar karyanya bisa lebih baik lagi di kemudian hari?
  6. Informasi apa yang kamu rasa akan bermanfaat untuk membantu pengembangan diri temanmu?

3. Ladder of Feedback

Diagram grafis contoh praktik baik memberikan umpan balik secara berjenjang

Sumber: Bahan-paparan kemdikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close