Apa itu Homeschooling?

Apa itu Homeschooling?

HermanAnis.com – Teman-teman semua pada kesempatan ini kita akan membahas satu praktek pendidikan yang sedang berkembang yakni Homeschooling, Apa itu Homeschooling? itulah menjadi topik bahasan dalam tulisan kali ini.

A. Apa itu Homeschooling?

Homeschooling (HmSch) adalah model pembelajaran di mana anak-anak belajar di rumah, biasanya di pimpin oleh orang tua atau tutor pribadi, dan bukan di sekolah formal. Dalam HmSch, orang tua atau tutor bertanggung jawab untuk merancang dan mengajar kurikulum, memantau kemajuan belajar anak-anak, dan memberikan pengalaman belajar melalui berbagai metode pengajaran seperti ceramah, demonstrasi, atau aktivitas praktis.

Homeschooling sering kali di pilih oleh orang tua yang ingin mengontrol proses pendidikan anak-anak mereka, memastikan bahwa mereka belajar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu. HmSch juga bisa menjadi pilihan bagi orang tua yang merasa bahwa lingkungan sekolah formal tidak sesuai dengan nilai-nilai atau keyakinan mereka.

Namun, homeschooling juga memiliki tantangan dan risiko. Salah satu tantangan utama HmSch adalah kurangnya interaksi sosial dan pengalaman yang biasanya tersedia di lingkungan sekolah formal. HmSch juga dapat menempatkan beban yang besar pada orang tua atau tutor yang bertanggung jawab untuk merancang dan mengajar kurikulum, mengatur jadwal belajar, dan mengevaluasi kemajuan belajar anak-anak.

Apa itu Homeschooling?
Sumber: Saint Monica Jakarta School

B. Apakah homeschooling dapat di terapkan di Indonesia?

Homeschooling sebenarnya dapat di terapkan di Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia memiliki aturan dan regulasi yang ketat terkait dengan HmSch. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, HmSch di Indonesia hanya dapat di terapkan sebagai alternatif bagi peserta didik yang sakit atau mengalami gangguan emosional dan fisik yang membuat mereka tidak mampu mengikuti pendidikan di sekolah formal. Dalam hal ini, homeschooling harus di awasi dan di akui oleh pihak sekolah atau Dinas Pendidikan setempat.

Meskipun demikian, ada beberapa lembaga pendidikan non-formal atau kelompok homeschooling di Indonesia yang berupaya untuk memberikan pendidikan alternatif kepada anak-anak, dengan mengajarkan kurikulum yang di sesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.

Namun, orang tua atau tutor yang ingin menerapkan HmSch di Indonesia tetap perlu memperhatikan peraturan dan regulasi yang berlaku dan memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan terakui oleh pihak sekolah atau Dinas Pendidikan setempat.

C. Daerah mana saja di Indonesia yang telah sukses menjalankan Homeschooling?

Homeschooling atau pendidikan di rumah saat ini semakin populer di Indonesia, terutama selama pandemi COVID-19. Namun, belum ada data yang jelas tentang daerah mana di Indonesia yang telah sukses menjalankan HmSch secara konsisten. Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang telah mengembangkan HmSch dan mendorong pertumbuhan komunitas HmSch, di antaranya:

1. Jakarta

Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki komunitas homeschooling jakarta yang besar dan aktif. Banyak orang tua di Jakarta yang memilih HmSch sebagai alternatif untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan mereka.

2. Bandung

Bandung juga memiliki komunitas homeschooling yang aktif. Beberapa kelompok HmSch di Bandung bahkan telah terorganisir secara formal dan menawarkan program-program pendidikan yang terstruktur.

3. Surabaya

Surabaya adalah kota lain di Indonesia yang aktif dalam mengembangkan homeschooling. Terdapat beberapa kelompok HmSch yang di organisir secara formal di Surabaya dan banyak orang tua yang memilih HmSch sebagai pilihan pendidikan bagi anak-anak mereka.

4. Bali

Bali juga memiliki komunitas homeschooling yang aktif dan berkembang. Banyak orang tua di Bali yang memilih HmSch karena ingin memberikan pendidikan yang lebih terfokus pada kepentingan dan kebutuhan khusus anak-anak mereka.

Selain itu, terdapat juga beberapa daerah lain di Indonesia yang mulai mengembangkan HmSch seperti Yogyakarta, Medan, Malang, Semarang dan lain-lain. Mereka menggunakan berbagai metode pembelajaran, seperti unschooling, Montessori, dan Waldorf.

Beberapa daerah di Indonesia juga telah mengadopsi HmSch sebagai alternatif untuk pendidikan formal. Contohnya, pada tahun 2015, Provinsi Nusa Tenggara Barat meluncurkan program HmSch untuk tingkat SD dan SMP yang di harapkan dapat mengurangi jumlah putus sekolah di daerah tersebut.

Namun, karena HmSch masih merupakan metode pembelajaran yang relatif baru di Indonesia dan di luar kerangka pendidikan formal yang di akui pemerintah, belum ada data resmi yang menunjukkan daerah mana yang telah sukses dalam menjalankan HmSch secara luas.

D. Lembaga atau Komunitas Penyelenggara Homeschooling di Indonesia

Di Indonesia, terdapat beberapa lembaga atau komunitas yang mendukung homeschooling. Beberapa di antaranya adalah:

1. Rumah Belajar Indonesia (RBI)

RBI adalah lembaga pendidikan non-formal yang didirikan pada tahun 2011. Lembaga ini menawarkan program homeschooling dengan metode blended learning, yaitu kombinasi antara pembelajaran online dan offline. RBI juga menyediakan fasilitas seperti tutor online, konsultan akademik, dan pelatihan bagi orang tua yang ingin menjadi pengajar bagi anak-anak mereka.

2. Homeschooling Indonesia

Homeschooling Indonesia adalah komunitas yang didirikan pada tahun 2009. Komunitas ini terbuka untuk semua orang tua yang ingin mencoba HmSch atau yang telah mempraktikkannya. HmSch Indonesia juga menyediakan forum diskusi online, pertemuan rutin, dan acara-acara edukatif.

3. Yayasan Pendidikan Cahaya Bangsa

Yayasan Pendidikan Cahaya Bangsa adalah lembaga pendidikan non-formal yang didirikan pada tahun 2011. Lembaga ini menawarkan program homeschooling dengan metode kreatif dan inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kelompok. Cahaya Bangsa juga menyediakan konsultan akademik dan pelatihan bagi orang tua yang ingin mengajar anak-anak mereka di rumah.

4. Pusat Edukasi Anak Cerdas Indonesia (PEACI)

PEACI adalah lembaga pendidikan non-formal yang di dirikan pada tahun 2011. Lembaga ini menawarkan program homeschooling dengan metode pembelajaran yang berfokus pada perkembangan holistik siswa. Selain itu, PEACI juga menyediakan konsultan akademik dan pelatihan bagi orang tua yang ingin mengajar anak-anak mereka di rumah.

5. Homeschooling Jakarta

Homeschooling Jakarta adalah komunitas yang di dirikan pada tahun 2013. Komunitas ini terbuka untuk semua orang tua yang ingin mencoba HmSch atau yang telah mempraktikkannya di Jakarta dan sekitarnya. HmSch Jakarta juga menyediakan pertemuan rutin, acara-acara edukatif, dan informasi mengenai HmSch di Indonesia.

Perlu di ingat bahwa daftar ini hanya sebagian kecil dari lembaga atau komunitas yang mendukung homeschooling di Indonesia, masih banyak komunitas lain yang dapat di temukan di internet atau melalui informasi dari orang-orang yang sudah mengikuti HmSch.

E. Berapa biaya Homeschooling?

Biaya homeschooling bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti lokasi geografis, kurikulum yang di pilih, dan sumber daya yang di butuhkan untuk mendidik anak secara efektif. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi biaya HmSch:

1. Kurikulum

Biaya kurikulum homeschooling dapat bervariasi tergantung pada jenis kurikulum yang di pilih. Ada banyak jenis kurikulum HmSch yang tersedia, termasuk yang gratis dan berbayar.

2. Bahan-bahan pengajaran

Bahan-bahan pengajaran seperti buku, alat tulis, dan perangkat lunak komputer bisa menjadi biaya yang signifikan bagi orang tua homeschooling. Namun, ada juga banyak sumber daya yang tersedia secara gratis atau murah.

3. Program tambahan

Program tambahan seperti kelas musik, olahraga, atau bahasa asing dapat menambah biaya homeschooling. Namun, beberapa program tambahan bisa di akses secara gratis atau dengan biaya yang terjangkau.

4. Dukungan profesional

Banyak orang tua homeschooling mengambil bantuan dari konsultan pendidikan atau tutor untuk membantu mendidik anak mereka. Biaya untuk dukungan profesional ini bisa beragam.

5. Biaya sosial dan kegiatan

Orang tua homeschooling mungkin perlu membayar biaya sosial dan kegiatan yang di lakukan bersama kelompok HmSch, seperti biaya masuk ke museum atau perjalanan kelompok.

Jadi, keseluruhan biaya homeschooling dapat bervariasi dari ratusan hingga ribuan dolar per tahun, tergantung pada faktor-faktor di atas. Namun, banyak orang tua HmSch menemukan bahwa biaya HmSch jauh lebih terjangkau daripada biaya sekolah tradisional, terutama jika mereka dapat menemukan sumber daya yang murah atau gratis.

F. Apakah Homeschooling dapat Ijazah?

Di Indonesia, pada umumnya homeschooling belum di akui sebagai bentuk pendidikan formal dan belum memiliki mekanisme pengakuan secara resmi dari pemerintah. Oleh karena itu, pada saat ini, belum ada ijazah yang di terbitkan khusus untuk siswa yang belajar melalui HmSch di Indonesia.

Namun, beberapa kelompok homeschooling atau lembaga pendidikan non-formal yang mendukung HmSch di Indonesia, dapat mengeluarkan sertifikat atau laporan kemajuan belajar yang dapat menjadi bukti prestasi akademik siswa. Sertifikat atau laporan ini tidak dapat di gunakan sebagai pengganti ijazah resmi yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan formal yang di akui oleh pemerintah.

Namun, di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, homeschooling diakui sebagai bentuk pendidikan alternatif dan di atur oleh undang-undang. Di negara-negara tersebut, siswa yang mengikuti HmSch dapat memperoleh ijazah setara dengan pendidikan formal lainnya, tergantung pada persyaratan dan prosedur yang berlaku di negara tersebut.

G. Tantangan dan Resiko Homeschooling

Homeschooling memiliki tantangan dan risiko, di antaranya:

  1. Kurangnya interaksi sosial
  2. Beban pada orang tua atau tutor
  3. Terbatasnya sumber daya
  4. Tidak adanya pengawasan dan pengujian
  5. Tidak sesuai dengan karir tertentu
  6. Tidak sesuai dengan regulasi hukum setempat

1. Kurangnya interaksi sosial

Homeschooling dapat membuat anak-anak kurang terpapar dengan interaksi sosial yang biasanya tersedia di lingkungan sekolah formal, seperti interaksi dengan teman sebaya, guru, dan petugas sekolah. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan sosial dan interpersonal anak-anak.

2. Beban pada orang tua atau tutor

Homeschooling menempatkan tanggung jawab utama pada orang tua atau tutor untuk merancang dan mengajar kurikulum, mengatur jadwal belajar, dan mengevaluasi kemajuan belajar anak-anak. Hal ini dapat menempatkan beban yang besar pada orang tua atau tutor, terutama jika mereka juga harus bekerja atau memiliki tanggung jawab lain di luar HmSch.

3. Terbatasnya sumber daya

Homeschooling dapat membatasi akses anak-anak terhadap sumber daya seperti buku teks, peralatan laboratorium, atau bahan ajar yang biasanya tersedia di sekolah formal. Orang tua atau tutor mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli sumber daya dan peralatan yang di perlukan.

4. Tidak adanya pengawasan dan pengujian

Karena homeschooling tidak melibatkan pengawasan dan pengujian yang sama dengan sekolah formal, orang tua atau tutor perlu mencari cara untuk mengevaluasi kemajuan belajar anak-anak secara mandiri. Hal ini bisa memerlukan lebih banyak waktu dan usaha daripada sekolah formal.

5. Tidak sesuai dengan karir tertentu

Homeschooling mungkin tidak cocok untuk anak-anak yang ingin mengejar karir yang memerlukan sertifikasi atau kualifikasi tertentu, seperti profesi kedokteran atau hukum. Orang tua atau tutor harus mempertimbangkan kemungkinan ini saat memilih HmSch sebagai model pendidikan.

6. Tidak sesuai dengan regulasi hukum setempat

Di beberapa negara atau wilayah, homeschooling mungkin tidak di akui atau di atur secara ketat oleh pemerintah setempat. Hal ini dapat membuat HmSch lebih sulit untuk di lakukan atau bahkan ilegal. Oleh karena itu, orang tua atau tutor harus memahami persyaratan hukum setempat dan memastikan bahwa mereka mematuhi semua peraturan yang berlaku.

Baca Juga: Model Pembelajaran Homeschooling

Demikian, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close
Index